RESEPTOR NYERI
Aferen primer mencakup
serat A-alfa dan A-beta
yang besar dan bermielen
serta membawa impuls
yang besar dan tidak
bermielin ( tidak
diperlihatkan ) serta
membawa impuls yang
memperantarai sentuhan,
tekanan, dan propriosepsi
dan serat A-delta yang
kecil bermielin dan serat C
yang tidak bermielin, yang
membawa impuls nyeri. Aferen-aferen primer ini menyatu di sel-sel kornu dorsalis
A. Serat nyeri A-delta halus dan C, yang masing-masing membawa nyeri akut tajam mana sensasi seperti panas, dingin, nyeri, dan sentuhan pertama kali dipersepsikan.
dan kronik- lambat, bersinaps di substansia gelatinosa tanduk dorsal, memotong Pesan lalu dihantarkan ke cortex, di mana intensitas dan lokasi nyeri dipersepsikan.
medullaspinalis, dan naik ke otak di cabang neospinotalamikus atau cabang Penyembuhan nyeri dimulai sebagai tanda dari otak kemudian turun ke spinal cord.
paleospinotalamikus traktus spinotalamikus, yang terutama diaktifkan oleh aferen Di bagian dorsal, zat kimia seperti endorphin dilepaskan untuk mengurangi nyeri di
perifer a-delta, bersinaps di nucleus vebtroposterolateralis (VPN) thalamus dan daerah yang terluka.
melanjutkan diri secara Di dalam spinal cord, ada gerbang yang dapat terbuka atau tertutup. Saat gerbang
langsung ke korteks terbuka, impuls nyeri lewat dan dikirim ke otak. Gerbang juga bisa ditutup.
somatosensorik girus Stimulasi saraf sensoris dengan menggaruk secara perlahan di dekat daerah nyeri
postsentralis, tempat dapat menutup gerbang sehingga rnencegah transmisi impuls nyeri. Impuls dari
nyeri dipersepsikan pusat juga dapat menutup gerbang, misalnya perasaan sernbuh dapat mengurangi
sebagai sensasi tajam dan dampak atau beratnya nyeri yang dirasakan.
berbatas tegas. Cabang Kozier, dkk. (1995) mengatakan bahwa nyeri akan menyebabkan respon tubuh
paleospinotalamikus, meliputi aspek pisiologis dan psikologis, merangsang respon otonom:
yang terutama diaktifkan
oleh aferen perifer C, RESPON FISIOLOGIS TERHADAP NYERI
adalah suatu jalur difus Kozier, dkk. (1995) mengatakan bahwa nyeri akan menyebabkan respon tubuh
yang mengirim kolateral- meliputi aspek pisiologis dan psikologis, merangsang respon otonom.
kolateral ke formatio
retikularis batang otak 1) Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan superficial)
dan struktur lain, yang a) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan pernafasan
merupakan asal dari b) Peningkatan denyut nadi
serat-serat lain, berjalan c) Vasokonstriksi perifer, peningkatan tekanan darah
ke thalamus. Serat- serat d) Peningkatan nilai gula darah
ini memengaruhi e) Diaphoresis
hipotalamus dan system f) Peningkatan kekuatan/tegangan otot
limbic serta korteks g) Dilatasi pupil
serebrum. h) Penurunan motilitas GI
Wajah pucat,
B. Serat nyeri C aferen bersinaps terutama di substansia gelatinosa ( lamina I dan II)
kornu dorsalis, sedangkan serat nyeri A delta terutama bersinaps di lamina I dan V. 2) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)
Nyeri diawali sebagai pesan yang diterima oleh saraf-saraf perifer. Zat kimia a) Muka pucat
(substansi P, bradikinin, prostaglandin) dilepaskan, kemudian menstimulasi saraf b) Otot mengeras
perifer, membantu mengantarkan pesan nyeri dari daerah yang terluka ke otak. Sinyal c) Penurunan HR dan BP
nyeri dari daerah yang terluka berjalan sebagai impuls elektrokimia di sepanjang d) Nafas cepat dan irreguler
nervus ke bagian dorsal spinal cord (daerah pada spinal yang menerima sinyal dari e) Nausea dan vomitus
seluruh tubuh). Pesan kemudian dihantarkan ke thalamus, pusat sensoris di otak di f) Kelelahan dan keletihan (Black M.J,dkk).
Nyeri diawali sebagai pesan yang diterima oleh saraf-saraf perifer, Zat kimia
RESPON TINGKAH LAKU TERHADAP NYERI (substansi P, bradikinin, prostaglandin) dilepaskan, kemudian menstimulasi
1. Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup: saraf perifer, membantu mengantarkan pesan nyeri dari daerah yang terluka ke otak.
2. Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur) Sinyal nyeri dari daerah yang terluka berjalan sebagai impuls elektrokimia di
3. Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir) sepanjang nervus ke bagian dorsal spinal cord (daerah pada spinal yang menerima
4. Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari & sinyal dari seluruh tubuh).
tangan Pesan kemudian dihantarkan ke thalamus, pusat sensoris di otak di mana sensasi
5. Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan, Menghindari seperti panas, dingin, nyeri, dan sentuhan pertama kali dipersepsikan. Pesan lalu
kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pd aktivitas menghilangkan nyeri) dihantarkan ke cortex, di mana intensitas dan lokasi nyeri dipersepsikan.
Pada nyeri yang parah dan serangan yang mendadak merupakan ancaman yang Di dalam spinal cord, ada gerbang yang dapat terbuka atau tertutup. Saat gerbang
mempengaruhi manusia sebagai sistem terbuka untuk beradaptasi dari stressor yang terbuka, impuls nyeri lewat dan dikirim ke otak. Gerbang juga bisa ditutup. Stimulasi
mengancam dan menganggap keseimbangan. Hipotalamus merespon terhadap saraf sensoris dengan menggaruk secara perlahan di dekat daerah nyeri dapat
stimulus nyeri dari reseptor perifer atau korteks cerebral melalui sistem hipotalamus menutup gerbang sehingga mencegah transmisi impuls nyeri. Impuls dari pusat juga
pituitary dan adrenal dengan mekanisme medula adrenal hipofise untuk menekan dapat menutup gerbang, misalnya perasaan sembuh dapat mengurangi dampak atau
fungsi yang tidak penting bagi kehidupan sehingga menyebabkan hilangnya situasi beratnya nyeri yang dirasakan (Patricia & Walker).
menegangkan dan mekanisme kortek adrenal hopfise untuk mempertahankan Termal, rasa nyeri yang ditimbulkan oleh suhu yang tinggi tidak berkorelasi dengan
keseimbangan cairan dan elektrolit dan menyediakan energi kondisi emergency untuk jumlah kerusakan yang telah terjadi melainkan berkorelasi dengan kecepatan
mempercepat penyembuhan. Apabila mekanisme ini tidak berhasil mengatasi kerusakan jaringan yang timbul. Hal ini juga berlaku untuk penyebab nyeri lainnya
Stressor (nyeri) dapat menimbulkan respon stress seperti turunnya sistem imun pada yang bukan termal seperti infeksi, iskemia jaringan, memar jaringan, dll. Pada suhu
peradangan dan menghambat penyembuhan dan kalau makin parah dapat terjadi syok 45 C, jaringan jaringan dalam tubuh akan mengalami kerusakan yang didapati pada
ataupun perilaku yang meladaptif. sebagian besar populasi.
Kimia, ada beberapa zat kimia yang dapat merangsang nyeri seperti bradikinin,
Transmisi, dalam proses ini terlibat tiga komponen saraf yaitu saraf sensorik perifer serotonin, histamin, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim proteolitik. Dua zat
yang meneruskan impuls ke medulla spinalis, kemudian jaringan saraf yang lainnya yang diidentifikasi adalah prostaglandin dan substansi P yang bekerja dengan
meneruskan impuls yang menuju ke atas (ascendens), dari medulla spinalis ke batang meningkatkan sensitivitas dari free nerve endings. Prostaglandin dan substansi P
otak dan thalamus. Yang terakhir hubungan timbal balik antara thalamus dan cortex. tidak langsung merangsang nyeri tersebut. Dari berbagai zat yang telah
Modulasi yaitu aktivitas saraf utk mengontrol transmisi nyeri. Suatu jaras tertentu dikemukakan, bradikinin telah dikenal sebagai penyebab utama yang menimbulkan
telah diteruskan di sistem saran pusat yang secara selektif menghambat transmisi nyeri yang hebat dibandingkan dengan zat lain. Kadar ion kalium yang meningkat
nyeri di medulla spinalis. Jaras ini diaktifkan oleh stress atau obat analgetika seperti dan enzim proteolitik lokal yang meningkat sebanding dengan intensitas nyeri yang
morfin (Dewanto). sirasakan karena kedua zat ini dapat mengakibatkan membran plasma lebih
Persepsi, Proses impuls nyeri yang ditransmisikan hingga menimbulkan perasaan permeabel terhadap ion. Iskemia jaringan juga termasuk stimulus kimia karena pada
subyektif dari nyeri sama sekali belum jelas. bahkan struktur otak yang menimbulkan keadaan iskemia terdapat penumpukan asam laktat, bradikinin, dan enzim
persepsi tersebut juga tidak jelas. Sangat disayangkan karena nyeri secara mendasar proteolitik.
merupakan pengalaman subyektif sehingga tidak terhindarkan keterbatasan untuk Reseptor nyeri banyak tersebar pada lapisan superfisial kulit dan juga pada jaringan
memahaminya (Dewanto). internal tertentu, seperti periosteum, dinding arteri, permukaan sendi, falx, dan
tentorium. Kebanyakan jaringan internal lainnya hanya diinervasi oleh free nerve
endings yang letaknya berjauhan sehingga nyeri pada organ internal umumnya timbul apabila keduanya digabungkan, sering disebut dengan substansia gelatinosa.
akibat penjumlahan perangsangan berbagai nerve endings dan dirasakan sebagai slow Kebanyakan sinyal kemudian akan melalui sebuah atau beberapa neuron pendek yang
chronic- aching type pain. menghubungkannya dengan area lamina V lalu kemudian kebanyakan serabut saraf
Nyeri dapat dibagi atas dua yaitu fast pain dan slow pain. Fast pain, nyeri akut, ini akan bergabung dengan serabut saraf dari fast-sharp pain pathway. Setelah itu,
merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu 0,1 s setelah stimulus diberikan. Nyeri neuron terakhir yang panjang akan menghubungkan sinyal ini ke otak pada jaras
ini disebabkan oleh adanya stimulus mekanik dan termal. Signal nyeri ini anterolateral.
ditransmisikan dari saraf perifer menuju korda spinalis melalui serat A dengan Ujung dari traktus paleospinotalamikus kebanyakan berakhir pada batang otak dan
kecepatan mencapai 6 30 m/s. Neurotransmitter yang mungkin digunakan adalah hanya sepersepuluh ataupun seperempat sinyal yang akan langsung diteruskan ke
glutamat yang juga merupakan neurotransmitter eksitatorik yang banyak digunakan talamus. Kebanyakan sinyal akan berakhir pada salah satu tiga area yaitu : (1)
pada CNS. nukleus retikularis dari medulla, pons, dan mesensefalon, (2) area tektum dari
Slow pain, nyeri kronik, merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu lebih dari 1 mesensefalon, (3) regio abu abu dari peraquaductus yang mengelilingi aquaductus
detik setelah stimulus diberikan. Nyeri ini dapat disebabkan oleh adanya stimulus Silvii. Ketiga bagian ini penting untuk rasa tidak nyaman dari tipe nyeri. Dari area
mekanik, kimia dan termal tetapi stimulus yang paling sering adalah stimulus kimia. batang otak ini, multipel serat pendek neuron akan meneruskan sinyal ke arah atas
Signal nyeri ini ditransmisikan dari saraf perifer menuju korda spinalis melalui serat melalui intralaminar dan nukleus ventrolateral dari talamus dan ke area tertentu dari
C dengan kecepatan mencapai 0,5 2 m/s. Neurotransmitter yang digunakan adalah hipotalamus dan bagian basal otak.
substansi P.
Jalur yang ditempuh dapat dibagi menjadi dua pathway yaitu fast-sharp pain INTERPRETASI SKALA NYERI
pathway dan slow- chronic pain pathway. Setelah mencapai korda spinalis melalui Interpretasi skala nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh
dorsal spinalis, serat nyeri ini akan berakhir pada relay neuron pada kornu dorsalis individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan
dan selanjutnya akan dibagi menjadi dua traktus yang selanjutnya akan menuju ke kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
otak. Traktus itu adalah neospinotalamikus untuk fast pain dan paleospinotalamikus orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling
untuk slow pain. mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.
Traktus neospinotalamikus untuk fast pain, pada traktus ini, serat A yang Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti
mentransmisikan nyeri akibat stimulus mekanik maupun termal akan berakhir pada tentang nyeri itu sendiri
lamina I (lamina marginalis) dari kornu dorsalis dan mengeksitasi second-order Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :
neurons dari traktus spinotalamikus. Neuron ini memiliki serabut saraf panjang yang 1) Skala intensitas nyeri deskriptif
menyilang menuju otak melalui kolumn anterolateral. Serat dari neospinotalamikus
akan berakhir pada: (1) area retikular dari batang otak (sebagian kecil), (2) nukleus
talamus bagian posterior (sebagian kecil), (3) kompleks ventrobasal (sebagian besar).
Traktus lemniskus medial bagian kolumn dorsalis untuk sensasi taktil juga berakhir
pada daerah ventrobasal. Adanya sensori taktil dan nyeri yang diterima akan
memungkinkan otak untuk menyadari lokasi tepat dimana rangsangan tersebut
diberikan. 2) Skala identitas nyeri numerik
Traktus paleospinotalamikus untuk slow pain, traktus ini selain mentransmisikan
sinyal dai serat C, traktus ini juga mentransmisikan sedikit sinyal dari serat A. Pada
traktus ini , saraf perifer akan hampir seluruhnya nerakhir pada lamina II dan III yang
memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan nyeri. Skala
penilaian numerik (Numerical rating scales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti
alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala
0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan
setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka
3) Skala analog visual
direkomendasikan patokan 10 cm (AHCPR, 1992).
Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi. VAS adalah
suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi
verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk
mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukuran keparahan
nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada
Keterangan : rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka.
0 : Tidak nyeri Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan tidak
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. mengkomsumsi banyak waktu saat klien melengkapinya. Apabila klien dapat
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat membaca dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan nyeri, tapi
dengan baik. juga, mengevaluasi perubahan kondisi klien. Perawat dapat menggunakan setelah
terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai apakah nyeri mengalami
penurunan atau peningkatan.
KLASIFIKASI NYERI
Menurut Long C.B (1996) mengklasifikasi nyeri berdasarkan jenisnya, meliputi :
1. Nyeri akut, nyeri yang berlangsung tidak melebihi enam bulan, serangan
mendadak dari sebab yang sudah diketahui dan daerah nyeri biasanya sudah
Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas diketahui, nyeri akut ditandai dengan ketegangan otot, cemas yang keduanya
nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri sebagai yang akan meningkatkan persepsi nyeri.
ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan 2. Nyeri kronis, nyeri yang berlangsung enam bulan atau lebih, sumber nyeri tidak
klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan. diketahui dan tidak bisa ditentukan lokasinya. Sifat nyeri hilang dan timbul pada
Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih periode tertentu nyeri menetap.
obyektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan
sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun Corwin J.E (1997) mengklasifikasikan nyeri berdasarkan sumbernya meliputi :
dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking dari tidak 1. Nyeri kulit, adalah nyeri yang dirasakan dikulit atau jaringan subkutis, misalnya
terasa nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan. Perawat menunjukkan klien nyeri ketika tertusuk jarum atau lutut lecet, lokalisasi nyeri jelas disuatu
skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri trbaru yang ia dermatum.
rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan 2. Nyeri somatik adalah nyeri dalam yang berasal dari tulang dan sendi, tendon, otot
dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini rangka, pembuluh darah dan tekanan syaraf dalam, sifat nyeri lambat.
3. Nyeri Viseral, adalah nyeri dirongga abdomen atau torak terlokalisasi jelas c. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi
disuatu titik tapi bisa dirujuk kebagian-bagian tubuh lain dan biasanya parah.
4. Nyeri Psikogenik, adalah nyeri yang timbul dari pikiran pasien tanpa diketahui 4. Menurut Waktu Serangan
adanya temuan pada fisik (Long, 1989 ; 229). Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan tipe nyeri. Pada tahun 1986, The
5. Nyeri Phantom limb pain, adalah nyeri yang dirasakan oleh individu pada salah National Institutes of Health Concencus Conference of Pain mengkategorikan nyeri
satu ekstremitas yang telah diamputasi (Long, 1996 ; 229). menurut penyebabnya. Partisipan dari konferensi tersebut mengidentifikasi 3 (tiga)
tipe dari nyeri : akut, Kronik Malignan dan Kronik Nonmalignan.
1. Menurut Tempat Nyeri akut timbul akibat dari cedera akut, penyakit atau pembedahan. Nyeri Kronik
a. Periferal Pain Nonmalignan diasosiasikan dengan cedera jaringan yang tidak progresif atau yang
1) Superfisial Pain (Nyeri Permukaan) menyembuh. Nyeri yang berhubungan dengan kanker atau penyakit progresif disebut
2) Deep Pain (Nyeri Dalam)
Chronic Malignant Pain. Meskipun demikian, perawat biasanya berpegangan
3) Reffered Pain (Nyeri Alihan) ; nyeri yang dirasakan pada area yang bukan
terhadap dua tipe nyeri dalam prakteknya yaitu akut dan kronis.
merupakan sumber nyerinya.
b. Central Pain
Terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinal cord, batang otak dll.
2. Mengetahui dan menjelaskan nyeri kepala
c. Psychogenic Pain
Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari trauma psikologis. 2.1. Definisi
d. Phantom Pain Nyeri kepala juga bias terjadi karena peningkatan tekanan intrakranial akan
Phantom Pain merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudah tak ada lagi, menyebabkan traksi dan pergeseran struktur struktur peka nyeri. Iskemia yang
contohnya pada amputasi. Phantom pain timbul akibat dari stimulasi dendrit yang diakibatkan dari penekanan tumor ke jaringan sekitarnya dapat menyebabkan
berat dibandingkan dengan stimulasi reseptor biasanya. Oleh karena itu, orang pelepasan mediator inflamasi. Traksi, pergeseran, serta inflamasi yang terjadi pada
tersebut akan merasa nyeri pada area yang telah diangkat. kepala dapat menyebabkan nyeri kepala.
e. Radiating Pain
Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringan sekitar. 2.2. Klasifikasi
2. Menurut Sifat
a. Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang
b. Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama
c. Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali dan biasanya
menetap10 15 menit, lalu menghilang dan kemudian timbul kembali.
d. Intractable Pain : nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi. Contoh
pada arthritis, pemberian analgetik narkotik merupakan kontraindikasi akibat
dari lamanya penyakit yang dapat mengakibatkan kecanduan.
2.5 Patofisiologi
Nyeri kepala dipengaruhi oleh nukleus trigeminoservikalis yang merupakan
nosiseptif yang penting untuk kepala, tenggorokan dan leher bagian atas. Semua
aferen nosiseptif dari saraf trigeminus, fasial, glosofaringeus, vagus, dan saraf
dari C1 3 beramifikasi pada grey matter area ini. Nukleus trigeminoservikalis
terdiri dari tiga bagian yaitu pars oralis yang berhubungan dengan transmisi
sensasi taktil diskriminatif dari regio orofasial, pars interpolaris yang
berhubungan dengan transmisi sensasi taktil diskriminatif seperti sakit gigi, pars
kaudalis yang berhubungan dengan transmisi nosiseptif dan suhu.
Terdapat overlapping dari proses ramifikasi pada nukleus ini seperti aferen
dari C2 selain beramifikasi ke C2, juga beramifikasi ke C1 dan C3. Selain itu,
aferen C3 juga akan beramifikasi ke C1 dan C2. Hal ini lah yang menyebabkan
terjadinya nyeri alih dari pada kepala dan leher bagian atas.
Nyeri alih biasanya terdapat pada oksipital dan regio fronto orbital dari
kepala dan yang jarang adalah daerah yang dipersarafi oleh nervus maksiliaris
dan mandibularis. Ini disebabkan oleh aferen saraf tersebut tidak atau hanya
2.3. Etiologi
sedikit yang meluas ke arah kaudal. Lain halnya dengan saraf oftalmikus dari
Sakit kepala bisa disebabkan oleh kelainan: (1) vaskular, (2) jaringan saraf, (3)
trigeminus. Aferen saraf ini meluas ke pars kaudal.
gigi geligi, (4) orbita, (5) hidung dan (6) sinus paranasal, (7) jaringan lunak di
Saraf trigeminus terdiri dari 3 yaitu V1, V2, dan V3. V1 , oftalmikus,
kepala, kulit, jaringan subkutan, otot, dan periosteum kepala. Selain kelainan
menginervasi daerah orbita dan mata, sinus frontalis, duramater dari fossa kranial
yang telah disebutkan diatas, sakit kepala dapat disebabkan oleh stress dan
dan falx cerebri serta pembuluh darah yang berhubungan dengan bagian
perubahan lokasi (cuaca, tekanan, dll.)
duramater ini. V2, maksilaris, menginervasi daerah hidung, sinus paranasal, gigi
2.4 Faktor resiko dan Epidemiologi bagian atas, dan duramater bagian fossa kranial medial. V3, mandibularis,
Faktor resiko terjadinya sakit kepala adalah gaya hidup, kondisi penyakit, jenis menginervasi daerah duramater bagian fossa cranial medial, rahang bawah dan
kelamin, umur, pemberian histamin atau nitrogliserin sublingual dan faktor gigi, telinga, sendi temporomandibular dan otot menguyah.
genetik. Selain saraf trigeminus terdapat saraf kranial VII, IX, X yang innervasi
Prevalensi sakit kepala di USA menunjukkan 1 dari 6 orang (16,54%) atau 45 meatus auditorius eksterna dan membran timfani. Saraf kranial IX menginnervasi
juta orang menderita sakit kepala kronik dan 20 juta dari 45 juta tersebut rongga telinga tengah, selain itu saraf kranial IX dan X innervasi faring dan
merupakan wanita. 75 % dari jumlah di atas adalah tipe tension headache yang laring.
berdampak pada menurunnya konsentrasi belajar dan bekerja sebanyak 62,7 %. Servikalis yang terlibat dalam sakit kepala adalah C1, C2, dan C3. Ramus
Menurut IHS, migren sering terjadi pada pria dengan usia 12 tahun dorsalis dari C1 menginnervasi otot suboccipital triangle - obliquus superior,
obliquus inferior dan rectus capitis posterior major dan minor. Ramus dorsalis
dari C2 memiliki cabang lateral yang masuk ke otot leher superfisial posterior,
longissimus capitis dan splenius sedangkan cabang besarnya bagian medial Nyeri kepala akibat radang, aneurisma, tumor atau abses otak jarang ditemukan,
menjadi greater occipital nerve. Saraf ini mengelilingi pinggiran bagian bawah meskipun harus tetap merupakan perhatian karena penatalaksanaan yang berbeda.
dari obliquus inferior, dan balik ke bagian atas serta ke bagian belakang melalui
semispinalis capitis, yang mana saraf ini di suplai dan masuk ke kulit kepala ANAMNESIS
Mula timbul
melalui lengkungan yang dikelilingi oleh superior nuchal line dan the
Nyeri kepala yang dimulai sejak masa kanak-kanak, masa remaja atau dewasa
aponeurosis of trapezius. Melalui oksiput, saraf ini akan bergabung dengan saraf
muda biasanya migren; jenis ini umumnya berhenti pada saat menopause,
lesser occipital yang mana merupakan cabang dari pleksus servikalis dan
meskipun pada beberapa kasus justru mulai dirasakan pada masa tersebut. Nyeri
mencapai kulit kepala melalui pinggiran posterior dari sternokleidomastoid.
kepala tipe tegang dapat mulai diderita setiap saat, Sedangkan nyeri kepala yang
Ramus dorsalis dari C3 memberi cabang lateral ke longissimus capitis dan
baru mulai dirasakan pada usia yang lebih lanjut harus diselidiki kemungkinan
splenius. Ramus ini membentuk 2 cabang medial. Cabang superfisial medial
penyebab organiknya seperti arteritis temporalis, gangguan peredaran darah otak
adalah nervus oksipitalis ketiga yang mengelilingi sendi C2-3 zygapophysial
atau tumor. Hati-hati terhadap nyeri kepala yang progresif memberat karena
bagian lateral dan posterior.
mungkin didasari kelainan organik; makin lama nyeri kepala diderita
Daerah sensitif terhadap nyeri kepala dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
tanpaberubah sifat, makin besar kemungkinan- nya disebabkan oleh faktor-faktor
intrakranial dan ekstrakranial. Intrakranial yaitu sinus venosus, vena korteks
yang jinak (benign).
serebrum, arteri basal, duramater bagian anterior, dan fossa tengah serta fossa
posterior. Ektrakranial yaitu pembuluh darah dan otot dari kulit kepala, bagian Lokasi
dari orbita, membran mukosa dari rongga nasal dan paranasal, telinga tengah dan Nyeri kepala migren dapat dirasakan di manapun, paling sering di daerah
luar, gigi, dan gusi. Sedangkan daerah yang tidak sensitif terhadap nyeri adalah temporal (pelipis), bisa unilateral, bilateral atau berganti-ganti. Nyeri kepala
parenkim otak, ventrikular ependima, dan pleksus koroideus. unilateral di sekitar orbita dapat disebabkan oleh nyeri kepala klaster. Nyeri
Beberapa mekanisme umum yang tampaknya bertanggung jawab memicu kepala akibat gangguan gigi-geligi, sinus atau mata biasanya dirasakan di daerah
nyeri kepala adalah sebagai berikut (Lance, 2000) : frontal, dapat menjalar ke oksipital dan leher, sedangkan nyeri bitemporal dapat
(1) peregangan atau pergeseran pembuluh darah; intrakranium atau
disebabkan oleh tumor sella/parasella. Nyeri kepala akibat tumor, bergantung
ekstrakranium,
letaknya, bila supratentorial umumnya dirasakan di frontal atau vertex,
(2) traksi pembuluh darah,
(3) kontraksi otot kepala dan leher ( kerja berlebihan otot), sedangkan bila letaknya infratentorial/fossa posterior
(3) peregangan periosteum (nyeri lokal),
(4) degenerasi spina servikalis atas disertai kompresi pada akar nervus servikalis Frekuensi
Pola serangan nyeri dapat merupakan petunjuk diagnosis, terutama tipe klaster
(misalnya, arteritis vertebra servikalis), defisiensi enkefalin (peptida otak mirip-
yang khas, berupa serangan-serangan singkat antara 3090 menit, berulang 26 kali
opiat, bahan aktif pada endorfin).
sehari selama beberapa hari, kemudian dapat remisi selama beberapa minggu
2.6 Diagnosis sampai beberapa tahun. Migren juga dapat bersifat sporadik, sedangkan nyeri
Mengingat diagnosis nyeri kepala sebagian besar didasarkan atas keluhan, maka kepala tipe tegang umumnya bersifat menetap, berangsur-angsur memberat atau
anamnesis memegang peranan penting. Dalam praktek sehari-hari, jenis yang berfluktuasi selama berhari-hari.
paling sering dijumpai ialah nyeri kepala tipe tegang (tension-type headache) dan
migren (migraine); baru kemudian nyeri kepala yang dikaitkandengan penyakit Sifat
Nyeri berdenyut dapat disebabkan oleh demam, migren, hipertensi atau tumor
sistemik, atau gangguan di sekitar wajah, telinga, mata, gigi dan sinus paranasal.
hemangioma. Nyeri kepala akibat tumor atau meningitis biasanya menetap dan
nyeri, kadang-kadang juga terasa berdenyut. Nyeri kepala tipe tegang dirasakan 1 mg ergotamin) diberikan 2 tablet pada saat timbul serangan dan diulangi jam
menekan, persisten dan kadang-kadang dirasakan seperti diikat. berikutnya .
Nyeri paling hebat disebabkan oleh pecahnya aneurisma, meningitis, demam, Pada pasien yang terlalu sering mengalami serangan dapat diberikan preparat
migren atau yang berhubungan dengan hipentensi maligna; nyeri hebat dan Bellergal (ergot 0,5 mg; atropin 0,3 mg; dan fenobarbital 15mg) diberikan 2 3
mendadak (thunderclap), apalagi bila disusul dengan rasa lemah dan penurunan kali sehari selama beberapa minggu. Bagi mereka yang refrakter dapat
kesadaran harus dicurigai disebabkan oleh aneunisma intrakranial yang pecah. ditambahkan pemberian ACTH (40 u/hari) atau prednison (1mg/Kg BB/hari)
Nyeri kepala akibat tumor atau abses biasanya bersifat Sedang, demikian selama 3 4 minggu.
juga dengan nyeri yang disebabkan oleh proses di daerah sinus, gigi geligi atau Preparat penyekat beta,seperti propanolol dan timolol dilaporkan dapat
mata. Nyeri kepala migren jarang berlangsung lebih dari 14 jam, yang khas ialah mencegah timbulnya serangan migren karena mempunyai efek mencegah
adanya periode bebas keluhan di antara serangan; sedangkan nyeri kepala tipe vasodilatasi kranial. Tetapi penyekat beta lainnya seperti pindolol, praktolol, dan
tegang dapat berlangsung berhari- hari, bahkan bertahun-tahun. Nyeri yang aprenolol tidak mempunyai efek teraupetik untuk migren, sehingga mekanisme
terutama dirasakan di pagi hari, selain yang disebabkan oleh tumor, juga dapat kerjanya disangka bukan semata mata penyekat beta saja. Preparat yang efektif
ditimbulkan oleh hipertensi, atau migren biasa. Mignen timbul di saat ketegangan adalah penyekat beta yang tidak memiliki efek ISA ( Intrinsic Sympathomimetic
emosional, cuaca panas, kesibukan yang meningkat,sedangkan nyeri kepala yang Activity).
berhubungan dengan sinus muncul saat infeksi saluran napas, di saat pergantian Cluster headache umunya membaik dengan pemberian preparat ergot. Untuk
musim atau berkaitan dengan alergi. varian Cluster headache umumnya membaik dengan indometasin. Tension type
headache dapat diterapi dengan analgesik dan/atau terapi biofeedback yang dapat
PEMERIKSAAN FISIK : digunakan sebagai pencegahan timbulnya serangan.
Dilakukan lengkap : pemeriksaan umum, internus dan neurologik. Pemeriksaan Terapi preventif yang bertujuan untuk menurunkan frekuensi, keparahan, dan
lokal kepala, nyeri tekan didaerah kepala, gerakan kepala ke segala arah, palpasi durasi sakit kepala. Terapi ini diresepkan kepada pasien yang menderita 4 hari
arteri temporalis,spasme otot peri-cranial dan tengkuk, bruit orbital dan temporal. atau lebih serangan dalam sebulan atau jika pengobatan di atas tidak efektif.
Terapi ini harus digunakan setiap hari. Terapi preventif tersebut adalah pemberian
PEMERIKSAAN PENUNJANG : beta bloker, botox, kalsium channel blokers, dopamine reuptake inhibitors,
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosa
SSRIs, serotonin atau dopamin spesifik, dan TCA.
nyeri kepala seperti :
1. Foto Rongten kepela 2.8 Prognosis
2. EEG Prognosis dari sakit kepala bergantung pada jenis sakit kepalanya sedangkan
3. CT-SCAN indikasi merujuk adalahsebagai berikut: (1) sakit kepala yang tiba tiba dan
4. Arteriografi, Brain Scan Nuklir
5. Pemeriksaan laboratorium(Tidak rutin atas indikasi) timbul kekakuan di leher, (2) sakit kepala dengan demam dan kehilangan
6. Pemeriksaaan psikologi (jarang dilakukan). kesadaran, (3) sakit kepala setelah terkena trauma mekanik pada kepala, (4) sakit
kepala disertai sakit pada bagian mata dan telinga, (5) sakit kepala yang menetap
2.7 Penatalaksanaan pada pasien yang sebelumnya tidak pernah mengalami serangan, (6) sakit kepala
Nyeri kepala dapat diobati dengan preparat asetilsalisilat dan jika nyeri kepala yang rekuren pada anak.
sangat berat dapat diberikan preparat ergot (ergotamin atau dihidroergotamin).
Bila perlu dapat diberikan intravena dengan dosis 1 mg dihidroergotaminmetan
sulfat atau ergotamin 0,5 mg. Preparat Cafergot ( mengandung kafein 100 mg dan 3. Mengetahui dan menjelaskan klasifikasi & gambaran nyeri somatoform
3.1. Definisi Gangguan Somatoform
Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gangguan dismorfik tubuh dapat secara sebagian membebaskan kecemasan yang
gejala fisik (sebagai contohnya nyeri, mual, muntah, dan pusing) dimana tidak diasosiasikan dengan keterpakuan pada kekhawatiran akan kesehatan atau
dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat. kerusakan fisik yang dipersepsikan.