Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dunia ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin berkembang, bisa
dirasakan dengan banyaknya pesawat yang membantu manusia. Terutama yang
menjadi alasan ditulisnya makalah ini adalah perkembangannya tentang
pembangkit listrik. Ada banyak macam-macam pembangkit listrik berdasarkan
asal tenaga pembangkitnya, salah satunya yang akan dibahas adalah pembangkit
listrik tenaga air.

Pada prinsipnya PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) mengubah energi


mekanik air menjadi listrik. Dengan air memutar generator listriknya kemudian
menghasilkan tenaga listrik untuk digunakan sesuai kebutuhan.

Oleh karena itu penting sekali mempelajari PLTA (Pembangkit Listrik


Tenaga Air) ini, karena pada kehidupan yang akan datang tidak mungkin kita
mengandalkan selalu tenaga yang sama untuk digunakan terus menerus.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apakah pengertian dari Pembangkit Listrik Tenaga Air ?
2) Bagaimana desain dan prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Air?
3) Apa saja kelebihan dan kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Air?

4) Bagaimana perkembangan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Air?

1.3 Tujuan
1) Mendefinisikan pengertian dari Pembangkit Listrik Tenaga Air .
2) Mendeskripsikan desain dan prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga
Air.
3) Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga
Air.
4) Menganalisis perkembangan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Air.

BAB II
PEMBAHASAN

1
Pada bab ini akan dibahas tentang beberapa hal, yaitu pengertian, proses
dan prinsip kerja, desain, kelebihan dan kekurangan, serta perkembangan
Pembangkit Listrik Tenaga Air di Indonesia.

2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Air


Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber daya yang tidak
akan habis dan tidak terbatas, contohnya energi angin, matahari, tenaga air, dan
sampah. PLTA merupakan tenaga listrik dengan pembangkit dari energi mekanis
air, yang mana air adalah energy terbarukan.

Telkom University Indonesia (2013) dalam modulnya menjelaskan, PLTA


adalah pembangkit listrik yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air
untuk menghasilkan energi listrik. Dengan memanfaatkan energi potensial dan
kinetik air sebagai pembangkitnya, PLTA saat ini menjadi sangat mudah
dibangun.

PNPM dalam buku panduan energy terbarukan menjelaskan, kincir air dan
energi Hidroelektrik merupakan bentuk-bentuk dari energi tenaga air. Bendungan
Hidroelektrik adalah contoh energi air dalam skala besar. Bahkan 16 % dari energi
listrik dunia disumbang oleh energi tenaga air. Juga menyebutkan klasifikasi
PLTA berdasarkan head, kapasitas, dan jenis desain.

(1) Klasifikasi berdasarkan head:


a) Head tinggi : H>100m
b) Head menegah : 30-100 m
c) Head rendah : 2- 30 m

(2) Klasifikasi berdasarkan kapasitas


a) PLTA Pico : <500 W
b) PLTA Micro : 0.5-100 kW
c) PLTA Mini : 100-1000 kW
d) PLTA Kecil : 1MW-10 MW
e) PLTA Skala Penuh: >10 MW

(3) Klasifikasi berdasarkan jenis desain:


a) Run-of-the-river
Bentuk yang paling sederhana dalam konteks PLTA mikro dan mini.
Skema ini tidak memanfaatkan bendungan untuk mengarahkan air ke

2
bangunan penyadap,melainkan mengubah lajur aliran air menuju turbin
melalui pipa atau penstock.

b) Sistem Penyimpanan
Dalam penggunaan sistem ini. Air ini akan disimpan terlebih dahulu
dalam jangka waktu tertentu (beberapa jam atau dalam beberapa bulan)
Dan akan digunakan untuk menghasilkan energi ketika dibutuhkan.

c) Sistem Pompa Penyimpanan


Ketika terjadi kebutuhan listrik yang rendah atau kelebihan kebutuhan
listrik scara tibatiba, maka pompa secara otomatis akan mengisi penuh
tanki tangki penyimpanan. Namun apabila tejadi lonjakan kebutuhan
listrik yang tinggi,maka tangki tangki yang ada akan segera dikosongkan
menuju turbin untuk memenuhi kebutuhan produksi yang mencukupi.

2.2 Desain dan Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air

2.2.1 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air


Berikut ini adalah pripsip kerja dari PLTA berdasarkan dari penjelasan
buku panduan PNPM.

1. Bendungan PLTA menggunakan reservoir untuk menghasilkan energi


potensial dari air bendungan

2. Aliran air mengalir melalui sebuah pipa yang disebut sebuah penstock. (Salah
satu keunggulan penyaluran daya air dari bendungan.)

3. Air mengalir melalui penstock menuju turbin dan memaksa turbin untuk
bergerak dan selanjutnya generator mulai memproduksi energi listrik.

Sedangkan Telkom University dalam modul IV A menjelaskan cara kerja


dari PLTA yaitu.

1. Air dialirkan melalui pintu air yang sudah diatur untuk mendapatkan debit
air yang diinginkan.
2. Aliran air ini akan melewati pipa pesat dan mengakibatkan tekanan air
meningkat.
3. Air dari pipa pesat kemudian akan menabrak baling-baling turbin sehingga
turbin dapat berputar.

3
4. Putaran turbin yang terhubung dengan poros akan membuat rotor
generator juga ikut berputar.
5. Generator yang berputar menyebabkan terjadinya perubahan medan
magnet diantara stator dan rotor sehingga akan terjadi ggl (aliran elektron).

6. Listrik yang dihasilkan generator akan dialirkan ke transformator step up.

2.2.2 Desain Pembangkit Listrik Tenaga Air


Berdasarkan prinsip kerjanya dalam sub subbab sebelumnya, PLTA ini
memiliki desain yang bervariasi. Karena inovasi setiap manufaktur berbeda-beda,
namun setidaknya ada beberapa komponen utama dalam setiap desain PLTA,
berikut ini adalah desain sederhana dari PLTA.

PNPM dalam buku panduan energy terbarukan menjelaskan bahwa,


komponen dari energi tenaga Air dan beserta fungsinya antara lain:

a. Reservoir
Sebuah waduk digunakan untuk menyimpan air untuk digunakan ketika
diperlukan

4
b. Intake (Bangunan Penyadap)
Sebuah tempat untuk mengalirkan air ke pipa.
c. Penstock
Penstock mengalirkan air dari bangunan penyadap menuju ke pembangkit
tenaga listrik.
d. Turbin
Turbin mengkonversikan energi potensial dari air menjadi energi rotasi
mekanik.

Tipe turbin
a) Turbin Reaksi
Turbin Reaksi adalah turbin yang benar-benar terendam air, sehingga
head efektif bekerja pada kedua sisi turbin - tekanan dapat positif
(mendorong) atau negatif (menghisap).

(a) Turbin Francis

5
Ciri-ciri:
Jenis turbin reaksi
Komponen Runner tenggelam dalam air sepenuhnya.
Terdiri dari deretan bilah melengkung
Regulasi aliran dilakukan melalui deretan bilah yang dapat
diatur.
Prakondisi:
Mulai operasi antara: 25 m <H <350 m
H = Head atau ketinggian air terjun.
Keuntungan:
Operasional yang handal
Konstruksi sederhana
Tingginya Efisiensi
Kerugian:
Tidak cocok untuk lokasi dengan Head(ketinggian air terjun)
yang tinggi

6
(b) Turbin Plopeler

Ciri-ciri:
Jenis turbin reaksi
Kaplan adalah jenis turbin tertua dengan konfigurasi sebuah
gulir dan gerbang kecil radial untuk pengaturan aliran.
Turbin Kaplan memiliki pisau yang dapat diatur dan
disesuaikan melalui gerbang kecil dan menghasilkan efisiensi
terbaik atas berbagai laju aliran.
Prakondisi
Mulai operasi antara: 2 m < H <40 m
Memerlukan sistem yang tinggi alirannya
Keuntungan
Turbin propeler dapat berjalan dengan kecepatan tinggi dan
head yang rendah.
Turbin Kaplan sangat efisien.
Kerugian
Mahalnya pemeliharaan dan investasi.
Tidak cocok untuk lokasi dengan head tinggi
b) Turbin Implus
Di dalam sebuah turbin impuls seperti Pelton air menerjang saluran
turbin di bawah tekanan. Setelah air menerjang pisau turbin, tidak ada
energi yang tersisa dalam aliransehingga tidak ada efek hisap. Tekanan
air tidak berubah karena mengalir melalui turbin

7
(a) Turbin Cross Flow

Ciri-ciri:
Jenis turbin impuls
Ketika air masuk ke turbin akan diarahkan oleh satu atau lebih
baling-baling yang terletak di hulu runner dan melintas dua kali
sebelum meninggalkan turbin.
Prakondisi:
Mulai operasi dengan kepala antara 5 m < H < 200 m
Keuntungan:
Desain sederhana sehingga menyebabkan produksi yang baik
dan terstandarisasi
Murah dan kuat
Dibandingkan dengan turbin lainnya, turbin cross flow
biayanya lebih rendah
Sangat dianjurkan untuk kondisi seperti di Indonesia.
Kerugian:
Turbin CrossFlow memiliki efisiensi hingga 80% lebih rendah
dibandingkan dengan jenis turbin lain
(b) Turbin Pelton

8
Ciri-ciri:
Sebuah turbin impuls
Turbin yang terdiri dari sejumlah ruang penampung untuk
menangkap aliran air.
Untuk arus yang lebih tinggi jumlah ruang penampung dapat
ditingkatkan
Turbin yang sangat efisien
Prakondisi:
Mulai operasi antara: 50 m <H <1300 m
Membutuhkan sistem aliran air yang rendah
Keuntungan:
Konstruksi yang kompak
Stabil dijalankan
Mudah dioperasikan

Kerugian:
Tidak cocok untuk lokasi yang headnya rendah
Tidak cocok untuk sistem aliran airnya tinggi

9
e. Generator
Generator mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
f. Transformer
Sebuah alat yang berguna menyebarkan,meningkatkan atau menurunkan
tegangan sehingga dapat ditransmisi melalui jalur transmisi sesuai dengan voltase
yg diinginkan
g. Jalur Transmission
Listrik disalurkan ke gardu dan didistribusikan ke konsumen melalui
jaringan listrik.

2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Air

2.3.1 Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Air


a. Indonesia memiliki potensi tenaga air sampai sebesar 62,2 GW
termasuk 458 MW potensi mikro hidro bagi masyarakat pedesaan
dan terpencil
b. Pembangkit Mini-hidro dapat mengurangi emisi bahan bakar fosil
CO sekitar 4.000 2 ton per tahun.
c. Sumber daya energi terbarukan yang bersih dan gratis.
d. Tidak ada limbah atau emisi.
e. Masyarakat akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan
stabilitas jaringan listrik.
f. Sistem Mikro hidro dapat menyuplai listrik tanpa mempengaruhi
kualitas air, tanpa mempengaruhi habitat, dan tanpa mengubah rute
atau aliran sungai.
g. Emisi CO untuk PLTA 3,65 mini hidro MW 2 adalah 0,88 kg CO
/kWh 2
h. Sistem Micro hidro dapat dikombinasi dengan sistem energi surya
untuk menghasilkan energi pada musim dingin, di mana banyak
aliran air dan minimnya energi surya.

10
2.3.2 Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Air

a. Bendungan sangat mahal untuk dibangun, dan memerlukan lahan


yang luas. Skema ini tidak termasuk dalam proyek proyek PNPM.
b. Berpotensi kerusakan ekosistem dan kualitas air.
c. Pembendungan yang berlebihan dan perusakan wilayah adat adalah
hasil dari perencanaan yang buruk.
d. Hanya berguna jika dekat dengan sumber air.
e. Bergantung pada pengurusan wilayah resapan air yang baik dan
sehat.

2.4 Perkembangan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Air


Perkembangan teknologi dari PLTA sendiri sangat bervariasi, sebenarnya
pengembangannya banyak di microhidro karena lebih murah dalam segi riset. Dan
inovasi setiap perusahaan manufaktur dibidangnya juga berbeda-beda. Mengutip
pernyataan dari U. S. Departement of The Interior (2005) yaitu,

Hydropower research and development today is primarily being conducted in


the following areas: Fish Passage, Behavior, and Response Turbine-Related Projects
Monitoring Tool Development Hydrology Water Quality Dam Safety Operations &
Maintenance Water Resources Management.

Memahami maksud dari penjelasan tersebut, dapat kita ketahui bahwa


pengembangan teknologinya tidak akan jauh dari tiga hal tadi. Sehingga saat ini
banyak sekali teknologi-teknologi baru yang ada.

Untuk di Indonesia perkembangan PLTA sangatlah pesat, salah satu contoh


pengembangan teknologi PLTA terbaru ada di PLTA Jatigede yang menggunakan
teknologi SILO. Manajer Unit Pelaksana Pembangunan Khadarisman dalam
Okezone Finance (2017) mengatakan, teknologi lubang raksasa yang biasa disebut
SILO merupakan lubang dengan diameter 25 meter persegi dengan kedalaman
26,5 meter persegi (m2).

Walaupun begitu sebenarnya performa dari PLTA ini tergolong relative


sama dengan PLTA yang lainnya.

11
Berikut ini adalah beberapa sampel contoh PLTA yang ada di Indonesia.

Jenis dan
Nama Lokasi Kapasitas Jumlah
Pembangkit
Kecamatan Silih PLTA total 4
2 x 22.1 MW;2 x
PLTA Peusangan Nara , Kabupaten unit 86,6
21,2 MW
Aceh Tengah, Aceh MW
Kecamatan Pintu
Pohan Meranti, PLTA total 4
PLTA Sigura-gura Kabupaten Toba 4 x 71,50 MW unit 286
Samosir, Sumatera MW
Utara
PLTA total 2
PLTA Besai Lampung 2 x 46,4 MW unit 90
MW
PLTA total 2
PLTA Batutegi Lampung 2 x 14 MW unit 28
MW
PLTA total 8
PLTA Cirata Jawa Barat 8 x 126 MW unit 1.008
MW
Kecamatan Pamona
PLTA total 4
PLTA Sulewana- Utara , Kabupaten
4 x 40 MW unit 160
Poso I Poso, Sulawesi
MW
Tengah
PLTA total 3
PLTA Karangkates Jawa Timur 3 x 35 MW unit 105
MW
Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pembangkit_listrik_di_Indonesia

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya pembangkit listrik tenaga terbarukan pada saat ini hampir
memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu memanfaatkan energi mekanik untuk
menggerakkan generator dan menghasilkan listrik. Dan secara umum yang
membedakan hanyalah pada disain yang digunakan untuk menghasilkan energi
mekanik, dan itupun juga tergantung pada apa yang menggerakkannya.
Sepertihalnya air, angin, batu bara, panas bumi, nuklir dll. Secara khusus bila
membahas pembangkit listrik tenaga air dapat disimpulan sebagai berikut:

1. Telkom University Indonesia (2013) dalam modulnya menjelaskan, PLTA


adalah pembangkit listrik yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari
air untuk menghasilkan energi listrik. Dengan memanfaatkan energi potensial
dan kinetik air sebagai pembangkitnya, PLTA saat ini menjadi sangat mudah
dibangun
2. pripsip kerja dari PLTA berdasarkan dari penjelasan buku panduan PNPM.
a) Bendungan PLTA menggunakan reservoir untuk menghasilkan energi
potensial dari air bendungan
b) Aliran air mengalir melalui sebuah pipa yang disebut sebuah penstock.
(Salah satu keunggulan penyaluran daya air dari bendungan.)
c) Air mengalir melalui penstock menuju turbin dan memaksa turbin untuk
bergerak dan selanjutnya generator mulai memproduksi energi listrik.
3. Bila dilihat dari segi komponen maka PLTA dapat dirincikan sebagai berikut:
a) Reservoir
b) Intake
c) Penstok
d) Turbin
e) Generator
f) Transformer
g) Jalur Transmission
4. Dari segi disain, penggunaan, hasil, PLTA tentulah mempunyai kekurangan dan
kelebihan tersendiri dari pembangkit listrik yang lain, kelebihanya seperti:

13
Tidak ada limbah atau emisi, dan kekurangannya seperti: Bendungan sangat
mahal untuk dibangun, dan memerlukan lahan yang luas. Skema ini tidak
termasuk dalam proyek proyek PNPM.

Dan dilihat dari perkembangannya dapat dilihat dari beberapa aspek, dan
menurut U. S. Departement of The Interior (2005) yaitu,

Hydropower research and development today is primarily being conducted in


the following areas: Fish Passage, Behavior, and Response Turbine-Related Projects
Monitoring Tool Development Hydrology Water Quality Dam Safety Operations &
Maintenance Water Resources Management.

DAFTAR RUJUKAN

_. 2005. Reclamation Managing Water In The West: Hydroelectric Power, U. S.


Department of the Interior Bureau of Reclamatin, Power Resources
Office. (online), (https://www.usbr.gov/power/edu/pamphlet.pdf), diakses
pada 16 April 2017

14
Buku Panduan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat: Energi Yang
Terbarukan, (online) (http://psflibrary.org/catalog/repository/Buku
%20Panduan%20Energi%20yang%20Terbarukan_guidebook
%20renewable%20energy%20small.pdf), diakses pada 16 April 2017

Okezone Finance. 2017. PLTA Jatigede Jadi Pembangkit Listrik Pertama yang
Gunakan Teknologi SILO, (online),
(http://economy.okezone.com/read/2017/04/06/320/1660873/plta-
jatigede-jadi-pembangkit-listrik-pertama-yang-gunakan-teknologi-silo),
diakses pada 16 April 2017

Suhartono. 2013. (Pembangkit Listrik Tenaga Air), Telkom University dalam


Modul Kelas IV-A, (online),
(http://esuhartono.staff.telkomuniversity.ac.id/files/2015/03/Modul-4a-
PLTA.pdf), diakses pada 16 April 2017

Wikipedia: Daftar PLTA di Indonesia, (online),


(https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pembangkit_listrik_di_Indonesia),
diakses pada 16 April 2017

Wikipedia: Pengertian PLTA, (online),


(https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_air), diakse
pada 16 April 2017

15

Anda mungkin juga menyukai