Disusun oleh :
Nama : Wedy Maidien
NIM : 41406110016
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Teknik Tenaga Listrik
i
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 4140611016
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Tugas Akhir yang telah saya
buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di
kemudian hari hasil penulisan Tugas Akhir ini merupakan hasil plagiat atau
Mercu Buana.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
( Wedy Maidien )
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Nama : Wedy Maidien
NIM : 41406110016
Jurusan : Teknik Elektro
iii
ABSTRAK
biasanya sering terdapat gangguan. Dalam hal ini gangguan yang akan dibahas di
Penyulang Cacing yang di suplai dari Gardu Induk Sepatan, oleh karena itu PT. PLN
Area Jaringan Tangerang menggunakan pengaman arus lebih pada SUTM yaitu
apabila terjadi gangguan di tengah penyulang atau jarak lokasi sekitar 50 % dari GI
adalah 253,42 amper. Sedangkan berdasarkan data gangguan dari box panel kontrol
recloser yaitu telah terjadi gangguan satu fasa di fasa R yang berada di tengah
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur haruslah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Curahan
Rahmat dan Karuni-Nya yang selalu dilimpahkan kepada semua makhluk ciptaan-
Nya. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi pembawa
rahmat untuk alam semesta, bagi kelurga, sahabat serta orang-orang yang
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
v
4. Bapak Ir. Agus selaku Asisten Manager Administrasi dan SDM, serta Tim
5. Kedua Orang Tua dan saudara-saudara di rumah and Fitri Wulandari (Ade)
STT-PLN Jurusan D3 Elektro angkatan 2000, Sobat- sobat alumni SMU 109
Jakarta dan Anak Maninjau Depok yang telah banyak membantu baik secara
Akhir kata penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh
penyusunan Tugas Akhir ini, baik materi, pembahasan dan penyajian. Oleh karena itu
segala kritik dan saran untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini akan penulis terima
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .. i
Halaman Pernyataan . ii
Abstrak .. iv
Kata Pengantar .. v
BAB I PENDAHULUAN
vii
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Umum 5
kembali .. 16
TEGANGAN MENENGAH
viii
3.5 Perhitungan impedansi sumber . 32
GI Sepatan ... 37
urutan positif .. 41
urutan nol 42
ix
4.4 Menghitung arus hubung singkat 42
5.1 Kesimpulan . 53
5.2 Saran 54
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.8 Sectionalizer kontrol hidrolik satu fasa dan tiga fasa 21
Gambar 3.2 Waktu ingat tiga kali perhitungan untuk mengunci dari
sectionalizer ... 27
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.2 Data gangguan yang tercatat pada box control recloser 48
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Mutu, keandalan, dan kontinuitas penyaluran daya listrik dari PT. PLN
merupakan tuntutan masyarakat yang sejalan dengan tingkat kebutuhan terhadap daya
listrik yang akan digunakan. Masalahnya sekarang adalah bagaimana PT. PLN dapat
mendistribusikan tenaga listrik ini ke konsumen dengan baik, aman dan ekonomis.
gangguan. Gangguan pada sistem tenaga listrik antara lain disebabkan oleh gangguan
Menengah) yang terbanyak merupakan gangguan satu fasa ke tanah yang sifatnya
dengan memakai sistem dan alat pengaman yang sesuai, baik dan memadai.
gangguan di SUTM, oleh karena itu PT. PLN Area Jaringan Tangerang menggunakan
pengaman arus lebih pada sistem distribusi di sisi tegangan menengah yaitu dengan
1
Penggunaan recloser ini akan sangat membantu dalam meningkatkan keandalan
rata-rata pemutusan akibat gangguan yang sering terjadi, juga ditentukan oleh
pada bagian yang tidak terganggu maupun bagian yang terganggu setelah terjadi
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menganalisa penggunaan
menengah.
Pembahasan tentang recloser sangat luas, oleh karena itu perlu dibatasi ruang
lingkup masalah yang akan dibahas. Untuk itu penulis hanya akan membahas tentang
penggunaan recloser di salah satu penyulang yang di suplai dari gardu induk.
2
1.4 Metode Penelitian
suatu masalah yang mungkin dihadapi dalam proses penelitian ini. Cara yang di
lakukan antara lain dengan menggunakan buku buku literature, diktat diktat
kuliah, internet, dan sumber sumber pendukung lainnya dalam mencari landasan
b. Observasi Lapangan
maka penulis akan menguraikan dan menjelaskan secara singkat dan sederhana dalam
3
BAB I PENDAHULUAN
MENENGAH
Bab ini akan membahas tentang koordinasi sistem pengaman arus lebih
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran saran mengenai pembahasan dalam
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Umum
Sistem tenaga listrik adalah semua instalasi dan peralatan yang disediakan
untuk tujuan penyaluran dan pendistribusian tenaga listrik, dengan demikian sistem
Sedangakan pengertian dari distribusi tenaga listrik adalah semua bagian dari
sistem tenaga listrik yang terletak antara sumber tenaga listrik dengan konsumen.
Sumber tenaga listrik ini dapat berupa pembangkit tenaga listrik kecil ataupun gardu
induk yang diberi tenaga listrik dari jaringan transmisi/subtransmisi. Jadi fungsi
distribusi adalah menerima tenaga listrik dari sumber-sumber tenaga listrik dan
sehingga dapat diterima oleh berbagai macam konsumen. Pada gambar 2.1. dapat
5
Gambar 2.1. Diagram garis tunggal sistem tenaga listrik
Jaringan tenaga listrik adalah sarana untuk menyalurkan tenaga listrik sampai
ke konsumen. Jaringan ini ada yang melalui udara yang biasa disebut penghantar
udara/saluran udara dan ada pula yang melalui saluran bawah tanah yang biasa
antara lain : rugi tegangan, rugi daya dan lain sebagainya. Dalam penggunaan dan
macam dari penghantar mana yang dipilih tergantung dari biaya, lingkungan, estetika
dan lain-lain. Hal ini dikarenakan baik tidaknya jaringan tenaga listrik akan
6
2.2 Sistem Jaringan Tegangan Menengah
Saluran tegangan menengah yaitu saluran yang dimulai dari sisi sekunder
trafo tenaga pada gardu induk sampai sisi primer trafo pada gardu distribusi.
Tegangan nominal yang dipakai umumnya : 6, 7, 12, 20 kV dan yang digunakan oleh
PT. PLN ialah tegangan 20 kV. Untuk sistem jaringan tegangan menengah di Jawa
Tengah digunakan sistem 3 fasa 4 kawat. Sedangkan untuk sistem yang dipakai di
1. Jaringan hantaran udara yang dapat menggunakan kawat terbuka atau kabel
udara. Jaringan ini juga biasa disebut Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM).
2. Jaringan hantaran bawah tanah yang hanya menggunakan kabel yang biasa
dan pinggiran kota dengan gardu distribusi cantol, portal dan beton. Pada daerah
menggunakan gardu distribusi beton, portal dan kios. Perbedaan antara kedua macam
7
Tabel 2.1. Perbedaan antara jaringan udara dengan bawah tanah
yang bersumber dari dalam sistemnya sendiri dan gangguan dari luar.
- Deformasi tanah
8
* Untuk SUTM antara lain :
Gangguan yang bersifat temporer, yang dapat hilang dengan sendirinya atau
kemudian menutup balik secara manual ataupun secara otomatis, gangguan ini
bersifat temporer jika tidak dapat diperbaiki dengan segera dapat berubah
pemutus arus bila terjadi gangguan hubung singkat yang di lengkapi dengan alat
pengindera arus gangguan dan merupakan peralatan pengatur kerja yang telah
ditentukan apabila gangguan itu bersifat temporer, maka pemutus arus tidak sampai
9
lockout (terkunci). Sedangkan bila terjadi gangguan yang bersifat permanen, maka
Fasa Tunggal
misalnya pada percabangan fasa tunggal dari sistem jaringan tiga fasa. Fasa
tunggal ini biasanya adalah line recloser yang dipasang pada tiang
Fasa Tiga
recloser tiga fasa umumnya mengamankan saluran tiga fasa terutama pada
saluran utamanya.
Media minyak
dideteksi melalui kumparan kerja (trip coil) yang dihubungkan seri dengan
beban. Bila arus yang mengalir melewati kumparan kerja yang melebihi arus
10
kerja minimum pengenalnya, maka akan tertarik ke bawah yang disebabkan
minyak.
arus kerja kumparan serinya dan urutan kerja dari recloser tanpa harus
11
Gambar 2.2. Recloser kontrol hidrolik satu fasa
12
Gambar 2.3. Recloser kontrol hidrolik fasa tiga
karakteristiknya. Secara garis besar urutan kerja recloser diperlihatkan pada gambar
2. Pada saat terjadi gangguan, (Ihs) arus yang mengalir melalui recloser sangat
13
3. Kontak recloser akan menutup kembali setelah melewati waktu beberapa
detik, sesuai seting yang telah dilakukan apabila ada gangguannya bersifat
4. Jika yang terjadi gangguan permanen maka recloser akan membuka dan
menutup balik sesuai seting yang telah ditentukan dan akan lock out.
Mt
Ib
14
(1) (3) (5)
Ihs
H
Auto Reset Time H
O
O
M (2) (4) M
E
E
IMt
Ib
15
Home adalah posisi saat recloser belum merasakan gangguan. Contoh pada
gambar 2.4 operasi untuk gangguan permanen setelah merasakan ganguan dua kali
maka recloser menghitung waktu trip kedua dan kontak dari recloser akan
gambar 2.5 untuk gangguan temporer pada saat terjadi gangguan hanya sekali maka
posisi dari kontak recloser tidak mengunci tetapi kembali lagi ke posisi semula
A. Beberapa pilihan waktu penutup balik dari recloser dapat dibuat, hal ini sangat
Penutup balik dinyatakan cepat bila waktu matinya hanya sebentar atau kurang dari
satu detik. Penutup balik cepat ini umumnya digunakan pada SUTT yang pada
SUTM pada penutupan pertama kali atau sampai kedua kali waktu minimum. Fungsi
gunakan apabila pengaman cadangan (pemutus tenaga) dikontrol dengan rele arus
lebih. Hal ini untuk memungkinkan rele arus lebih mempunyai cukup waktu untuk
reset.
16
Gambar 2.6. Urutan kerja penutup balik
Cara kerja recloser ini tidak banyak berbeda (recloser terkendali hidrolik dan
sebuah kotak yang terpisah dari tangki recloser. Dalam melakukan perubahan
karakteristik, tingkat arus penjatuh minimum dan urutan operasi recloser dapat
dilakukan dengan mudah tanpa mengeluarkan dari recloser dari tangkinya. Pada
gambar 2.7. merupakan diagram blok recloser elektronik yang memperlihatkan urutan
kerja dalam mendeteksi gangguan. Arus pada saluran dideteksi oleh trafo arus yang
17
control box. Apabila arus itu melebihi batas nilai terendah dari arus penjatuh
minimum, maka level detektor dan timing circuit akan bekerja. Setelah mencapai
waktu tunda yang ditentukan oleh program karakteristik arus-waktu, maka rangkaian
recloser. Sementara itu rele urutan kerja akan bekerja mengatur waktu penutupan
Rele urutan kerja akan di reset oleh riset timing pada posisi semula untuk
belum hilang, maka pada pembukaan yang terakhir sesuai urutan kerja recloser akan
18
2.5 Pengertian Sectionalizer
peralatan pemisah yang secara otomatis akan bekerja sendiri untuk membuka jaringan
bila terjadi gangguan, maka alat pengaman back-upnya yang berada di sisi hulu akan
arus gangguan , tetapi dapat memutus arus normal beban penuh. Oleh sebab itu
sectionalizer dapat berfungsi sebagai saklar beban atau LBS (Load Break switch)
diperhatikan ialah pemilihan waktu mengingat (memory time) dan jumlah hitungan
operasi pemutusan yang dilakukan oleh pengaman back-upnya. Pada alat pengaman
accessory)
19
c. Perlengkapan pembantu pendeteksi arus gangguan ke tanah (ground fault
sensing accessory)
penutupan, waktu merasakan (detecting time), waktu tunda untuk mengatur operasi
penutupan pada waktu arus mengalir, membuka pada saat pengaman hulunya
membuka dan terkunci. Waktu penutupan dimulai dari diberinya energi pada
sectionalizer tertutup, biasanya 4 7 detik. Waktu tunda adalah waktu dari hilangnya
energi listrik dari sumber pada peralatan pengatur sampai terbukanya sectionalizer
keperluan ini alat petunjuk gangguan yang dipasang pada gardu distribusi, biasanya
20
Gambar 2.8. Sectionalizer kontrol hidrolik satu fasa dan tiga fasa
akan menutup kembali dan alat penghitung disisi sectionalizer akan kembali ke posisi
akan kembali ke posisi semula dan siap melakukan perhitungan dari awal. Sedangkan
bila gangguan sifatnya permanen maka penghitung akan berulang kembali sampai
jumlah yang telah diatur, dan sectionalizer akan membuka kontaknya pada saat
21
BAB III
MENENGAH
dan gangguan permanen dapat dibatasi hanya bagian terkecil dari sistem.
biasanya titik koordinasi terdapat pada gardu induk sepanjang feeder (saluran), pada
cabang saluran, dan pada sisi trafo distribusi. Pada gambar diagram satu garis bentuk
22
Semua peralatan pengaman yang ditempatkan pada titik-titik tersebut harus
diseleksi, sehingga dapat dialiri arus beban normal dan bekerja bila ada arus lebih.
Peralatan pengaman yang lebih terdekat dengan beban disebut peralatan pelindung
dan yang dekat dengan sumber disebut peralatan terlindung. Sedangkan A peralatan
pada cabang yang diamankan oleh peralatan pengaman D seperti pada gambar 3.1,
oleh pengaman D. Sehingga sesudah D bekerja dan cabang yang bersangkutan sudah
diisolir arus beban normal dapat tetap mengalir pada sistem selebihnya.
Untuk mendapatkan hasil kerja dari peralatan pengaman arus lebih secara
Pada dasarnya prinsip pokok suatu peralatan koordinasi pengaman arus lebih
sebagai berikut:
23
Pemilihan peralatan pengaman arus lebih selain ditentukan oleh koordinasi
dipergunakan.
Arus lebih maksimum yang mungkin dapat terjadi pada sistem. Arus lebih
pada sistem akan menentukan rating arus dari peralatan pengaman yang
dipergunakan.
dipergunakan
Prinsip pokok ini mempengaruhi pemilihan kurva arus waktu dan urutan kerja
dari peralatan pengaman disisi sumber dan disisi beban, juga penempatan peralatan
pengaman pada saluran distribusi tenaga listrik. Koordinasi peralatan pengaman pada
saluran udara tegangan menengah 20 kV sistem tiga fasa tiga kawat dapat dibagi
menjadi:
24
Pada kesempatan ini hanya akan membahas koordinasi antara recloser dengan
sectionalizer.
pada sistem distribusi, sedangkan recloser adalah peralatan yang berfungsi untuk
memotong/memisahkan line yang rusak ketika line masih terbuka dan tidak ada arus
mengalir.
recloser dan trip serta menguncinya dirinya sendiri sesudah operasi yang telah
ditentukan, biasanya setelah operasi yang ketiga. recloser melanjutkan operasi yang
25
sectionalizer pengaturan hidrolik, maka arus penggerak minimumnya adalah
menutup dan membuka kembali dari recloser ini harus lebih kecil dari waktu
ingatan sectionalizer. Apabila waktu ini ternyata lebih besar dari waktu
dari recloser. Jadi sectionalizer tiga fasa harus beroperasi dengan recloser tiga
fasa.
26
Gambar 3.2 Waktu ingat tiga kali perhitungan untuk mengunci dari
sectionalizer
ulang (reset time) setelah waktu gangguan sementara tergantung waktu ingat yang
dipilih dan jumlah (angka) hitungan yang dipergunakan. Itu dapat berkisar dari 5
sampai 22 menit, waktu pengaturan ulang yang berhubungan dengan recloser dengan
kontrol elektronik adalah 10 sampai 180 detik. Rugi-rugi dari kesalahan koordinasi
time (waktu reset) memberikan pemasangan kembali dengan cepat setelah memory
27
time berhasil menutup kembali dari peralatan/perlengkapan cadangan. Waktu yang
dipilih ini dapat disesuaikan antara 10 sampai 60 detik. Pedoman berikut ini
dengan pembatasan bahwa waktu reset harus melebihi waktu gangguan satu
3. Pengaturan waktu reset hanya ditentukan oleh recloser seperti terlihat pada
gambar 3.10
28
Gambar 3.3. Koordinasi recloser dengan sectionalizer untuk gangguan temporer
di sisi sectionalizer
lebih, sectionalizer untuk disela sepanjang recloser atau fuse. Penggunaan aksesoris
ini pada sectionalizer lebih efektif waktu cepat, dua waktu tunda berurutan pada
29
dan karakteristik penggerakan untuk kedua fasa dan gangguan pembumian. Minimum
gangguan pembumian dari arus penggerak harus diatur tidak lebih rendah dari arus
beban melalui sectionalizer. Jika lebih rendah maka sectionalizer menghitung dan
membuka untuk ganguan pada sisi sumber. Aksesoris ground fault sensing termasuk
hubung singkat yang akan terjadi. Adapaun gangguan hubung singkat yang terjadi
30
Dari ketiga jenis gangguan hubung singkat dapat di hitung dengan menggunakan
hukum ohm :
V
I = .. (3.1)
Z
gangguan (Ohm)
Untuk gangguan 3 fasa yaitu impedansi yang digunakan adalah urutan positif
Vf
I 3 = . (3.2)
Z1eq
31
3.4.2. Hubung singkat 1 fasa-tanah
digunakan adalah jumlah impedansi urutan positif ditambah urutan negatif dan
3Vf
I 1 = ... (3.3)
2 (Z1eq) + (Z0eq)
KV
Xs = .... (3.4)
MVA
32
3.6. Perhitungan impedansi trafo tenaga
impedansi urutan negatif sama dengan besarnya impedansi urutan nol, tergantung
KV
Xt1 = Xt2 = {Z(%)} x .. (3.5)
MVA
33
Untuk menghitung eqivalen jaringan urutan nol adalah dengan menjumlahkan
impedansi trafo (Zs), tahanan dalam (RN) yang terdapat dalam trafo tenaga
34
BAB IV
suatu jaringan agar di dapat suatu unjuk kerja yang optimal dari pengaman sesuai
Dalam hal ini di wilayah PT.PLN Area Pelayanan Sepatan sering terjadi
Sepatan yang sering terjadi gangguan adalah Penyulang Cacing yang dipasok dari GI
Sepatan oleh trafo tenaga dengan kapasitas trafo 30 MVA, 70/20 KV, In 288 A
Untuk itu perlu dipasang suatu alat pengaman yaitu recloser untuk mengatasi
35
4.2 Data peralatan
- Daya : 30 MVA
- Impedansi : 12 %
* Karakteristik : Invers
* Setting : In = 5 A
Is = 0,6 x In
t = 0,5 s
* Karakteristik : Invers
* Setting : In = 1 A
Is = 0,6 x In
t = 0,5 s
36
4.2.3. Data Recloser di Penyulang Cacing dari GI sepatan
- Tipe : ME (elektronik)
Dalam hal ini recloser baru saja di pasang oleh PT. PLN Distribusi Area
Jaringan Tangerang pada awal juni 2008. Sebelum recloser di pasang harus dilakukan
Untuk menghitung arus gangguan pada sistem distribusi, tahapan yang perlu
dilakukan adalah:
37
Gambar 4.1. Lokasi ganguan pada jaringan distribusi
penyulang.
sumber, yaitu :
KV
Xs =
MVA
70
=
60
= 81.6
Karena gangguan terjadi di sisi 20 KV, maka impedansi dikonversikan di sisi 20 KV,
maka :
38
20
Xs = x 81.6
70
= 6.6
kapasitas trafo tenaga 30 MVA, maka dalam menghitung impedansi trafo tenaga
dengan menggunakan persamaan (3.5) di dapatkan reaktansi urutan positif pada sisi
20 KV, yaitu:
KV
Xt1 = Xt2 = {Z(%)} x
MVA
20
= 12 % x
30
= j 1,6
= 10 x 1,6
= 16
39
4.3.3. Menghitung impedansi jaringan
impedansi jaringan yang telah ditentukan yang nilainya tergantung dari panjang
Pada Penyulang Cacing, kawat penghantar yang digunakan adalah kawat A3C
Z1 = Z2 = (0,2162 + j0,3305)
Zo = (0,3441 + j1,6180 )
Z1 = Z2 = (0,4608 + j0,3572)
Zo = (0,6088 + j1,6447)
40
Dengan demikian dapat menghitung impedansi hantaran dengan jarak lokasi
yang telah ditentukan pada gambar diatas dan panjang penyulang adalah 22 km.
positif.
= j8,2 + Z1 penyulang
41
Karena telah ditentukan tempat titik-titik panjang penyulang
menjumlahkan impedansi trafo tenaga, tahanan dalam (RN) yang terdapat pada trafo
tenaga yaitu sebesar 38,5 ohm dan impedansi jaringan urutan nol.
42
Vf 20.000/3 11547
I 3 = = = A
Z1eq Z1eq Z1eq
11547 11547
25 % => I = = = 1144,4 A
(1,19 + j10,02) 1,19 + 10,02
11547 11547
50 % => I = = = 955.87 A
(2,38 + j11,84) 2,38 + 11,84
11547 11547
75 % => I = = = 818,36 A
(3,57 + j13,65) 3,57 + 13,65
11547 11547
100 % => I = = = 713,66 A
(4,76 + j15,47) 4,76 + 15,47
Apabila gangguan hubung singkat yang terjadi jaraknya 25 % atau lebih dekat dari GI
adalah 1144,4 amper, untuk jaraknya yang berada 50 % atau di tengah penyulang
adalah 955,87 amper. Sedangkan yang jaraknya 75 % dari GI adalah 818,36 amper
dan untuk lokasi gangguan yang terjadi di ujung penyulang atau jarak lokasi sekitar
43
4.4.2. Menghitung arus hubung singkat 1 fasa-tanah
3 x 20.000/3 34640
1 = = A
2 (Z1eq) + (Zoeq) 2 (Z1eq) + (Zoeq)
34640 34640
25 % => I = =
2(1,19 + j10,02) + (117,39 + j24,89) (119,77 + j34,93)
34640
= = 277,65 A
119,77 + 34,93
34640 34640
50 % => I = =
2(2,38 + j11,84) + (119,28 + j33,79) (124,04 + J57,44)
34640
= = 253,42 A
124,04 + 57,44
34640 34640
75 % => I = =
2(3,57 + j13,56) + (121,18 + j42,69) (128,32 + J69,99)
34640
= = 236,98 A
128,32 + 69,99
44
34640 34640
100 % => I = =
2(4,76 + j15,47) + (123,07 + j51,59) (132,59 + J82,53)
34640
= = 221,79 A
132,59 + 82,53
Apabila gangguan hubung singkat yang terjadi jaraknya 25 % atau lebih dekat dari GI
adalah 277,65 amper, untuk jaraknya yang berada 50 % atau di tengah penyulang
adalah 253,42 amper. Sedangkan yang jaraknya 75 % dari GI adalah 236,98 amper
dan untuk lokasi gangguan yang terjadi di ujung penyulang atau jarak lokasi sekitar
45
Gambar 4.2. Diagram satu garis Penyulang Cacing di GI Sepatan
46
4.5 Analisa terjadinya gangguan hubung singkat
Pada gambar 4.2. diperlihatkan terjadi gangguan hubung singkat satu fasa
langsung berkerja dan membuka line, kemudian memotong atau memisahkan line
yang rusak ketika line masih terbuka dan tidak ada arus yang mengalir. Pada saat itu
juga rele akan bekerja dan mentrip PMT, dengan mentripnya PMT suplai arus
terhenti dan busur api mati maka gangguan akan hilang. Setelah beberapa saat PMT
dimasukan kembali dan saluran dapat beroperasi secara normal. Karena gangguan ini
peralatan penghitung sectionalizer akan kembali ke posisi semula dan siap untuk
menghitung jumlah operasi recloser dan trip serta mengunci dirinya sendiri sesudah
operasi yang telah ditentukan, biasanya setelah operasi ketiga. Recloser melanjutkan
bagian saluran sesudah sectionalizer yang terkena gangguan akan dibebaskan dari
Pada tabel 4.2. di bawah ini dapat di lihat data gangguan yang terjadi dan
tercatat di box kontrol recloser. Dalam hal ini telah terjadi gangguan hubung singkat
satu fasa-tanah di fasa R yaitu sebesar 326 amper, dan over current trip 219 amper.
47
Tabel 4.2. Data gangguan yang tercatat pada box kontrol recloser
IA IB IC
EVT DATE TIME TYPE (A) (A) (A)
1 17/06/08 16:07:29 no control alarm 0 0 0
2 17/06/08 08:03:40 CONTROL ALARMS 0 0 0
3 14/06/08 09:02:21 MANUAL/EXT CLOSE 0 0 0
4 14/06/08 09:01:11 HOT-LINE TAG OFF 0 0 0
5 14/06/08 09:56:51 HOT-LINE TAG ON 0 0 0 0
6 14/06/08 08:15:14 FAULT DATA (pri) 326 0 0
7 14/06/08 09:15:14 OVER CURRENT TRIP 219 0 0
8 14/06/08 09:49:14 CONTROL LOCK OUT 0 0 0
9 08/06/08 09:49:14 MANUAL/EXT CLOSE 0 0 0
10 08/06/08 09:49:14 HOT-LINE TAG OFF 0 0 0
11 08/06/08 09:49:07 HOT-LINE TAG ON 0 0 0
12 08/06/08 09:45:06 CONTROL LOCK OUT 0 0 0
13 08/06/08 09:45:05 NORMAL PROFILE 0 0 0
14 08/06/08 09:45:03 CONTROL LOCKOUT 0 0 0
15 08/'06/08 09:44:24 ALT PROFILE #2 0 0 0
16 08/'06/08 09:43:28 CONTROL LOCKOUT 0 0 0
17 08/'06/08 09:43:26 ALT PROFILE #1 0 0 0
18 08/'06/08 09:43:04 no control alarm 0 0 0
19 08/'06/08 09:42:45 CONTROL LOCKOUT 0 0 0
20 08/'06/08 09:42:43 CONTROL ALARM 0 0 0
21 08/0'6/08 09:42:43 NORMAL PROFILE 0 0 0
22 08/'06/08 09:42:08 No control alarm 0 0 0
23 08/'06/08 09:42:08 CONTROL ALARM 0 0 0
24 08/'06/08 09:42:02 CONTROL LOCKOUT 0 0 0
25 08/'06/08 09:41:50 ALT PROFILE #3 0 0 0
26 08/'06/08 09:41:48 CONTROL LOCKOUT 0 0 0
27 08/'06/08 09:41:07 ALT PROFILE #2 0 0 0
28 08/'06/08 09:41:13 CONTROL LOCKOUT 0 0 0
29 08/'06/08 09:40:11 ALT PROFILE #1 0 0 0
30 08/'06/08 09:37:58 CONTROL LOCKOUT 0 0 0
31 08/'06/08 09:23:23 HOT LINE TAG OFF 0 0 0
32 08/'06/08 09:22:03 HOT LINE TAG ON 0 0 0
33 08/'06/08 09:22:02 HOT LINE TAG OFF 0 0 0
48
4.6 Setting panel kontrol
difungsikan, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menseting panel kontrol
yaitu berapa besar arus beban pada jaringan di sebelah recloser terpasang, berapa arus
fault atau arus maksimal yang masuk sampai recloser trip, berapa ratio CT
(trafo arus) yang dipasang pada recloser, dan berapa besar penampang kabel yang
digunakan.
Ratio CT : 300/5
49
4.7 Penjabaran dari box kontrol recloser
pemasukan/pelepasan PMT recloser. Dari dalam kontrol box ini setting recloser dapat
ditentukan.
Arus jaringan mengalir melalui recloser yang dirasakan oleh ketiga bushing
trafo arus yang terletak di dalam recloser, satu untuk tiap fasanya. Ketika arus fasa
yang telah diprogram atau diatur. Kontrol kyle form 4C berinisiatif mengatur
rangkaian program dari trip/pemutusan recloser dan penutupan operasi. Jika terjadi
operasi recloser setelah terjadi penutupan recloser yang baik/sukses, dan reset control
untuk memulai rangkaian opearasi setelah adanya waktu tunda. Jika terjadi gangguan
permanen, kontrol akan mengerjakan rangkaian program secara lengkap dari perintah
recloser untuk mengunci dan bersamaan itu dengan terbukanya recloser. Sekali
operasi.
terletak di dalam recloser, satu untuk tiap fasanya. Keluaran dari trafo ini
50
mengambil data arus dan menghitung arus RMS (gangguan) untuk tiap fasanya dan
pembumian.
Data port
Trip Circuit Keyboard
Display
Recloser
mechanism Close Circuit
Microprosesor
Ketika arus yang ditentukan melebihi yang telah diprogramkan dari minimum
pemutusan, maka rangkaian akan menjadi two fast dan two delay operasi:
1. Sinyal arus lebih tergabung dengan waktu pada kurva yang terpilih untuk
operasi pada trip pertama untuk menghasilkan sinyal yang memberikan energi
ke rangkaian pemutusan.
51
3. Secara serempak mikroprosesor memulai perhitungan jarak waktu tunda
5. Ketika reset tunda habis, kontrol direset untuk kembali ke keadaan awal dan
pada kurva fast dan delay, penutupan dan jarak waktu reset adalah untuk
52
BAB V
5.1. Kesimpulan
berikut :
2. Sedangkan berdasarkan data gangguan dari panel box kontrol recloser telah
terjadi gangguan hubung singkat satu fasa-tanah di fasa R sebesar 326 amper,
53
5.2. Saran
pelayanan sampai ke pemakai energi listrik. Oleh karena itu tingkat keandalan
baik.
54