Farmakologi Oba
Farmakologi Oba
I Made Jawi
Abstrak
Pendahuluan
Manajemen yang tepat dengan pemberian obat tambahan yang rasional dapat
membantu mengurangi beban kesehatan dan ekonomi bagi penderita diare akut
pada anak-anak. Pemahaman khasiat farmakologis dari obat-obat anti diare
simptomatis serta antimikroba untuk diare spesifik akan membantu dalam
pemilihan obat yang rasional. Masing-masing anti diare baik yang simptomatis
maupun antimicrobial memiliki keunggulan dan kelemahan secara spesifik. Obat
anti diare golongan opioid dapat mengatasi diare dengan memperlambat gerakan
feses di dalam saluran cerna sehingga dapat meningkatkan penyerapan air dan
elektrolit kembali ke dalam tubuh. Adsorbent akan menahan beberapa substance
penyebab diare seperti misalnya toksin untuk tetap berada dalam feses sehingga
tidak dapat diserap oleh mukosa, tentu juga menghambat penyerapan beberapa
nutrient yang diperlukan oleh tubuh. Golongan antibiotika atau antimicrobial akan
mengatasi diare melalui kemampuannya membunuh atau menghambat bakteri
penyebab diare dengan efek samping yang juga perlu mendapat perhatian
paramedis. Dalam artikel ini akan dibahas khasiat farmakologis dua golongan
antidiare, yaitu golongan Antisecretory dan antimotility serta golongan Adsorbents.
Obat anti diare yang termasuk golongan Antisecretory dan Antimotility adalah;
opioid dan derivatnya, alpha 2 agonis misalnya clonidine dan somatostatin. Salah
satu dari opioid adalah loperamide. Loperamide merupakan turunan
phenylpiperidine dengan struktur kimia yang mirip dengan agonis reseptor opiat
seperti diphenoxylate. Loperamide sebagai antidiare bekerja dengan beberapa
mekanisme yang berbeda, yaitu mengurangi peristaltik dan sekresi cairan (Baker,
2007) serta meningkatkan tonus sphincter (Hanauer, 2008), sehingga waktu transit
gastrointestinal lebih lama sehingga meningkatkan penyerapan cairan dan elektrolit
dari saluran pencernaan (Baldiet al.,2009). Loperamide merupakan obat agonis
opiate sintetis yang dapat mengaktivasi receptors pada pleksus myenterik usus
besar. Aktivasi terhadap receptors tersebut akan menghambat pelepasan
acetylcholine sehingga terjadi relaksasi otot pada saluran cerna. Disamping itu,
penghambatan terhadap acetylcholine juga menimbulkan efek anti sekretori
sehingga mengurangi sekresi air dan dapat mencegah kekurangan cairan dan
elektrolit (Faure, 2013).
Pengembangan obat anti diare masa depan adalah melalui penghambatan sekresi
atau menemukan obat antisecretory pada epitel mukosa usus. Penemuan terakhir di
bidang ini adalah penemuan tentang peran protein FXR pada epithelial cells kolon
dan memberi harapan bahwa FXR agonists merupakan harapan yang sangat bagus
untuk pengembangan obat antidiare yang baru(Mrozet al.,2013).
Adsorbent
Mekanisme kerja secara umum dari adsorben adalah melapisi permukaan mukosa
pada dinding saluran pencernaan sehingga toksin dan mikroorganisme tak bisa
masuk menembus dan merusak mukosa. Selain itu, absorben juga mengikat bakteri
penyebab atau racun, yang kemudian dieliminasi melalui tinja.
Bismuth subsalicylate
Selain untuk diare, obat ini juga dapat dipakai untuk mengatasi mual, gangguan
lambung. Farmakodinamik, Bismuth subsalicylate menunjukkan efek terapi melalui
efek anti-inflammasi oleh salicylic acid, juga antibiotik ringan oleh bismuth.
Mekanisme sebagai anti diare belum jelas, diduga melalui peningkatan absorpsi air
dan elektrolit (antisekretori) dan juga sebagai penghambat sintesis prostaglandin
sehingga terjadi efek antiinflamasi dan penurunan motilitas usus(Goldman,2013).
Sebagai mekanisme tambahan, bismuth subsalicylate dapat mengikat toksin yang
diproduksi oleh bakteri misalnya oleh Escherichia coli. Obat ini juga sebagai
antimikroba (Alharbiet al.,2012).
Merupakan Bulk-Forming and Hydroscopic Agents. Mekanis me kerja dari obat ini
adalah dengan merubah viskositas feses sehingga nampak lebih kental. Selain itu
obat ini juga dapat mengikat toksin bakteri terutama enterotoksin dan dapat
berikatan dengan garam empedu.
Mekanisme kerja adalah mengikat garam empedu dalam usus sehingga terjadi
peningkatan masa feses dan membuat feses lebih kental.
Ringkasan
DaftarPustaka
Goldman R D. 2013. Bismuth salicylate for diarrhea in children. Can Fam Physician,
59(8): 843-844.
Nwachukwu CE, Okebe JU. 2008. Antimotility agents for chronic diarrhoea in people
with HIV/AIDS. [Journal Article, Review]Cochrane Database Syst Rev 2008;
(4):CD005644.