Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI SUSUN OLEH :
RADIATUL ADAWIYAH
NIM : 13.0899.207.03
SAMARINDA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat diselesaikan dengan
baik. Laporan ini disusun dengan maksud untuk menyelesaikan mata kuliah Praktek
Kerja Lapangan yang telah dijalani dan unutk mendapatkan nilai serta sebagai bukti
bahwa mahasiswa telah mengikuti dan menjalani maka kuliah Praktek Kerja
Lapangan.
Dalam Praktek Kerja Lapangan maupun dalam proses penyusunan laporan ini
saya telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, olehnkarena itu
perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Ners Edi Mulyono selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata
Husada Samarinda.
2. Bapak Khoirul Anam, S.Si, M.Biomed selaku Ketua Program Studi Analis
Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata Husada Samarinda, terima
kasih kami sampaikan atas penyelenggaraan PKL ini.
3. Ibu Siti Raudah S.Si, selaku Pembimbing Akademik Program Studi Analis
Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata Husada Samarinda atas
bimbingan dalam penulisan laporan ini.
4. dr. Didi Irwadi, M.Kes, Sp.PK selaku kepala laboratorium Rumah Sakit I.A
Moeis Samarinda, terimakasih telah menerima kami dalam
menyelenggarakan Praktek Kerja Lapangan PKL.
7. Orang tua kami yang selalu memberi dukungan moral dan materi.
8. Teman sejawat mahasiswa STikes Wiyata Husada program studi D-3 Analis
Kesehatan angkatan 2013.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna
Saya menyadari bahwa dalam laporan ini mungkin terdapat kesalahan-kesalahan,
baik dalam cara penulisan maupun dalam hal pengkajian masalah. Untuk itu, kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat saya harapkan, guna
memperbaiki laporan-laporan berikutnya. Namun penulis berharap laporan ini dapat
memberikan informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1 Latar Belakang.................................................................................... 1
2 Tujuan................................................................................................. 2
1 TujuanKhusus..................................................................... 2
2 Tujuan Umum...................................................................... 2
3 Manfaat.. 3
1 Manfaat bagi Pendidikan...................................................... 3
2 ManfaatbagiMahasiswa....................................................... 3
3 Manfaat bagi Rumah Sakit..................................................... 3
2.1 PengertiaanRumahSakit............................................................. 4
2.2.1 Visi......................................................................................5
2.2.2 Misi. 5
2.2.3 Moto................................................................ 6
2.2.4 RuangLaboratorium. 6
2.3.1 PemeriksaanHematologi....................................................... 6
2.3.3 PemeriksaanSerologi.. 13
2.3.4 PemeriksaanMikrobiologi 16
2.3.5 PemeriksaanParasitologi.. 17
3.1.1Tempat.................................................................................... 18
3.1.2 Waktu................................................................................. 18
3.2.1PemeriksaanHematologi.................................................... 18
3.2.3 PemeriksaanSerologi.. 30
3.2.4 PemeriksaanBakteriologi 35
3.2.5 PemeriksaanParasitologi. 37
4.2 Pembahasan....................................................................................... 43
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................... 49
5.2 Saran................................................................................................. 49
DAFTAR PUSAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Sesuai dengan tugas dan fungsinya pendidikan tenaga kesehatan
mempunyai misi antara lain, meningkatkan mutu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehetan
Wiyata Husada, mutu institusi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehetan Wiyata Husada
dan meningkatkan kemitraan serta kemandirian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehetan
Wiyata Husada dalam melaksanakan pendidikan tenaga kesehatan (Arisnawati,
2010).
Analis kesehatan adalah petugas yang bekerja di laboratorium untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang diagnosa dokter.
Seorang analis harus memiliki keterampilan dan tanggung jawab yang tinggi
dalam pemeriksaan sampel. Hal ini berhubungan dengan adanya resiko yang
fatal jika terjadi kesalahan. Profesi apapun sudah semestinya dilakukan dengan
ketulusan seperti juga menjadi seorang analis berhubungan dengan nyawa
manusia (Titah, 2009).
PKL merupakan singkatan dari Praktek Kerja Lapangan, Praktek Kerja
Lapangan adalah salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh
mahasiswa Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata Husada
Samarinda, Selain juga menjadi seorang analis yang berhubungan dengan
adanya resiko yang fatal jika terjadi kesalahan. Profesi apapun sudah
semestinya dilakukan dengan ketulusan, seperti juga menjadi seorang analis
yang berhubungan dengan nyawa manusia (Titah, 2009).
Dalam melaksanakan pendidikan, proses pembelajaran yang terjadi tidak
dalam kelas saja.Pengajaran yang berlangsung pada pendidikan ini lebih
ditekankan pada pengajaran yang menerobos di luar sekolah, bahkan di luar
isntitusi pendidikan seperti di lingkungan kerja, alam atau kehidupan
masyarakat.Dalam hal ini Praktek Kerja Lapangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari system program pembelajaran serta merupakan wadah yang
tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diperolah pada proses belajar mengajar (Titah, 2009)
Lahan praktek sebagai sarana belajar mengajar utama untuk mewujudkan
profesionalisme mahasiswa, dan juga sebagai wahana untuk meningkatkan
keterampilan secara utuh dari seorang mahasiswa yang telah mendapat
pelajaran teori di kelas atau praktek laboratorium (Titah, 2009).
Dengan adanya kerjasama dengan pihak RSUD I.A. Moeis selaku
penyediaan sarana dan prasarana, yang telah mengijinkan mahasiswa untuk
melaksanakan Praktek Belajar Klinik di RSUD I.A. Moeis, khususnya di bidang
laboratorium yang dapat diterapkan di dunia kerja maupun masyarakat. Kegiatan
yang sangat positif ini bertujuan untuk melatih serta mendidik mahasiswa
sehingga terciptanya insan yang unggul dan maju dengan ilmu yang dimiliki
sekaligus mempelajari hal-hal yang didapatkan melalui pengalaman selama
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit, melalui kegiatan ini
tentunya sangat membantu mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebelum
memasuki dunia kerja yang nyata (Titah, 2009).
2 Tujuan
1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan
cara Praktek Belajar Klinik di RSUD I.A. Moeis Samarinda .
2 Tujuan Khusus
Mengaplikasikan ilmu umum yang telah mahasiswa dapat selama
kurang lebih 4 Semester dan mengevaluasi, membandingkan dan
mempelajari serta memahami teori yang di dapatkan di bangku kuliah
dengan RSUD I.A. Moeis Samarinda.
3 Manfaat
1 Manfaa tBagi Pihak Institusi Pendidikan :
1Dapat mempromosikan keberadaan akademik ditengah-tengah dunia
kerja khususnya RSUD I.A.Moeis Samarinda.
2 Dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan khususnya
akademik dengan RSUD I.A.Moeis Samarinda.
2 Manfaat Bagi Mahasiswa :
1 Mahasiswa dapat mengimplementasikan teori yang di dapat dari kuliah
kedalam praktek yang nyata dalam menghadapi kasus-kasus yang
terjadi di RumahSakit.
2 Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi
mahasiwa.
3 Manfaat Bagi Rumah Sakit :
1 Dapat mengadopsikan serta menambah wawasan/pengetahuan baru
hasil penelitiaan institusi pendidikan.
2 Dapat membantu tenaga Rumah Sakit baik pekerjaan di dalam gedung
maupun di luar gedung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b Pemeriksaan Leukosit
Berbagai jenis sel darah putih, bersama-sama disebut leukosit.
Leukosit memilki nukleus dan tidak berwarna dalam keadaan segar.
Betuknya bulat dalam peredaran darah.Jumlah leukosit dalam sirkulasi
berkisar antara 5.000-10.000 mm darah, tetapi jumlah ini bervariasi
sesuai umur, bahkan pada waktu yang berbeda sepanjang hari.Jumlah
leukosit dalam jaringan dan organ sangat besar, tetapi tak dapat
dihitung.Variasi kecil dalam leukosit tidak mempunyai arti klinik, tetapi
adanya infeksi didalam tubuh (Arisnawati, 2010).
c Pemeriksaan Hematokrit
Hematocrit adalah nilai yang menujukkan presntase zat padat dalam
darh terhadap cairan darah. Dengan demikian, bila terjadi perembesan
cairan darah keluar dan pembuluh darah, sementara bagian padatnya
tetap dalam pembuluh darah, akan membuat presentase zat padat darah
terhadap cairanya naik sehingga kadar hematokritnya juga meningkat
(Hardjoeno, 2007).
d Pemeriksaan Trombosit
Trombosit merupakan elemen-elemen dasar dalam darah yang
meningkatkan koagulasi. Jumlah trombosit yang rendah
(Trombositopenia) berhubungan dengan perdarahan dan peningkatan
jumlah trombosit (trombositosis) dapat menyebabkan peningkatan
pembekuan. Dengan jumlah trombosit 100.000 l, dapat terjadi
perdarahan dan jumlah trombosit <50.000 l, mudah terjadi perdarahan
(Kee, 2007).
b. Kolesterol
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol atau waxi
steroid yang ditemukan pada membrane sel dan di sirkulasikan dalam
plasma darah. Merupakan jenis lipid yang merupakan molekul lemak atau
yang menyerupainya. Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang disebut
steroid. Apabila kadar lemak itu berlebihan, maka akan memberikan efek
samping yang amat serius. Merusak pembuluh coroner khususnya
kolesterol (Gandasoebrata, 2006).
c. Trigleserida
Trigleserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus
setelah mengalami hidrolisis. Trigleserida kemudiaan masuk ke dalam
plasma dalam dua bentuk yaitu sebagai klomikron berasal dari
penyerapan usus setelah makan lemak dan sebagai VLDL (very low
density lipoprotein) yang di bentuk oleh hati dengan bantuan insulin .
Trigleserida di dalam jaringan luar hati (pembuluh darah, otot,
jaringan lemak), dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase.Sisa hidrolisis
kemudian oleh hati dimetabolismekan menjadi LDL. Kolesterol yang
dapat terdapat pada LDL ini kemudian di tangkap oleh suatu reseptor
khusus di jaringan perifer itu , sehingga LDL sering di sebut sebagai
kolesterol jahat (Titah, 2009).
d SGOT
SGOT singkatan dari Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase,
sebuah enzim yang secara normal berada di sel hati dan organ lain.
SGOT di keluarkan ke dalam darah ketika hati rusak.Level SGOT darah
kemudiaan dihubungkan dengan kerusakan sel hati, seperti serangan
virus hepatitis.SGOT juga di sebut aspartate aminotransferase (AST).
Sedangkan SGPT adalah singkatan dari serum Glutamic Transaminase,
enzim ini banyak terdapat di hati. Dalam uji SGOT dan SGPT, hati dapat
dikatakan rusak apabila enzim tersebut dalam plasma lebih besar dari
kadar normalnya (Arisnawati, 2010).
e SGPT
SGPT (juga dikenal sebagai ALT) dan SGOT (AST) aalah enzim yang
dipakai oleh hati dalam pekerjaanya.Biasanya enzim ini di tahan dalam
hati, tetapi bila hati menjadi rusak karena hepatitis, semakin banyak
enzim ini dapat masuk ke dalam aliran darah. Tingkat enzim ini dalam
darah dapat di ukur, dan tingkatanya menunjukkan tingkat kerusakan
pada hati (Arisnawati, 2010).
f Ureum
Ureum berasal dari penguraiaan protein, terutama yang berasal dari
makanan.Pada orang sehat yang makananya banyak mengandung
protein, ureum biasanya berada diatas rentang normal.Kadar rendah
biasanya tidak dianggap abnormal karena mencerminkan rendahnya
protein dalam makanan atau ekspansi volume plasma. Namun bila
kadarnya sangat rendah bias mengindikasikan penyakit hati berat. Kadar
urea bertambah dengan bertambahnya usia, juga walaupun tanpa
penyalkit ginjal (Kee, 2007).
g Kreatinin
Kreatini merupakan produk penguraian keratin. Keratin di sintetis dan
terdapat dalam hampir semua otot rangka yang diberikan dengan dalam
bentuk keratin fosfat, suatu senyawa penyimpan energy dalam sistesis
ATP (adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), keratin
fosfat di ubah menjadi keratin dengan katalisasi enzim keratin
kinase.Seiring dengan pemakaian energy, sejumlah kecil di ubah secara
inversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus
dan diekresikan dalam urin (Anissa, 2012).
i Albumin
Albumin adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kesegala jenis
protein monomer yang larut dalam air dan larutan garam, dan mengalami
koagulasi saat terpapar panas. Substansi yang mengandung albumin,
seperti putih telur di sebut albuminoid. Pada manusia, albumin diproduksi
oleh reticulum endoplasma didalam hati dalam bentuk proalbumin,
kemudiaan diiris oleh badan golgi untuk disereksi sekitar 60% jumlah
serum darah dengan konsentrasi antara 30-50 g/I dengan waktu paruh
sekitar 20 hari (Gandasoebrata, 2006).
j Urin Lengkap
Fungsi ginjal adalah peraturan keseimbangan air, pengaturan
konsentrasi garam dalam darah keseimbangan asam basa darah dan
eksersi bahan buangan dan kelebihan garam. Glomerulus adalah
saringan. Setiap menit kira-kira 1 liter darah yang mengandung 500 ccm
plasma, mengalir melalui semua glomeruli sekitar 100 ccm (19%) dari itu
di saring keluar. Plasma yang berisi semua garam, glukosa dan benda
halus lainya (Gandasoebrata, 2006).
Memilih sampel urin
1 Urin Sewaktu
Adalah urin yang dikeluarkan pada saat waktu yang tidak ditentukan
secara khusus. Urin sewaktu ini biasanya cukup baik untuk
pemeriksaan rutin yang menyertai pemeriksaan badan tanpa
pendapat khusus (Gandasoebrata, 2006).
2 Urin Pagi
Adalah urin yang pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari setelah
bangun tidur. Baik untuk pemeriksaan berat jenis, protein, dan untuk
tes kehamilan berdasarkan adanya hormone HumanChorionic
Gonadtrophin (HCG dalam urin (Gandasoebrata, 2006).
k Pemeriksaan Elektrolit
Garam adalah suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri dari atom-
atom yang membawa ion positif maupun ion negative. Misalnya garam
meja (natrium klorida) terdiri dari ion positif natrium dan ion negative
klorida. Natrium klorida membentuk Kristal pada keadaan kering, tetapi
seperti garam lainya di dalam air, komponennya terpisah sebagai partikel
yang disebut ion.Partikel yang terlarut ini dikenal sebagai elektrolit.Kadar
(konsentrasi) setiap elektrolit dalam larutan dari garam terlarut dalam
dapat diukur dan biasanya didhitung dalam satuan milikuivalen dalam
setiap volume larutan (meq/I) (Anissa, 2012).
Elektrolit terlarut dalam 3 bagian utama dari cairan tubuh :
a Cairan dalam sel
b Cairan dalam ruang disekeliling sel
c Darah (elektrolit terlarut dalam serum, yang merupakan bagian
cair dari darah)
Elektrolit utama dalam tubuh :
a Ion positif
- Natrium (Na+)
- Kalium (K+)
- Calcium (Ca++)
- Magnesium (Mg++)
b Ion negatif
- Klorida (CI)
- Fosfat (HPO4 dan H2PO4)
- Bikarbonat (HCO3)
3 Pemeriksaan Serologi
a Tes Narkoba
Pemeriksaan laboratorium NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif lain ) atau lebih dikenal dengan sebutan Narkoba. Menurut istilah
NAPZA adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti
perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk kedalam tubuh
manusia baik dengan cara di makan, diminum, dihirup, suntik, intervena
dan lain-lain. Parameter narkoba yang biasa di uji di lab antara lain :
Golongan Amfetamin (sabu-sabu), Benzodiazepin, Kokain, Opiat
(morphin) dan Ganja (Kanabis / Marijuana). Bahan pemeriksaan yang
digunakan adalah urin (paling banyak digunakan), darah, rambut dan
keringat.Jika seseorang kedapatan mengandung zat-zat tersebut
pengguna narkoba atau bukan maka harus dilakukan tes konfirmasi. Hal
ini sangat diperlukan mengingat banyak obat-obatan di pasaran bias
menganggu tes narkoba ini misalnya jika kita meminum obat flu yang
mengandung zat ephedrine bias memberikan hasil positif pada tes
Amfetamin. Walaupun banyak obat-obatan yang bias mempengaruhi tes
narkoba ini menjadi positif palsu tetapi hal tersebut bias diatasi dengan
berbagai tehnik laboratorium (Titah, 2009).
b Tes Kehamilan
Human Chorionic Ganadotropin (HCG) adalah hormon yang disekresi
oleh plasenta tidak lama setelah pembuahan. Keberradaan hCG dan
peningkatan konsentrasinya dalam urin ibu adalah penanda yang sangat
baik untuk konfirmasinya kehamilan. Karena kadar hCG sebanyak 25 ml
U/ml telah ada sejak 3-4 hari setelah implantasi maka hCG dapat
dideteksi sebelum menstruasi hilang implantasi maka hCG dapat
dideteksi sebelum menstruasi hilang yang pertama (Titah, 2009).
Pemeriksaan tes kehamilan adalah terdapat reaksi saling antara LH
dengan -submit HCG pada tes kehamilan. HCG dihasilkan oleh
sinstiotrofoblas sejak hari ke 8 pasca fertifilasi dan terdeteksi pada hari ke
9, puncak kadar HCG urine adalah pada sekitar hari ke 90 waktu paruh
HCG 1,5 hari kadar HCG serum dan urine pada situasi normal kembali
kenilai sebelum kehamilan (Arisnawati, 2010).
c Pemeriksaa Widal
Pemeriksaan widal ini ditunjukkan untuk mendeteksi adanya antibody
(didalam darah) terhadap antigen kuman Salmonella typhi atau
paraatyphi.Sebagai uji coba cepat (rapid test) hasilnya dapat segera
diketahui.Hasil positif dinyatakan dengan aglutinasi, karena itu antibodi
jenis ini dikenal sebagai ferile agglutinin (Titah, 2009).
Peran widal dalam diagnosis demam tifoid sampai saat ini masih
kontroversial karena sensitivitas, spesifisitas dan nilai ramalnya sangat
bervariasi tergantung daerah geografis.Pemeriksaan widal mendeteksi
antibodi aglutinasi terhadap antigen 6-8 dan H pada hari 10-12 setelah
onset penyakit. Pemeriksaan pada fase akut harus disertai dengan
pemeriksaan kedua pada masa konvalesens.Hasil negative palsu
pemeriksaan widal bias mencapai 30%.Hasil negative palsu pemeriksaan
widal bias mencapai 30%.Hal ini disebabkan karena pengaruh terapi
antibiotik sebelumnya (Arisnawati, 2010).
Spesifitas pemeriksaan widal kurang begitu baik karena serotype
Salmonella yang lain juga memiliki antigen Odan H. Epitop Salmonella
typhi juga bereaksi silang dengan enterobacteriaceae lain sehingga
menyebabkan hasil positif palsu. Hasil positif palsu juga dapat terjadi
pada kondisi klinis yang lain misalnya malaria, typhus bacteremia yang
disebabkan oleh organisme lain dan juga sirosis (Arisnawati, 2010).
4 Pemeriksaan Bakteriologi
Pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam)
Bakteri tahan asam adalah mempertahankan zat warna karbol
fuchsin (fuchsin basa yang dilarutkan dalam suatu campuran fenol,
alcohol, air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sifat
tahan asam bakteri disebabkan adanya asam mycolat yang terikat pada
dinding sel, sehingga dinding sel bakteri tahan asam terdiri dari
peptidoglikan, arabinoklaktan dan lipid (50% dari lipid adalah asam
micolat) (Titah, 2009).
Warna cat yang telah terikat pada bakteri tahan asam tidak dapat
dilunturkan oleh alkohol atau asam sehingga bakteri tahan asam akan
berwarna merah, sedang bakteri tidak tahan asam akan melepas warna
cat pertama lalu terwarnai oleh cat kedua sehingga berwarna biru
( Titah, 2009).
Salah satu bahan yang digunakan untuk mendiagnosa adalah
dahak atau sputum.Ludah tidak dapat diperiksa karena ludah berasal
dari kelenjer dalam rongga mulut.Biasanya didalam ludah tidak
ditemukan kuman TB. Dahak yang diperiksa paling sedikit ialah dahak
yang kental dan kuning kehijauan sebanyak 3-5cc, dengan waktu
pengambilan sebagai berikut (Arisnawati, 2010) :
a Dahak sewaktu, penderita dating berobat dengan keluhan apa saja ke
poliklinik.
b Dahak pagi, yang diambil besok paginya begitu bangun tidur.
c Dahak sewaktu, yang diambil sewaktu penderita mengantar dahak
pagi tersebut.
5 Pemeriksaan Parasitologi
Feses Lengkap
Pemeriksaan feses adalah salah satu pemeriksaan laboratorium
yang telah lama dikenal untuk membantu klinisi menegakkan diagnosis
suatu penyakit. Meskipun saat ini telah berkembang berbagai
pemeriksaan laboratorim yang modern, dalam beberapa kasus
pemeriksaan feses masih diperlukan dan tidak dapat digantikan oleh
pemeriksaan lain. Pengetahuan mengenai berbagai macam penyakit
yang memerlukan feses, cara pengumpulan sampel yang benar serta
pemeriksaan serta interpretasi yang benar akan menentukan ketepatan
diagnosis yang dilakukan oleh teknisi (Gandasoebrata, 2008).
BAB III
METODE KERJA
3.1.1 Waktu
Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa semester IV Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Wiyata Husada Samarinda Jurusan Analis Kesehatan
dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2015 dan selesai sampai dengan 6
Februari 2016. Praktek Kerja Lapangan dibagi menjadi 2 Shift yaitu pagi jam
07.30-14.30, sore dari jam 14.30-21.30.
3.1.2 Tempat
Praktek Kerja Lapangan ini bertempat di Rumah Sakit Umum Daerah I.A.
Moeis Samarinda Seberang.
d Nilai Normal
- Hemoglobin (HGB) : 12,5-16 gr/dl
- Leukosit (WBC) : 5.000-10.000/mm3
- Hematokrit (HCT) : 37%-48%
- Trombosit (PLT) : 150.000-400.000/mm3
b Alat
- Tourniquet
- Spuit 3cc
- Tabung vacumtainer
- Holder
- Jarum vacum
c Bahan
- Kapas alkohol 70%
- Kapas steril
- Plester
d Jenis sampel
- Darah EDTA
- Darah Kimia (Serum)
e Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Diberi identitas pasien pada tabung
- Diposisikan posisi duduk pasien yang nyaman
- Dipasang tourniquet 2-3 inci diatas vena yang akan dipungsi (5-10cm /
4-5 jari diatas vena yang akan dipungsi, pemasangan tidak lebih dari 1
menit)
- Didesinfeksikan daerah pungsi menggunakan kapas atau kasa yang
mengandung alkohol 70%
- Ditusuk ujung jarum oada vena dengan sudut 15-30
- Dimasukkan tabung vacum kepada holder, tunggu darah mengalir
ketabung
- Dilepaskan tourniquet setelah darah mengalir pada tabung sampai 3 cc
- Diletakkan kapas kering steril pada tempat pungsi kemudian di plester
- Dihomogenkan darah pada tabung vacum EDTA agar tidak terjadi
bekuan
b. Alat
- Mikropipet 100ul dan 50ul
- Kuvet sampel
- Yellow tipe
- Coation MI
c. Reagen
- Reagen PT-s (Prewarmed)
- Reagen aPTT-s
- Reagen Cacl (Prewarmed)
d Jenis Sampel
- Plasma Sitrat
e Cara Kerja
1 Pemeriksaan PT (Prothrombin Time)
2 Pemeriksaan aPTT
Volume Sampel Plasma Sitrat 50ul
Volume Reagen aPTT-s Reagen aPTT-s 50ul
Volume Reagen Cacl Inkubasi Cacl selama 10 menit pada alat 50ul
37C
- Dimasukkan 50ul plasma sitrat kedalam kuvet
- Dipipet 50ul reagen aPTT-s masukkan kedalam kuvet yang berisi
plasma sitrat
- Diinkubasi selama 3 menit (180 detik)
- Dipindahkan ke Optic
- Ditekan tombol Optic kemudian tunggu tulisan ACTIVE
- Ditambahkan 50ul Cacl kedalam kuvet yang berisi plasma sitrat dan
reagen aPTT-s
- Ditunggu hasil kemudian dicatat
aPTT : Detik
Ratio
f Nilai Normal
PT : 11-13 detik
aPTT : 21-35 detik
INR : 1-2
b Alat
- Tes strip HbsAg (Vcare)
- Pipet tetes
- Timer
- Cup sampel / kuvet
- Spidol
- Centrifuge
c Reagen
- Tes strip yang mengandung partikel anti-HbsAg dan anti HbsAg yang
dilapiskan pada membran.
- Buffer
d Jenis Sampel
- Serum/Plasma
e Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Dicentrifuge darah non EDTA dengan kecepatan 2,800 rpm selama 5
menit
- Dipipet serum menggunakan pipet tetes sebanyak 3 tetes masukan
kedalam cup sampel
- Dicelupkan strip test HbsAg (Vcare) kearah panah kebawah
- Dinyalakan timer sekitar 10-15 menit kemudian dibaca hasil
g Interpestasi Hasil
Gambar 3.1 interpestasi hasil HbsAg
Keterangan :
Negatif (-) : Hanya satu pita yang berwarna pada kontrol (C)
Positif (+) : Terdapat dua pita yang berwarna pada test (T) dan kontrol
(C)
Invalid : Pita hanya terdapat pada test (T) atau pita tidak ada
dikeduanya.
b Alat
- Tabung LED
- Mikropipet 1000ul
- Blue tipe
- Ves Static
c Jenis Sampel
- Darah EDTA
d Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Dipipet darah sampai batas pada tabung, kemudian beri kode sample
pada tabung sesuai dengan blanko
- Dihomogenkan darah
- Dinyalakan alat ves static untuk pemeriksaan LED cara automatic
- Dimasukkan kode sampel pada alat kemudian tekan ENTER
- Dimasukan tabung LED ke alat
- Ditunggu hasil keluar selama 15-20 menit, kemudian catat hasil
e Nilai Normal
Laki-laki : 0-15 mm/jam
Perempuan : 0-10 mm/jam
b Alat
- Lancet
- Autoklik
- Kertas saring
- Stopwatch
- Kapas alkohol
c Jenis Sampel
- Darah pada cuping telinga
d Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Didesinfeksi area yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
- Ditusuk cuping telinga menggunakan autoklik yang sudah berisi
lancet
- Dilap darah yang keluar pertama kali menggunakan kertas saring
- Dinyalakan stopwatch
- Dilap darah yang keluar dengan kertas saring
- Dimatikan stopwatch apabila darah tidak keluar lagi
- Dicatat hasil
e Nilai Normal
1-3 menit
b Alat
- Spuit 3 cc
- Stopwatch
- Objek glass
- Kapas alkohol
- Tourniquet
c Jenis Sampel
- Darah vena
d Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Dipasang tourniquet pada lengan pasien
- Didesinfeksi area yang akan diambil sampel darah
- Diambil darah dengan spuit 3 cc, jika darah telah keluar diujung jarum
nyalakan stopwatch
- Diletakkan darah pada objek glass, lihat benang fibrinnya
- Dimatikan stopwatch apabila sudah terlihat benang fibrinnya
- Dicatat hasil
e Nilai normal
2-6 menit
3.2.8 Pemeriksaan Urine Lengkap secara Automatic (Combi Scan 500)
a Prinsip
Combi scan 500 menganalisa warna intensitas cahaya yang
dipantulkan dari permukaan reagen dan melaporkan hasil dalam satuan
bermakna klinis. Tidak ada perhitungan lebih lanjut yang diperlukan oleh
pengguna. Ketika strip dipindahkan ke posisi pengukuran dibawah unit
optik, reflektasi setiap pad (bantalan) reagen di ukur. Cahaya yang
dipantulkan oleh panjang gelombang dari pad (bantalan) tes tergantung
pada tingkat perubahan warna pad (bantalan) yang sama dengan
konsentrasi parameter tertentu dalam urin. Perangkat alat lunak combi
scan pertama mendeteksi, menempatkan strip pada bantalan, kemudian
nerdasarkan informasi warna, gelombang dan cahaya ini combi scan 500
berbunyi, daerah reagen strip dan nilai-nilai yang dihitung secara otomatis.
Hasilnya disimpan, kemudian dicetak dengan printer dan opsional dapat
dikirim ke host printer kompeter melalui koneksi serial.
b Alat
- Combi scan 500
- Tabung reaksi
- Objek glass
- Cover glass
- Vortex
- Sentrifuge
- Mikropipet 20ul
- Yellow tipe
- Mikroskop
c Reagen
- Combur test
d Jenis sampel
- Urine
e Cara kerja
1 Makroskopis
- Disiapkan alat dan bahan
- Diberi kode sampel pada tabung reaksi
- Dicelupkan combur test pada sampel
- Diangkat kemudian tiriskan dengan tissue kering
- Diletakkan combur test pada meja combi scan
- Ditekan Start masukkan kode sampel Enter tunggu sampai hasil
keluar dari alat
- Dicatat hasil
2 Mikroskopis
- Disentrifuge urin tekan tomboll On atur kecepatan dan waktu selama
5 menit 2500rpm
- Dibuang sampel urin
- Dihomogenkan urin menggunakan vortex
- Dipipet sedimen urin sebanyak kurang lebih 20ul letakkan pada objek
glass kemudian tutup dengan cover glass
- Diperiksa menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x
f Nilai normal
Warna : Kuning
Kekeruhan : Jernih
Berat jenis : 1.005 - 1.020
pH : 5,5 - 6,5
Keton : Negatif (-)
Nitrit : Negatif (-)
Darah : Negatif (-)
Protein : Negatif (-)
Glukosa : Negatif (-)
Bilirubin : Negatif (-)
Urobilinogen : Negatif (-)
Epitel : Negatif (-)
Leukosit : Negatif (-)
Silinder : Negatif (-)
Bakteri : Negatif (-)
Kristal : Negatif (-)
Erirosit : 0 2 / Lpb
Lain-lain : Negatif (-)
3.2.9 Pemeriksaan Golongan Darah
a Prinsip
reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi).
b Alat
- Mikropipet 20ul
- Yellow tipe
- Slide golda
- Tissue
- Batang pengaduk
c Reagen
- Reagen anti-A
- Reagen anti-B
- Reagen anti-AB
- Reagen anti-D (rhesus)
d Jenis sampel
- Darah EDTA
e Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Diisi identitas pasien pada slide golongan darah
- Dipipet darah dengan mikropipet sebanyak 20ul
- Diteteskan darah ke atas slide 20ul dibagi menjadi 4 tetes
- Diteteskan reagen ke atas slide masing-masing 1 tetes dengan urutan
yang sama sesuai yang ada pada slide
- Diteteskan anti-A 1 tetes pada lingkaran slide anti-A
- Diteteskan anti-B 1 tetes pada lingkaran slide anti-B
- Diteteskan anti-AB 1 tetes pada lingkaran slide anti-AB
- Diteteskan anti-D 1 tetes pada lingkaran slide anti-D (Rhesus)
- Dihomogenkan dengan batang pengaduk sampai darah dan reagen
terjadi aglutinasi
- Dicatat hasil
f Interpestasi hasil
Gambar 3.2 interpestasi hasil golongan darah
b Alat
- Nycocard reader
- Mikropipet 5ul
- Mikropipet 20ul
- Tip bening khusus 5ul
- Device HbA1c
- Vortex
c Reagen
- Reagen R1
- Reagen R2
d Jenis sampel
- Darag EDTA
e Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Dipipet darah EDTA sebanyak 5ul dengan mikropipet kedalam
reagen R1
- Dihomogenkan dengan vortex kemudian inkubasi selama 2-3
menit
- Dipipet R1 sebanyak 25ul kemudian masukkan kedalam device
HbA1c
- Dipipet R2 sebanyak 25ul kemudian masukkan kedalam device
HbA1c
- Diinkubasi selama 10 detik
- Dibaca menggunakan alat Nycocard Reader
- Dicatat hasil yang sudah keluar pada monitor alat
f Nilai normal
4,0 6,7 %
b Alat
- Mikropipet 10ul
- Rapid test HIV merk (SD Bioline)
- Yellow tipe
- Timer
c Reagen
- Buffer (Assay Diluent)
d Jenis sampel
- Serum
e Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Disentrifuge darah dengan kecepatan 3.000rpm selama 5 menit
- Dipipet serum 10ul kemudian teteskan ke sumur rapid test
- Diteteskan buffer sebanyak 4 tetes ke sumur rapid test
- Dinyalakan timer tepat 15 menit tunggu sampai garis terbentuk
- Dicatat hasil
f Interpestasi hasil
b Alat
- Cup sampel
- Mikropipet 20ul
- Yellow tipe
- Vortex
- Objek glass
- Cover glass
- Mikroskop
- Timer
c Reagen
- BCB (Briliant Cresyl Blue)
d Jenis sampel
- Darah EDTA
e Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Dipipet darah EDTA dan reagen BCB sebanyak 25ul dengan
mikropipet masukkan ke dalam cup sampel
- Dihomogenkan dengan vortex
- Diinkubasi selama 10 menit
- Dipipet cup berisi darah EDTA dan reagen BCB ke atas objek glass
kemudian tutup dengan cover glass
- Dibaca dengan mikroskop dengan perbesaran 100x dibaca
menggunakan oil imersi
- Dicatat hasil
f Nilai normal
0,5 15
b Alat
- Mikropipet 10ul
- Yellow tipe
- Device malaria
- Timer
c Reagen
- Buffer
d Jenis sampel
- Darah EDTA
e Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Dipipet 10ul darah EDTA kemudian teteskan pada sumur device
malaria
- Diteteskan buffer sebanyak 3 tetes pada sumur device malaria
- Diinkubasi selama 15 menit
f Interpestasi hasil
4.1 Hasil
Setelah melaksanakan Praktek Kerja lapangan. Mulai tanggal 29
Desember 2015 sampai dengan 7 Februari 2016 diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium selama PKL di RSUD I.A MOEIS
3. Kamis Sore 1 PT 1
2 APTT
31 Desember 1
3 Urine Lengkap
2015 4 Darah Lengkap 3
5
4.2 Pembahasan
66 75
41
2 5
c. Masa Pendarahan
e. Pemeriksaan Widal
pemeriksaan widal ditujukkan untuk mendeteksi adanya antibody
(didalm darah) terhadap antigen kuman Salmonella typhi / Salmonella
paratyphi (reagen). Hasil positif dinyatakan dengan adanya aglutinasi. Karena
itu antibody jenis ini dikenal sebagai Febrile agglutinin. Prisnsif uji widal
adalah memeriksa reaksi antara antibody agglutinin dalam serum penderita
yang telah mengalami pengenceran yang berbeda-beda terhadap antigen
somatic (O) dan flagella (H) yang ditambahkan dalam jumlah yang sama
sehingga terjadi aglutinasi. Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan
aglutinasi menunjukkan titer antibody dalam serum. Hasil uji ini dipengaruhi
oleh banyak factor sehingga dapat menghasilkan hasil positif palsu atau
negative palsu. Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh faktor-faktor , antara
lain (Enterobacteriaceae sp), reaksi anamnestic (pernah sakit), dan adanya
factor rheumatoid (RF). Hasil negatif palsu disebabkan antara lain penderita
sudah mendapatkan terapi antibiotika, waktu pengambilan darah kurang dari
1 minggu sakit, keadaan umum pasien yang buruk, dan adanya penyakit
imunologik lain (Sacher, 2005).
f. Pemeriksaan BTA
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna
karbol-fuchsin (fuchsin basa yang dilarutkandalam suatu campuran phenol-
alkohol-air)meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sediaan sel
bakteri pada objek glass disiram dengan cairan karbol-fuchsin kemudian
dipanaskan sampai keluar uap. Setelah itu zat warna di cuci dengan alkohol
dan akhirnya diberi warna kontras (biru atau hijau). Bakteri-bakteri tahan
asam (spesies Mycobacterium dan beberapa Actinomycetas yang serumpun )
berwarna merah dan yang lain-lain akan berwarna kontras. Salah satu bahan
yang digunakan adalah dahak atau sputum (Adam, 1992).
g Pemeriksaan PP Test
Pemeriksaan kehamilan sering dilakukan, pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengetahui apakah pasien hamil atau tidak. Pemeriksaan tes kehilan
terjadi karena reaksi silang antara LH dengan -submit HCG pada tes
kehamilan, HCg dihasilkan oleh sinstiotrofoblas sejak hari ke 8 urin adalah
sekitar hari ke 90 waktu paruh HCG 1.5 hari kadar HCG serum dan urin pada
situasi normal kembali kenilai sebelum kehamilan (Winkyosastro, 2002).
j Pemeriksaan HIV
Tes antibodi HIV bertujuan untuk mendeteksi dan mengukur
keberadaan/kadar imunoglobin ( IgG tipe 1-4, igA, IgM, IgD). IgM muncul
pertama kali dengan masa hidup pendek ( 6 bulan), IgG muncul kemudian
dengan masa hidup lama sampai beberapa tahun, IgA merupakan
imunoglobulinyang dominan berada di kelenjar ludah. Bronkus dan bagian
tubuh yang menghasilkan mucus dan positif (+) pada pemaparan pertama.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang telah dilakukan dapat
simpulkan bahwa :
1 Dari praktek klinik yang telah dilakukan di RSUD I.A Moeis Samarinda,
pemeriksaan Hematologi sebanyak 364 Pemeriksaan. Sedangkan
pemeriksaan yang paling sedikit adalah pemeriksaan Bakteriologi dan
Parasitologi.
2 Beberapa ilmu yang dapat diaplikasikan antaralain di bidang Hemtaologi,
Kimia Klinik, Serologi, Bakteriologi dan Parasitologi.
3 Presentase pemeriksaan laboratorium dalam satu bulan, dilaksanakan
pada tanggal 29 desember 2015 hingga 6 februari 2016 adalah sebagai
berikut : Hematologi 66% (364 pemeriksaan), Imunologi dan Serologi 12%
(66 pemeriksaan), Sampling 7% , Urinalisa 14% (75 pemeriksaan),
Bakteriologi 2% (2 pemeriksaan), dan Parasitologi 5% (5 pemeriksaan)
5.2 Saran
Lampiran 1. Gambar alat, bahan dan ruangan yang digunakan selama PKL di
RSUD I.A Moeis