Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI RSUD I.A MOIES SAMARINDA

DI SUSUN OLEH :

RADIATUL ADAWIYAH

NIM : 13.0899.207.03

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA

SAMARINDA

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat diselesaikan dengan
baik. Laporan ini disusun dengan maksud untuk menyelesaikan mata kuliah Praktek
Kerja Lapangan yang telah dijalani dan unutk mendapatkan nilai serta sebagai bukti
bahwa mahasiswa telah mengikuti dan menjalani maka kuliah Praktek Kerja
Lapangan.

Saya menyadari bahwa dalam laporan ini mungkin terdapat kesalahan-


kesalahan, baik dalam cara penulisan maupun dalam hal pengkajian masalah. Untuk
itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat saya harapkan,
guna memperbaiki laporan-laporan berikutnya.

Dalam Praktek Kerja Lapangan maupun dalam proses penyusunan laporan ini
saya telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, olehnkarena itu
perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Ners Edi Mulyono selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata
Husada Samarinda.

2. Bapak Khoirul Anam, S.Si, M.Biomed selaku Ketua Program Studi Analis
Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata Husada Samarinda, terima
kasih kami sampaikan atas penyelenggaraan PKL ini.

3. Ibu Siti Raudah S.Si, selaku Pembimbing Akademik Program Studi Analis
Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata Husada Samarinda atas
bimbingan dalam penulisan laporan ini.

4. dr. Didi Irwadi, M.Kes, Sp.PK selaku kepala laboratorium Rumah Sakit I.A
Moeis Samarinda, terimakasih telah menerima kami dalam
menyelenggarakan Praktek Kerja Lapangan PKL.

7. Orang tua kami yang selalu memberi dukungan moral dan materi.

8. Teman sejawat mahasiswa STikes Wiyata Husada program studi D-3 Analis
Kesehatan angkatan 2013.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna
Saya menyadari bahwa dalam laporan ini mungkin terdapat kesalahan-kesalahan,
baik dalam cara penulisan maupun dalam hal pengkajian masalah. Untuk itu, kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat saya harapkan, guna
memperbaiki laporan-laporan berikutnya. Namun penulis berharap laporan ini dapat
memberikan informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca.

Samarinda, 10 April 2016

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL........................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

1 Latar Belakang.................................................................................... 1
2 Tujuan................................................................................................. 2
1 TujuanKhusus..................................................................... 2
2 Tujuan Umum...................................................................... 2
3 Manfaat.. 3
1 Manfaat bagi Pendidikan...................................................... 3
2 ManfaatbagiMahasiswa....................................................... 3
3 Manfaat bagi Rumah Sakit..................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PengertiaanRumahSakit............................................................. 4

2.2 ProfilRumahSakit I.A Moeis...................... 5

2.2.1 Visi......................................................................................5

2.2.2 Misi. 5
2.2.3 Moto................................................................ 6

2.2.4 RuangLaboratorium. 6

2.3 Dasar TeoriPemeriksaan...................................................................6

2.3.1 PemeriksaanHematologi....................................................... 6

2.3.2 Pemeriksaan Kimia Klinik.. 7

2.3.3 PemeriksaanSerologi.. 13

2.3.4 PemeriksaanMikrobiologi 16

2.3.5 PemeriksaanParasitologi.. 17

BAB III Metode Peneltian

3.1 Tempat dan Waktu.......................................................................... .18

3.1.1Tempat.................................................................................... 18

3.1.2 Waktu................................................................................. 18

3.2 Cara Kerja................................................................................ 18

3.2.1PemeriksaanHematologi.................................................... 18

3.2.2 Pemeriksaan Kimia Klinik. 19

3.2.3 PemeriksaanSerologi.. 30

3.2.4 PemeriksaanBakteriologi 35

3.2.5 PemeriksaanParasitologi. 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil.................................................................................................. 39

4.2 Pembahasan....................................................................................... 43

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan....................................................................................... 49

5.2 Saran................................................................................................. 49

DAFTAR PUSAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1 Latar Belakang
Sesuai dengan tugas dan fungsinya pendidikan tenaga kesehatan
mempunyai misi antara lain, meningkatkan mutu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehetan
Wiyata Husada, mutu institusi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehetan Wiyata Husada
dan meningkatkan kemitraan serta kemandirian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehetan
Wiyata Husada dalam melaksanakan pendidikan tenaga kesehatan (Arisnawati,
2010).
Analis kesehatan adalah petugas yang bekerja di laboratorium untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang diagnosa dokter.
Seorang analis harus memiliki keterampilan dan tanggung jawab yang tinggi
dalam pemeriksaan sampel. Hal ini berhubungan dengan adanya resiko yang
fatal jika terjadi kesalahan. Profesi apapun sudah semestinya dilakukan dengan
ketulusan seperti juga menjadi seorang analis berhubungan dengan nyawa
manusia (Titah, 2009).
PKL merupakan singkatan dari Praktek Kerja Lapangan, Praktek Kerja
Lapangan adalah salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh
mahasiswa Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata Husada
Samarinda, Selain juga menjadi seorang analis yang berhubungan dengan
adanya resiko yang fatal jika terjadi kesalahan. Profesi apapun sudah
semestinya dilakukan dengan ketulusan, seperti juga menjadi seorang analis
yang berhubungan dengan nyawa manusia (Titah, 2009).
Dalam melaksanakan pendidikan, proses pembelajaran yang terjadi tidak
dalam kelas saja.Pengajaran yang berlangsung pada pendidikan ini lebih
ditekankan pada pengajaran yang menerobos di luar sekolah, bahkan di luar
isntitusi pendidikan seperti di lingkungan kerja, alam atau kehidupan
masyarakat.Dalam hal ini Praktek Kerja Lapangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari system program pembelajaran serta merupakan wadah yang
tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diperolah pada proses belajar mengajar (Titah, 2009)
Lahan praktek sebagai sarana belajar mengajar utama untuk mewujudkan
profesionalisme mahasiswa, dan juga sebagai wahana untuk meningkatkan
keterampilan secara utuh dari seorang mahasiswa yang telah mendapat
pelajaran teori di kelas atau praktek laboratorium (Titah, 2009).
Dengan adanya kerjasama dengan pihak RSUD I.A. Moeis selaku
penyediaan sarana dan prasarana, yang telah mengijinkan mahasiswa untuk
melaksanakan Praktek Belajar Klinik di RSUD I.A. Moeis, khususnya di bidang
laboratorium yang dapat diterapkan di dunia kerja maupun masyarakat. Kegiatan
yang sangat positif ini bertujuan untuk melatih serta mendidik mahasiswa
sehingga terciptanya insan yang unggul dan maju dengan ilmu yang dimiliki
sekaligus mempelajari hal-hal yang didapatkan melalui pengalaman selama
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit, melalui kegiatan ini
tentunya sangat membantu mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebelum
memasuki dunia kerja yang nyata (Titah, 2009).

2 Tujuan
1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan
cara Praktek Belajar Klinik di RSUD I.A. Moeis Samarinda .

2 Tujuan Khusus
Mengaplikasikan ilmu umum yang telah mahasiswa dapat selama
kurang lebih 4 Semester dan mengevaluasi, membandingkan dan
mempelajari serta memahami teori yang di dapatkan di bangku kuliah
dengan RSUD I.A. Moeis Samarinda.

3 Manfaat
1 Manfaa tBagi Pihak Institusi Pendidikan :
1Dapat mempromosikan keberadaan akademik ditengah-tengah dunia
kerja khususnya RSUD I.A.Moeis Samarinda.
2 Dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan khususnya
akademik dengan RSUD I.A.Moeis Samarinda.
2 Manfaat Bagi Mahasiswa :
1 Mahasiswa dapat mengimplementasikan teori yang di dapat dari kuliah
kedalam praktek yang nyata dalam menghadapi kasus-kasus yang
terjadi di RumahSakit.
2 Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi
mahasiwa.
3 Manfaat Bagi Rumah Sakit :
1 Dapat mengadopsikan serta menambah wawasan/pengetahuan baru
hasil penelitiaan institusi pendidikan.
2 Dapat membantu tenaga Rumah Sakit baik pekerjaan di dalam gedung
maupun di luar gedung.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertiaan Rumah Sakit


Menurut keputusan Mentri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004
tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit dinyatakan bahwa
Rumah sakit dinyatakan sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat
penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan (Depkes, 2004).
Berdasarkan PERMENKES RI No. 986/MENKES/PER/11/1992 pelayanan
rumah sakit umum pemerintah Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah
diklasifikasikan menjadi tipe kelas atau tipe A,B,C,D,E (Azwar, 1996).
1 Rumah Sakit Kelas A
Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah,
rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi
atau disebut juga rumah sakit pusat.
2 Rumah Sakit Kelas B
Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran medic spesialis luas dan subspesialis terbatas.
Driencanakan rumah sakit tipe B didirikan disetiap ibu kota provinsi yang
menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten.
3 Rumah Sakit Tipe C
Rumah sakit tipe C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran subspesialis terbatas direncanakan rumah sakit tipe ini akan
didirikan disetiap kabupaten atau kota yang menampung pelayanan rujukan
dari puskesmas.
4 Rumah Sakit Tipe D
Rumah sakit tipe D adalah rumah sakit yang bersifat transisi karena pada
suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini
kemampuan rumah sakit tipe D hanyalah memberikan pelayan dokter umum
dan dokter gigi.sama halnya dengan rumah sakit tipe C rumah sakit tipe D
juga menampung pelayanan yang berasal dari puskesmas.
5 Rumah sakit Tipe E
Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus yang menyelenggarakan
hanya 1 macam pelayanan kedokteran saja.Pada saat ini banyak tipe E yang
didirikan pemerintah misalnya rumah sakit jiwa, rumah sakit kusta, rumah
sakit paru, rumah sakit jantung dan rumah sakit ibu dan anak.

2.2 Profil Rumah Sakit Umum Daerah I.A. MOIES


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Inche Abdoel Moeis adalah sebuah
rumah sakit milik pemerintah, khususnya pemerintah provinsi Kalimantan Timur
yang berlokasi di Jalan HAMM Rifadin, Harapan Baru, Kota Samarinda. Nama
rumah sakit ini diambil dari nama Gubernur Kalimantan Timur definitif pertama,
yakni Inche Abdoel Moeis (Tim penyusun Rumah Sakit, 2013).
2.2.1 Visi
Menjadikan Rumah Sakit yang Berstandar Mutu Tahun 2015.
2.2.3Misi
Misi dari Rumah Sakit I.A. Moeis sebagai berikut :
1 Memberikan pelayanan berdasarkaan mutu sesuai dengan
perkembangan teknologi dibidang kesehatan
2 Mewujudkan sumber daya manusia yang berkomitmen dalam
pelayanan sesuai bidang ilmu.
3 Mewujudkan kesejahteraan karyawan
4 Mewujudkan kepuasan pelanggan pada semua jenis pelayanan
yang ada di Rumah Sakit (Tim Penyusun Rumah Sakit, 2013).
2.2.3 Moto
Kami Peduli Kesehatan Anda
2.2.4 Ruang Laboratorium
Laboratorium diRumah Sakit I.A MOIES kota Samarinda mempunyai
peran yaitu sebagai penunjang dan diagnose penyakit. Oleh Karena itu,
sangat diperlukan kecermatan dan ketelitian dari para tenaga laboratorium
agar diagnose penyakit tidak keliru (Tim Penyusun Rumah Sakit, 2013).
Adapun beberapa alat yang digunakan dalm pemeriksaan adalah
sentrifuge, mikroskop, alat pemeriksaan kimia dan hematologi, mikropipet,
preparat, cover glass, bilik hitung, tabung reaksi, rak tabung, bunsen, lidi, strip
pemeriksaan PPT, wadah urin, pot dahak, autoclik, lancet, spuit dan
tourniquet dan lain-lain (Tim Penyusun Rumah Sakit, 2013).

2.3Dasar Teori Pemeriksaan


Adapun pemeriksaan-pemeriksaan yang ada di Rumah Sakit I.A. MOIES
yaitu :
2.3.1 Pemeriksaan Hematologi
a Pemeriksaan Hemoglobin
Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi.
Hemoglobin memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dengan
oksigen, dengan oksigen itu membentuk oksihemoglobin di dalam sel
darah merah dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari
paru-paru ke jaringan (Pearce, 2010).
Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam satu sel
darah merah. Setiap molekul hemoglobin memiliki empat tempat
pengikatan untuk oksigen. Keempat cabang hemoglobin dalam sel
darah merah dapat mengikat oksigen sebagian atau seluruhnya di
keempat tempatnya. Hemoglobin yang jenuh mengikat oksigen
penuh/ total, sedangkan hemoglobin yang jenuh parsial atau
mengalami deoksigenasi memiliki saturasi kurang dari 100%.
Pemeriksaan kadar hemoglobin bertujuan untuk menetapkan
atau mengetahui kadar hemoglobin dalam darah nilai normal kadar
hemoglobin pada laki-laki sekitar 14-18 gram/dl, sedangkan wanita
12-16 gram/dl (Asmadi, 2008).

b Pemeriksaan Leukosit
Berbagai jenis sel darah putih, bersama-sama disebut leukosit.
Leukosit memilki nukleus dan tidak berwarna dalam keadaan segar.
Betuknya bulat dalam peredaran darah.Jumlah leukosit dalam sirkulasi
berkisar antara 5.000-10.000 mm darah, tetapi jumlah ini bervariasi
sesuai umur, bahkan pada waktu yang berbeda sepanjang hari.Jumlah
leukosit dalam jaringan dan organ sangat besar, tetapi tak dapat
dihitung.Variasi kecil dalam leukosit tidak mempunyai arti klinik, tetapi
adanya infeksi didalam tubuh (Arisnawati, 2010).

c Pemeriksaan Hematokrit
Hematocrit adalah nilai yang menujukkan presntase zat padat dalam
darh terhadap cairan darah. Dengan demikian, bila terjadi perembesan
cairan darah keluar dan pembuluh darah, sementara bagian padatnya
tetap dalam pembuluh darah, akan membuat presentase zat padat darah
terhadap cairanya naik sehingga kadar hematokritnya juga meningkat
(Hardjoeno, 2007).

d Pemeriksaan Trombosit
Trombosit merupakan elemen-elemen dasar dalam darah yang
meningkatkan koagulasi. Jumlah trombosit yang rendah
(Trombositopenia) berhubungan dengan perdarahan dan peningkatan
jumlah trombosit (trombositosis) dapat menyebabkan peningkatan
pembekuan. Dengan jumlah trombosit 100.000 l, dapat terjadi
perdarahan dan jumlah trombosit <50.000 l, mudah terjadi perdarahan
(Kee, 2007).

2.3.2 Pemeriksaan Kimia


a. Pemeriksaan Glukosa
Gula darah adalah istilah yang mengaccu kepada tingkat glukosa di
dalam darah. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama
energy sel-sel tubuh.Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-
batas yang sempit sepanjang hari 4-8 mmol/I (70-150 mg/dl). Tingkat ini
akan meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah
pada pagi hari sebelum makan (Arisnawati, 2010).
Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan
sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Insulin dan glucagon, dua
hormone yang berasal dari pancreas, dapat mempengaruhi kadar
glukosa darah. Insulin diperlukan untuk permeabilitas membrane sel
terhadap glukosa dan untuk transportasi glukosa dalam sel. Tanpa insulin
glukosa tidak dapat memasuki sel. Glucagon menstimulasi glikogenolisis
(pengubahan glikogen cadangan menjadi glukosa) dalam hati (Kee,
2007).
Penurunan kadar gula darah (hipoglikemia) terjadi akibat asupan
makanan yang tidak sekuat atau darah terlalu banyak mengandung
insulin. Jika terjadi peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia), berarti
insulin yang beredar tidak mencukupi, kondisi ini tersebut sebagai
diabetes militus (Kee, 2007).

b. Kolesterol
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol atau waxi
steroid yang ditemukan pada membrane sel dan di sirkulasikan dalam
plasma darah. Merupakan jenis lipid yang merupakan molekul lemak atau
yang menyerupainya. Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang disebut
steroid. Apabila kadar lemak itu berlebihan, maka akan memberikan efek
samping yang amat serius. Merusak pembuluh coroner khususnya
kolesterol (Gandasoebrata, 2006).

c. Trigleserida
Trigleserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus
setelah mengalami hidrolisis. Trigleserida kemudiaan masuk ke dalam
plasma dalam dua bentuk yaitu sebagai klomikron berasal dari
penyerapan usus setelah makan lemak dan sebagai VLDL (very low
density lipoprotein) yang di bentuk oleh hati dengan bantuan insulin .
Trigleserida di dalam jaringan luar hati (pembuluh darah, otot,
jaringan lemak), dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase.Sisa hidrolisis
kemudian oleh hati dimetabolismekan menjadi LDL. Kolesterol yang
dapat terdapat pada LDL ini kemudian di tangkap oleh suatu reseptor
khusus di jaringan perifer itu , sehingga LDL sering di sebut sebagai
kolesterol jahat (Titah, 2009).

d SGOT
SGOT singkatan dari Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase,
sebuah enzim yang secara normal berada di sel hati dan organ lain.
SGOT di keluarkan ke dalam darah ketika hati rusak.Level SGOT darah
kemudiaan dihubungkan dengan kerusakan sel hati, seperti serangan
virus hepatitis.SGOT juga di sebut aspartate aminotransferase (AST).
Sedangkan SGPT adalah singkatan dari serum Glutamic Transaminase,
enzim ini banyak terdapat di hati. Dalam uji SGOT dan SGPT, hati dapat
dikatakan rusak apabila enzim tersebut dalam plasma lebih besar dari
kadar normalnya (Arisnawati, 2010).

e SGPT
SGPT (juga dikenal sebagai ALT) dan SGOT (AST) aalah enzim yang
dipakai oleh hati dalam pekerjaanya.Biasanya enzim ini di tahan dalam
hati, tetapi bila hati menjadi rusak karena hepatitis, semakin banyak
enzim ini dapat masuk ke dalam aliran darah. Tingkat enzim ini dalam
darah dapat di ukur, dan tingkatanya menunjukkan tingkat kerusakan
pada hati (Arisnawati, 2010).

f Ureum
Ureum berasal dari penguraiaan protein, terutama yang berasal dari
makanan.Pada orang sehat yang makananya banyak mengandung
protein, ureum biasanya berada diatas rentang normal.Kadar rendah
biasanya tidak dianggap abnormal karena mencerminkan rendahnya
protein dalam makanan atau ekspansi volume plasma. Namun bila
kadarnya sangat rendah bias mengindikasikan penyakit hati berat. Kadar
urea bertambah dengan bertambahnya usia, juga walaupun tanpa
penyalkit ginjal (Kee, 2007).

g Kreatinin
Kreatini merupakan produk penguraian keratin. Keratin di sintetis dan
terdapat dalam hampir semua otot rangka yang diberikan dengan dalam
bentuk keratin fosfat, suatu senyawa penyimpan energy dalam sistesis
ATP (adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), keratin
fosfat di ubah menjadi keratin dengan katalisasi enzim keratin
kinase.Seiring dengan pemakaian energy, sejumlah kecil di ubah secara
inversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus
dan diekresikan dalam urin (Anissa, 2012).

h HDL dan LDL


Dari hati, kolesterol di angkut oleh lipoprotein yang bernma LDL (Low
Density Lipoprotein) untukdi bawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan,
termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh
lipoprotein yang di sebut HDL (High Density Protein) untuk dibawa
kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu di buang kedalam
kandung empedu sebagai asam (cairan empedu). LDL mengandung lebih
banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan mengambang didalam
darah. Protein pertama yang membentuk LDL adalah Apo-B
(Apolipiprotein-B). LDL di anggap sebagai lemak yang jahat karena
dapat menyebabkan kolesterol didinding pembuluh darah (Titah, 2009).
Sebaliknya, HDL di sebut sebagai lemak yang baik karena dalam
operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh
darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein pertama yang
membentuk HDL adalah Apo-B (Apoliprotein). HDL ini mempunyai
kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi
sehingga lebih berat (Titah, 2009).

i Albumin
Albumin adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kesegala jenis
protein monomer yang larut dalam air dan larutan garam, dan mengalami
koagulasi saat terpapar panas. Substansi yang mengandung albumin,
seperti putih telur di sebut albuminoid. Pada manusia, albumin diproduksi
oleh reticulum endoplasma didalam hati dalam bentuk proalbumin,
kemudiaan diiris oleh badan golgi untuk disereksi sekitar 60% jumlah
serum darah dengan konsentrasi antara 30-50 g/I dengan waktu paruh
sekitar 20 hari (Gandasoebrata, 2006).

j Urin Lengkap
Fungsi ginjal adalah peraturan keseimbangan air, pengaturan
konsentrasi garam dalam darah keseimbangan asam basa darah dan
eksersi bahan buangan dan kelebihan garam. Glomerulus adalah
saringan. Setiap menit kira-kira 1 liter darah yang mengandung 500 ccm
plasma, mengalir melalui semua glomeruli sekitar 100 ccm (19%) dari itu
di saring keluar. Plasma yang berisi semua garam, glukosa dan benda
halus lainya (Gandasoebrata, 2006).
Memilih sampel urin
1 Urin Sewaktu
Adalah urin yang dikeluarkan pada saat waktu yang tidak ditentukan
secara khusus. Urin sewaktu ini biasanya cukup baik untuk
pemeriksaan rutin yang menyertai pemeriksaan badan tanpa
pendapat khusus (Gandasoebrata, 2006).
2 Urin Pagi
Adalah urin yang pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari setelah
bangun tidur. Baik untuk pemeriksaan berat jenis, protein, dan untuk
tes kehamilan berdasarkan adanya hormone HumanChorionic
Gonadtrophin (HCG dalam urin (Gandasoebrata, 2006).

k Pemeriksaan Elektrolit
Garam adalah suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri dari atom-
atom yang membawa ion positif maupun ion negative. Misalnya garam
meja (natrium klorida) terdiri dari ion positif natrium dan ion negative
klorida. Natrium klorida membentuk Kristal pada keadaan kering, tetapi
seperti garam lainya di dalam air, komponennya terpisah sebagai partikel
yang disebut ion.Partikel yang terlarut ini dikenal sebagai elektrolit.Kadar
(konsentrasi) setiap elektrolit dalam larutan dari garam terlarut dalam
dapat diukur dan biasanya didhitung dalam satuan milikuivalen dalam
setiap volume larutan (meq/I) (Anissa, 2012).
Elektrolit terlarut dalam 3 bagian utama dari cairan tubuh :
a Cairan dalam sel
b Cairan dalam ruang disekeliling sel
c Darah (elektrolit terlarut dalam serum, yang merupakan bagian
cair dari darah)
Elektrolit utama dalam tubuh :
a Ion positif
- Natrium (Na+)
- Kalium (K+)
- Calcium (Ca++)
- Magnesium (Mg++)
b Ion negatif
- Klorida (CI)
- Fosfat (HPO4 dan H2PO4)
- Bikarbonat (HCO3)

3 Pemeriksaan Serologi
a Tes Narkoba
Pemeriksaan laboratorium NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif lain ) atau lebih dikenal dengan sebutan Narkoba. Menurut istilah
NAPZA adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti
perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk kedalam tubuh
manusia baik dengan cara di makan, diminum, dihirup, suntik, intervena
dan lain-lain. Parameter narkoba yang biasa di uji di lab antara lain :
Golongan Amfetamin (sabu-sabu), Benzodiazepin, Kokain, Opiat
(morphin) dan Ganja (Kanabis / Marijuana). Bahan pemeriksaan yang
digunakan adalah urin (paling banyak digunakan), darah, rambut dan
keringat.Jika seseorang kedapatan mengandung zat-zat tersebut
pengguna narkoba atau bukan maka harus dilakukan tes konfirmasi. Hal
ini sangat diperlukan mengingat banyak obat-obatan di pasaran bias
menganggu tes narkoba ini misalnya jika kita meminum obat flu yang
mengandung zat ephedrine bias memberikan hasil positif pada tes
Amfetamin. Walaupun banyak obat-obatan yang bias mempengaruhi tes
narkoba ini menjadi positif palsu tetapi hal tersebut bias diatasi dengan
berbagai tehnik laboratorium (Titah, 2009).

b Tes Kehamilan
Human Chorionic Ganadotropin (HCG) adalah hormon yang disekresi
oleh plasenta tidak lama setelah pembuahan. Keberradaan hCG dan
peningkatan konsentrasinya dalam urin ibu adalah penanda yang sangat
baik untuk konfirmasinya kehamilan. Karena kadar hCG sebanyak 25 ml
U/ml telah ada sejak 3-4 hari setelah implantasi maka hCG dapat
dideteksi sebelum menstruasi hilang implantasi maka hCG dapat
dideteksi sebelum menstruasi hilang yang pertama (Titah, 2009).
Pemeriksaan tes kehamilan adalah terdapat reaksi saling antara LH
dengan -submit HCG pada tes kehamilan. HCG dihasilkan oleh
sinstiotrofoblas sejak hari ke 8 pasca fertifilasi dan terdeteksi pada hari ke
9, puncak kadar HCG urine adalah pada sekitar hari ke 90 waktu paruh
HCG 1,5 hari kadar HCG serum dan urine pada situasi normal kembali
kenilai sebelum kehamilan (Arisnawati, 2010).

c Pemeriksaa Widal
Pemeriksaan widal ini ditunjukkan untuk mendeteksi adanya antibody
(didalam darah) terhadap antigen kuman Salmonella typhi atau
paraatyphi.Sebagai uji coba cepat (rapid test) hasilnya dapat segera
diketahui.Hasil positif dinyatakan dengan aglutinasi, karena itu antibodi
jenis ini dikenal sebagai ferile agglutinin (Titah, 2009).
Peran widal dalam diagnosis demam tifoid sampai saat ini masih
kontroversial karena sensitivitas, spesifisitas dan nilai ramalnya sangat
bervariasi tergantung daerah geografis.Pemeriksaan widal mendeteksi
antibodi aglutinasi terhadap antigen 6-8 dan H pada hari 10-12 setelah
onset penyakit. Pemeriksaan pada fase akut harus disertai dengan
pemeriksaan kedua pada masa konvalesens.Hasil negative palsu
pemeriksaan widal bias mencapai 30%.Hasil negative palsu pemeriksaan
widal bias mencapai 30%.Hal ini disebabkan karena pengaruh terapi
antibiotik sebelumnya (Arisnawati, 2010).
Spesifitas pemeriksaan widal kurang begitu baik karena serotype
Salmonella yang lain juga memiliki antigen Odan H. Epitop Salmonella
typhi juga bereaksi silang dengan enterobacteriaceae lain sehingga
menyebabkan hasil positif palsu. Hasil positif palsu juga dapat terjadi
pada kondisi klinis yang lain misalnya malaria, typhus bacteremia yang
disebabkan oleh organisme lain dan juga sirosis (Arisnawati, 2010).

d Pemeriksaan Golongan Darah


Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan
membrane sel darah merah.Dua jenis penggolongan darah yang paling
penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (factor Rh).Di dunia ini
sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh,
hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfuse imunologis yang
berakibat anemia hemolysis, gagal ginjal, syok dan kematian (Arisnawati,
2010).
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan
antibody yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
a Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A di permukaan membrane selnya dan menghasilkan
antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga,
orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima
darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
b Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah
dengan antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari dengan
golongan darah B-negatif atau O-negatif.
c Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah
dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap
antigen AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan
golongan ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun,
orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan
darah kecuali pada sesam AB-positif (Arisnawati, 2010).
d Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa
antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengangolongan darah ABO
apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan
golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesame O-negatif (Arisnawati, 2010).

e Pemeriksaan Golongan Darah Rhesus


System Rhesus merupakan golongan darah yang penting sejak
banyak ditemukan HDN (Haemolytic Disease of Newborn), Antigen
utama dalam Rhesus adalah antigen D yang mampu merangsang
pembentukan antibody bila eritrosit dengan antigen ini dimasukkan
dalam tubuh seseorang yang tidak mempunyai antigen Rh. Tidak ada
golongan darah lain yang memiliki potensi merangsang pembentukan
antibodi melebihi potensi yang dimiliki golongan Rhesus. Orang dengan
eritrosit mengandung antigen D disebut Rh+ sedang orang eritrosittanpa
antigen D disebut Rh (Titah, 2009).

4 Pemeriksaan Bakteriologi
Pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam)
Bakteri tahan asam adalah mempertahankan zat warna karbol
fuchsin (fuchsin basa yang dilarutkan dalam suatu campuran fenol,
alcohol, air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sifat
tahan asam bakteri disebabkan adanya asam mycolat yang terikat pada
dinding sel, sehingga dinding sel bakteri tahan asam terdiri dari
peptidoglikan, arabinoklaktan dan lipid (50% dari lipid adalah asam
micolat) (Titah, 2009).
Warna cat yang telah terikat pada bakteri tahan asam tidak dapat
dilunturkan oleh alkohol atau asam sehingga bakteri tahan asam akan
berwarna merah, sedang bakteri tidak tahan asam akan melepas warna
cat pertama lalu terwarnai oleh cat kedua sehingga berwarna biru
( Titah, 2009).
Salah satu bahan yang digunakan untuk mendiagnosa adalah
dahak atau sputum.Ludah tidak dapat diperiksa karena ludah berasal
dari kelenjer dalam rongga mulut.Biasanya didalam ludah tidak
ditemukan kuman TB. Dahak yang diperiksa paling sedikit ialah dahak
yang kental dan kuning kehijauan sebanyak 3-5cc, dengan waktu
pengambilan sebagai berikut (Arisnawati, 2010) :
a Dahak sewaktu, penderita dating berobat dengan keluhan apa saja ke
poliklinik.
b Dahak pagi, yang diambil besok paginya begitu bangun tidur.
c Dahak sewaktu, yang diambil sewaktu penderita mengantar dahak
pagi tersebut.

5 Pemeriksaan Parasitologi
Feses Lengkap
Pemeriksaan feses adalah salah satu pemeriksaan laboratorium
yang telah lama dikenal untuk membantu klinisi menegakkan diagnosis
suatu penyakit. Meskipun saat ini telah berkembang berbagai
pemeriksaan laboratorim yang modern, dalam beberapa kasus
pemeriksaan feses masih diperlukan dan tidak dapat digantikan oleh
pemeriksaan lain. Pengetahuan mengenai berbagai macam penyakit
yang memerlukan feses, cara pengumpulan sampel yang benar serta
pemeriksaan serta interpretasi yang benar akan menentukan ketepatan
diagnosis yang dilakukan oleh teknisi (Gandasoebrata, 2008).

BAB III
METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

3.1.1 Waktu
Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa semester IV Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Wiyata Husada Samarinda Jurusan Analis Kesehatan
dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2015 dan selesai sampai dengan 6
Februari 2016. Praktek Kerja Lapangan dibagi menjadi 2 Shift yaitu pagi jam
07.30-14.30, sore dari jam 14.30-21.30.
3.1.2 Tempat
Praktek Kerja Lapangan ini bertempat di Rumah Sakit Umum Daerah I.A.
Moeis Samarinda Seberang.

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Pemeriksaan Darah Lengkap (Sysmex KX-21)
a. Prinsip
Instrumen ini mengginakan metode pengukuran sel yang disebut
Volumetrik Impedance. Pada metode ini larutan diluent (elektrolit) yang
telah dicampur dengan sel-sel darah dihisap melalui APERTURE. Pada bilik
pengukuran terdapat dua elektrode yang terdiri dari internal elektrode dan
eksternal yang terletak dekat dengan APERTURE. Kedua elektrode
tersebut akan naik sesaat dan terjadi perubahan tegangan tersebut
dikuatkan atau diperbesar lalu dikirim kerangkaian elektronik. Pada
rangkaian penghilang yang berfungsi untuk menghilangkan sinyal yang
diakibatkan oleh : Gelombang elektromagnetik, Gangguan listrik, Debu dan
partikel sisa.
a Alat
-Hematologi analyzer (Sysmex Kx-21)
-Blood Mixer
-Printer
-Kertas dan Pulpen
b Bahan
- Darah EDTA
c Cara Kerja
- Sebelum diperiksa pastikan sampel tidak ada bekuan atau lisis
- Dihomogenkan sampel di blood mixer
- Dilihat kode sampel pada monitor alat sysmex lalu samakan dengan
kode sampel pada blanko
- Ditekan Sampel ID dan masukan nomor identitas sampel lalu
ENTER
- Ditunggu hingga ada tulisan Ready pada monitor
- Diletakkan smapel dibawah jarum penyedot tekan tombol Aspirate
- Ditunggu hingga ada tulisan Analyzing keluarkan sampel
- Ditunggu hasil keluar kemudiaan catat hasil

d Nilai Normal
- Hemoglobin (HGB) : 12,5-16 gr/dl
- Leukosit (WBC) : 5.000-10.000/mm3
- Hematokrit (HCT) : 37%-48%
- Trombosit (PLT) : 150.000-400.000/mm3

3.2.2 Pengambilan Darah Vena


a Prinsip
Pengambilan spesimen dengan metode tusukan vena, dimana jarum
diarahkan 30 dan disesuaikan arah pada pembuluh mediana cubiti (bagian
pangkal siku) serta posisi jarum menghadap keatas, dengan menggunakan
jarum spuit 3cc/ml dan vacumtainer 3ml. Pembendungan pembuluh darah
vena dilakukan agar pembuluh darah tampak jelas dan dengan mudah
dapat ditusuk sehingga didapatkan smapel darah.

b Alat
- Tourniquet
- Spuit 3cc
- Tabung vacumtainer
- Holder
- Jarum vacum
c Bahan
- Kapas alkohol 70%
- Kapas steril
- Plester
d Jenis sampel
- Darah EDTA
- Darah Kimia (Serum)
e Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Diberi identitas pasien pada tabung
- Diposisikan posisi duduk pasien yang nyaman
- Dipasang tourniquet 2-3 inci diatas vena yang akan dipungsi (5-10cm /
4-5 jari diatas vena yang akan dipungsi, pemasangan tidak lebih dari 1
menit)
- Didesinfeksikan daerah pungsi menggunakan kapas atau kasa yang
mengandung alkohol 70%
- Ditusuk ujung jarum oada vena dengan sudut 15-30
- Dimasukkan tabung vacum kepada holder, tunggu darah mengalir
ketabung
- Dilepaskan tourniquet setelah darah mengalir pada tabung sampai 3 cc
- Diletakkan kapas kering steril pada tempat pungsi kemudian di plester
- Dihomogenkan darah pada tabung vacum EDTA agar tidak terjadi
bekuan

3.2.3 Pemeriksaan PT dan aPTT


a. Prinsip
PT : Menilai terbentuknya bekuan bila kedalam plasma yang telah
diinkubasi ditambahkan campuran tromboplastin jaringan dan ion
kalsium.
aPTT : Menginkubasikan plasma sitrat yang mengandung semua faktor
koagulasi intristik kalsium dan trombositik dengan tromboplastin
parsial dengan bahan pengaktif. Penambahan kalsium akan
memulai proses pembekuan (bekuan fibrin) dan waktu yang
diperlukan fibrin dicatat sebagai aPTT.

b. Alat
- Mikropipet 100ul dan 50ul
- Kuvet sampel
- Yellow tipe
- Coation MI
c. Reagen
- Reagen PT-s (Prewarmed)
- Reagen aPTT-s
- Reagen Cacl (Prewarmed)
d Jenis Sampel
- Plasma Sitrat
e Cara Kerja
1 Pemeriksaan PT (Prothrombin Time)

Volume Sampel Plasma Sitrat 50ul


Volume Reagen Inkubasi reagen PT-s Selama 10 menit 100ul
Pada alat (37C) menggunakan reagen tube
- Dimasukkan 50ul plasma sitrat
- Diinkubasi dialat selama 2 menit (120 detik) pindahkan kuvet ke Optic
- Tekan tombol Optic
- Tunggu tulisan ACTIVE
- Dimasukkan 100ul reagen PT-s (prewarmed)
- Dilihat hasil kemudian catat
PT : Detik
INR
%

2 Pemeriksaan aPTT
Volume Sampel Plasma Sitrat 50ul
Volume Reagen aPTT-s Reagen aPTT-s 50ul
Volume Reagen Cacl Inkubasi Cacl selama 10 menit pada alat 50ul
37C
- Dimasukkan 50ul plasma sitrat kedalam kuvet
- Dipipet 50ul reagen aPTT-s masukkan kedalam kuvet yang berisi
plasma sitrat
- Diinkubasi selama 3 menit (180 detik)
- Dipindahkan ke Optic
- Ditekan tombol Optic kemudian tunggu tulisan ACTIVE
- Ditambahkan 50ul Cacl kedalam kuvet yang berisi plasma sitrat dan
reagen aPTT-s
- Ditunggu hasil kemudian dicatat
aPTT : Detik
Ratio

f Nilai Normal
PT : 11-13 detik
aPTT : 21-35 detik
INR : 1-2

3.2.4 Pemeriksaan HbsAg Rapid (Vcare)


a Prinsip
HbsAg tes strip (serum/plasma) mendeteksi HbsAg melalui
visual warna. Selama spesimen yang bereaksi dengan anti-HbsAg
antibodi conjugated untuk berwarna dan precoated ke dalam sampel pad
test. Campuran kemudian berimigrasi melalui membran oleh pembuluh
kapiler dan berinteraksi dengan bahan pada membran. Jika ada cukup
HbsAg dicontoh, pita berwarna akan membentuk dites wilayah membran.
Kehadirah ini pita berwarna menunjukkan hasil positif, yang tidak
menunjukkan adanya hasil negatif. Munculnya pita berwarna dikontrol
wilayah berfungsi sebagai acara, menunjukkan bahwa yang tepat volume
yang telah ditambahkan dan membran wicking telah terjadi.

b Alat
- Tes strip HbsAg (Vcare)
- Pipet tetes
- Timer
- Cup sampel / kuvet
- Spidol
- Centrifuge
c Reagen
- Tes strip yang mengandung partikel anti-HbsAg dan anti HbsAg yang
dilapiskan pada membran.
- Buffer
d Jenis Sampel
- Serum/Plasma
e Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Dicentrifuge darah non EDTA dengan kecepatan 2,800 rpm selama 5
menit
- Dipipet serum menggunakan pipet tetes sebanyak 3 tetes masukan
kedalam cup sampel
- Dicelupkan strip test HbsAg (Vcare) kearah panah kebawah
- Dinyalakan timer sekitar 10-15 menit kemudian dibaca hasil

g Interpestasi Hasil
Gambar 3.1 interpestasi hasil HbsAg
Keterangan :
Negatif (-) : Hanya satu pita yang berwarna pada kontrol (C)
Positif (+) : Terdapat dua pita yang berwarna pada test (T) dan kontrol
(C)
Invalid : Pita hanya terdapat pada test (T) atau pita tidak ada
dikeduanya.

3.2.5 Pemeriksaan LED (Laju Endap Darah)


a Prinsip
Kecepatan mengendapnya eritrosit dari satu sampel darah yang
diperiksa dengan alat tertentu dinyatakan dalam mm/jam.

b Alat
- Tabung LED
- Mikropipet 1000ul
- Blue tipe
- Ves Static

c Jenis Sampel
- Darah EDTA
d Cara Kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Dipipet darah sampai batas pada tabung, kemudian beri kode sample
pada tabung sesuai dengan blanko
- Dihomogenkan darah
- Dinyalakan alat ves static untuk pemeriksaan LED cara automatic
- Dimasukkan kode sampel pada alat kemudian tekan ENTER
- Dimasukan tabung LED ke alat
- Ditunggu hasil keluar selama 15-20 menit, kemudian catat hasil
e Nilai Normal
Laki-laki : 0-15 mm/jam
Perempuan : 0-10 mm/jam

3.2.6 Pemeriksaan Bleeding Time


a Prinsip
Dibuat luka standart pada daun telinga dan dicatat lamanya waktu
perdarahan dengan stopwatch.

b Alat
- Lancet
- Autoklik
- Kertas saring
- Stopwatch
- Kapas alkohol
c Jenis Sampel
- Darah pada cuping telinga
d Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Didesinfeksi area yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
- Ditusuk cuping telinga menggunakan autoklik yang sudah berisi
lancet
- Dilap darah yang keluar pertama kali menggunakan kertas saring
- Dinyalakan stopwatch
- Dilap darah yang keluar dengan kertas saring
- Dimatikan stopwatch apabila darah tidak keluar lagi
- Dicatat hasil
e Nilai Normal
1-3 menit

3.2.7 Pemeriksaan Clothing Time


a Prinsip
Diambil darah vena menggunakan spuit kemudian nyalakan stopwatch. Masa
pembekuan dilihat dari adanya benang fibrin.

b Alat
- Spuit 3 cc
- Stopwatch
- Objek glass
- Kapas alkohol
- Tourniquet
c Jenis Sampel
- Darah vena
d Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Dipasang tourniquet pada lengan pasien
- Didesinfeksi area yang akan diambil sampel darah
- Diambil darah dengan spuit 3 cc, jika darah telah keluar diujung jarum
nyalakan stopwatch
- Diletakkan darah pada objek glass, lihat benang fibrinnya
- Dimatikan stopwatch apabila sudah terlihat benang fibrinnya
- Dicatat hasil

e Nilai normal
2-6 menit
3.2.8 Pemeriksaan Urine Lengkap secara Automatic (Combi Scan 500)
a Prinsip
Combi scan 500 menganalisa warna intensitas cahaya yang
dipantulkan dari permukaan reagen dan melaporkan hasil dalam satuan
bermakna klinis. Tidak ada perhitungan lebih lanjut yang diperlukan oleh
pengguna. Ketika strip dipindahkan ke posisi pengukuran dibawah unit
optik, reflektasi setiap pad (bantalan) reagen di ukur. Cahaya yang
dipantulkan oleh panjang gelombang dari pad (bantalan) tes tergantung
pada tingkat perubahan warna pad (bantalan) yang sama dengan
konsentrasi parameter tertentu dalam urin. Perangkat alat lunak combi
scan pertama mendeteksi, menempatkan strip pada bantalan, kemudian
nerdasarkan informasi warna, gelombang dan cahaya ini combi scan 500
berbunyi, daerah reagen strip dan nilai-nilai yang dihitung secara otomatis.
Hasilnya disimpan, kemudian dicetak dengan printer dan opsional dapat
dikirim ke host printer kompeter melalui koneksi serial.

b Alat
- Combi scan 500
- Tabung reaksi
- Objek glass
- Cover glass
- Vortex
- Sentrifuge
- Mikropipet 20ul
- Yellow tipe
- Mikroskop
c Reagen
- Combur test
d Jenis sampel
- Urine

e Cara kerja
1 Makroskopis
- Disiapkan alat dan bahan
- Diberi kode sampel pada tabung reaksi
- Dicelupkan combur test pada sampel
- Diangkat kemudian tiriskan dengan tissue kering
- Diletakkan combur test pada meja combi scan
- Ditekan Start masukkan kode sampel Enter tunggu sampai hasil
keluar dari alat
- Dicatat hasil
2 Mikroskopis
- Disentrifuge urin tekan tomboll On atur kecepatan dan waktu selama
5 menit 2500rpm
- Dibuang sampel urin
- Dihomogenkan urin menggunakan vortex
- Dipipet sedimen urin sebanyak kurang lebih 20ul letakkan pada objek
glass kemudian tutup dengan cover glass
- Diperiksa menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x
f Nilai normal
Warna : Kuning
Kekeruhan : Jernih
Berat jenis : 1.005 - 1.020
pH : 5,5 - 6,5
Keton : Negatif (-)
Nitrit : Negatif (-)
Darah : Negatif (-)
Protein : Negatif (-)
Glukosa : Negatif (-)
Bilirubin : Negatif (-)
Urobilinogen : Negatif (-)
Epitel : Negatif (-)
Leukosit : Negatif (-)
Silinder : Negatif (-)
Bakteri : Negatif (-)
Kristal : Negatif (-)
Erirosit : 0 2 / Lpb
Lain-lain : Negatif (-)
3.2.9 Pemeriksaan Golongan Darah
a Prinsip
reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi).

b Alat
- Mikropipet 20ul
- Yellow tipe
- Slide golda
- Tissue
- Batang pengaduk
c Reagen
- Reagen anti-A
- Reagen anti-B
- Reagen anti-AB
- Reagen anti-D (rhesus)
d Jenis sampel
- Darah EDTA
e Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Diisi identitas pasien pada slide golongan darah
- Dipipet darah dengan mikropipet sebanyak 20ul
- Diteteskan darah ke atas slide 20ul dibagi menjadi 4 tetes
- Diteteskan reagen ke atas slide masing-masing 1 tetes dengan urutan
yang sama sesuai yang ada pada slide
- Diteteskan anti-A 1 tetes pada lingkaran slide anti-A
- Diteteskan anti-B 1 tetes pada lingkaran slide anti-B
- Diteteskan anti-AB 1 tetes pada lingkaran slide anti-AB
- Diteteskan anti-D 1 tetes pada lingkaran slide anti-D (Rhesus)
- Dihomogenkan dengan batang pengaduk sampai darah dan reagen
terjadi aglutinasi
- Dicatat hasil
f Interpestasi hasil
Gambar 3.2 interpestasi hasil golongan darah

3.2.10 Pemeriksaan HbA1c


a Prinsip
Nyeocard HbA1c adalah test afinitas bromat. Kit yang berisi
perangkat uji dengan filter membran berpori, tabung prefil dengan reagen
dan larutan pencuci. Reagen mengandung agent khusus yang dapat
melisiskan eritrosit dan mengendapkan hemoglobin, serta konjugat asam
bromat yang berwarna biru mengikat as-diol dan hemoglobin terglikasi.
Ketika darah ditambahkan ke reagen, eritrosit lisis semua hemoglobin
mengendap. Konjugat asam bromat mengikat as-diol dan
mengkonfigurasi hemoglobin terglikasi. Sebuah alikuat dari campuran
reaksi ditambahkan ke perangkat tes dan semua hemoglobin yang
diendapkan, konjugat terikat dan tidak terikat tetap ada diatas saringan.
Selisih konjugat berwarna dihapus oleh larutan pencuci. Endapan
dievaluasi dengan mengukur intensitas warna, biru (hemoglobin
terglikasi) merah (hemoglobin total) dengan pembaca nycocard II ratio
antara keduanya menjadi sebanding dengan persentase HbA1c dalam
sampel.

b Alat
- Nycocard reader
- Mikropipet 5ul
- Mikropipet 20ul
- Tip bening khusus 5ul
- Device HbA1c
- Vortex
c Reagen
- Reagen R1
- Reagen R2
d Jenis sampel
- Darag EDTA
e Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan
- Dipipet darah EDTA sebanyak 5ul dengan mikropipet kedalam
reagen R1
- Dihomogenkan dengan vortex kemudian inkubasi selama 2-3
menit
- Dipipet R1 sebanyak 25ul kemudian masukkan kedalam device
HbA1c
- Dipipet R2 sebanyak 25ul kemudian masukkan kedalam device
HbA1c
- Diinkubasi selama 10 detik
- Dibaca menggunakan alat Nycocard Reader
- Dicatat hasil yang sudah keluar pada monitor alat
f Nilai normal
4,0 6,7 %

3.2.11 Pemeriksaan HIV menggunakan Standart Diagnostic Bioline (SD)


a Prinsip
Spesimen yang diteteskan pada ruang membrane bereaksi dengan
partikel yang telah dilapisi dengan protein A yang terdapat pada bantalan
specimen. Selanjutnya akan bergerak secara kromagtografi dan bereaksi
denga antigen HIV rekombinan yang terdapat pada garis test. Jika
specimen mengandung antibodi HIV maka akan timbul garis warna.

b Alat
- Mikropipet 10ul
- Rapid test HIV merk (SD Bioline)
- Yellow tipe
- Timer
c Reagen
- Buffer (Assay Diluent)
d Jenis sampel
- Serum
e Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Disentrifuge darah dengan kecepatan 3.000rpm selama 5 menit
- Dipipet serum 10ul kemudian teteskan ke sumur rapid test
- Diteteskan buffer sebanyak 4 tetes ke sumur rapid test
- Dinyalakan timer tepat 15 menit tunggu sampai garis terbentuk
- Dicatat hasil

f Interpestasi hasil

Gambar 3.3 interpestasi hasil HIV


Keterangan :
Negatif (-) : Kehadiran hanya pada garis kontrol (C)
Positif (+) : Kehadiran dua garis kontrol (C) dan uji baris1 (T1)
Kehadiran dua garis kontrol (C) dan uji baris2 (T2)
Kehadiran tiga garis kontrol (C), uji baris 1 (T1) dan uji
baris 2 (T2)
Invalid : Tidak ada kehadiran garis kontrol (C) atau merah
muda / ungu smear diamati pada jendela hasil
3.2.12 Pemeriksaan Retikulosit
a Prinsip
Retikulosit adalah eritrosit muda yang tidak berinti didalam sitoplasmanya
masih terdapat sisa ribosom dan RNA. Sisa ribososm dan RNA dapat
dilihat dengan pewarnaan New Methilen Blue (NMB) atau Briliant Cresyl
Blue (BCB). Sisa RNA tampak sebagai filamen atau granula berwarna
ungu atau biru tergantung zat warna yang dipakai dan harga terlihat pada
sediaan yang tidak difiksasi dan diwarnai dalam keadaan vital.

b Alat
- Cup sampel
- Mikropipet 20ul
- Yellow tipe
- Vortex
- Objek glass
- Cover glass
- Mikroskop
- Timer
c Reagen
- BCB (Briliant Cresyl Blue)
d Jenis sampel
- Darah EDTA
e Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Dipipet darah EDTA dan reagen BCB sebanyak 25ul dengan
mikropipet masukkan ke dalam cup sampel
- Dihomogenkan dengan vortex
- Diinkubasi selama 10 menit
- Dipipet cup berisi darah EDTA dan reagen BCB ke atas objek glass
kemudian tutup dengan cover glass
- Dibaca dengan mikroskop dengan perbesaran 100x dibaca
menggunakan oil imersi
- Dicatat hasil
f Nilai normal
0,5 15

3.2.13 Pemeriksaan FL (Feces Lengkap)


a Prinsip
Adanya telur atau larva cacing dalam tinja dapat diketahui dengan
pemeriksaan dengan pemeriksaan secar mikroskopis dengan
pengecatan lugol atau eosin, menggunakan pembesaran 100x (lensa
objektif 10x dan lensa okuler 10x).
b Alat
- Mikroskop
- Deck glass
- Lidi
- Objek glass
c Reagen
- Larutan eosin
- Larutan sudan
d Jenis sampel
- Feces
e Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Diteteskan 1 tetes larutan sudan dan 1 tetes larutan eosin pada
objek glass secara terpisah
- Ditambahkan 1 lidi sampel feces
- Dihomogenkan dengan batang pengaduk
- Ditutup menggunakan deck glass
- Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x dibaca
menggunakan oil imersi
f Nilai normal
Tidak terdapat telur atau larva cacing pada sampel feces

3.2.14 Pemeriksaan Malaria Rapid


a Prinsip
Satu tahap tes malaria adalah immunoassay yang berbasis
membran strip kuantitatif untuk mendeteksi HRP-II dan LDH dalam darah
utuh. Dalam prosedur tes ini, anti bodi P.V (Plasmodium Vivax) diganti T1,
anti bodi P.F (Plasmodium Falciparum) bergerak digaris T2. Setelah
specimen darah utuh ditempatkan dalam tempat specimen, specimen
tersebut bereaksi dengan antibodi P.V atau P.F. partikel antibodi yang
telah dilapisi diterapkan pada bantalan spesimen. Campuran ini bermigrasi
secara kromagtografi pada sepanjang strip tes dan beraksi dengan
menggerakkan antibodi. Jika spesimen mengandung HRP-II, garis LDH
akan muncul warna di wilayah garis T1 yang menunjukkan P.F hasil yang
positif. Tidak adanya garis T (T1 dan T2) berarti negatif. Untuk prosedur
kontrol, garis berwarna akan selalu muncul diwilayah garis kontrol yang
menunjukkan bahwa volume yang tepat dari spesimen yang ditambahkan
dan penguncian dari selaput membran terjadi.

b Alat
- Mikropipet 10ul
- Yellow tipe
- Device malaria
- Timer
c Reagen
- Buffer
d Jenis sampel
- Darah EDTA
e Cara kerja
- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Dipipet 10ul darah EDTA kemudian teteskan pada sumur device
malaria
- Diteteskan buffer sebanyak 3 tetes pada sumur device malaria
- Diinkubasi selama 15 menit
f Interpestasi hasil

Gambar 3.4 Interpestasi hasil malaria rapid


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Setelah melaksanakan Praktek Kerja lapangan. Mulai tanggal 29
Desember 2015 sampai dengan 7 Februari 2016 diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium selama PKL di RSUD I.A MOEIS

No. Tanggal Shift Jenis Pemeriksaan Jumlah


1. Selasa Pagi 1 Sampling 6
2 Darah lengkap
29 Desember 10
3 Clothing Time
2015 4 Bleeding Time 1
1
2. Rabu Pagi 1 Administrasi 5
2 HbsAg
30 Desember 1
3 Urine Lengkap
2015 4 Darah Lengkap 3
2

3. Kamis Sore 1 PT 1
2 APTT
31 Desember 1
3 Urine Lengkap
2015 4 Darah Lengkap 3
5

4. Jumat Sore 1 Darah Lengkap 6


2 Urine Lengkap
1 Januari 2016 1
3 Administrasi
10
5. Minggu Pagi 1 Darah Lengkap 5
3 Januari 2016 2 Urine Lengkap 1
3 Administrasi
13
4 LED
1
6. Senin Pagi 1 Urine Lengkap 5
2 Darah Lengkap
4 Januari 2016 10
3 HbsAg
4 Golongan Darah 3
5 HIV
2
6 Feces Lengkap
1
1
7. Selasa Pagi 1 Darah Lengkap 10
2 Administrasi
5 Januari 2016 12
3 Clothing Time
4 Bleeding Time 2
5 Sampling
2
4
8. Rabu Pagi 1 Urine Lengkap 1
2 Darah Lengkap
6 Januari 2016 10
3 Administrasi
4 Malaria Rapid 5
5 Retikulosit
3
6 Morfologi Darah
1
Tepi
1
9. Kamis Sore 1 Darah Lengkap 20
2 HIV
7 Januari 2016 5
3 Urine Lengkap
4 HbsAg 6
5 Administrasi
4
6 Sampling
7 Tb Strip 20
8 Widal
5
1
2
10. Jumat Sore 1 Darah Lengkap 10
2 Urine Lengkap
8 Januari 2016 2
3 HbsAg
4 Administrasi 8
15
11. Senin Pagi 1 HbsAg 5
2 Urine Lengkap
11 Januari 2016 4
3 Administrasi
10
12. Selasa Pagi 1 Sampling 4
2 Clothing Time
12 Januari 2016 2
3 Bleeding Time
4 Administrasi 2
11
13. Rabu Pagi 1 Darah Lengkap 20
2 Administrasi
13 Januari 2016 10

14. Kamis Sore 1 Darah Lengkap 15


2 Administrasi
14 Januari 2016 10
3 Urine Lengkap
4 HbsAg 5
4
15. Jumat Sore 1 Darah Lengkap 10
2 Widal
15 Januari 2016 3
3 Urine Lengkap
4 Administrasi 4
5 HbsAg
15
6 Sampling
2
3
16. Minggu Pagi 1 Darah Lengkap 10
2 HbsAg
17 Januari 2016 5
3 Urine Lengkap
4 Feces Lengkap 5
5 Sampling
1
4
17. Senin Pagi 1 Darah Lengkap 30
2 Sampling
18 Januari 2016 2
3 Urine Lengkap
1
18. Selasa Pagi 1 Administrasi 13
2 Darah Lengkap
19 Januari 2016 22
3 Sampling
5
19. Rabu Sore 1 Administrasi 20
2 Urine Lengkap
20 Januari 2016 8
3 BHCG
4 Malaria Rapid 2
1
20. Kamis Sore 1 Darah Lengkap 20
2 Administrasi
21 Januari 2016 20
3 HbsAg
4 Urine Lengkap 1
5 Widal
3
6 Golongan Darah
1
1
21. Minggu Pagi 1 BHCG 2
2 Urine Lengkap
24 Januari 2016 4
3 HbsAg
4 HIV 2
5 Feces Lengkap
1
6 Golongan Darah
7 Administrasi 1
8 Darah Lengkap
3
26
25
22. Senin Pagi 1 Narkoba 7
2 Urine Lengkap
25 Januari 2016 3
3 HbsAg
4 HIV 2
5 Widal
4
3
23. Selasa Pagi 1 Darah Lengkap 30
2 BTA
26 Januari 2016 2
3 Golongan Darah
5
24. Rabu Pagi 1 Administrasi 5
2 Golongan Darah
27 Januari 2016 1
3 Darah Lengkap
2
25. Kamis Sore 1 Darah Lengkap 12
2 Golongan Darah
28 Januari 2016 3
3 Feces Lengkap
4 HIV 2
5 HbsAg
3
6 Administrasi
2
6
26. Jumat Sore 1 Administrasi 10
2 Darah Lengkap
29 Januari 2016 6

27. Minggu Pagi 1 Administrasi 12


31 Januari 2016 2 BHCG 1
3 Urine Lengkap
2
28. Senin Pagi 1 Darah Lengkap 15
2 Administrasi
1 Februari 2016 10
30. Selasa Pagi 1 Sampling 5
2 Administrasi
2 Februari 2016 7
31. Rabu Sore 1 Administrasi 11
2 Darah Lengkap
3 Februari 2016 6
3 HbsAg
4 HIV 2
5 Urine Lengkap
1
6 Sampling
3
3
32. Kamis Sore 1 Darah Lengkap 7
2 Administrasi
4 Februari 2016 5
3 Golongan Darah
2

4.2 Pembahasan

Berikut ini adalah grafik dan presentase pemeriksaan pemeriksaan


laboratorium yang telah dilakukan selama mahasiswa melakukan Praktek
Kerja Lapangan :
Jumlah Pemeriksaan Laboratorium RSUD I.A Moeis
Jumlah Pemeriksaan
364

66 75
41
2 5

Gambar 4.1 Grafik jumlah pemeriksaan laboratorium pada saat pelaksanaan


Praktek Kerja Lapangan di RSUD I.A Moeis pada tanggal 29 Desember
2015 7 Februari 2016.

Persentase Jumlah Pemeriksaan Laboratorium RSUD I.A Moeis


Hematolog Imunologi
i & Serologi
14%
Urinalisa Bakteriolog
12% 1%
i
7% Parasitolog Sampling
66% i

Gambar 4.2 Grafik persentase jumlah pemeriksaan laboratorium pada saat


pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di RSUD I.A Moeis pada
tanggal 29 Desember 2015 7 Februari 2016.
Praktek Kerja Lapangan mahasiswa semester IV Stikes Wiyata Husada
Samarinda Kalimantan Timur Jurusan Analis Kesehatan dilaksanakan pada
tanggal 29 Desember 2015 sampai dengan 7 Februari 2016 bertempat di
RSUD I.A. Moeis Samarinda kegiatan yang dilakukan dalam PKL (Praktek
Kerja Lapangan) di RSUD I.A. Moeis adalah mengikuti secara langsung
proses pemeriksaan laboratorium, meliputi tahap prenalitik, analitik dan pasca
analitik. Pemeriksaan-pemeriksaan yang saya lakukan selama praktek kerja
lapangan di RSUD I.A. Moeis adalah yaitu :
a Hematologi : Darah Lengkap
b Serologi :PP Test, tes Narkoba, widal, golongan darah, TB
Rapid, Malaria Rapid, HbsAg Rapid.
c Urinalisa : Urine Lengkap
d Bakteriologi : Bakteri Tahan Asam (BTA)
e Parasitologi : Feses Lengkap

Dari pemeriksaan-pemeriksaan yang telah dilakukan adalah pemeriksaan


hematologi yang paling banyak diantara pemeriksaan lainya yaitu 364 atau
66% pemeriksaan, sedangkan pemeriksaan parasitolog 5 atau 5%
pemeriksaan dan bakteriologi 2 atau 1% pemeriksaan.

a. Pemeriksaan Darah Lengkap


Pemeriksaan darah yang paling sering dilakukan adalah hitung jenis sel
darah lengkap (CBC, Complete bloodcell count), yang merupakan penilaiaan
dasar dari komponen sel darah. Sebuah mesin otomatis melakukan
pemeriksaan ini dalam waktu kurang dari 1 menit terhadap setetes darah.
Selain untuk menentukan jumlah sel darah dan trombosit, presentase dari
setiap jenis sela darah putih dan kandungan hemoglobin, hitung jenis sel
darah biasanya menilai ukuran dan bentuk sel darah merah. Sel darah yang
abnormal bisa pecah atau berbentuk seperti tetesan air mata, bulan sabit atau
jarum (Baron, 1995).

b. Masa Pembekuan Darah


Pembekuan darah memerlukan sistem penguatan biologis dimana relatif
sedikit zat pemula secara beruntun mengaktifkan, dengan proteolisis,reaksi
protein prekursor yang beredar ( enzim-enzim faktor pembekuan ) yang
memuncak pada pembentukan trombin, selanjutnya mengkonversi fibrinogen
plasma yang larut menjadi fibrin. Fibrin menjaring agregat trombosit pada
tempat luka vaskular dan mengubah sumbatan trombosit primer yang tidak
stabil menjadi sumbatan haemostasis yang kuat, utuh, dan stabil
(Hoffbrand,A.V.,1987).
Kerja reaksi enzim ini membutuhkan pemekatan setempat factor-faktor
pembekuan yang beredar pada tempat luka.Reaksi melalui permukaan
terjadi pada kolagen yang telah terpapar, faktor III dan faktor jaringan.
Dengan pengecualian fibrinogen yang merupakan sub unit bekuan
fibrin,faktor-faktor pembekuan adalah prekursor enzim maupun kofaktor, yaitu
kemampuan menghidrolisa ikatan peptide tergantung pada asam amino serin
pada inti aktifnya (Hoffbrand,A.V.,1987).

c. Masa Pendarahan

Waktu perdarahan (bleeding time, BT) adalah uji laboratorium untuk


menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang
dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan
koagulasi. Masa perdarahan tergantung atas : ketepatgunaan cairan jaringan
dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit.
Pemeriksaan ini terutama mengenai trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan
untuk adhesi pada jaringan subendotel dan membentuk agregasi. Bila
trombosit Prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung lamanya perdarahan
sejak terjadi luka kecil pada permukaan kulit dan dilakukan dalam kondisi yang
standard. Ada 2 teknik yang dapat digunakan, yaitu teknik Ivy dan Duke.
Kepekaan teknik Ivy lebih baik dengan nilai normal 1-6 menit. Teknik Duke nilai
normal 1-8 menit. Teknik Ivy menggunakan lengan bawah untuk insisi
merupakan teknik yang paling terkenal. Aspirin dan antiinflamasi dapat
memperlama waktu perdarahan.

d. Pemeriksaan Urin Lengkap


Pada pemeriksaan urin akan dilihat warna urin dan akan memeriksa
berat jenis urin, nilai normal berat jenis adalah 1.005-1.030. pH urin juga
diperiksa, normalnya pH urin berkisar 5-8. Pemeriksaan selanjutnya adalah
melihat adanya bahan-bahan metabolism tubuh. Protein adalah bahan yang
dibutuhkan tubuh, sehingga tidak boleh dibuang dalam urin. Selanjutnya
pemeriksaan urin ini akan mendeteksi adanya nitrit ini lebih mengarah pada
adanya infeksi karena kuman akan merubah nitrat dalam urin menjadi nitrit.
Produk metabolism lainya yang diperiksa adalah adanya bilirubin dan
urobilinogen. Kedua bahan ini adalah produk dariliver atau hati, slah satu
fungsinya adalah member warna kuning pada urin. Selanjutnya yang diperiksa
adalah pemeriksaan reduksi urin, pemeriksaan ini dulu sering dilakukan
sebagai pertanda adanya gula didalam urin, apabila positif menunjukkan
adanya kadar gula dalam urin seseorang (Sarcher, 2005).
Adanya darah (eritrosit) dalam urin mungkin akibat perdarahan
disalurankencing, leukosit adalah tentaranya tubuh kita, apabila adanya
infeksi atau luka disaluran kencing, maka jumlah leukosit akan meningkat.
Silinder adalah endapan protein yang tebentuk di dalam tubulus ginjal, adanya
silinder ini menunjukkan adanya penyakit yang serius dari ginjal misalnya
radang pada ginjal. Kristal merupakan hasil metabolisme normal dari tubuh.
Jenis makanan, kecepatan metabolism dan kepekatan urin. Epitel jumlahnya
akan meningkat apabila didaptkan adanya infeksi, radang dan bati saluran
kemih. Bahan terkahir yang diperiksa dari urin lengkap ini adalah adanya
benda-benda keton atau keton bodies (Sarcher, 2005).

e. Pemeriksaan Widal
pemeriksaan widal ditujukkan untuk mendeteksi adanya antibody
(didalm darah) terhadap antigen kuman Salmonella typhi / Salmonella
paratyphi (reagen). Hasil positif dinyatakan dengan adanya aglutinasi. Karena
itu antibody jenis ini dikenal sebagai Febrile agglutinin. Prisnsif uji widal
adalah memeriksa reaksi antara antibody agglutinin dalam serum penderita
yang telah mengalami pengenceran yang berbeda-beda terhadap antigen
somatic (O) dan flagella (H) yang ditambahkan dalam jumlah yang sama
sehingga terjadi aglutinasi. Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan
aglutinasi menunjukkan titer antibody dalam serum. Hasil uji ini dipengaruhi
oleh banyak factor sehingga dapat menghasilkan hasil positif palsu atau
negative palsu. Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh faktor-faktor , antara
lain (Enterobacteriaceae sp), reaksi anamnestic (pernah sakit), dan adanya
factor rheumatoid (RF). Hasil negatif palsu disebabkan antara lain penderita
sudah mendapatkan terapi antibiotika, waktu pengambilan darah kurang dari
1 minggu sakit, keadaan umum pasien yang buruk, dan adanya penyakit
imunologik lain (Sacher, 2005).

f. Pemeriksaan BTA
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna
karbol-fuchsin (fuchsin basa yang dilarutkandalam suatu campuran phenol-
alkohol-air)meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sediaan sel
bakteri pada objek glass disiram dengan cairan karbol-fuchsin kemudian
dipanaskan sampai keluar uap. Setelah itu zat warna di cuci dengan alkohol
dan akhirnya diberi warna kontras (biru atau hijau). Bakteri-bakteri tahan
asam (spesies Mycobacterium dan beberapa Actinomycetas yang serumpun )
berwarna merah dan yang lain-lain akan berwarna kontras. Salah satu bahan
yang digunakan adalah dahak atau sputum (Adam, 1992).

g Pemeriksaan PP Test
Pemeriksaan kehamilan sering dilakukan, pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengetahui apakah pasien hamil atau tidak. Pemeriksaan tes kehilan
terjadi karena reaksi silang antara LH dengan -submit HCG pada tes
kehamilan, HCg dihasilkan oleh sinstiotrofoblas sejak hari ke 8 urin adalah
sekitar hari ke 90 waktu paruh HCG 1.5 hari kadar HCG serum dan urin pada
situasi normal kembali kenilai sebelum kehamilan (Winkyosastro, 2002).

h Pemeriksaan Golongan Darah


Pemeriksaan yang sering dilakukan lainya adalah golongan darah ABO,
baik itu Rh (+) maupun Rh (-), umunya terdistribusi dengan golongan darah O
paling dominan, diikuti golongan darah A, B dan golongan darah AB paling
tidak umum. Golongan darah ABO diperiksa dengan mengambil darah kapiler
sebanyak 2 tetes yang diletakkan pada kaca objek terpisah. Tetes yang
pertama ditambah 1 tetes serum yang mengandung anti-A, dan tetes kedua
ditambah 1 tetes serum yang mengandung anti-B. yang dilihat adalah reaksi
aglutinasi (penggumpalan berbentuk titik-titik merah gelap atau merah
kehitaman), yang terjadi antara aglutinin dan aglutinogen yang sesuai (Adam,
1992).
i Pemeriksaan HDL
HDL kolesterol sering disebut sebagai kolesterol baik. Sementara LDL
kolesterol yang mengangkut paling banyak kolesterol dalam darah dan
cenderung mengendap didalam arteri disebut sebagai kolesterol jahat. HDL
mengangkut kolesterol lebih sedikit dan mampu membawa kolesterol jahat
dipembuluh arteri untuk dibuang. Jadi HDL mencegah kolesterol mengendap
diarteri dan mencegah aterosklerosis (pengapuran pembuluh darah). Dalam
kolesterol total jumlah HDL hanya sekitar 25% untuk itu, batas normal HDL
adalah 40-45 mg/dl bagi laki-laki dan 45-45 mg/dl untuk wanita. HDL bersifat
sebaliknya yaitu menahan proses pengapuran dengan cara menyedot
timbunan kolesterol di dalam pembuluh darah, lalu membawanya kehepar dan
selanjutnya dibuang melalui empedu. Oleh karenanya HDL dikenal sebagai
kolestero yang baik. Sebetulnya yang harus selalu diperhatikan dahulu adalah
kadar kolesterol total yang harus senantiasa dijaga jangan lebih dari 200 mg%
(Adam, 1992).

j Pemeriksaan HIV
Tes antibodi HIV bertujuan untuk mendeteksi dan mengukur
keberadaan/kadar imunoglobin ( IgG tipe 1-4, igA, IgM, IgD). IgM muncul
pertama kali dengan masa hidup pendek ( 6 bulan), IgG muncul kemudian
dengan masa hidup lama sampai beberapa tahun, IgA merupakan
imunoglobulinyang dominan berada di kelenjar ludah. Bronkus dan bagian
tubuh yang menghasilkan mucus dan positif (+) pada pemaparan pertama.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang telah dilakukan dapat
simpulkan bahwa :

1 Dari praktek klinik yang telah dilakukan di RSUD I.A Moeis Samarinda,
pemeriksaan Hematologi sebanyak 364 Pemeriksaan. Sedangkan
pemeriksaan yang paling sedikit adalah pemeriksaan Bakteriologi dan
Parasitologi.
2 Beberapa ilmu yang dapat diaplikasikan antaralain di bidang Hemtaologi,
Kimia Klinik, Serologi, Bakteriologi dan Parasitologi.
3 Presentase pemeriksaan laboratorium dalam satu bulan, dilaksanakan
pada tanggal 29 desember 2015 hingga 6 februari 2016 adalah sebagai
berikut : Hematologi 66% (364 pemeriksaan), Imunologi dan Serologi 12%
(66 pemeriksaan), Sampling 7% , Urinalisa 14% (75 pemeriksaan),
Bakteriologi 2% (2 pemeriksaan), dan Parasitologi 5% (5 pemeriksaan)

5.2 Saran

1 Kepada mahasiswa yang mengikut Praktek Kerja Lapangan (PKL) agar


lebih memahami prinsip dari pemeriksaan-pemeriksaan yang terdapat di
RSUD I.A. Moeis.
2 Perlu penambahan tenaga analis kesehatan, hal ini dikarenakan
meningkatnya permintaan pelayanan RSUD I.A. Moeis pada tiap
tahunnya.

Lampiran 1. Gambar alat, bahan dan ruangan yang digunakan selama PKL di
RSUD I.A Moeis

Gambar 1. Sysmex Kx-21


Gambar 2. Mindray 3600

Gambar 3. Blood mixer


Gambar 4. Ves Stastic (Alat pemeriksaan LED Automatic)

Gambar 5. Biohazard Safety (Alat pemeriksaan BTA)


Gambar 6. Sysmex 500i

Gambar 7. Combi Scan 500


Gambar 8. Mindray (Alat pemeriksaan kimia)

Gambar 9. Mini Vidas


Gambar 10. Alat Pemeriksaan Elektrolit

Gambar 11. Nycocard (Alat pemeriksaan HbA1c)


Gambar 12. Rotator

Gambar 13. Sentrifuge


Gambar 14. Mikropipet

Gambar 15. Vortex


Gambar 16. Objek Glass

Gambar 17. Deck Glass


Gambar 18. Yellow Tipe

Gambar 19. Blue Tipe


Gambar 20. Cup Sampel

Gambar 21. Pipet Tetes


gambar 22. Cup PT APTT

Gambar 23. Tabung Reaksi


Gambar 24. Slide Widal

Gambar 25. Slide Golongan darah


Gambar 26. Tabung LED

Gambar 27. Tabung Kimia


Gambar 28. Tabung EDTA

Gambar 29. Tabung PT APTT


Gambar 30. Wadah Urine

Gambar 31. Wadah Sputum


Gambar 32. Peralatan Sampling

Gambar 33. Reagen Golongan Darah


Gambar 34. Reagen PT

Gambar 35. Reagen APTT


Gambar 36. Reagen Calcium Chloride

Gambar 37. Combi Test


Gambar 38. Pptest (Test Kehamilan)

Gambar 39. Test Narkoba


Gambar 40. Ruang Sampling

Gambar 41. Ruang Administrasi


Gambar 42. Ruang Kimia

Gambar 43. Ruang Hematologi


Gambar 44. Bank Darah

Gambar 45. Tempat Pengecatan BTA dan Malaria

Anda mungkin juga menyukai