BAB II Revisi
BAB II Revisi
TINJAUAN PUSTAKA
perasa, sebagian basar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. (nursalam
2016)
gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia, beliau berinisiatif
1) Tahu bahwa.
2) Tahu bagaimana.
teknis
12
3) Tahu akan.
4) Tahu bagaimana.
Pengetahuan jenis ini lebih mendalam, sebab tidak hanya puas dengan
apabila keingintahuan ditekuni atau dicoba dan tercapai dengan baik maka
membantu seseorang.
13
3) Tahu bagaimana dan tahu akan, seorang mengetahui sesuatu secara
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut
14
2.1.4 Tingkat pengetahuan
1) Tahu (Know)
2) Memahami (Comperhension)
benar.
3) Aplikasi (Application)
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi
4) Analisis (Analysis)
15
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu subyek kedalam
5) Sintesis (Syntesis)
yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
wawancara atau angket tentang materi yang ingin diukur dari subyek
kita ketahui atau ukur berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau menggunakan kriteria yang telah ada dan disesuaikan dengan tingkat-
16
Faktor internal meliputi; (1) Kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan
baik segenap badan beserta bagiannya bebas dari penyakit. Proses belajar
dipertinggi, seperti jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu obyek, (4)
terus-menerus yang disertai dengan rasa senang, (5) Bakat. Bakat adalah
pengetahuan. Untuk menghindari pelaksanaan cara belajar yang salah perlu suatu
pembinaan, dengan belajar yang tepat dapat efektif pula hasil belajar seseorang,
dengan media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. (4).
17
Pendidikan, didalam tindakan setiap individu selalu dipengaruhi oleh
fungsi-fungsi tertentu, akan tetapi pada pekerjaan lain menuntut pendidikan yang
(6). Motivasi, adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan untuk
yang tinggi tetapi tidak ada motivasi terhadap sesuatu kegiatan maka hasilnya
belum tentu lebih baik. (7). Usia, ada kecenderungan orang yang umurnya lebih
tua, memiliki lebih banyak pengetahuan dibandingkan yang lebih muda. Dimana
pengetahuan ini didapat dari pengalaman terhadap suatu obyek atau materi yang
(Srimindarti, 2006).
18
Kinerja keperawatan merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai
kontribusi pada keperawatan (Amstrong dan Baron (1998) dalam Wibowo, 2007).
indikator suatu pekerjaan atau profesi dalam waktu tertentu (Wirawan, 2009).
kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakan dari pekerjaan tersebut
(Wibowo, 2012).
merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk melaksanakan tugas,
sehingga kinerja dapat didefinisikan sebagai hasil kerja yang dicapai karyawan
ditetapkan organisasi.
Menurut Wijono dalam Darma (2012), terdapat dua faktor penting yang
Faktor internal adalah segala sesuatu yang berasal dari diri sendiri yang
19
1. Kemampuan
dalam pekerjaan tertentu. Kemampuan tersusun dari dua faktor yaitu kemampuan
yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan mental, tujuh dimensi yang paling
2. Motivasi
merupakan hasil interaksi antara individu dan situasinya, sehingga setiap manusia
mempunyai motivasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Faktor eksternal adalah segala hal yang berasal dari pihak lain yang
berpengaruh atau dari lingkungan, misalnya orang tua, rekan kerja atau pimpinan
yang mempengaruhi seseorang untuk dapat berupaya lebih keras untuk mencapai
1. Supervisi
atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan untuk kemudian apabila
20
ditemukan masalah segera diberikan petunjuk dan bimbingan atau bantuan yang
2. Gaya kepemimpinan
gaya yaitu:
karyawan.
pada usaha untuk lebih memberikan motivasi serta mendorong para anggota untuk
21
bukan satu-satunya determinan, karena masih ada variabel-variabel lain yang turut
mempengaruhinya.
terbagi atas beberapa karakteristik, yang meliputi karakteristik kinerja buruk atau
tidak memuaskan, marginal, rata-rata atau cukup, baik, dan unggul (Wibowo,
2012)
berupa : berulang-ulang melakukan kesalahan yang sama atau sangat mirip, perlu
hubungan buruk dengan rekan kerjanya dan mempunyai kehadiran buruk atau
catatan terputus-putus.
singkat atau instruksi, mempunyai hubungan baik dengan rekan kerjanya, perlu
menunjukkan inisiatif dan tidak biasa terlambat atau tidak hadir di pekerjaan.
22
2.2.3.3 Karakteristik kinerja baik atau superior
antara lain : dengan menghasilkan pekerjaan di atas apa yang telah disetujui,
bekerja lebih cepat dan akurat daripada mereka yang pada posisi sama, dapat
bekerja tanpa pengawasan untuk jangka waktu cukup lama, populer dengan rekan
dan rekanan, melihat kesalahan sendiri dan mengoreksinya, dapat mengatasi tugas
prinsip prinsip tertentu untuk mengevaluasi bawahan secara tepat dan adil.
2.2.4.1 Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja dan
orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati. Deskripsi dan standar
2.2.4.2 Sampel tingkah laku perawat yang cukup reprensetatif sebaiknya diamati
23
evaluasi. Dengan demikian, baik perawat maupun supervisior dapat
yang sudah memuaskan dan menunjukkan hal yang perlu diperbaiki oleh
bersifat evaluative.
2.2.4.5 Jika diperlukan, menejer menjelaskan area mana yang akan diprioritaskan
2.2.4.6 Pertemuan evaluasi sebaiknya dilakukan pada waktu yang cocok bagi
perawat dan menejer sehingga diskusi evaluasi terjadi dalam waktu yang
dianalisis.
sudah tersusun dengan baik, sudah matang dimana responden dan interviewer
2.2.8.1 Pendelegasian
24
2.2.8.2 Aspek pengembangan dan tanggung jawab
kategori yang membagi sama besar dengan rumus prosentase, adapun rumusnya
adalah :
F
P = X 100%
N
Keterangan :
P = Presentase
sebagai berikut :
2.2.6.1 Meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu maupun kelompok,
25
2.2.6.2 Peningkatan yang terjadi pada prestasi staf secara perorangan pada
keseluruhannya.
dan pelatihan staf yang lebih tepat guna. Rumah sakit akan mempunyai
depan.
2.2.6.5 Menyediakan alat dan sarana untuk membandingkan prestasi kerja melalui
perasaan tentang pekerjaannya atau hal lain yang ada kaitannya melalui
potensi sehingga dapat dicalonkan untuk menduduki jabatan serta tanggung jawab
yang lebih besar pada masa yang akan datang, atau mendapatkan imbalan yang
lebih baik. Bagi karyawan yang terhambat disebabkan karena kemauan, motivasi
dan sikap yang kurang baik, maka perlu diberikan pembinaan berupa teguran atau
26
Evaluasi kinerja dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap hasil
kerja atau prestasi kerja yang diperoleh organisasi, tim, atau individu. Dasar
evaluasi kinerja dapat dilakukan langkah untuk perbaikan kinerja di waktu yang
akan datang.
utama dari critical incident dan graphic rating scale. Penilai membuat peringkat
perilaku aktual pada pekerjaan tertentu daripada deskripsi umum atau sifat.
27
2.2.7.6 Individual ranking
Teknik ini merupakan suatu metode evaluasi yang menyusun/ rank order
masing pekerja lain dan menyusun peringkat berdasarkan pada jumlah nilai
2.3.1 Pengertian
sehingga perawat juga merasa betah bekerja di rumah sakit (magnet hospital).
28
pelaksanaannya yaitu pendekatan manajemen (management approach), sistem
visi, misi, filosofi dan kebijakan. Untuk jenis perencanaannya adalah perencanaan
jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan dan tahunan.
1. Struktur Organisasi
spesialisasi pekerjaan.
Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas dan penanggung
jawab dinas/shift.
3. Daftar Pasien
29
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama
perawat dalam tim, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat
sebagai berikut :
kegiatan, dan memanggil staf secara periodik untuk mengenal masalah setiap
rencana kerja harian yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadwal kerja
dilaksanakan.
Serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan dari dinas malam
ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan,
sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung
30
2. Pre conference tim
untuk rencana kegiatan shift tersebut, yang dipimpin oleh ketua tim atau
penanggung jawab tim. Isi pre conference adalah recana tiap perawat (rencana
harian), dan tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung jawab tim.
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut . Isi post conference
adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk operan
(tindak lanjut). Post conference dipimpin ketua tim atau penanggung jawab tim.
4. Manajemen konflik
win-win solution. Suatu upaya berkolaborasi antar staf menjadi prioritas utama
mungkin diterapkan.
31
5. Pendelegasian dan supervisi
a. Supervisi
pelaksana.
b. Delegasi
kepala ruangan kepada ketua tim, ketua tim kepada perawat pelaksana. Prinsip
tugas.
32
4) Setelah selesai pendelegasian dilakukan searah terima tugas yang sudah
1. Kasus cidera.
2. Infeksi nosokomial.
33
Pengembangan sumber daya manusia (SDM) digambarkan sebagai suatu
proses pengelolaan motivasi staf hingga dapat bekerja secara produktif. Hal ini
seleksi, kontrak kerja, orientasi, penilaian kerja, dan pengembangan staf perawat.
dalam kegiatan, seperti rapat perawat ruangan, case conference, rapat tim
efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik, sangat baik
untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga, perawat senior menyibukkan diri
34
dengan tugas manajerial, sedangkan perawatan pasien diserahkan kepada
perawat junior.
3. Pasien dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh perawat yang sama pada hari
khusus.
5. Kelebihan manajemen kasus yaitu perawat lebih memahami kasus per kasus
35
Kepala ruangan
Gambar 2.2
Case Nursing
2. Enam sampai tujuh perawat dan perawat associate bekerja sebagai suatu tim
3. Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim yang terdiri dari tenaga profesional, teknikal,
dan pembantu dalam suatu kelompok kecil yang saling bekerja sama.
36
4. Kelebihan model keperawatan tim yaitu memungkinkan pelayanan
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konfrensi tim
waktu-waktu sibuk.
6. Konsep metode tim yaitu ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu
model tim, model tim akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruangan.
tanggung jawabnya, kerjasama antar tim dan anggota tim, dan memberikan
laporan.
supervisi dan evaluasi, mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
menyelenggarakan konferensi.
37
Kepala ruangan
Gambar 2.3
Team Nursing
38
2.3.7.4 Model primer
hasil.
6. Konsep dasar model keperawatan primer yaitu ada tanggung jawab dan
8. Peran kepala ruangan dalam metode primer yaitu sebagai konsultan dan
39
2.3.7.5 Model tim primer
yaitu model tim dan model primer yang kemudian disebut model tim-primer
(primary team). Menurut Ratna Sitorus (2005) dalam Nursalam (2011) penerapan
2. Model keperawatan tim primer tidak digunakan secara murni karena tanggung
Kepala ruangan
PP 1 PP 1 PP 1 PP 1
PA PA
PA PA
PA PA
PA PA
40
Gambar 2.4
monitoring dan evaluasi diterapkan dalam bentuk supervisi semua aktivitas MPKP
secara berkala yang dilanjutkan dengan pemberian masukan agar MPKP dapat
keperawatan yaitu dengan menekankan pada kualitas kinerja perawat yang berfokus
layanan kesehatan, dan perawat yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik
41
Tingkat kinerja dan kualitas penerapan MPKP salah satunya bergantung pada
tingkat pengetahuan dari seorang perawat tersebut yang akan menstimulasi mereka
dan eksternal
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi, 2007). Dari
masalah dan teori yang disebutkan sebelumnya, maka dapat disusun kerangka
42
Kinerja perawat dalam
pelaksanaan MPKP
Keterangan :
: Alur Konsep
Gambar 2.5
43
Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
yang dapat mempengaruhi kinerja menurut Wijono dalam Darma (2012) yaitu
faktor internal (kemampuan dan motivasi) dan eksternal (supervisi dan gaya
kepemimpinan). Dalam hal ini motivasi merupakan salah satu faktor yang
MPKP.
yaitu dengan menekankan pada kualitas kinerja perawat yang berfokus pada
layanan kesehatan, dan perawat yang memiliki motivasi baik merupakan prasyarat
maka dapat diambil suatu hipotesis yaitu ada hubungan antara motivasi dengan
44
kinerja perawat dalam pelaksanaan model praktik keperawatan professional
(MPKP) .
45