Penerapan biosensor potensiometri telah banyak dilakukan,
salah satunya adalah yang dilakukan oleh Nazaruddin (2007),
yaitu biosensor urea berbasis biopolymer khitin sebagai matriks imobilisasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja biosensor dengan parameter meliputi sensitivitas, trayek pengukuran, limit deteksi, waktu respon, koefisien selektifitas, dan waktu hidup. Prinsip kerja dari biosensor didasarkan pada immobilisasi komponen biologi pada matriksmembran polimer yang diintegrasikan dengan sinyal transducer pada analit. Komponen biologi ini dapat berupa enzim, bakteri, dan lain-lain. Komponen biologi ini berfungsi sebagai sensor elektroaktif yang berperan pada reaksi setengah sel elektrokimia sehingga potensial yang ditimbulkan sensitive dan selektif terhadap ion tertentu. Biosensor pada penelitian ini berfungsi sebagai elektroda kerja. Biosensor yang mengandung enzim imobilisasi pada permukaan elektroda dapat memberikan respon spesifik terhadap substrat. Elektroda yang digunakan dapat berupa elektroda pH membrane glass. Elektroda pH ini akan memantau perubahan pH dari reaksi urea yang dikatalisis oleh urease, dimana hasil reaksinya adalah NH4+ dan OH-. Perubahan konsnetrasi OH- dalam larutan akan merubah pH analit dan dikonversikan dengan potensial di detector, besarnya potensial yang dihasilkan sebanding dengan konsnetrasi urea dalam analit. Bahan biopolymer yang digunakan adalah kitin. Khitin dipilih dalam penelitian ini sebagai matriks immobilisasi enzim urease, karena kithin merupakan polimer yang dikenal sangat baik untuk imobilisasi enzim karena bersifat tidak toksik, tersedia dalam berbagai bentuk (gel, powder, fiber, dan membrane), afinitasnya tinggi terhadap enzim, mudah diderivatisasi, banyak tersedia dialam dan harganya relative murah. Khitin dilarutkan dalam asam asetat atau asam formamida dan pengadukan dilakukan selama 24 jam. Setelah itu ditambahkan enzim urease. Campuran tadi kemudian dilapisi ke permukaan elektroda pH yang diputar pada 100rpm agar diperoleh pelapisan yang seragam. Elektroda dikeringkan pada suhu ruang selama 4 jam dan direndam dalam glutaraldehida 2,5% dalam buffer tris (pH=7) selama 15 menit lalu dibilas dengan larutan buffer tris selama 1 jam. Mekanisme kerja dari biosensor ini ditunjukkan pada gambar berikut
Gambar 1. Diagram mekanisme kerja biosensor potensiometri
terhadap suatu analit Elektroda dicelupkan pada larutan sampel yang akan ditentukan kadar ureanya. Selama pengukuran matriks khitin akan mengkatalisis hidrolisis urea melalui reaksi enzimatis antara substrat dan enzim.
Gambar 2. Reaksi enzimatis antara enzim dengan substrat
Kerja enzim adalah spesifik sehingga enzim ureanase ini akan menangkap substrat urea saja. Reaksi yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3. Reaksi hidrolisis urea
Gambar 4. Reaksi oksidasi ion ammonium oleh ion OH- Reaksi enzimatis biasanya melibatkan pelepasan/ penyerapan ion hydrogen. Dalam reaksi katalitik hidrolisis urea ini terjadi penyerapan ion hydrogen dan membentuk kation ammonium. Didalam suatu larutan, terdapat ion-ion OH - secara bebas sehingga kation ammonium akan dioksidasi oleh anion OH- dengan hasil samping H+. Peningkatan ion H+ akan menyebabkan perbedaan tegangan listrik dan dideteksi oleh detector potensiometri sebagai respon analitik, kemudian hasilnya akan ditampilkan pada recorder.