Anda di halaman 1dari 7

Makalah Seminar Kerja Praktek

PERANAN RTU560 PADA SISTEM OTOMASI GARDU INDUK (SOGI) PT. PLN
(PERSERO) P3B JAWA BALI RJTD
Puguh Gambiro., Budi Setiyono ST, MT.2
1
Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl.Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email: profpgh@gmail.com

Abstrak
PT. PLN merupakan perusahan yang bergerak dibidang kelistrikan di Indonesia yang
mengatur dan pengelola asset transmisi dan operasi sistem serta penyaluran tenaga listrik tegangan
tinggi secara efisien, handal dan akrab lingkungan. PT. PLN membangun jaringan transmisi 500 kV
yang membentang sepanjang pulau Jawa sebagai tulang punggung sistem interkoneksi. Pengendalian
operasi berhubungan dengan pengendalian sistem pada operasi waktu nyata (real time operation).
Sistem Otomasi Gardu Induk(SOGI) merupakan suatu system untuk mengatur penyaluran
listrik, Otomasi terdiri dari peralatan proteksi, kontrol dan pengukuran yang dapat berkomunikasi
satu sama lain baik secara lokal maupun secara remote. Pada Sistem SOGI alat yang digunakan
adalah computer/IT (PC, monitor, server, ethernet switch, dll.) untuk memonitor dan mengontrol
pergerakan distribusi listik.
Dalam operasinya Sistem SOGI pada jaringan listrik memerlukan Remote Terminal Unit
(RTU) yang dipasang pada Pusat Pembangkit listrik dan GI. RTU merupakan unit pengawas
langsung dan juga merupakan unit pelaksana operasi dari pusat kontrol (Master Station) sehingga
dengan adanya RTU ini memungkinkan Master Station mengumpulkan data dan melaksanakan
kontrol. RTU yang dibutuhkan untuk menjalankan Sistem SOGI ini adalah dengan menggunakan
RTU560. Dengan adanya RTU560 tersebut, diharapkan dapat digunakan sebagai point masukan
digital yang digunakan untuk indikasi status, juga merupakan suatu sequence of event untuk
pengaturan tegangan secara manual atau otomatis.

Kata Kunci : Sistem Otomasi Gardu Induk, Remote Terminal Unit, Master Station

I. PENDAHULUAN 2. Mengetahui sistem otomatisasi yang


Perkembangan industri di Indonesia yang digunakan di PT. PLN
cukup pesat membutuhkan banyak sekali 3. Mengetahui cara kerja dan peranan RTU
tenaga kerja yang siap pakai.Tenaga kerja yang pada sistem otomatisasi pada PT. PLN
terampil dalam mengoperasikan alat-alat
industri, serta memiliki kemampuan adaptasi II. PENJELASAN UMUM SISTEM
yang cukup tinggi terhadap penggunaan OTOMASI GARDU INDUK
teknologi sangat dibutuhkan didunia industry Peralatan pada Gardu Induk Tegangan Ekstra
dibidang kelistrikan. Tinggi (GITET) dan Gardu Induk (GI) harus
Gardu induk tegangan tinggi dapat dioperasikan dan dimonitor melalui
konvensional mulai bergeser ke gardu induk Sistim Otomasi Gardu Induk (SOGI) dan
otomasi, saat ini peralatan yang ditawarkan memenuhi kebutuhan Tele Informasi Plan
pabrikan sudah berbasis ke otomasi gardu (TIP) untuk sistim SCADA (Control Center).
induk maka PT PLN (Persero) P3B JB akan Untuk mencapai tujuan tersebut maka
mengimplementasikan SOGI pada GI baru, peralatan-peralatan yang ada di GITET/GI
penambahan beberapa bay baru atau harus memenuhi standar tertentu sehingga
rehabilitasi GI. dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam
Sistem SOGI menggunakan RTU560 SOGI dan dapat memenuhi kebutuhan TIP
dalam proses untuk mengoperasikan gardu SCADA. Setiap pembangunan gardu induk
induk. Hal-hal yang menjadi tujuan penulisan baru untuk teleinformasi pada peralatan
laporan Kerja Praktek ini adalah: tegangan tinggi (primer) harus memenuhi
1. Mengetahui sistem dan lingkungan kerja Standardisasi Teleinformasi Data untuk
di PT. PLN P3B Jawa Bali RJTD. Pemeliharaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik
agar informasinya dapat diakusisi oleh Sistem

1
Otomasi Gardu Induk (SOGI) secara maksimal  Transformator (Daya & Inter Bus
yang diperlukan untuk informasi Transformator)
pemeliharaan. Spesifikasi ini hanya membahas a.Tap position indication dari OLTC dan
hal-hal yang berhubungan dengan SOGI. Counter pengoperasian OLTC
b. Temperature winding & oil.
2.1 Persyaratan SOGI c.Transformer electromechanical protection
Persyaratan yang harus dipenuhu pada (level alarm maupun trip)
Sistem Proteksi dengan SOGI adalah Selektif,
Andal, Sensitif, dan Cepat. Dengan 2.5 Identifikasi Assembly dan Komponen
Pertimbangan, Keamanan peralatan, Keamanan Setiap modul harus mempunyai identifikasi
sistem dan Keamanan konsumen yang jelas (tipe modul dan/atau nomor seri)
yang membedakan dengan modul yang lain.
2.2 Tujuan Pertimbangan Pemilihan Semua tempat card dan slot harus diberi label
SOGI yang jelas. Card harus diberi kunci untuk
Dari aspek Ekonomi adalah Penghematan meyakinkan pemasangan dan untuk mencegah
Biaya Investasi, Penghematan Biaya Operasi pemasangan pada lokasi yang salah.
dan Biaya Pemeliharaan. Sedangkan dari segi
2.6 Enginering Tools
Teknis adalah Menyediakan Informasi yang
cepat dan akurat, Mempercepat waktu Kontraktor harus menyerahkan engineering
diagnosa/analisa dan pemulihan gangguan, tools yang digunakan untuk setting, download
Pengembangan Lebih mudah dan dan upload database, uji fungsi, diagnostik dan
Pengawatan Sederhana simulator (berupa laptop dan software).

2.3 Jenis Informasi SOGI 2.7 Penjelasan Sistem Kontrol


a. Local Remote Gardu Induk hanya dapat
Tele Signal Single (TSS): Alarm gangguan dioperasikan melalui Local HMI. Posisi
dari peralatan yang dimonitor, Tele Signal, terakhir tidak boleh berubah apabila Local
Double : Status open-close dari peralatan yang HMI padam / rusak.
dimonitor, Remote Control Digital (RCD): b. BCU mempunyai fasilitas Lokal Remote
Perintah open-close/raise- lower dari peralatan secara software (lokal HMI) dan/atau
yang dikontrol & monitor, Remote Control hardware (BCU).
Analog (RCA): Perintah merubah keluaran c. Semua status, alarm dan pengukuran
analog dari peralatan yang dikontrol & dikirim ke local HMI dan master station
monitor, Tele Measurement: Pengukuran sesuai standardisasi SCADA, walaupun
besaran listrik, tekanan dan temperature, Tap dalam posisi lokal
Changer (TC): Penunjukan posisi tap pada
transformator daya/IBT. III. DASAR TEORI
3.1 RTU (Remote Terminal Unit)
2.4 Peralatan yang di monitor dan di Sistem SOGI pada jaringan listrik
kontrol dalam SOGI memerlukan Remote Terminal Unit (RTU)
 Pemutus (CB): yang dipasang pada Pusat Pembangkit listrik
a. Status & perintah open-close. dan GI. RTU merupakan unit pengawas
b. Counter of circuit Breaker dan Pressure langsung dan juga merupakan unit pelaksana
(SF6). operasi dari pusat kontrol (Master Station)
c. Alarm gangguan (misal: SF6 alarm) sehingga dengan adanya RTU ini
 Pemisah (DS/isolator) memungkinkan Master Station mengumpulkan
a. Status & perintah open-close data dan melaksanakan kontrol. Pada unit-unit
b. Alarm gangguan modern, yang dilengkapi dengan
 Sakelar pentanahan (Earthing Switch) mikrokomputer yang disebut intellegent
a. Status & perintah open-close remote, dapat melakukan fungsi-fungsi secara
b. Alarm gangguan otomatis tanpa perintah dari Master Station.
 Lightning Arrester Pada garis besarnya, segala operasi yang
a. Counter Arrester dilakukan akan dilaporkan ke Master Station
pada pemindaian berikutnya.

2
Gambar 1 Analogi SCADA dari HMI hingga
RTU

Fungsi RTU Gambar 3 SubRak 23ET23


a. Fungsi lokal, yaitu fungsi pengontrol
piranti-piranti perangkat keras yang
dihubungkan ke Lokal Proses. Fungsi lokal
ini selalu aktif selama RTU beroperasi.
b. Fungsi Telekomunikasi, yaitu fungsi
pengontrol piranti-piranti perangkat keras
yang berkenaan dengan transmisi data ke
Master Station. RTU adalah unit yang pasif
di dalam fungsi telekomunikasi, walaupun
ada perubahan informasi di lokal proses,
RTU tidak akan mengirim perubahan data
tersebut ke Master Station selama RTU
tidak menerima perintah izin pengiriman
data dari Master Station.

Modul RTU560
RTU 560 adalah pengembangan dari
RTU232 dari ABB dengan konsep komunikasi Gambar 4 Konsep perangkat RTU560
terpusat dan sangat fleksibel. Konsepnya dibagi
menjadi 2 bagian:
1. Unit komunikasi baru yang terdapat di 3.2 SISTEM SCADA (Supervisory Control
subrack komunikasi. And Data Acquisition)
2. Unit Input Output di subrack I/O. Fasilitas SCADA diperlukan untuk
melaksanakan pengusahaan tenaga listrik
terutama pengendalian operasi secara realtime.
Suatu sistem SCADA terdiri dari sejumlah
RTU (Remote Terminal Unit), sebuah Master
Station/ACC (Area Control Center), dan
jaringan telekomunikasi data antara RTU dan
ACC. RTU dipasang di setiap Gardu Induk atau
Gambar 2 Modul-modul RTU560 Pusat Pembangkit yang hendak dipantau.
Dengan sistem SCADA maka
Dispatcher dapat mendapatkan data dengan
Sebelum dipasang pada pusat pembangkit cepat setiap saat (real time) bila diperlukan,
ataupun Gardu Induk, modul-modul RTU560 disamping itu SCADA dapat dengan cepat
perlu diset terlebih dahulu menggunakan memberikan peringatan pada Dispatcher
software RTUtil560. Modul-modul tersebut bila terjadi gangguan pada sistem, sehingga
dipasang ke dalam Subrak 23ET23.

3
gangguan dapat dengan mudah dan cepat apakah mengalami gangguan atau tidak.
diatasi/dinormalkan. Informasi yang diperoleh selalu up to date
Saat RTU melakukan operasi kontrol selama 24 jam. Setiap perubahan kondisi
seperti membuka circuit breaker, perubahan sistem langsung dapat diketahui tanpa
dari lampu merah menjadi hijau pada pusat menunggu laporan dari Operator di Gardu
kontrol menunjukkan bahwa operasi berjalan Induk dan pusat tenaga listrik. Informasi
dengan sukses. indikasi perlu untuk mengetahui bahwa
Keuntungan sistem SCADA lainnya ialah operasi yang dijalankan (seperti
kemampuan dalam membatasi jumlah data pemutusan Circuit Breaker) telah berhasil.
yang ditransfer antar Master Station dan RTU. Keadaan yang dapat dipantau adalah
Hal ini dilakukan melalui prosedur yang sebagai berikut :
dikenal sebagai exception reporting dimana a. Status PMT/PMS.
hanya data tertentu yang dikirim pada saat data b. Alarm-alarm seperti proteksi dan
tersebut mengalami perubahan yang melebihi peralatan lain.
batas setting. c. Posisi kontrol jarah jauh.
d. Posisi perubahan tap transformator.
4. PERANAN RTU560 di PT. PLN e. Titik pengesetan unit pembangkit
4.1 KOMUNIKASI SCADA
Saluran komunikasi pada sistem SCADA
dapat berupa kabel kawat, sistem gelombang
mikro ataupun sistem PLC. Sirkuit komunikasi
manapun dapat digunakan untuk transmisi data
sejauh mempunyai ratio sinyal-noise dan lebar
pita yang mampu dilewati oleh sinyal-sinyal
data dengan rate yang memadai. tertentu.
Gambar 6 Proses Telesignaling
FUNGSI SISTEM SCADA
Fungsi utama sistem SCADA ada 3 macam : 3. Telemetering, yaitu melaksanakan
1. Telecontrolling, yaitu pengoperasian pengukuran besaran-besaran sistem tenaga
peralatan switching pada Gardu Induk listrik pada seluruh bagian sistem, lalu
atau Pusat Pembangkit yang jauh dari menampilkannya pada Pusat Kontrol.
pusat kontrol. Telecontrolling digunakan Besaran-besaran yang dapat diukur adalah
untuk: Membuka dan menutup PMT sebagai berikut:
(circuit breaker) sisi 150 kV, baik untuk a. Tegangan bus bar.
Line Feeder maupun untuk Trafo b. Daya aktif dan reaktif unit
Distribusi. pembangkit.
c. Daya aktif dan reaktif trafo 150/30
KV dan 150/22 KV.
d. Daya aktif dan reaktif
penghantar/penyulang.
e. Frekuensi Sistem

Besaran seperti daya, arus dan tegangan di


seluruh bagian sistem nantinya
Gambar 5 Proses Telecontrol berpengaruh pada perencanaan maupun
pelaksanaan operasi sistem tenaga. Ada
2. Telesignaling atau teleindikasi, yaitu pembatasan informasi yang masuk dimana
mengumpulkan informasi mengenai data yang baru akan diterima bila terjadi
kondisi sistem dan indikasi operasi, perubahan yang melewati batas setingnya.
kemudian menampilkannya pada pusat
kontrol (dalam hal ini UPB). Informasi
kondisi untuk mengetahui keadaan sistem

4
oleh user yang lain. Password dapat
dimodifikasi online oleh user itu sendiri atau
user dengan hak sebagai administrator.
Dalam Hierarki Kontrol terdapat:
a. Manual Switch
Gambar 7 Proses Telemetering b. Bay Control Unit (IED)
 Local  bay hanya dapat dioperasikan
Sistem Power Line Carrier (PLC) dari Bay Control Unit (IED)
Sistem telekomunikasi yang menggunakan  Remote  bay hanya dapat dioperasikan
SUTT dan SUTET sebagai saluran, biasa dari HMI (SOGI)
disebut Power Line Carrier (PLC) dan hanya c. HMI (Sistem Otomasi Gardu Induk)
dipakai di lingkungan perusahaan listrik. Dalam  Local  Substation hanya dapat
sistem PLC, SUTT atau SUTET selain dioperasikan dari HMI (SOGI)
menyalurkan energi listrik juga mengirimkan  Remote  Substation hanya dapat
sinyal komunikasi telekomunikasi. Sinyal dioperasikan dari Control Center
telekomunikasi yang disalurkan adalah untuk d. Control Center
pembicaraan dan juga untuk data. Untuk Untuk SOGI yang master stationnya
keperluan ini harus ada peralatan khusus yang masih menggunakan ELENAS
berfungsi memasukkan (mencampur) dan diperlukan sinyal Control Disable(CD).
mengeluarkan (memisahkan) sinyal
telekomunikasi di ujung-ujung saluran Penjelasan Sistem Kontrolnya adalah:
transmisi dari frekuensi 50 Hz yaitu frekuensi  Local Remote Gardu Induk hanya dapat
energi listrik yang disalurkan melalui saluran dioperasikan melalui Local HMI. Posisi
transmisi. terakhir tidak boleh berubah apabila Local HMI
Pada sistem PLC, untuk mencegah padam / rusak.
masuknya sinyal komunikasi yang berfrekuensi  BCU mempunyai fasilitas Lokal Remote
tinggi ke dalam instalasi tenaga, digunakan secara software (lokal HMI) dan/atau hardware
Wave Trap atau Line Trap. Hal ini penting agar (BCU).
peralatan-peralatan meter seperti MW meter  Semua status, alarm dan pengukuran
maupun MVAR meter tidak rusak. dikirim ke local HMI dan master station sesuai
standardisasi SCADA, walaupun dalam posisi
Jaringan Fiber Optik lokal.
Dengan adanya teknologi fiber optik (FO),
perusahaan listrik menggunakan saluran FO 4.3 Alarm
untuk keperluan operasinya, karena bisa Alarm akan muncul jika terjadi perubahan
dipasang dalam kawat tanah pelindung status digital, pengukuran yang melebihi batas
sambaran petir dari saluran transmisi. Pada atau gangguan internal sistem (seperti
saluran transmisi yang sudah beroperasi tetapi gangguan komunikasi, gangguan IED) sesuai
belum ada saluran FO-nya, saluran FO bisa buku standar Teleinformasi Data Untuk
diberikan pada kawat tanah dalam keadaan Pemeliharaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik.
operasi atau dipasang di bawah kawat fasa. Alarm ditampilkan lewat HMI
Kelebihan dari FO ini bila dibandingkan menggunakan tampilan window khusus:
dengan PLC atau radio adalah sinyal yang a. Kronologis alarm.
dikirim bisa lebih banyak dan lebih tahan dari b. N alarm terakhir dengan warna berbeda.
interferensi sinyal lain karena media c. Single Line Diagram akan menampilkan
pengirimannya berupa cahaya. keadaan real time, status alarm untuk setiap
peralatan.
4.2 Hirarki user d. Setiap alarm, announsiator dapat direset dari
Hirarki dari user: Administrator, Kontrol, HMI dan alarm tersebut akan hilang apabila
Melihat Nama user dan passwordnya dapat kondisi normal.
dibuat/dihapus secara on line di HMI oleh
administrator. Minimal dapat didefenisikan 50
nama user. Update data terakhir harus
ditampilkan selama 48 jam agar dapat diketahui

5
4.4 Konfigurasi Otomasi GI ekonomis dapat dicapai dan memperoleh
hasil yang maksimal.
Konfigurasi Otomasi GI dapat dilakukan
2. PT. PLN (PERSERO) P3B Region III
dengan mengkonfigurasi diagram logic untuk
Ungaran berfungsi sebagai pusat
fungsi-fungsi tertentu seperti proses switching
penyaluran dan pengaturan sistem
oleh Relai Tegangan Nol (RTN), switching
ketenagalistrikan di wilayah Jawa Tengah
oleh load shedding, dan lain-lain. Eksekusi dari
dan DIY. Sistem pengaturan Gardu Induk
urutan otomasi harus menjamin tidak ada
yang digunakan adalah SOGI (System
kehilangan data selama proses.
Otomasi Gardu Induk).
Otomasi dapat dilakukan melalui:
3. Sistem SCADA terdiri dari Master Station
a. Permintaan operator
(MS), Remote Terminal Unit (RTU) dan
b. Kejadian (perubahan status digital atau
Saluran Komunikasi antar Master Station
analog). Data base dan Pengelompokan
dan RTU. Sistem SCADA mempunyai
sinyal-sinyal
fungsi utama sebagai telecontrolling,
c. Control Centre atau RTU lain
telesignalling, dan telemetering.
d. Periodik (setiap hari, minggu, atau bulan)
4. Remote Terminal Unit (RTU) berfungsi
pada tanggal dan waktu khusus
untuk mengupulkan data status dan
pengukuran peralatan tenaga listrik,
4.5 Inverter 110 VDC ke 220 VAC kemudian mengirimkan data dan
Inverter digunakan untuk mensuplai server, pengukuran tersebut ke Master Station
local HMI, gateway dan printer. Kemampuan (pusat control) setelah diminta oleh
setiap inverter adalah dua kali kapasitas beban Master. Disamping itu RTU berfungsi
total. Inverter dipasang secara paralel. Inverter melaksanakan perintah dari master station
terhubung dengan rectifier 110 VDC yang telah (remote control).
tersedia di Gardu Induk. 5. Salah satu jenis RTU yang ada di PT PLN
P3B Region III adalah RTU560 yang
mulai dioperasikan pada tahun 2006.
RTU560 dioperasikan di 3 tempat yaitu:
Tanjung Jati B, PLTU Cilacap, dan GI
Lomanis. Masing-masing RTU
mempunyai beberapa modul yang berbeda
fungsi.
6. Secara garis besar modul-modul yang
menyusun RTU560 adalah: modul CPU &
Memory, modul Digital Input, modul
Digital Output, modul Analog Input,
Gambar 8 Inverter 110 VDC ke 220 VAC modul Analog Output, modul Watchdog,
modul Modem, dan modul Power Supply.
7. RTU merupakan perangkat penting dalam
V. PENUTUP kinerja sebagai pencari informasi didalam
5.1 Kesimpulan menjalankan perintah dari Master Station.
Selama melaksanakan kerja praktek di 8. RTU dapat mengakusisi data-data analog
PT. PLN P3B Jawa-Bali RJTD Divisi maupun sinyal-sinyal digital, dan
Pemeliharaan dan Operating System dan dari meneruskan hasil-hasil pengukuran (daya
hasil data-data yang diperoleh dari pengamatan aktif, daya reaktif, frekuensi, arus
yang dilakukan selama melakukan kerja tegangan, energy) dan sebagainya ke pusat
praktek di PT PLN (PERSERO) Penyaluran kendali (Control Centre).
dan Pengaturan Beban (P3B) Unit Pengaturan
Bebean (UPB) Ungaran, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam mengendalikan sistem tenaga listrik
harus diusahakan agar sistem selalu dalam
keadaan normal, sehingga aspek
pengoperasian sistem tenaga listrik yang
meliputi keandalan, kualitas, dan

6
5.2 Saran BIODATA
Setelah pelaksanaan Kerja Praktek di PT.
PT. PLN (PERSERO) Penyaluran dan Puguh Gambiro, dilahirkan
Pusat Pengatur Beban Jawa Bali RJTD di Bekasi, 24 Agustus 1990.
khususnya di Divisi Opetaring Sistem dan Saat ini masih menempuh
Pemeliharaan, penulis banyak mendapatkan studi S1 di Jurusan Teknik
pelajaran dan ilmu yang berharga, serta Elektro, Fakultas Teknik,
pengalaman baru di dunia kerja yang Universitas Diponegoro
InsyaAllah bermanfaat di kemudian hari. angkatan 2008 mengambil
Penulis juga mengharapkan adanya kerja sama konsentrasi Kontrol.
antara pihak industri dan pihak kampus baik
dalam hal akademis maupun non akademis.
Semarang, Desember 2011
VI. DAFTAR PUSTAKA
[1] http://www.rifqion.com/menulis/scada Mengetahui,
dan-plc/ Dosen Pembimbing
[2]jjjjjhttp://codingjuve.wordpress.com/201
1/07/24/scada-supervisory-control-
and-data-acquisition-systems/
[3]jjjjjhttp://paladinjogja.web.id/index.php/ Budi Setiyono, ST, MT
produk/hardware/rtu.html NIP. 197005212000121001
[4] Literatur Laporan Kerja Praktek dari
perpustakaan PT. PLN

Anda mungkin juga menyukai