AnalisisTeknikal Fix
AnalisisTeknikal Fix
ANALISIS TEKNIKAL
Disusun Oleh :
Fitri Ayuningtyas (141102448)
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS 45 SURABAYA
2016
ANALISIS TEKNIKAL
1. PERANAN SPEKULAN
Memang bursa saham juga menarik para spekulan yang tidak berminat untuk
berinvestasi dengan menahan saham untuk jangka panjang, atau membeli produk
secara fisik dengan menjualnya sebelum tiba tanggal penyerahannya, sehingga
likuiditasnya semakin meningkat lagi. Para spekulan ingin menarik keuntungan dari
kenaikan harga yang ditimbulkan pada proses peningkatan nilai ekonomis yang
sedang terjadi, sekaligus menghasilkan peningkatan likuiditas yang menjadikan bursa
sebagai pusat ekonomi yang lebih memikat.
Likuiditas adalah tidak lain daripada jumlah peserta bursa yang terdiri dari
para investor saham dan pedagang komoditi dan memang akan meningkat karena
kehadiran para spekulan juga. Meskipun demikian istilah spekulan tidak harus
mengandung arti spekulasi yang memaksudkan sikap untung-untungan, karena hanya
menunjuk kepada golongan peserta bukan investor saham dan bukan pedagang
komoditi juga.
Fenomena likuiditas ini sesungguhnya adalah manifestasi interaksi antara
permintaan dan penawaran yang muncul di bursa dalam bentuk nyata berupa harga
dan volume transaksi yang tercipta dari waktu ke waktu. Satuan waktu ini bisa
ditetapkan dalam menit, jam, hari, pekan, bahkan bulan atau tahun.
Harga dan volume yang terbentuk dalam arus waktu akan menghasilkan grafik yang
bila dibaca dengan tepat akan bisa memberikan petunjuk mengenai arah pergerakan
selanjutnya sehingga para pelaku bursa bisa terbantu untuk mengambil keputusan
yang benar mengenai tindakan jual-beli yang harus dan akan diambilnya kemudian.
Adalah pada pembacaan grafik ini manakala pelaku bursa sudah mulai melaksanakan
suatu analisis, yang tidak mungkin bisa terjadi bila pendekatan yang ditempuh adalah
judi atau untung-untungan secara murni belaka.
Bila ingin diadakan analisis yang lebih terinci dan luas, maka dapat dibuat
penghitungan lebih rumit tentang kinerja perusahaan publik yang merupakan emiten
sahamnya, atau dilaksanakan pengamatan peristiwa yang menyangkut cuaca dan
perkembangan ekonomi serta sosial-politik untuk komoditi yang sedang digelutinya.
Analisis dengan menggunakan grafik harga dan volume dinamakan analisis
teknikal karena berdasarkan pengamatan perkembangannya di lapangan, yaitu
didasari pada realitas berupa kejadian atau kenyataan secara teknis.
Analisis dengan memanfaatkan kinerja perusahaan publik dari laporan
keuangannya dan lain-lain berita penting darinya, termasuk apa yang diseminasikan
oleh media massa, disebut sebagai analisis fundamental karena memang bertopang
pada dasar atau fundamen teoretis. Apa yang diharapkan atau diduga secara teori
biasanya tidak akan menjadi kenyataan persis sesuai dengan apa yang telah
digariskan di atas kertas; sebaliknya apa yang telah terjadi dalam pengalaman di
lapangan lebih mungkin bisa memberikan arah yang praktis akan tindakan yang
harus diambil untuk masa yang akan datang. Masa demikian bisa bersifat jangka
pendek (sampai dua bulan), menengah (dua bulan sampai satu tahun) atau panjang
(di atas satu tahun).
Dengan demikian spekulan tulen sebagai istilah kebursaan, termasuk dalam
kelompok pakar analisis juga, ada yang fanatik berhaluan teknikal dan ada juga yang
berpegang pada faktor-faktor fundamental, namun sebaiknya kedua cara ini
digunakan bersamaan. Adakalanya spekulator sebagai istilah umum dipertukarkan
dengan kata spekulan sebagai istilah kebursaan, maka perlu disadari bahwa ada
perbedaan mendasar antara keduanya.
b) Trend
Trend merupakan salah satu prinsip analisis teknikal yang paling sering
digunakan. Analis berpendapat bahwa harga bergerak dalam suatu trend. Trend harga
ini dapat naik, turun atau mendatar.
Investor mencoba untuk memahami apakah harga suatu komoditi berada
dalam trend naik atau turun untuk memperoleh keuntungan dengan mengikuti trend
tersebut sampai trend tersebut berbalik arah.
Trend dapat dibagi berdasarkan periode waktu, yaitu jangka pendek (1 s/d 3
bulan), menengah (3 s/d 6 bulan) dan panjang (6 bulan s/d 1 tahun). Trend naik
digambarkan dengan menghubungkan 2 atau lebih harga low untuk menentukan
harga permintaan, sedangkan trend turun digambarkan dengan menghubungkan 2
atau lebih harga high untuk menentukan harga penawaran.
c) Moving Average
Moving Average adalah rata-rata harga pada periode waktu tertentu. Untuk
menghitung moving average ini Anda harus terlebih dahulu menentukan periode
waktu, misalnya N hari dan Anda harus memiliki data sebanyak minimal N hari
tersebut.
Moving average yang sederhana dihitung dengan menambahkan harga-harga
untuk N periode waktu kemudian dibagi dengan. Pada penerapannya, moving
average sering digunakan dengan periode waktu yang berbeda untuk menentukan
trend. Jika 2 moving average digunakan, sinyal beli terjadi bila moving
average dengan periode waktu yang lebih pendek bersilangan ke atas moving
average dengan periode waktu yang lebih panjang. Sedangkan sinyal jual terjadi bila
moving average dengan periode yang lebih panjang bersilangan ke atas moving
average dengan periode waktu yang lebih pendek.
e) Stochastic Oscilator
Stochastic Oscilator dikembangkan oleh George C. Lane dan sangat popular
di kalangan para investor, khususnya yang berorientasi jangka pendek, walaupun
tetap efektif jika digunakan pada jangka waktu yang lebih panjang. Mereka banyak
menggunakannya.
Stochastic membandingkan harga penutupan (close) relatif terhadap range
harga pada periode tertentu (misalnya 5 hari). Jika harga bergerak naik, maka harga
penutupan cenderung untuk dekat dengan harga tertinggi pada periode tersebut,
sedangkan jika harga menurun, harga penutupan cenderung untuk dekat dengan
harga terendah pada periode tersebut.
Stochastic diperlihatkan dengan 2 garis. Garis pertama dinamakan %K dan
garis kedua disebut %D yang merupakan moving average dari %K. Garis %K
disajikan dalam bentuk garis solid dan garis %D disajikan dengan garis putus-putus.
Sinyal beli dihasilkan bila %K atau %D turun ke bawah level tertentu (misalnya 20)
dan kemudian naik melewati level tersebut, sedangkan sinyal jual terjadi bila %K
atau %D naik melewati level tertentu (misalnya 80) dan kemudian turun ke
bawah level tersebut. Selain itu sinyal beli juga muncul bila garis %K naik ke atas
garis %D dan sinyal jual muncul jika garis %K turun ke bawah garis %D.
Untuk gerak balik lembah, yang terjadi adalah sebaliknya dan tidak
begitu sulit untuk membayangkannya. Harga penutupan yang
cenderung berada berdekatan dengan harga terrendah selama
beberapa periode sebelumnya, pada saat gerak balik terjadi, akan
melibatkan kenaikan yang tajam disertai volume yang tinggi.
Pada pola puncak atau lembah bulat (saucer/round top or
bottom) perubahan dalam permintaan dan penawaran berjalan
dengan lambat, dengan demikian juga volume yang terjadi adalah
minim sehingga semuanya menunjuk kepada pasar yang sedang
tidak begitu berminat. Adalah sulit untuk menetapkan suatu
sasaran harga (price objective) sehingga satu-satunya jalan adalah
untuk mengamati kapan terjadi perubahan yang berarti untuk
memberikan aba-aba tentang minat pasar yang telah menjadi lebih
besar dan memberikan harapan lebih baik.
Sumber : https://www.scribd.com/upload-document?
archive_doc=102720305&escape=false&metadata=%7B%22context
%22%3A%22archive%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C
%22action%22%3A%22toolbar_download%22%2C%22logged_in
%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D