DASAR TEORI
Pasang surut adalah perubahan gerak relatif dari materi suatu planet,
bintang dan benda angkasa lainnya yang diakibatkan aksi gravitasi benda-benda
angkasa di luar materi itu berada (Azis, 2006). Menurut Gross (1997) (dalam Aziz
2006) Pasang surut dapat dibagi menjadi tiga baigian yaitu Pasang surut atmosfer
(Atmospheric Tide), ke tiga adalah pasang surut bumi (Boily tide) Pasang surut
laut (Ocean tide) dan yang. Pasang surut atmosfer adalah pergerakan yang
disebabkan oleh gravitasi benda langit seperti matahari, bulan, bintang dan
lainnya yang berpengaruh pada atmosfer. Pasang surut bumi adalah gangguan
akibat gaya gravitasi benda langit terhadap bagian bumi padat. Pasang surut air
laut adalah fenomena yang diakibatkan oleh gaya gravitasi dan tarik menarik
benda langit terutama matahari, bulan, dan bumi yang mempengaruhi naik
turunya air laut secara berkala, faktor lain non-astronomi yang mempengaruhi
terjadinya pasang surut yaitu bentuk garis pantai dan bentuk topografi dasar
perairan laut (Surbakti, 2007).
Pasang surut juga memiliki pasang tertinggi dan surut terendah dimana
Pasang tertinggi didapat dari puncak gelombang sedangkan surut terendah
diketahui berdasarkan dari lembah gelombang dan perbedaan vertikal pasang
tertinggi dan surut terendah rentang pasang surut (Tidal range). Pasang surut juga
memiliki periode yaitu waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak
atau gelombang berikutnya. Periode pasang surut pun bervariasi antara 12 jam 25
menit hingga 24 jam 50 menit (Surbakti, 2007). Dalam tulisannya Surbakti (2007)
mengatakan ada dua jenis tipe pasang yaitu pasang purnama (Spring tide) dan
pasang perbani (Neap tide). Pasang purnama terjadi pada saat bumi, bulan dan
matahari berada pada satu garis lurus. Pada saat pasang purnama terjadi kondisi
air laut akan mengalami pasang tertinggi yang sangat tinggi dan surut terendah
yang sangat rendah. Pasang purnama ini sering terjadi pada saat bulan purnama
dan bulan baru. Sedangkan pasang perbani terjadi pada saat bumi, bulan dan
matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat pasang perbani ini terjadi
keadaan air laut akan mengalami pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah
yang tinggi. Pasang perbani terjadi pada saat bulan dan
Gambar 2.1. Spring Tide dan Neap Tide (Sumber: Surbakti, 2007)
Pasang surut juga memiliki tipe berdasarkan pasang da surut yang terjadi
pada hari itu, disebabakan karena setiap lokasi berbeda dalam merespon
komponen pembangkit pasang surut. Menurut Surbakti (2007) tipe pasang surut
dibagi menjadi tiga yaitu tipe tunggal (Diurnal tides), tipe ganda (Semidiurnal
tides) dan tipe campuran (Mixed). Tipe tunggal adalah saat dimana dalam satu hari
terjadi satu kali pasang satu kali surut. Tipe ganda adalah saat dimana pada satu
hari terjadi dua kali pasang dua kali surut dan tipe campuran adalah pada saat
masa peralihan antara tipe tunggal dan tipe ganda. Tipe campuran ini juga terbagi
menjadi dua yaitu tipe campuran dominasi tunggal dan tipe campuran dominasi
ganda. Tipe pasang surut selain dapat dilihat dari penyajian data dalam bentuk
grafik juga dapat ditentukan berdasarkan Fomzmal yang dinyatakan dalam
bentuk:
Data spasial adalah data yang berisikan tentang letak sebuah lokasi
berupa koordinat (Lintang dan Bujur atau XYZ), datum dan proyeksi.
Dalam SIG data spasial terdiri dari dua format data yaitu data raster
dan data vektor. Data raster adalah data yang bersumber dari sistem
pengideraan jauh. Data raster adalah data yang mempresentasikan
obyek permukaan bumi dalam bentuk struktur sel atau yang biasa
dikenal dengan pixel. Dalam format data raster ini resolusi pixel
sangat berpengaruh penting dalam menggambarkan obyek muka bumi
semakin kecil permukaan bumi yang digambarkan oleh satu pixel
semakin tinggi resolusinya (Hartoyo@all, 2010).
Sedangkan format data yang berikut dari data sapsial adalah data
vektor. Data vektor adalah data yang mempresentasikan permukan
bumi dalam bentuk kumpulan garis, titik, notes dan area. Format data
vektor memiliki keunggulan yaitu keakuratan dalam menggambarkan
fitur-fitur tertentu seperti titik dan garis.
Gambar 2.3. format
data Vektor
(Hartoyo@all,2010)
Data nonspasial atau data atribut adalah data yang berisi informasi
sebuah lokasi berupa keterangan-keterangan yang mampu
menggambarkan lokasi tersebut contohnya luasan, populasi, nama
lokasi, dan lainnya. (Hartoyo@all, 2010). Data atribut juga memiliki
perannan dalam SIG yang sangat penting sebagai pelengkap dari data
spasial yang akan diolah dalam pemanfaatan SIG.
Sistem basis data adalah sebuah sistem yang berdiri dari dau atau
lebih data yang disimpan dengan berbagai elemen data penghubung yang
mampu diakses dengan berbagai cara (Iskandar dan Rangkuti,2008).
Menurut Waliyanto (2000), (Dalam Dzacko (2007) sistem basis data
adalah perpaduan antara perangkat lunak dan basis data. Dari kedua
pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa sistem basis data adalah sebuah
sistem yang terbentuk dari dua atau lebih data yang dipadukan dengan
perangkat lunak (aplikasi) sehingga mampu memberikan menjamin
keamanan data yang tersimpan. Dalam pemanfaatan akan sistem basis data
biasa dikena dengan sebutan Data base management system (DBMS).
DBMS adalah media komputer yang digunakan dalam malakukan
pegolahan data baik dari input data, mengubah, menghapus, memodifikasi
samapi memperoleh informasi dengan cepat dan benar. DBMS memiliki
beberapa keunggulan salah satunya yaitu mampu menyiman data dalam
dalam volume yang besar namun menggunakan ruang yang kecil. Sistem
basis data juga memiliki model data yaitu model data konseptual, model
data fiskal, dan model data implementasi (Dzacko,2007).
Dapus