Anda di halaman 1dari 21

Finda Safitri 1102011106 aferen primer menanggapi rangsangan berbahaya.

Nosiseptors terkena rangsangan


berbahaya ketika kerusakan jaringan dan inflamasi terjadi sebagai akibat dari,
1. Mengetahui dan menjelaskan pusat dan jaras nyeri misalnya, trauma, pembedahan, peradangan, infeksi dan iskemia.
Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa yang tidak nyaman biasanya berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau potensial (Corwin J.E.). Ketika suatu jaringan Nociceptors didistribusikan pada ;
mengalami cedera, atau kerusakan mengakibatkan dilepasnya bahan bahan yang 1. Struktur Somatik (kulit, otot, jaringan ikat, tulang, sendi);
dapat menstimulus reseptor nyeri seperti serotonin, histamin, ion kalium, bradikinin, 2. Struktur Viseral (organ viseral seperti hati, saluran gastro-intestinal).
prostaglandin, dan substansi P yang akan mengakibatkan respon nyeri (Kozier dkk). 3. Serat C dan serat A-delta yang terkait dengan kualitas yang berbeda rasa sakit.
Nyeri juga dapat disebabkan stimulus mekanik seperti pembengkakan jaringan yang
menekan pada reseptor nyeri. (Taylor C. dkk). Ada tiga kategori rangsangan berbahaya:
Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan 1. Mekanik (tekanan, pembengkakan, abses, irisan, pertumbuhan tumor);
2. Thermal (membakar, panas);
jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan
3. Kimia (neurotransmitter rangsang, racun, iskemia, infeksi).
melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis
Penyebab stimulasi mungkin internal, seperti tekanan yang diberikan oleh tumor atau
medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut dipersepsikan
eksternal, misalnya, terbakar. Stimulasi ini menyebabkan pelepasan mediator kimia
dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah mengalami
berbahaya dari sel-sel yang rusak, termasuk: prostaglandin, bradikinin, serotonin,
modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan yang dapat
substansi P, kalium, histamin. Mediator kimia ini mengaktifkan nosiseptor terhadap
membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, suhu (panas atau dingin)
rangsangan berbahaya. Dengan maksud memperbaiki rasa nyeri, pertukaran ion
dan agen kimiawi yang dilepaskan karena trauma/inflamasi.
natrium dan kalium (depolarisasi dan repolarisasi) terjadi pada membran sel. Hal ini
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk mengubah
menghasilkan suatu potensial aksi dan generasi dari sebuah impuls nyeri.
berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang
dijalarkan ke system saraf pusat.
2. Proses Transmisi ( Trasmision)
Proses tranmisi dimaksudkan sebagai penyaluran impuls melalui saraf sensoris
PENYEBAB NYERI
menyusul proses transduksi. Impuls ini akan disalurkan oleh serabut saraf A delta dan
Rasa nyeri dimulai dengan adanya perangsangan pada reseptor nyeri oleh stimulus
serabut C sebagai neuron pertama, dari perifer ke medulla spinalis dimana impuls
nyeri. Stimulus nyeri dapat dibagi tiga yaitu mekanik, termal, dan kimia. Mekanik,
tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh traktus
spasme otot merupakan penyebab nyeri yang umum karena dapat mengakibatkan
sphinotalamikus sebagai neuron kedua. Dari thalamus selanjutnya impuls disalurkan
terhentinya aliran darah ke jaringan ( iskemia jaringan), meningkatkan metabolisme
ke daerah somato sensoris di korteks serebri melalui neuron ketiga, dimana impuls
di jaringan dan juga perangsangan langsung ke reseptor nyeri sensitif mekanik.
tersebut diterjemahkan dan dirasakan sebagai persepsi nyeri.
PROSES UTAMA
3. Proses Modulasi (Modulation)
Fisiologi nyeri melalui proses-proses berikut
Proses modulasi adalah proses dimana terjadi interaksi antara sistem analgesik
1. Proses Transduksi (Transduction)
endogen yang dihasilkan oleh tubuh pada saat nyeri masuk ke kornu posterior medula
Proses transduksi merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri diubah menjadi suatu
spinalis. Proses acendern ini di kontrol oleh otak. Sistem analgesik endogen ini
aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Stimuli ini dapat berupa stimuli
meliputi enkefalin, endorfin, serotonin, dan noradrenalin memiliki efek yang dapat
fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia (substansi nyeri). Transduksi rasa sakit
menekan impuls nyeri pada kornu posterior medulla spinalis. Kornu posterior ini
dimulai ketika ujung saraf bebas (nociceptors) dari serat C dan serat A delta neuron
dapat diibaratkan sebagai pintu yang dapat tertutup atau terbukanya pintu nyeri medulla spinalis, masuk ke zona lissauer, serat pascaganglion simpatis adalah serat
tersebut diperankan oleh sistem analgesik endogen tersebut di atas. Proses modulasi eferen dan terdiri dari serat-serat C tidak bermielin.
Transduksi adalah proses dimana stimulus noksius aktivitas elektrik reseptor terkait.
inilah yang menyebabkan persepsi nyeri menjadi sangat subyektif pada setiap orang. . SENSITISASI NOSISEPTOR DI DAERAH CEDERA JARINGAN
Suatu jaras tertentu telah diternukan di sistem saran pusat yang secara selektif Pengaktifan langsung dengan tekanan
menghambat transmisi nyeri di medulla spinalis. Jaras ini diaktifkan oleh stress atau intensif yang menyebabkan kerusa
obat analgetika seperti morfin (Dewanto). kan sel. Kerusakan sel menyebabkan
dibebaskannya kalium ( K) intra sel
4. Persepsi dan sintesis prostaglandin (PgG) dan
Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri. Pada saat individu bradikinin (BK. Prostaglandin
menjadi sadar akan nyeri, maka akan terjadi reaksi yang kompleks. meningkatkan sensitivitas reseptor
a. Korteks somatosensori: Ini adalah terlibat dengan persepsi dan interpretasi dari nyeri bradikinin, yaitu zat kimia
sensasi. Ini mengidentifikasi intensitas, jenis dan lokasi sensasi rasa sakit dan sensasi penghsil nyeri yang paling kuat.
yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu, memori dan aktivitas kognitif. Ini
mengidentifikasi sifat stimulus sebelum memicu respons, misalnya, di mana rasa
sakit itu, seberapa kuat itu dan bagaimana rasanya.
b. Sistem limbik: Hal ini bertanggung jawab untuk respon emosi dan perilaku
terhadap rasa sakit misalnya, perhatian, suasana hati, dan motivasi, dan juga dengan
pengolahan rasa sakit,dan pengalaman masa lalu rasa sakit. JALUR-JALUR NYERI

RESEPTOR NYERI
Aferen primer mencakup
serat A-alfa dan A-beta
yang besar dan bermielen
serta membawa impuls
yang besar dan tidak
bermielin ( tidak
diperlihatkan ) serta
membawa impuls yang
memperantarai sentuhan,
tekanan, dan propriosepsi
dan serat A-delta yang
kecil bermielin dan serat C
yang tidak bermielin, yang
membawa impuls nyeri. Aferen-aferen primer ini menyatu di sel-sel kornu dorsalis
A. Serat nyeri A-delta halus dan C, yang masing-masing membawa nyeri akut tajam mana sensasi seperti panas, dingin, nyeri, dan sentuhan pertama kali dipersepsikan.
dan kronik- lambat, bersinaps di substansia gelatinosa tanduk dorsal, memotong Pesan lalu dihantarkan ke cortex, di mana intensitas dan lokasi nyeri dipersepsikan.
medullaspinalis, dan naik ke otak di cabang neospinotalamikus atau cabang Penyembuhan nyeri dimulai sebagai tanda dari otak kemudian turun ke spinal cord.
paleospinotalamikus traktus spinotalamikus, yang terutama diaktifkan oleh aferen Di bagian dorsal, zat kimia seperti endorphin dilepaskan untuk mengurangi nyeri di
perifer a-delta, bersinaps di nucleus vebtroposterolateralis (VPN) thalamus dan daerah yang terluka.
melanjutkan diri secara Di dalam spinal cord, ada gerbang yang dapat terbuka atau tertutup. Saat gerbang
langsung ke korteks terbuka, impuls nyeri lewat dan dikirim ke otak. Gerbang juga bisa ditutup.
somatosensorik girus Stimulasi saraf sensoris dengan menggaruk secara perlahan di dekat daerah nyeri
postsentralis, tempat dapat menutup gerbang sehingga rnencegah transmisi impuls nyeri. Impuls dari
nyeri dipersepsikan pusat juga dapat menutup gerbang, misalnya perasaan sernbuh dapat mengurangi
sebagai sensasi tajam dan dampak atau beratnya nyeri yang dirasakan.
berbatas tegas. Cabang Kozier, dkk. (1995) mengatakan bahwa nyeri akan menyebabkan respon tubuh
paleospinotalamikus, meliputi aspek pisiologis dan psikologis, merangsang respon otonom:
yang terutama diaktifkan
oleh aferen perifer C, RESPON FISIOLOGIS TERHADAP NYERI
adalah suatu jalur difus Kozier, dkk. (1995) mengatakan bahwa nyeri akan menyebabkan respon tubuh
yang mengirim kolateral- meliputi aspek pisiologis dan psikologis, merangsang respon otonom.
kolateral ke formatio
retikularis batang otak 1) Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan superficial)
dan struktur lain, yang a) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan pernafasan
merupakan asal dari b) Peningkatan denyut nadi
serat-serat lain, berjalan c) Vasokonstriksi perifer, peningkatan tekanan darah
ke thalamus. Serat- serat d) Peningkatan nilai gula darah
ini memengaruhi e) Diaphoresis
hipotalamus dan system f) Peningkatan kekuatan/tegangan otot
limbic serta korteks g) Dilatasi pupil
serebrum. h) Penurunan motilitas GI
Wajah pucat,
B. Serat nyeri C aferen bersinaps terutama di substansia gelatinosa ( lamina I dan II)
kornu dorsalis, sedangkan serat nyeri A delta terutama bersinaps di lamina I dan V. 2) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)
Nyeri diawali sebagai pesan yang diterima oleh saraf-saraf perifer. Zat kimia a) Muka pucat
(substansi P, bradikinin, prostaglandin) dilepaskan, kemudian menstimulasi saraf b) Otot mengeras
perifer, membantu mengantarkan pesan nyeri dari daerah yang terluka ke otak. Sinyal c) Penurunan HR dan BP
nyeri dari daerah yang terluka berjalan sebagai impuls elektrokimia di sepanjang d) Nafas cepat dan irreguler
nervus ke bagian dorsal spinal cord (daerah pada spinal yang menerima sinyal dari e) Nausea dan vomitus
seluruh tubuh). Pesan kemudian dihantarkan ke thalamus, pusat sensoris di otak di f) Kelelahan dan keletihan (Black M.J,dkk).
Nyeri diawali sebagai pesan yang diterima oleh saraf-saraf perifer, Zat kimia
RESPON TINGKAH LAKU TERHADAP NYERI (substansi P, bradikinin, prostaglandin) dilepaskan, kemudian menstimulasi
1. Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup: saraf perifer, membantu mengantarkan pesan nyeri dari daerah yang terluka ke otak.
2. Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur) Sinyal nyeri dari daerah yang terluka berjalan sebagai impuls elektrokimia di
3. Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir) sepanjang nervus ke bagian dorsal spinal cord (daerah pada spinal yang menerima
4. Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari & sinyal dari seluruh tubuh).
tangan Pesan kemudian dihantarkan ke thalamus, pusat sensoris di otak di mana sensasi
5. Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan, Menghindari seperti panas, dingin, nyeri, dan sentuhan pertama kali dipersepsikan. Pesan lalu
kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pd aktivitas menghilangkan nyeri) dihantarkan ke cortex, di mana intensitas dan lokasi nyeri dipersepsikan.
Pada nyeri yang parah dan serangan yang mendadak merupakan ancaman yang Di dalam spinal cord, ada gerbang yang dapat terbuka atau tertutup. Saat gerbang
mempengaruhi manusia sebagai sistem terbuka untuk beradaptasi dari stressor yang terbuka, impuls nyeri lewat dan dikirim ke otak. Gerbang juga bisa ditutup. Stimulasi
mengancam dan menganggap keseimbangan. Hipotalamus merespon terhadap saraf sensoris dengan menggaruk secara perlahan di dekat daerah nyeri dapat
stimulus nyeri dari reseptor perifer atau korteks cerebral melalui sistem hipotalamus menutup gerbang sehingga mencegah transmisi impuls nyeri. Impuls dari pusat juga
pituitary dan adrenal dengan mekanisme medula adrenal hipofise untuk menekan dapat menutup gerbang, misalnya perasaan sembuh dapat mengurangi dampak atau
fungsi yang tidak penting bagi kehidupan sehingga menyebabkan hilangnya situasi beratnya nyeri yang dirasakan (Patricia & Walker).
menegangkan dan mekanisme kortek adrenal hopfise untuk mempertahankan Termal, rasa nyeri yang ditimbulkan oleh suhu yang tinggi tidak berkorelasi dengan
keseimbangan cairan dan elektrolit dan menyediakan energi kondisi emergency untuk jumlah kerusakan yang telah terjadi melainkan berkorelasi dengan kecepatan
mempercepat penyembuhan. Apabila mekanisme ini tidak berhasil mengatasi kerusakan jaringan yang timbul. Hal ini juga berlaku untuk penyebab nyeri lainnya
Stressor (nyeri) dapat menimbulkan respon stress seperti turunnya sistem imun pada yang bukan termal seperti infeksi, iskemia jaringan, memar jaringan, dll. Pada suhu
peradangan dan menghambat penyembuhan dan kalau makin parah dapat terjadi syok 45 C, jaringan jaringan dalam tubuh akan mengalami kerusakan yang didapati pada
ataupun perilaku yang meladaptif. sebagian besar populasi.
Kimia, ada beberapa zat kimia yang dapat merangsang nyeri seperti bradikinin,
Transmisi, dalam proses ini terlibat tiga komponen saraf yaitu saraf sensorik perifer serotonin, histamin, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim proteolitik. Dua zat
yang meneruskan impuls ke medulla spinalis, kemudian jaringan saraf yang lainnya yang diidentifikasi adalah prostaglandin dan substansi P yang bekerja dengan
meneruskan impuls yang menuju ke atas (ascendens), dari medulla spinalis ke batang meningkatkan sensitivitas dari free nerve endings. Prostaglandin dan substansi P
otak dan thalamus. Yang terakhir hubungan timbal balik antara thalamus dan cortex. tidak langsung merangsang nyeri tersebut. Dari berbagai zat yang telah
Modulasi yaitu aktivitas saraf utk mengontrol transmisi nyeri. Suatu jaras tertentu dikemukakan, bradikinin telah dikenal sebagai penyebab utama yang menimbulkan
telah diteruskan di sistem saran pusat yang secara selektif menghambat transmisi nyeri yang hebat dibandingkan dengan zat lain. Kadar ion kalium yang meningkat
nyeri di medulla spinalis. Jaras ini diaktifkan oleh stress atau obat analgetika seperti dan enzim proteolitik lokal yang meningkat sebanding dengan intensitas nyeri yang
morfin (Dewanto). sirasakan karena kedua zat ini dapat mengakibatkan membran plasma lebih
Persepsi, Proses impuls nyeri yang ditransmisikan hingga menimbulkan perasaan permeabel terhadap ion. Iskemia jaringan juga termasuk stimulus kimia karena pada
subyektif dari nyeri sama sekali belum jelas. bahkan struktur otak yang menimbulkan keadaan iskemia terdapat penumpukan asam laktat, bradikinin, dan enzim
persepsi tersebut juga tidak jelas. Sangat disayangkan karena nyeri secara mendasar proteolitik.
merupakan pengalaman subyektif sehingga tidak terhindarkan keterbatasan untuk Reseptor nyeri banyak tersebar pada lapisan superfisial kulit dan juga pada jaringan
memahaminya (Dewanto). internal tertentu, seperti periosteum, dinding arteri, permukaan sendi, falx, dan
tentorium. Kebanyakan jaringan internal lainnya hanya diinervasi oleh free nerve
endings yang letaknya berjauhan sehingga nyeri pada organ internal umumnya timbul apabila keduanya digabungkan, sering disebut dengan substansia gelatinosa.
akibat penjumlahan perangsangan berbagai nerve endings dan dirasakan sebagai slow Kebanyakan sinyal kemudian akan melalui sebuah atau beberapa neuron pendek yang
chronic- aching type pain. menghubungkannya dengan area lamina V lalu kemudian kebanyakan serabut saraf
Nyeri dapat dibagi atas dua yaitu fast pain dan slow pain. Fast pain, nyeri akut, ini akan bergabung dengan serabut saraf dari fast-sharp pain pathway. Setelah itu,
merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu 0,1 s setelah stimulus diberikan. Nyeri neuron terakhir yang panjang akan menghubungkan sinyal ini ke otak pada jaras
ini disebabkan oleh adanya stimulus mekanik dan termal. Signal nyeri ini anterolateral.
ditransmisikan dari saraf perifer menuju korda spinalis melalui serat A dengan Ujung dari traktus paleospinotalamikus kebanyakan berakhir pada batang otak dan
kecepatan mencapai 6 30 m/s. Neurotransmitter yang mungkin digunakan adalah hanya sepersepuluh ataupun seperempat sinyal yang akan langsung diteruskan ke
glutamat yang juga merupakan neurotransmitter eksitatorik yang banyak digunakan talamus. Kebanyakan sinyal akan berakhir pada salah satu tiga area yaitu : (1)
pada CNS. nukleus retikularis dari medulla, pons, dan mesensefalon, (2) area tektum dari
Slow pain, nyeri kronik, merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu lebih dari 1 mesensefalon, (3) regio abu abu dari peraquaductus yang mengelilingi aquaductus
detik setelah stimulus diberikan. Nyeri ini dapat disebabkan oleh adanya stimulus Silvii. Ketiga bagian ini penting untuk rasa tidak nyaman dari tipe nyeri. Dari area
mekanik, kimia dan termal tetapi stimulus yang paling sering adalah stimulus kimia. batang otak ini, multipel serat pendek neuron akan meneruskan sinyal ke arah atas
Signal nyeri ini ditransmisikan dari saraf perifer menuju korda spinalis melalui serat melalui intralaminar dan nukleus ventrolateral dari talamus dan ke area tertentu dari
C dengan kecepatan mencapai 0,5 2 m/s. Neurotransmitter yang digunakan adalah hipotalamus dan bagian basal otak.
substansi P.
Jalur yang ditempuh dapat dibagi menjadi dua pathway yaitu fast-sharp pain INTERPRETASI SKALA NYERI
pathway dan slow- chronic pain pathway. Setelah mencapai korda spinalis melalui Interpretasi skala nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh
dorsal spinalis, serat nyeri ini akan berakhir pada relay neuron pada kornu dorsalis individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan
dan selanjutnya akan dibagi menjadi dua traktus yang selanjutnya akan menuju ke kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
otak. Traktus itu adalah neospinotalamikus untuk fast pain dan paleospinotalamikus orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling
untuk slow pain. mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.
Traktus neospinotalamikus untuk fast pain, pada traktus ini, serat A yang Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti
mentransmisikan nyeri akibat stimulus mekanik maupun termal akan berakhir pada tentang nyeri itu sendiri
lamina I (lamina marginalis) dari kornu dorsalis dan mengeksitasi second-order Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :
neurons dari traktus spinotalamikus. Neuron ini memiliki serabut saraf panjang yang 1) Skala intensitas nyeri deskriptif
menyilang menuju otak melalui kolumn anterolateral. Serat dari neospinotalamikus
akan berakhir pada: (1) area retikular dari batang otak (sebagian kecil), (2) nukleus
talamus bagian posterior (sebagian kecil), (3) kompleks ventrobasal (sebagian besar).
Traktus lemniskus medial bagian kolumn dorsalis untuk sensasi taktil juga berakhir
pada daerah ventrobasal. Adanya sensori taktil dan nyeri yang diterima akan
memungkinkan otak untuk menyadari lokasi tepat dimana rangsangan tersebut
diberikan. 2) Skala identitas nyeri numerik
Traktus paleospinotalamikus untuk slow pain, traktus ini selain mentransmisikan
sinyal dai serat C, traktus ini juga mentransmisikan sedikit sinyal dari serat A. Pada
traktus ini , saraf perifer akan hampir seluruhnya nerakhir pada lamina II dan III yang
memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan nyeri. Skala
penilaian numerik (Numerical rating scales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti
alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala
0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan
setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka
3) Skala analog visual
direkomendasikan patokan 10 cm (AHCPR, 1992).
Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi. VAS adalah
suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi
verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk
mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukuran keparahan
nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada
Keterangan : rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka.
0 : Tidak nyeri Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan tidak
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. mengkomsumsi banyak waktu saat klien melengkapinya. Apabila klien dapat
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat membaca dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan nyeri, tapi
dengan baik. juga, mengevaluasi perubahan kondisi klien. Perawat dapat menggunakan setelah
terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai apakah nyeri mengalami
penurunan atau peningkatan.

KLASIFIKASI NYERI
Menurut Long C.B (1996) mengklasifikasi nyeri berdasarkan jenisnya, meliputi :
1. Nyeri akut, nyeri yang berlangsung tidak melebihi enam bulan, serangan
mendadak dari sebab yang sudah diketahui dan daerah nyeri biasanya sudah
Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas diketahui, nyeri akut ditandai dengan ketegangan otot, cemas yang keduanya
nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri sebagai yang akan meningkatkan persepsi nyeri.
ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan 2. Nyeri kronis, nyeri yang berlangsung enam bulan atau lebih, sumber nyeri tidak
klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan. diketahui dan tidak bisa ditentukan lokasinya. Sifat nyeri hilang dan timbul pada
Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih periode tertentu nyeri menetap.
obyektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan
sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun Corwin J.E (1997) mengklasifikasikan nyeri berdasarkan sumbernya meliputi :
dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking dari tidak 1. Nyeri kulit, adalah nyeri yang dirasakan dikulit atau jaringan subkutis, misalnya
terasa nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan. Perawat menunjukkan klien nyeri ketika tertusuk jarum atau lutut lecet, lokalisasi nyeri jelas disuatu
skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri trbaru yang ia dermatum.
rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan 2. Nyeri somatik adalah nyeri dalam yang berasal dari tulang dan sendi, tendon, otot
dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini rangka, pembuluh darah dan tekanan syaraf dalam, sifat nyeri lambat.
3. Nyeri Viseral, adalah nyeri dirongga abdomen atau torak terlokalisasi jelas c. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi
disuatu titik tapi bisa dirujuk kebagian-bagian tubuh lain dan biasanya parah.
4. Nyeri Psikogenik, adalah nyeri yang timbul dari pikiran pasien tanpa diketahui 4. Menurut Waktu Serangan
adanya temuan pada fisik (Long, 1989 ; 229). Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan tipe nyeri. Pada tahun 1986, The
5. Nyeri Phantom limb pain, adalah nyeri yang dirasakan oleh individu pada salah National Institutes of Health Concencus Conference of Pain mengkategorikan nyeri
satu ekstremitas yang telah diamputasi (Long, 1996 ; 229). menurut penyebabnya. Partisipan dari konferensi tersebut mengidentifikasi 3 (tiga)
tipe dari nyeri : akut, Kronik Malignan dan Kronik Nonmalignan.
1. Menurut Tempat Nyeri akut timbul akibat dari cedera akut, penyakit atau pembedahan. Nyeri Kronik
a. Periferal Pain Nonmalignan diasosiasikan dengan cedera jaringan yang tidak progresif atau yang
1) Superfisial Pain (Nyeri Permukaan) menyembuh. Nyeri yang berhubungan dengan kanker atau penyakit progresif disebut
2) Deep Pain (Nyeri Dalam)
Chronic Malignant Pain. Meskipun demikian, perawat biasanya berpegangan
3) Reffered Pain (Nyeri Alihan) ; nyeri yang dirasakan pada area yang bukan
terhadap dua tipe nyeri dalam prakteknya yaitu akut dan kronis.
merupakan sumber nyerinya.
b. Central Pain
Terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinal cord, batang otak dll.
2. Mengetahui dan menjelaskan nyeri kepala
c. Psychogenic Pain
Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari trauma psikologis. 2.1. Definisi
d. Phantom Pain Nyeri kepala juga bias terjadi karena peningkatan tekanan intrakranial akan
Phantom Pain merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudah tak ada lagi, menyebabkan traksi dan pergeseran struktur struktur peka nyeri. Iskemia yang
contohnya pada amputasi. Phantom pain timbul akibat dari stimulasi dendrit yang diakibatkan dari penekanan tumor ke jaringan sekitarnya dapat menyebabkan
berat dibandingkan dengan stimulasi reseptor biasanya. Oleh karena itu, orang pelepasan mediator inflamasi. Traksi, pergeseran, serta inflamasi yang terjadi pada
tersebut akan merasa nyeri pada area yang telah diangkat. kepala dapat menyebabkan nyeri kepala.
e. Radiating Pain
Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringan sekitar. 2.2. Klasifikasi

2. Menurut Sifat
a. Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang
b. Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama
c. Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali dan biasanya
menetap10 15 menit, lalu menghilang dan kemudian timbul kembali.
d. Intractable Pain : nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi. Contoh
pada arthritis, pemberian analgetik narkotik merupakan kontraindikasi akibat
dari lamanya penyakit yang dapat mengakibatkan kecanduan.

3. Menurut Berat Ringannya


a. Nyeri ringan : dalam intensitas rendah
b. Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologis
sedangkan pada wanita, migren sering terjadi pada usia besar dari 12 tahun. HIS
juga mengemukakan cluster headache 80-90% terjadi pada pria dan prevalensi
sakit kepala akan meningkat setelah umur 15 tahun.

2.5 Patofisiologi
Nyeri kepala dipengaruhi oleh nukleus trigeminoservikalis yang merupakan
nosiseptif yang penting untuk kepala, tenggorokan dan leher bagian atas. Semua
aferen nosiseptif dari saraf trigeminus, fasial, glosofaringeus, vagus, dan saraf
dari C1 3 beramifikasi pada grey matter area ini. Nukleus trigeminoservikalis
terdiri dari tiga bagian yaitu pars oralis yang berhubungan dengan transmisi
sensasi taktil diskriminatif dari regio orofasial, pars interpolaris yang
berhubungan dengan transmisi sensasi taktil diskriminatif seperti sakit gigi, pars
kaudalis yang berhubungan dengan transmisi nosiseptif dan suhu.
Terdapat overlapping dari proses ramifikasi pada nukleus ini seperti aferen
dari C2 selain beramifikasi ke C2, juga beramifikasi ke C1 dan C3. Selain itu,
aferen C3 juga akan beramifikasi ke C1 dan C2. Hal ini lah yang menyebabkan
terjadinya nyeri alih dari pada kepala dan leher bagian atas.
Nyeri alih biasanya terdapat pada oksipital dan regio fronto orbital dari
kepala dan yang jarang adalah daerah yang dipersarafi oleh nervus maksiliaris
dan mandibularis. Ini disebabkan oleh aferen saraf tersebut tidak atau hanya
2.3. Etiologi
sedikit yang meluas ke arah kaudal. Lain halnya dengan saraf oftalmikus dari
Sakit kepala bisa disebabkan oleh kelainan: (1) vaskular, (2) jaringan saraf, (3)
trigeminus. Aferen saraf ini meluas ke pars kaudal.
gigi geligi, (4) orbita, (5) hidung dan (6) sinus paranasal, (7) jaringan lunak di
Saraf trigeminus terdiri dari 3 yaitu V1, V2, dan V3. V1 , oftalmikus,
kepala, kulit, jaringan subkutan, otot, dan periosteum kepala. Selain kelainan
menginervasi daerah orbita dan mata, sinus frontalis, duramater dari fossa kranial
yang telah disebutkan diatas, sakit kepala dapat disebabkan oleh stress dan
dan falx cerebri serta pembuluh darah yang berhubungan dengan bagian
perubahan lokasi (cuaca, tekanan, dll.)
duramater ini. V2, maksilaris, menginervasi daerah hidung, sinus paranasal, gigi
2.4 Faktor resiko dan Epidemiologi bagian atas, dan duramater bagian fossa kranial medial. V3, mandibularis,
Faktor resiko terjadinya sakit kepala adalah gaya hidup, kondisi penyakit, jenis menginervasi daerah duramater bagian fossa cranial medial, rahang bawah dan
kelamin, umur, pemberian histamin atau nitrogliserin sublingual dan faktor gigi, telinga, sendi temporomandibular dan otot menguyah.
genetik. Selain saraf trigeminus terdapat saraf kranial VII, IX, X yang innervasi
Prevalensi sakit kepala di USA menunjukkan 1 dari 6 orang (16,54%) atau 45 meatus auditorius eksterna dan membran timfani. Saraf kranial IX menginnervasi
juta orang menderita sakit kepala kronik dan 20 juta dari 45 juta tersebut rongga telinga tengah, selain itu saraf kranial IX dan X innervasi faring dan
merupakan wanita. 75 % dari jumlah di atas adalah tipe tension headache yang laring.
berdampak pada menurunnya konsentrasi belajar dan bekerja sebanyak 62,7 %. Servikalis yang terlibat dalam sakit kepala adalah C1, C2, dan C3. Ramus
Menurut IHS, migren sering terjadi pada pria dengan usia 12 tahun dorsalis dari C1 menginnervasi otot suboccipital triangle - obliquus superior,
obliquus inferior dan rectus capitis posterior major dan minor. Ramus dorsalis
dari C2 memiliki cabang lateral yang masuk ke otot leher superfisial posterior,
longissimus capitis dan splenius sedangkan cabang besarnya bagian medial Nyeri kepala akibat radang, aneurisma, tumor atau abses otak jarang ditemukan,
menjadi greater occipital nerve. Saraf ini mengelilingi pinggiran bagian bawah meskipun harus tetap merupakan perhatian karena penatalaksanaan yang berbeda.
dari obliquus inferior, dan balik ke bagian atas serta ke bagian belakang melalui
semispinalis capitis, yang mana saraf ini di suplai dan masuk ke kulit kepala ANAMNESIS
Mula timbul
melalui lengkungan yang dikelilingi oleh superior nuchal line dan the
Nyeri kepala yang dimulai sejak masa kanak-kanak, masa remaja atau dewasa
aponeurosis of trapezius. Melalui oksiput, saraf ini akan bergabung dengan saraf
muda biasanya migren; jenis ini umumnya berhenti pada saat menopause,
lesser occipital yang mana merupakan cabang dari pleksus servikalis dan
meskipun pada beberapa kasus justru mulai dirasakan pada masa tersebut. Nyeri
mencapai kulit kepala melalui pinggiran posterior dari sternokleidomastoid.
kepala tipe tegang dapat mulai diderita setiap saat, Sedangkan nyeri kepala yang
Ramus dorsalis dari C3 memberi cabang lateral ke longissimus capitis dan
baru mulai dirasakan pada usia yang lebih lanjut harus diselidiki kemungkinan
splenius. Ramus ini membentuk 2 cabang medial. Cabang superfisial medial
penyebab organiknya seperti arteritis temporalis, gangguan peredaran darah otak
adalah nervus oksipitalis ketiga yang mengelilingi sendi C2-3 zygapophysial
atau tumor. Hati-hati terhadap nyeri kepala yang progresif memberat karena
bagian lateral dan posterior.
mungkin didasari kelainan organik; makin lama nyeri kepala diderita
Daerah sensitif terhadap nyeri kepala dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
tanpaberubah sifat, makin besar kemungkinan- nya disebabkan oleh faktor-faktor
intrakranial dan ekstrakranial. Intrakranial yaitu sinus venosus, vena korteks
yang jinak (benign).
serebrum, arteri basal, duramater bagian anterior, dan fossa tengah serta fossa
posterior. Ektrakranial yaitu pembuluh darah dan otot dari kulit kepala, bagian Lokasi
dari orbita, membran mukosa dari rongga nasal dan paranasal, telinga tengah dan Nyeri kepala migren dapat dirasakan di manapun, paling sering di daerah
luar, gigi, dan gusi. Sedangkan daerah yang tidak sensitif terhadap nyeri adalah temporal (pelipis), bisa unilateral, bilateral atau berganti-ganti. Nyeri kepala
parenkim otak, ventrikular ependima, dan pleksus koroideus. unilateral di sekitar orbita dapat disebabkan oleh nyeri kepala klaster. Nyeri
Beberapa mekanisme umum yang tampaknya bertanggung jawab memicu kepala akibat gangguan gigi-geligi, sinus atau mata biasanya dirasakan di daerah
nyeri kepala adalah sebagai berikut (Lance, 2000) : frontal, dapat menjalar ke oksipital dan leher, sedangkan nyeri bitemporal dapat
(1) peregangan atau pergeseran pembuluh darah; intrakranium atau
disebabkan oleh tumor sella/parasella. Nyeri kepala akibat tumor, bergantung
ekstrakranium,
letaknya, bila supratentorial umumnya dirasakan di frontal atau vertex,
(2) traksi pembuluh darah,
(3) kontraksi otot kepala dan leher ( kerja berlebihan otot), sedangkan bila letaknya infratentorial/fossa posterior
(3) peregangan periosteum (nyeri lokal),
(4) degenerasi spina servikalis atas disertai kompresi pada akar nervus servikalis Frekuensi
Pola serangan nyeri dapat merupakan petunjuk diagnosis, terutama tipe klaster
(misalnya, arteritis vertebra servikalis), defisiensi enkefalin (peptida otak mirip-
yang khas, berupa serangan-serangan singkat antara 3090 menit, berulang 26 kali
opiat, bahan aktif pada endorfin).
sehari selama beberapa hari, kemudian dapat remisi selama beberapa minggu
2.6 Diagnosis sampai beberapa tahun. Migren juga dapat bersifat sporadik, sedangkan nyeri
Mengingat diagnosis nyeri kepala sebagian besar didasarkan atas keluhan, maka kepala tipe tegang umumnya bersifat menetap, berangsur-angsur memberat atau
anamnesis memegang peranan penting. Dalam praktek sehari-hari, jenis yang berfluktuasi selama berhari-hari.
paling sering dijumpai ialah nyeri kepala tipe tegang (tension-type headache) dan
migren (migraine); baru kemudian nyeri kepala yang dikaitkandengan penyakit Sifat
Nyeri berdenyut dapat disebabkan oleh demam, migren, hipertensi atau tumor
sistemik, atau gangguan di sekitar wajah, telinga, mata, gigi dan sinus paranasal.
hemangioma. Nyeri kepala akibat tumor atau meningitis biasanya menetap dan
nyeri, kadang-kadang juga terasa berdenyut. Nyeri kepala tipe tegang dirasakan 1 mg ergotamin) diberikan 2 tablet pada saat timbul serangan dan diulangi jam
menekan, persisten dan kadang-kadang dirasakan seperti diikat. berikutnya .
Nyeri paling hebat disebabkan oleh pecahnya aneurisma, meningitis, demam, Pada pasien yang terlalu sering mengalami serangan dapat diberikan preparat
migren atau yang berhubungan dengan hipentensi maligna; nyeri hebat dan Bellergal (ergot 0,5 mg; atropin 0,3 mg; dan fenobarbital 15mg) diberikan 2 3
mendadak (thunderclap), apalagi bila disusul dengan rasa lemah dan penurunan kali sehari selama beberapa minggu. Bagi mereka yang refrakter dapat
kesadaran harus dicurigai disebabkan oleh aneunisma intrakranial yang pecah. ditambahkan pemberian ACTH (40 u/hari) atau prednison (1mg/Kg BB/hari)
Nyeri kepala akibat tumor atau abses biasanya bersifat Sedang, demikian selama 3 4 minggu.
juga dengan nyeri yang disebabkan oleh proses di daerah sinus, gigi geligi atau Preparat penyekat beta,seperti propanolol dan timolol dilaporkan dapat
mata. Nyeri kepala migren jarang berlangsung lebih dari 14 jam, yang khas ialah mencegah timbulnya serangan migren karena mempunyai efek mencegah
adanya periode bebas keluhan di antara serangan; sedangkan nyeri kepala tipe vasodilatasi kranial. Tetapi penyekat beta lainnya seperti pindolol, praktolol, dan
tegang dapat berlangsung berhari- hari, bahkan bertahun-tahun. Nyeri yang aprenolol tidak mempunyai efek teraupetik untuk migren, sehingga mekanisme
terutama dirasakan di pagi hari, selain yang disebabkan oleh tumor, juga dapat kerjanya disangka bukan semata mata penyekat beta saja. Preparat yang efektif
ditimbulkan oleh hipertensi, atau migren biasa. Mignen timbul di saat ketegangan adalah penyekat beta yang tidak memiliki efek ISA ( Intrinsic Sympathomimetic
emosional, cuaca panas, kesibukan yang meningkat,sedangkan nyeri kepala yang Activity).
berhubungan dengan sinus muncul saat infeksi saluran napas, di saat pergantian Cluster headache umunya membaik dengan pemberian preparat ergot. Untuk
musim atau berkaitan dengan alergi. varian Cluster headache umumnya membaik dengan indometasin. Tension type
headache dapat diterapi dengan analgesik dan/atau terapi biofeedback yang dapat
PEMERIKSAAN FISIK : digunakan sebagai pencegahan timbulnya serangan.
Dilakukan lengkap : pemeriksaan umum, internus dan neurologik. Pemeriksaan Terapi preventif yang bertujuan untuk menurunkan frekuensi, keparahan, dan
lokal kepala, nyeri tekan didaerah kepala, gerakan kepala ke segala arah, palpasi durasi sakit kepala. Terapi ini diresepkan kepada pasien yang menderita 4 hari
arteri temporalis,spasme otot peri-cranial dan tengkuk, bruit orbital dan temporal. atau lebih serangan dalam sebulan atau jika pengobatan di atas tidak efektif.
Terapi ini harus digunakan setiap hari. Terapi preventif tersebut adalah pemberian
PEMERIKSAAN PENUNJANG : beta bloker, botox, kalsium channel blokers, dopamine reuptake inhibitors,
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosa
SSRIs, serotonin atau dopamin spesifik, dan TCA.
nyeri kepala seperti :
1. Foto Rongten kepela 2.8 Prognosis
2. EEG Prognosis dari sakit kepala bergantung pada jenis sakit kepalanya sedangkan
3. CT-SCAN indikasi merujuk adalahsebagai berikut: (1) sakit kepala yang tiba tiba dan
4. Arteriografi, Brain Scan Nuklir
5. Pemeriksaan laboratorium(Tidak rutin atas indikasi) timbul kekakuan di leher, (2) sakit kepala dengan demam dan kehilangan
6. Pemeriksaaan psikologi (jarang dilakukan). kesadaran, (3) sakit kepala setelah terkena trauma mekanik pada kepala, (4) sakit
kepala disertai sakit pada bagian mata dan telinga, (5) sakit kepala yang menetap
2.7 Penatalaksanaan pada pasien yang sebelumnya tidak pernah mengalami serangan, (6) sakit kepala
Nyeri kepala dapat diobati dengan preparat asetilsalisilat dan jika nyeri kepala yang rekuren pada anak.
sangat berat dapat diberikan preparat ergot (ergotamin atau dihidroergotamin).
Bila perlu dapat diberikan intravena dengan dosis 1 mg dihidroergotaminmetan
sulfat atau ergotamin 0,5 mg. Preparat Cafergot ( mengandung kafein 100 mg dan 3. Mengetahui dan menjelaskan klasifikasi & gambaran nyeri somatoform
3.1. Definisi Gangguan Somatoform
Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gangguan dismorfik tubuh dapat secara sebagian membebaskan kecemasan yang
gejala fisik (sebagai contohnya nyeri, mual, muntah, dan pusing) dimana tidak diasosiasikan dengan keterpakuan pada kekhawatiran akan kesehatan atau
dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat. kerusakan fisik yang dipersepsikan.

3.2. Etiologi Gangguan Somatoform d. Faktor Emosi dan Kognitif


Sampai sekarang ini penyebab munculnya somatoform disorder masih Pada faktor penyebab yang berhubungan dengan emosi dan kognitif, penyebab
belum diketahui, mungjin terjadi masalah pada impuls saraf yang menghantarkan ganda yang terlibat adalah sebagai berikut:
sinyal nyeri, tekanan dan sensasi tidak nyaman lainnya ke otak. Sampai sekarang Salah interpretasi dari perubahan tubuh atau simtom fisik sebagai tanda
belum diketahui nyeri dan masalah klinis lainnya yang disebabkan oleh dari adanya penyakit serius (hipokondriasis).
Dalam teori Freudian tradisional, energi psikis yang terpotong dari impuls-
somatoform disorder itu benar-benar nyata atau hanya khayalan.
impuls yang tidak dapat diterima dikonversikan ke dalam simtom fisik
Hal-hal yang mempengaruhi munculnya somatoform disorder :
(gangguan konversi).
Tekanan dalam keluarga
Menyalahkan kinerja buruk dari kesehatan yang menurun mungkin
Meniru orangtua (parental modelling) merupakan suatu strategis elf-handicaping (hipokondriasis)
Pengeruh kultur
Faktor biologis : genetik 3.2. Klasifikasi Gangguan Somatoform
Ada 5 gangguan somatoform yang spesifik yaitu :
Terdapat faktor psikososial berupa konflik psikologis di bawah sadar yang. 1. Gangguan konversi
mempunyai tujuan tertentu. Pada beberapa kasus ditemukan faktor genetik dalam Merupakan bentuk perubahan yang mengakibatkan adanya perubahan fungsi
transmisi gangguan ini. Selain itu, dihubungkan pula dengan adanya penurunan fisik yang tidak dapat dilacak secara medis. Gangguan ini muncul dalam konflik
metabolism (hipometabolisme) suatu zat tertentu di lobus frontalis dan hemisfer atau pengalaman traumatik yang memberikan keyakinan akan adanya penyebab
non dominan . psikologis.
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab dikelompokkan sebagai berikut. 2. Hipokondriasis
Terpaku pada keyakinan bahwa dirinya menderita penyakit yang serius.
a. Faktor-faktor Biologis Ketakukan akan adanya penyakit terus ada meskipun secara medis telah
Faktor ini berhubungan dengan kemungkinan pengaruh genetis (biasanya pada diyakinkan. Sensasi atau rasa nyeri fisik biasanya sering diasosiasikan dengan
gangguan somatisasi). gejala penyakit kronis tertentu.
3. Gangguan somatisasi
b. Faktor Lingkungan Sosial Keluhan fisik yang muncul berulang mengenai simptom fisik yang tidak ada
Sosialisasi terhadap wanita pada peran yang lebih bergantung, seperti peran
dasar organis yang jelas. Gangguan ini menyebabkan seseorang untuk melakukan
sakit yang dapat diekspresikan dalam bentuk gangguan somatoform.
kunjungan medis berkali-kali atau menyebabkan hendaya yang signifikan dalam
c. Faktor Perilaku fungsi.
Pada faktor perilaku ini, penyebab ganda yang terlibat adalah: 4. Gangguan dismorfik tubuh
Terbebas dari tanggung jawab yang biasa atau lari atau menghindar dari Terpaku pada kerusakan fisik yang dibayangkan atau berlebih-lebihan.
situasi yang tidak nyaman atau menyebabkan kecemasan (keuntungan Menganggap orang tidak memperhatikannya karena kerusakan tubuh yang
sekunder). dimilikinya (dipersepsikannya). Gangguan ini akan membawa seseorang pada
Adanya perhatian untuk menampilkan peran sakit perilaku komplusif seperti berulang-ulang berdandan, dll.
Perilaku kompulsif yang diasosiasikan dengan hipokondriasis atau 5. Gangguan nyeri
Gejala utamanya adalah adanya nyeri pada satu atau lebih tempat yang tidak saya telah belajar untuk hidup dalam kelemahan dan kelelahan sepanjang
sepenuhnya disebabkan oleh kondisi medis atau neurologis nonpsikiatris, disertai waktu
oleh penderitaan emosional dan gangguan fungsional dan gangguan memiliki Sensoris:
hubungan sebab yang masuk akal dengan factor psikologis. pandangan saya kabur seperti berkabut, tetapi dokter mengatakan
kacamata tidak akan membantu
3.4. Manifestasi Klinis Gangguan Somatoform Beberapa tipe utama dari gangguan somatoform adalah gangguan konversi,
Manifestasi klinis gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang hipokondriasis, gangguan dismorfik tubuh, dan gangguan somatisasi.
berulang disertai permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-kali
Gangguan somatisasi
terbukti hasilnya negatif dan juga telah dijelaskan dokternya bahwa tidak ada
1. Adanya beberapa keluhan fisik (multiple symptom) yang berulang, dimana
kelainan yang mendasari keluhannya (Kapita Selekta, 2001). Beberapa orang
ketika diperiksa secara fisik/medis, tidak ditemukan adanya kelainan tetapi ia
biasanya mengeluhkan masalah dalam bernafas atau menelan, atau ada yang
tetap kontinyu memeriksakan diri. Gangguan tidak muncul karena
menekan di dalam tenggorokan. Masalah-masalah seperti ini dapat
penggunaan obat. Keluhan yang umumnya, misalnya sakit kepala, sakit
merefleksikan aktivitas yang berlebihan dari cabang simpatis sistem saraf
perut, sakit dada, mestruasi tidak teratur, dll
otonomik, yang dapat dihubungkan dengan kecemasan. Kadang kala, sejumlah 2. Pasien menunjukkan keluhan dengan cara histrionik, berlebihan, seakan
simtom muncul dalam bentuk yang lebih tidak biasa, seperti kelumpuhan pada tersiksa/merana.
tangan atau kaki yang tidak konsisten dengan kerja sistem saraf. Dalam kasus- 3. Berulang memeriksa diri ke dokter, kadang menggunakan berbagai obat,
kasus lain, juga dapat ditemukan manifestasi di mana seseorang berfokus pada dirawat di RS bahkan dilakukan operasi.
keyakinan bahwa mereka menderita penyakit yang serius, namun tidak ada bukti 4. Sering ditemukan masalah perilaku atau hubungan personal seperti kesulitan
abnormalitas fisik yang dapat ditemukan (Nevid, dkk, 2005). dalam pernikahan.
Pada gangguan ini sering kali terlihat adanya perilaku mencari perhatian
(histrionik), terutama pada pasien yang kesal karena tidak berhasil membujuk Gangguan konversi
dokternya untuk menerima bahwa keluhannya memang penyakit fisik dan bahwa 1. Kondisi dimana panca indera atau otot-otot tidak berfungsi walaupun secara
perlu adanya pemeriksaan fisik yang lebih lanjut (PPDGJ III, 1993). Dalam fisiologis, pada sistem saraf atau organ-organ tubuh tersebut tidak terdapat
kasus-kasus lain, orang berfokus pada keyakinan bahwa mereka menderita gangguan/kelainan.
penyakit serius, namun tidak ada bukti abnormalitas fisik yang dapat ditemukan. 2. Secara fisiologis, orang normal dapat mengalami sebagian atau kelumpuhan
Gambaran keluhan gejala somatoform : total pada tangan, lengan, atau gangguan koordinasi, kulit rasanya gatal atau
Neuropsikiatri: seperti ditusuk-tusuk, ketidak pekaan terhadap nyeri atau hilangnya
kedua bagian dari otak saya tidak dapat berfungsi dengan baik ; kemampuan untuk merasakan sensasi (anastesi), kelumpuhan, kebutaan,
saya tidak dapat menyebutkan benda di sekitar rumah ketika ditanya tidak dapat mendengar, tidak dapat membau, suara hanya berbisik, dll.
Kardiopulmonal: 3. Biasanya muncul tiba-tiba dalam keadaan stres, adanya usaha individu untuk
jantung saya terasa berdebar debar. Saya kira saya akan mati menghindari beberapa aktivitas atau tanggungjawab.
Gastrointestinal: 4. Konsep Freud : energi dari insting yang di repres berbalik menyerang dan
saya pernah dirawat karena sakit maag dan kandung empedu dan belum ada
menghambat fungsi saluran sensorimotor.
dokter yang dapat menyembuhkannya 5. Kecemasan dan konflik psikologik diyakini diubah dalam bentuk simptom
Genitourinaria:
fisik.
saya mengalami kesulitan dalam mengontrol BAK, sudah dilakukan
pemeriksaan namun tidak di temukan apa-apa Hipokondriasis
Musculoskeletal
1. Meyakini/ketakutan atau pikiran yang berlebihan dan menetap bahwa dirinya Riwayat orangtua
memiliki suatu penyakit fisik yang serius Pola asuh dalam keluarga yang salah
2. Adanya reaksi fisik yang berlebihan terhadap sensasi fisik/tubuh (salah Wanita lebih banyak menderita
interpretasi terhadap gejala fisik yang dialaminya), misalnya otot kaku, Memiliki kepribadian yang mudah cemas
pusing/sakit kepala, berdebar-debar, kelelahan. Orang yang tertutup
3. Melakukan banyak tes lab, menggunakan banyak obat, memeriksakan diri ke Alkoholism
banyak dokter atau RS Penyalahgunaan obat
4. Keyakinan ini terus berlanjut, tidak mau menerima nasehat atau penjelasan
dokter, walaupun hasil pemeriksaan medis tidak menunjukkan adanya 3.6. Diagnosis Gangguan Somatoform
penyakit dan sudah diyakinkan.
5. Keyakinan ini menyebabkan adanya distress atau hambatan dalam fungsi KRITERIA DIAGNOSTIK UNTUK GANGGUAN SOMATISASI
sosial, pekerjaan atau aspek penting lainnya. Untuk gangguan somatisasi, diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut:
a) Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak
Gangguan dimorfik tubuh dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah berlangsung
1. Keyakinan akan adanya masalah dengan penampilan atau melebih-lebihkan sedikitnya 2 tahun
kekurangan dalam hal penampilan (misalnya : keriput di wajah, bentuk atau b) Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa
ukuran tubuh) tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-keluhannya.
2. Keyakinan/perhatian berlebihan ini meyebabkan stress, menghabiskan c) Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga, yang
banyak waktu, menjadi mal-adaptive atau menimbulkan hambatan dalam berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampak dari perilakunya.
fungsi sosial, pekerjaan atau aspek penting lainnya (menghindar/tidak mau Atau :
bertemu orang lain, keluar sekolah atau pekerjaan), juga menyebabkan A. Keluhan fisik dimulai sebelum usia 30 tahun, terjadi selama periode beberapa
dirinya sering harus konsultasi untuk operasi plastik tahun
3. Bagian tubuh yang diperhatikan sering bervariasi, kadang dipengaruhi B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan,
budaya. 4 gejala (G) nyeri: sekurangnya empat tempat atau fungsi yang berlainan
(misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum, selama
Gangguan nyeri menstruasi, selama hubungan seksual, atau selama miksi)
1. Gangguan dimana individu mengeluhkan adanya rasa nyeri yang sangat dan 2 G gastrointestinal: sekurangnya dua gejala selain nyeri (misalnya mual,
berkepanjangan, namun tidak dapat dijelaskan secara medis (bahkan setelah kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare, atau intoleransi terhadap
pemeriksaan yang intensif) beberapa jenis makanan)
2. Rasa nyeri ini bersifat subyektif, tidak dapat dijelaskan, bersifat kronis, -1 G seksual: sekurangnya satu gejala selain dari nyeri (misalnya indiferensi
muncul di satu atau beberapa bagian tubuh. seksual, disfungsi erektil atau ejakulasi, menstruasi tidak teratur, perdarahan
3. Rasa nyeri ini menyebabkan stress atau hambatan dalam fungsi sosial, menstruasi berlebihan, muntah sepanjang kehamilan).
pekerjaan dan aspek penting lainnya. -1 G pseudoneurologis: sekurangnya satu gejala atau deficit yang mengarahkan
4. Faktor-faktor psikologis sering memainkan peranan penting dalam pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri (gangguan koordinasi atau
memunculkan, memperburuk rasa nyeri. keseimbangan, paralisis, sulit menelan, retensi urin, halusinasi, hilangnya sensasi
atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang; gejala disosiatif seperti
amnesia; atau hilangnya kesadaran selain pingsan).
3.5. Faktor Resiko Gangguan Somatoform C. Salah satu (1)atau (2):
Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak dapat keluhan fisiknya dengan problem atau konflik dalam kehidupan yang
dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang dikenal atau efek dialaminya bahkan meskipun didapatkan gejala-gejala anxietas dan depresi.
langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol) Tidak adanya saling pengertian antara dokter dan pasien mengenai
Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial atau kemungkinan penyebab keluhan-keluhannya yang menimbulkan frustasi dan
pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang diperkirakan dari kekecewaan pada kedua belah pihak
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium.
D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti gangguan Gangguan Somatisasi
buatan atau pura-pura). Pedoman diagnostik
Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut :
4. Mengetahui dan menjelaskan aspek klinis gangguan somatisasi Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak
4.1. Klasifikasi gangguan nyeri dapat dijelaskan atas dasar kelainan fisik yang sudah berlangsung sedikitnya
4.2. faktor penyebab gangguan somatoform 2 tahun
4.3. Faktor predisposisi gangguan somatoform (aspek kepribadian) Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa
4.4. Faktor presipitasi gangguan somatoform (aspek stressor psikossosial)
tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhannya
4.5. Kriteria diagnosis gangguan nyeri somatoform
Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga yang
4.6. Kriteria versi PPDGJ-II berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampak dari perilakunya
PENGGOLONGAN GANGGUAN JIWA DALAM PPDGJ III
Penggolongan Gangguan Jiwa (PPDGJ III) a. Gangguan Somatoform Tak Terinci
F0 : GMO, termasuk Gangguan Mental Simptomatik Pedoman diagnostik
F1 : Ggn Mental & Perilaku Akibat Zat Psikoaktif Keluhan-keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi dan menetap, akan tetapi
F2 : Skizofrenia, Ggn Skizotipal dan Ggn Waham gambaran klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi tidak
F3 : Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif) terpenuhi
F4 : Ggn Neurotik, Ggn Somatoform dan Ggn ~ Stres Kemungkinan ada ataupun tidaknya faktor penyebab psikologis belum jelas,
F5 : Sind Tingkah Laku yg Berhub dg Ggn Fisiologis & Fisik
akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dan keluhan-keluhannya
F6 : Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa
F7 : Retardasi Mental
b. Gangguan Hipokondrik
F8 : Gangguan Perkembangan Psikologis
Pedoman diagnostik
F9 : Ggn Perilaku & Emosional dg Onset Biasanya pd Masa kanak dan
Untuk diagnostik pasti, kedua hal ini harus ada :
Remaja
Keyakinan yang menetap adanya sekurang0kurangnya satu penyakit fisik
DIAGNOSIS MENURUT PPDGJ : yang serius yang dilandasi keluhan-keluhannya, meskipun pemeriksaan yang
Gangguan Somatoform berulang-ulang tidak menunjang adanya alasan fisik yang memadai, ataupun
Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang adanya preokupasi yang menetap kemungkinan deformitas atau perubahan
berulang-ulang disertai permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah bentuk penampakan fisik
berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan sudah dijelaskan dokternya bahwa Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari beberapa dokter
tidak ditemukan keluhan yang menjadi dasar keluhannya. Penderita juga bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi
menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan kaitan antara keluhannya.
c. Gangguan Otonomik Somatoform Somatoform berdasarkan PPDGJ III dibagi menjadi,
Pedoman diagnostik F.45.0 gangguan somatisasi
Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut : F.45.1 gangguan somatoform tak terperinci
Adanya gejala-gejala bangkitan otonomik seperti palpitasi, berkeringat, F.45.2 gangguan hipokondriasis
tremor, muka panas/flushing, yang menetap dan mengganggu F.45.3 disfungsi otonomik somatoform
Gejala subjektif tambahan mengacu pada sistem atau organ tertentu (gejala F.45.4 gangguan nyeri somatoform menetap
F.45.5 gangguan somatoform lainnya
tidak khas) F.45.6 gangguan somatoform YTT
Preokupasi dengan dan penderitaan (distress) mengenai kemungkinan adanya DSM-IV, ada tujuh kelompok, lima sama dengan klasifikasi awal dari PPDGJ
gangguan yang serius (sering tidak begitu khas) dari sistem atau organ ditambah dengan gangguan konversi, gangguan dismorfik tubuh.
tertentu, yang tidak terpengaruh oleh hasil pemeriksaan berulang, maupun Pada bagian psikiatri, gangguan yang sering ditemukan di klinik adalah
penjelasan dari dokter gangguian somatisasi dan hipokondriasis
Tidak terbukti adanya gangguan yang cukup berarti pada struktur/fungsi dari
sistem atau organ yang dimaksud. 4.7. Kriteria versi DSM-IV
KRITERIA DIAGNOSTIK UNTUK GANGGUAN SOMATISASI
Karakter kelima : F45.30 = jantung dan sistem kardiovaskuler MENURUT DSM-IV
F45.31 = saluran pencernaan bagian atas A. Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang
F45.32 = saluran pencernaan bagian bawah terjadi selama periode beberapa tahun dan membutuhkan terapi, yang
F45.33 = sistem pernafasan menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan dan fungsi
F45.34 = sistem genito-urinaria
penting lainnya.
F45.35 = sistem atau organ lainnya
B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan, dengan gejala individual yang
d. Gangguan Nyeri Somatoform Menetap terjadi pada sembarangan waktu selama perjalanan gangguan :
Pedoman diagnostik 1. Empat gejala nyeri : riwayat nyeri yang berhubungan dengan
Keluhan utama adalah nyeri hebat, menyiksa, menetap, yang tidak dapat sekurangnya empat tempat atau fungsi yang berlainan (misalnya kepala,
dijelaskan sepenuhnya atas dasar proses fisiologik maupun adanya gangguan perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum selama menstruasi,
fisik selama berhubungan seksual atau selama miksi)
2. Dua gejala gastrointestinal : riwayat sekurangnya dua gejala
Nyeri timbul dalam hubungan dengan adanya konflik emosional atau
gastrointestinal selain nyeri (misalnya mual, kembung, muntah selain
problem psikososial yang cukup jelas untuk dapat dijadikan alasan dalam
dari selama kehamilan, diare atau intoleransi terhadap beberapa jenis
mempengaruhi terjadinya gangguan tersebut
makanan)
Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan dukungan, baik personal
3. Satu gejala seksual : riwayat sekurangnya satu gejala seksual atau
maupun medis, untuk yang bersangkutan.
reproduktif selain dari nyeri (misalnya indiferensi seksual, disfungsi
e. Gangguan Somatoform Lainnya erektil atau ejakulasi, mendtruasi tidak teratur, perdarahan menstruasi
Pedoman diagnostik berlebihan, muntah sepanjang kehamilan)
Pada gangguan ini keluhan-keluhannya tidak sistem saraf otonom dan 4. Salah satu gejala pseudoneurologis : riwayat sekurangnya satu gejala
terbatas secara spesifik pada bagian tubuh atau sistem tertentu atau defisit yangmengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak
Tidak ada kaitannya dengan kerusakan jaringan terbatas pada nyeri (gejala konversi seperti gangguan koordinasi atau
keseimbangan, paralisis atau kelemahan setempat, ssulit menelan atau
benjolan di tenggorokan, afonia, retensi urin, halusinasi, hilangnya Dengan gambaran campuran
sensasi atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang,
amnesia, hilangnya kesadaran selain pingsan)
C. Salah (1) atau (2) : Kriteria Diagnostik untuk Hipokondriasis
1. Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak A. Perokupasi dengan ketakutan menderita atau ide bahwa ia menderita, suatu
dapat dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi umum medis yang penyakit serius didasarkan pada interpretasi keliru orang tersebut terhadap
dikenal atau efek langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera, gejala-gejala tubuh
medikasi, obat atau alkohol) B. Perokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medis yang tepat
2. Jika terdapat kondisi umum medis, keluhan fisik atau gangguan dan penentraman
sosial atau pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang C. Keyakinan dalam kriteria A tidak memiliki intensitas waham (seperti
diperkiraannya dan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan gangguan delusional, tipe somatik) dan tidak terbatas pada kekhawatiran
laboratorium tentang penampilan (seperti gangguan dimorfik tubuh)
D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada D. Perokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau
gangguan buatan atau pura-pura) gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain.
E. Lama gangguan sekurangnya 6 bulan
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Konversi F. Perokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan kecemasan
A. Satu atau lebih gejala atau defisit yang mengenai fungsi motorik volunter umum, gangguan obsesif-komplusif, gangguan panik, gangguan depresi
atau sensorik yang mengarahkan pada kondisi neurologis atau kondisi medis berat, cemas perpisahan, atau gangguan somatoform lain
lain
B. Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala atau defisit Sebutkan jika : dengan tilikan buruk : jika untuk sebagian besar waktu selama
karena awal atau eksaserbasi gejala atau defisit adalah didahului oleh konflik episode berakhir, orang tidak menyadari bahwa kekhawatirannya tentang
atau stressor lain menderita penyakit serius adalah berlebihan atau tidak beralasan.
C. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (pura-
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Dismorfik Tubuh
pura)
A. Perokupasi dengan bayangan cacat dalam penampilan. Jika ditemukan sedikit
D. Gejala atau defisit tidak dapat, setelah penelitian yang diperlukan, dijelaskan
anomali tubuh, kekhawatiran orang tersebut adalah berlebihan dengan nyata.
sepenuhnya oleh kondisi umum medis atau oleh efek langsung suatu zat, atau
B. Perokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau
sebagai perilaku atau pengalaman yang diterima secara kultural
gangguan dalam fungsi sosial,pekerjaan atau fungsi penting lain.
E. Gejala atau defisit menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis
C. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain
atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain atau
(misalnya ketidakpuasaan dengan bentuk dan ukuran tubuh pada anorexia
memerlukan pemeriksaan medis.
nervosa)
F. Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual, tidak
terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan somatisasi, dan tidak dapat Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Nyeri
diterangkan dengan lebih baik oleh gangguan mental lain. A. Nyerii pada satu tempat atau lebih tempat anatomis merupakan pusat
gambaran klinis dan cukup parah untuk memerlukan perhatian khusus
Sebutkan tipe gejala atau defisit : B. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan
Dengan gejala atau defisit motorik
dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain
Dengan gejala atau defisit sensorik
Dengan kejang atau konvulsi
C. Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam onset, a. Gangguan Somatoform
kemarahan, eksaserbasi atau bertahannya nyeri Penanganan biasanya melibatkan terapi psikodinamika atau kognitif-behavioral.
D. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat ~ Penanganan Biomedis yakni penggunaan anti depresan yang terbatas dalam
E. Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood, kecemasan, menangani hipokondreasis.
atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia. Terapi kognitif Behavioral dapat berfungsi pada menghilangkan sumber-sumber
reinforcement sekunder( keuntungan sekunder), memperbaiki perkembangan
Tuliskan seperti berikut : gangguan nyeri berhubungan dengan faktor keterampilan coping untuk mengatasi stress dan memperbaiki keyakinan yang
psikologis : faktor psikologis dianggap memiliki peranan besar dalam onset, berlebihan atau terdistorsi mengenai kesehatan atau penampilan seeorang
keparahan, eksaserbasi dan bertahannya nyeri Terapi psikodinamika atau yang berorientasi terhadap pemahaman dapat
Sebutkan jika : ditujukan untuk mengidentifikasi dan mengenali konflik-konflik yang
Akut : durasi kurang dari 6 bulan mendasarinya.
Kronis : durasi 6 bulan atau lebih
b. Gangguan Dissosiatif
Gangguan nyeri berhubungan baik dengan faktor psikologis maupun Gangguan identitas dissosiatif tetap merupakan tantangan bagi sejumlah
kondisi medis umum penanganan; amnesia dissosiative dan fugue dissosiatif cenderung terselesaikan
Sebutkan jika : dengan sendirinya.
Akut : durasi kurang dari 6 bulan
Penanganan biomedis yakni terapi obat( tipe anti depresan-SSRI) dapat
Kronik : durasi 6 bulan atau lebih
membantu menangani gangguan depersonalisasi.
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Somatoform yang Tidak Digolongkan Terapi psokodinamika, untuk gangguan dissosiative. Terapi psokoanalistik dapat
A. Satu atau lebih keluhan fisik (misalnya kelelahan, hilangnya nafsu makan, digunakan untuk mendapat integrasi kembali dari kepribadian.
keluhan gastrointestinal, atau saluran kemih)
B. Salah satu (1) atau (2) : 4.9. Prognosa
1. Setelah pemeriksaan yang tepat, gejala tidak dapat dijelaskan sepenuhnya
5. Penatalaksanaan medikamentosa pasien dengan nyeri
oleh kondisi umum medis yang diketahui atau oleh efek langsung dan
PRINSIP PENATALAKSANAAN NYERI
suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat atau alkohol)
2. Jika terdapat kondisi medis umum yang berhubungan, keluhan fisik atau Pengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan sampai ke yang
gangguan sosial atau pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa paling kuat.
yang diperkiraan menurut riwayat penyakit, pemeriksaan fisik atau Tahapannya:
temuan laboratorium. Tahap I : analgesik non-opiat : AINS
C. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan Tahap II : analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain Tahap III : analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
D. Durasi gangguan sekurangnya enam bulan Tahap IV : analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
E. Gangguan tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain Contoh ajuvan : antidepresan, antikonvulsan, agonis 2, dll.
(misalnya gangguan somatoform, disfungsi seksual, gangguan mood,
gangguan kecemasan, gangguan tidur atau gangguan psikotik) ANALGESIK OPIOID (NARKOTIK)
F. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat

4.8. Terapi psikosuportif


Analgesik opioid (narkotik) terdiri dari berbagai derivat dari opium seperti morfin traktus gastro intestinal. Opioid dapat menyebabkan spasme traktus biliaris dan
dan kodein. Narkotik dapat menyebabkan penurunan nyeri dan memberikan efek peningkatan tekanan duktus biliaris komunis diatas kadar pra obat. Depresi reflek
euforia (kegembiraan). batuk adalah melalui efek langsung terhadap pusat batuk dalam medula. Opioid
Terdapat dua jenis utama opoid murni, yaitu: mengurangi aliran darah ke otak dan tekanan intra kranial.
1. Agonis murni Dapat menimbulkan mual dan muntah dengan mengaktifasi zona pemicu
Merupkan obat opoid murni yang berkaitan dengan kuat terhadap reseptor, kemoreseptor. Opioid melepaskan histamin dan dapat menyebabkan pruritus setelah
menghasilkan efek maksimum dalam menghambat nyeri. pemberian oral atau sistemik. Perubahan modulasi sensorik sebagai akibat sekunder
2. Kombinasi agonis-antagonis pengikatan langsung opioid pada reseptor opiatdalam medula oblongata dapat
Obat kelompok ini dapat memberikan efek seperti opioid (dalam menghambat nyeri) merupakan mekanisme terjadinya pruritus setelah pemberian epidural / intratekal.
jika diberikan pada klien yang tidak mendapat opioid murni. Analgesia intra artikuler terjasi sebagai akibat sekunder pengikatan opioid dengan
1) Opioid (narkotika) reseptor opiat dalam sinovium.
Opioid sangat efektif untuk menghilangkan nyeri pasca operatif dan nyeri berat
lainnya. Farmakokinetika
1. Awitan aksi; IV < 1 menit, IM 1-5 menit, SK 15-30 menit, oral 15-60 menit dan
Farmakodinamika epidural spinal 15-60 menit.
Opioid menimbulkan efek primernya terhadap susunan saraf pusat dan organ yang 2. Efek puncak; IV 5-20 menit, IM 30-60 menit, SK 50-90 menit, oral 30-60 menit
mengandung otot polos. Opioid menimbulkan analgesia, rasa mengantuk eforia, dan epidural / spinal 90 menit.
depresi pernapasan terkait dosis, gangguan respons adrenokorteks terhadap stres 3. Lama aksi; IV, IM, SK, 2-7 jam, oral 6-12 jam dan epidural / spinal 90 menit.
4. Interaksi / toksisitas; efek depresi SSP dan sirkulasi dipotensiasi oleh alkohol,
(pada dosis tinggi), dan penurunan tahana perifer (dilatasi arteriol dan venosa)
sedatif, antihistamin, fenotiazin, butirofenon, inhibitor MAO dan antidepresan
dengan sedikit atau tanpa efek terhadap indeks jantung. Efek terapiutik opioid pada
trisiklik. Dapat mengurangi efek diuretik pada pasien dengan gagal jantung
Obat Masa Efektif Keterangan kongestif. Anelgesia dipertinggi dan diperpanjang oleh agonis alfa-2.
Morfin Suntikan IV/IM : 2-3 jam Mulai kerjanya cepat Penambahan epineprin dan morpin intratekal / epidural menimbulkan
Per-oral : 3-4- jam Sediaan per-oral efektif untuk peningkatan efek samping dan perpanjangan blok motorik.
Sediaan Lepas Lambat : 8- mengatasi nyeri kanker 5. Efek samping
12 jam a) Kardiovaskuler; Hipotensi, hipertensi, bradikardi, aritmia, kekakuan dinding
Kodein Per oral : 3-4 jam Kurang kuat dibanding morfin dada.
Kadang diberikaan bersamaan b) Pulmoner; Bronkospame dan laringospasme.
asetaminofen/aspirin c) SSP; penglihatan kabur, sinkope, euforia dan disforia.
d) Urinaria; retensi urine, efek anti diuretik dan spasme ureter.
Meperidin IV / IM : 3 jam Bisa menyebabkan epilepsi, tremor,
e) Gastrointestinal; spasme traktus biliaris, konstipasi, anoreksia, mual, muntah
Per-oral : tidak terlalu efektif dan kejang otot
dan penundaan pengosongan lambung.
Metadon Per-oral : 4-6- jam, atau lbh Digunakan juga untuk pasien putus
f) Mata; miosis
lama obat karena heroin g) Muskuloskletal; kekakuan dinding dada.
Proksifen Per oral : 3-4 jam Biasa diberikan bersamaan dengan h) Alergi; pruritus dan urtikaria.
aspirin/asetaminofen, utk nyeri ringan
edema paru merupakan akibat sekunder dari peningkatan pada dasar kapasitansi.
Efek konstipasi opioid timbul akibat induksi dari kontraksi non propulsif melalui
NON STEROID ANTI INFLAMASI DRUGS (NSAID) 6. Konsultasi perkwinan & cara membina keluarga sakinah, mawaddah,
Non Steroid Anti Inflamasi Drugs (NSAID) Sangat efektif untuk menghilangkan warahmah
nyeri pasca operatif dan nyeri berat lainnya. Sangat baik digunakan pada pasien yang Sakinah mawaddah warahmah.
rentan terhadap efek pendepresi pernapasan dari opioid atau mengalami toleransi Kata Sakinah. Sakinah merupakan pondasi dari bangunan rumah tangga yang
terhadap opioid karena penggunaan jangka panjang. sangat penting. Tanpanya, tiada mawaddah dan warahmah. Sakinah itu meliputi
kejujuran, pondasi iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Farmakodinamika
NSAID memperlihatkan aktivitas analgesik, anti inflamasi dan anti piretika NSAID Dalam Al Quran pun dikatakan bahwa suatu saat, akan banyak orang yang
diduga dapat menurunkan nyeri dengan menghambat produksi prostaglandin dari saling berkasih sayang di dunia, tetapi di akhirat kelak mereka akan bermusuhan,
jaringan yang mengalami trauma atau inflamasi, yang menghambat reseptor nyeri menyalahkan dan saling melempar tanggung jawab. Kecuali orang-orang yang
untuk menjadi sensitif terhadap stimulus menyakitkan sebelumnya. NSAID juga berkasih sayang dilandasi dengan cinta kepada Allah SWT.
mempunyai suatu aksi sentral.
Kata adalah mawaddah. Mawaddah itu berupa kasih sayang. Setiap mahluk
Pada dosis klinis tidak terdapat perubahan yang abermakna pada jantung atau
Allah kiranya diberikan sifat ini, mulai dari hewan sampai manusia. Dalam
parameter hemodinamik. NSAID menghambat agregasi trombosit dan
konteks pernikahan, contoh mawaddah itu berupa kejutan suami untuk istrinya,
memperpanjang masa perdarahan. NSAID ditoleransi dengan baik oleh banyak
begitu pun sebaliknya. Misalnya suatu waktu si suami bangun pagi-pagi sekali,
pasien. Namun, mereka yang mengalami kerusakan fungsi ginjal dapat membutuhkan
membereskan rumah, menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya. Dan ketika si
dosis yang lebih kecil dan harus dipantau ketat terhadap efek sampingnya.
istri bangun, hal tersebut merupakan kejutan yang luar biasa.
Farmakokinetika
Kata terakhir adalah warahmah. Warahmah ini hubungannya dengan kewajiban.
1. Awitan aksi; IV < 1 menit, IM < 10 menit dan oral < 1 jam.
2. Efek puncak; IV / IM / oral 1-3 jam. Kewajiban seorang suami menafkahi istri dan anak-anaknya, mendidik, dan
3. Lama aksi; IV / IM / oral 3-7 jam. memberikan contoh yang baik. Kewajiban seorang istri untuk menaati suaminya.
4. Interaksi dan toksisitas; efek dipotensiasi dengan pemberian bersama salisilat, Intinya warahmah ini kaitannya dengan segala kewajiban.
peningkatan toksisitas litium, metotreksat. Risiko perdarahan ditingkatkan
dengan pemberian bersama dengan antikoagulan atau terapi heparin dosis rendah. Kewajiban Suami Istri dalam Islam
Dapat mencetuskan gagal ginjal pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal,
HAK BERSAMA SUAMI ISTRI
gagal jantung atau disfungsi hati, pasien dengan terapi diuretik dan manula. 1. Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan
5. Efek samping
rahmah. (Ar-Rum: 21)
a) Kardiovaskuler; vasodilatasi, pucat, angina
2. Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing
b) Pulmoner; dispnoe, asma
c) SSP; rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, berkeringat, depresi dan euforia. pasangannya. (An-Nisa: 19 Al-Hujuraat: 10)
d) Gastrointestinal; ulserasi, perdarahan, dispepsia, mual, muntah, diare dan 3. Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa: 19)
e) nyeri gastrointestinalis. 4. Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)
f) Dermatologi; pruritus dan urtikaria.
SUAMI KEPADA ISTRI
1. Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam
menjalankan agama. (At-aubah: 24)
2. Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah clan
Rasul-Nya. (At-Taghabun: 14) ISTRI KEPADA SUAMI
3. Hendaknya senantiasa berdoa kepada Allah meminta istri yang sholehah. 1. Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-
(AI-Furqan: 74) Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa: 34)
4. Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi 2. Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih
nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228)
Berlaku adil jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali) 3. Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa: 39)
5. Jika istri berbuat Nusyuz, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini 4. Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah: a. Menyerahkan dirinya,
secara berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan b. Mentaati suami, c. Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya, d. Tinggal
pukulan yang tidak menyakitkan. (An-Nisa: 34) Nusyuz adalah: di tempat kediaman yang disediakan suami, e. Menggauli suami dengan baik.
Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal ketaatan kepada Allah. (Al-Ghazali)
6. Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik 5. Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang
akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi) dalam kesibukan. (Nasa i, Muttafaqun Alaih)
7. Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan 6. Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk
anaknya.(Ath-Thalaq: 7) menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan
8. Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi) melaknatnya sehingga suami meridhainya. (Muslim)
9. Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga. 7. Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah swt.
Sebaiknya terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak suaminya
keberkahan. (Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri) daripada hak orang tuanya. (Tirmidzi)
10. Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya. (Abu 8. Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang meninggal dunia
Yala) dalam keridhaan suaminya akan masuk surga. (Ibnu Majah, TIrmidzi)
11. Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih 9. Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi saw.:
sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa: 19) Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan perintahkan
12. Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya istri bersujud kepada suaminya. .. (Timidzi)
pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah 10. Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani)
ranjang kecuali dalam rumah sendiri. (Abu Dawud). 11. Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan
13. Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada suami(Thabrani)
istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. 12. Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di
(AI-Ahzab: 34, At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih) belakangnya (saat suami tidak di rumah). (An-Nisa: 34)
14. Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita 13. Ada empat cobaan berat dalam pernikahan, yaitu: (1) Banyak anak (2)
(hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.). (AI-Ghazali) Sedikit harta (3) Tetangga yang buruk (4) lstri yang berkhianat. (Hasan Al-
15. Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (An-Nisa: 3) Bashri)
16. Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasai) 14. Wanita Mukmin hanya dibolehkan berkabung atas kematian suaminya
17. Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami selama empat bulan sepuluh hari. (Muttafaqun Alaih)
wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun secara Wanita dan laki-laki mukmin, wajib menundukkan pandangan mereka dan
paksa. (AIGhazali) menjaga kemaluannya. (An-Nur: 30-31)
18. Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat terlebih
dahulu kepada istrinya. (AI-Baqarah: 40) SUMBER
Potter. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC. Price, Sylvia A. 1995. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit edisi 4.
Hlm 1502-1533. Jakarta : EGC.
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 1-63 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2010. Buku Ajar Psikiatri. Cetakan
Corwin, E.J. (1997). Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. pertama. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Jakarta. Kaplan, B.J., Sadock, V.A. 2007, Kaplan &
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Jakarta:Buku kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai