Anda di halaman 1dari 6

ANALISA PENGARUH BESAR NILAI KAPASITOR EKSITASI

TERHADAP KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN

BERBEBAN PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI

GENERATOR (MISG) PENGUATAN SENDIRI


Muhammad Habibi Lubis, Masykur Sjani
Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail: abee_ziercy@yahoo.com

Abstrak

Motor induksi merupakan salah satu penggerak yang paling sering digunakan dalam aplikasi industri. Disamping
fungsinya sebagai penggerak, motor induksi juga dapat dijadikan sebagai generator atau sering juga disebut dengan
Motor Induksi Sebagai Generator (MISG). MISG memiliki kekurangan dalam hal efisiensi dan regulasi tegangan.
Oleh karena itu pada penelitian kali ini akan menganalisis karakteristik motor induksi tiga fasa yang dioperasikan
sebagai generator. MISG dioperasikan dalam keadaan beban nol dan keadaan berbeban dengan berbagai nilai
kapasitor eksitasi yang telah ditentukan untuk mendapatkan parameter mesin. Dari hasil pengujian, nilai kapasitor
eksitasi berbanding lurus dengan nilai tegangan yang dihasilkan, untuk C = 16 F, tegangan yang dihasilkan V =
423 V, untuk C = 20 F, tegangan yang dihasilkan V = 428 V, untuk C = 16 F, tegangan yang dihasilkan V = 435
V. Diperoleh juga pada kondisi beban resistif dan putaran dijaga konstan maka regulasi dan efisiensi semakin kecil
serta frekuensi dan slip yang dihasilkan konstan, yaitu 50 Hz dan -0,0167.

Kata Kunci: MISG, Kapasitor Eksitasi, Karakteristik Berbeban

1. Pendahuluan semakin mendapat perhatian untuk


dikembangkan [1].
Mesin induksi dapat dioperasikan Sebagai generator, karakteristik motor
sebagai motor maupun sebagai generator, induksi dapat berubahubah dikarenakan
walaupun generator induksi jarang digunakan penambahan beban. Putaran, frekuensi,
alasannya karena generator induksi tidak mampu tegangan, arus, faktor daya dan daya pada
mengendalikan tegangan dan frekuensi pada generator induksi dapat berubahubah
kondisi berbeban dan kecepatan perputaran yang dikarenakan pembebanan [2]. Karakteristik
berubah. Namun, akhirakhir ini karena suatu generator induksi sangat mempengaruhi
cadangan sumber energi yang tidak terbarukan kinerja kerja dari suatu generator itu sendiri.
seperti minyak, gas bumi, batubara dan lainlain Untuk itu dalam tulisan ini , penulis akan
dirasakan semakin menipis,maka pengembangan membahas tentang analisa pengaruh besar
generator induksi penguatan sendiri yang kapasitor eksitasi terhadap karakteristik beban
digerakkan oleh energi angin, pembangkit nol dan berbeban.
mikrohidro, biogas dan lainlain mulai menjadi

-89- copyright @ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL. 1 NO. 3/Maret 2013

2. Motor Induksi Tiga Fasa

Mesin induksi dapat dioperasikan


sebagai motor maupun sebagai generator. Jika
mesin dioperasikan sebagai generator, maka
diperlukan daya mekanis untuk memutar
rotornya searah dengan arah medan putar
melebihi kecepatan sinkronnya dan sumber daya
reaktif untuk memenuhi kebutuhan arus
eksitasinya [3]. Kebutuhan daya reaktif dapat
diperoleh dari jalajala atau dari suatu kapasitor. Gambar 3.1. Karakteristik torsi kecepatan mesin
induksi
Tanpa adanya daya reaktif, mesin induksi yang
dioperasikan sebagai generator tidak Dari kurva karakteristik antara
menghasilkan tegangan. Jika generator induksi kecepatan dan kopel motor induksi (Gambar 3.1)
terhubung dengan jalajala, maka kebutuhan [6 - 7] dapat dilihat, jika sebuah motor induksi
daya reaktif diambil dari jalajala. Namun, bila dikendalikan agar kecepatannya lebih besar
generator induksi tidak tehubung dengan jala daripada kecepatan sinkron oleh penggerak
jala, maka kebutuhan daya reaktif dapat mula, maka arah kopel yang terinduksi akan
disediakan dari suatu unit kapasitor. Kapasitor terbalik dan akan beroperasi sebagai generator.
tersebut dihubungkan paralel dengan terminal Semakin besar kopel pada penggerak mula,
keluaran generator. Kapasitor yang terpasang maka akan memperbesar pula daya listrik yang
harus mampu memberikan daya reaktif yang dihasilkan. Pada gambar karakteristik, generator
dibutuhkan untuk menghasilkan fluksi di celah mulai menghasilkan tegangan pada saat putaran
udara. Karena generator dapat melakukan rotor (nr) sedikit lebih cepat dari putaran sinkron
eksitasi sendiri maka generator tersebut (ns) mesin induksi tersebut.
dinamakan generator induksi penguatan sendiri
[4]. 3. Kapasitor Eksitasi
Pada mesin induksi tidak terdapat Kapasitor eksitasi adalah salah satu
hubungan listrik antara stator dengan rotor, sumber eksitasi yang digunakan sebagai
karena arus pada rotor merupakan arus induksi. penghasil daya reaktif pada generator induksi.
Jika belitan stator diberi tegangan tiga fasa, Dengan eksitasi yang mencukupi, akan
maka pada stator akan dihasilkan arus tiga fasa, diperoleh kondisi optimal pengoperasian
arus ini kemudian akan menghasilkan medan pembangkit dalam bentuk faktor daya dan
magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron efisiensi yang tinggi, regulasi tegangan yang
(ns) dan kemudian akan melakukan pengisian rendah dan pada gilirannya akan memperbaiki
muatan ke kapasitor (C) yang dipasang parallel keseluruhan performansi sistem [4].
dengan stator yang tujuannya untuk mensuplai
tegangan ke stator nanti untuk mempertahankan Untuk sistem 3 fasa, kapasitor dapat
kecepatan sinkron (ns) motor induksi pada saat dihubungkan dalam dua bagian yaitu:
dilakukan pelepasan sumber tegangan tiga fasa
pada stator [5]. 1. Hubungan delta ()
2. Hubungan wye (Y)

-90- copyright @ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL. 1 NO. 3/Maret 2013

4. Pengujian dan Hasil Pengujian


Untuk memperoleh data-data yang
diinginkan untuk dianalisis selanjutnya, maka
dilakukan beberapa pengujian, yaitu pengujian
beban nol dan berbeban.

Pengujian beban nol bertujuan untuk


mengetahui karakteristik motor induksi sebagai
generator pada saat beban tidak terpasang.
Gambar 4.2. Rangkaian pengujian berbeban MISG
Rangkaian beban nol motor induksi sebagai
generator ditunjukkan pada Gambar 4.1. Adapun data hasil pengujian berbeban MISG
ditunjukkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.3 Data hasil pengujian berbeban MISG

Slip
C/ Vout IL IC f
Load nr
fasa (L-L) (A) (A) (Hz)
(watt) (%)
(F)

150 416 0,28 0,12 3050 50 -1,67

16 250 389 0,42 0,17 3050 50 -1,67


Gambar 4.1. Rangkaian pengujian beban nol MISG F

400 370 0,65 0,2 3050 50 -1,67


Adapun data hasil pengujian beban nol MISG
ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data hasil pengujian beban nol MISG
150 421 0,34 0,15 3050 50 -1,67

20 250 398 0,47 0,19 3050 50 -1,67


C/fasa Vout F
ns nr
(F) (L-L) 400 382 0,71 0,26 3050 50 -1,67

16 423 3000 3050

20 428 3000 3050 150 429 0,41 0,2 3050 50 -1,67

24 250 408 0,54 0,24 3050 50 -1,67


24 435 3000 3050 F

400 394 0,81 0,32 3050 50 -1,67

Dan untuk mengetahui karakteristik


motor induksi sebagai generator pada saat beban Pengujian dilakukan di laboratorium
terpasang, maka dilakukan pengujian berbeban. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Rangkaian berbeban motor induksi sebagai Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK)
generator ditunjukkan pada Gambar 4.2. Medan. Segala peralatan digunakan sesuai
dengan perlengkapan Laboratorium P4TK
Medan dan inventaris penulis sendiri.

-91- copyright @ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL. 1 NO. 3/Maret 2013

Karakteristik beban nol dan berbeban Maka,


suatu MISG [1] sangat mempengaruhi regulasi
tegangan dan efisiensi MISG tersebut. Oleh Pout
= x 100%
karena itu, tulisan ini juga menganalisa regulasi Pin
tegangan dan efisiensi.

Regulasi tegangan adalah kehandalan 150


= x 100%
suatu sistem dalam mempertahankan kestabilan 153,12
tegangan. Rumus regulasi tegangan ditunjukkan
pada Persamaan 4.1. = 97,8 %

Vnl Vfl Demikian selanjutnya dilakukan perhitungan


VR 100% .........................(4.1) untuk mendapatkan nilai efisiensi dari pembebanan dan
Vfl harga kapasitor yang lainnya, ditunjukkan pada Tabel
4.3.
Untuk C=16 F ; Pout = 150 watt
Tabel 4.3 Hasil perhitungan pengaruh karakteristik beban nol
Vnl Vfl dan berbeban terhadap regulasi tegangan dan efisiensi pada
VR = 100%
Vfl MISG

C/ Vout I1 f Cos VR
nr
423 416 fasa
Load (L-L) (A) (Hz) (%)

= 100% (F)
(watt) (%)
418 150 416 0,4 50 3050 0,98 1,683 97,8

250 389 0,59 50 3050 0,98 8,74 95,7


= 1,683 % 16 F

400 370 0,85 50 3050 0,97 14,3 91,4


Demikian selanjutnya dilakukan
perhitungan untuk mendapatkan nilai regulasi
tegangan dari pembebanan dan harga kapasitor
yang lainnya, ditunjukkan pada Tabel 4.3. 150 421 0,49 50 3050 0,96 1,662 96,4

Efisiensi adalah kemampuan suatu 20 F 250 398 0,66 50 3050 0,96 7,53 94,7

sistem dalam menjaga keseimbangan pada


400 382 0,97 50 3050 0,95 12,04 89,1
pengeluaran yang dibutuhkan sesuai dengan
dengan batas kemampuan. Rumus Efisiensi
ditunjukkan pada Persamaan 4.2.
150 429 0,61 50 3050 0,96 1,398 95,3
P P Ploss
out in 100% 24 F 250 408 0,78 50 3050 0,94 6,62 92,6
Pin Pin
400 394 1,13 50 3050 0,93 10,41 85,8

Pout
...............................(4.2)
Pout PLoss
Dari data pengujian dan hasil perhitungan maka
Untuk C/fasa = 16 F; P = 150 W dapat dilihat kurva analisa pengaruh besar nilai
kapasitor eksitasi terhadap karakteristik beban nol dan
Pin = Pout + PLoss berbeban serta pengaruh karakteristik beban nol dan
berbeban terhadap regulasi tegangan dan efisiensi, pada
= 150 + 3. I12. R1 Gambar 4.3, 4.4, 4.5, dan 4.6.
= 150 + 3. (0,4) 2. 6,475

= 153,12

-92- copyright @ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL. 1 NO. 3/Maret 2013

Gambar 4.3. Kurva pengaruh kapasitor eksitasi


terhadap karakteristik beban nol Gambar 4.6. Kurva pengaruh karakteristik beban nol
dan berbeban terhadap efisiensi

5. Kesimpulan
Dari tulisan ini dapat diperoleh
kesimpulan bahwa:

1. Dari analisa data dapat dilihat bahwa


semakin besar nilai kapasitor eksitasi maka
tegangan yang dihasilkan semakin besar.
Hal ini disebabkan karena semakin besar
nilai kapasitor eksitasi maka daya reaktif
semakin besar, sehingga tegangan dihasilkan
Gambar 4.4. Kurva pengaruh kapasitor eksitasi
semakin baik (besar pula).
terhadap karakteristik berbeban
2. Dari data pengujian dapat dilihat bahwa
frekuensi dan slip konstan, hal ini
disebabkan putaran rotor dijaga konstan,
(frekuensi dan slip dipengaruhi kecepatan
putar rotor).
3. Dari data pengujian diperoleh arus beban
(IL) semakin besar, dan tegangan semakin
kecil jika beban yang digunakan semakin
besar. Hal ini disebabkan semakin besar
beban, daya reaktiv yang disuplai semakin
besar pula. Karena penyuplaian daya reaktif
termasuk beban yang dipikul oleh generator
induksi maka arus beban (IL) semakin besar,
dan tegangan semakin kecil.
Gambar 4.5. Kurva pengaruh karakteristik beban nol 4. Dari data pengujian dapat diperoleh semakin
dan berbeban terhadap regulasi tegangan besar kapasitor eksitasi, faktor daya yang
dihasilkan stabil atau malah cenderung
menurun. Hal ini disebabkan daya reaktif
mengakibatkan faktor daya menjadi leading
sehingga semakin besar daya reaktiv yang
diberikan semakin leading faktor daya yang
dihasilkan.

-93- copyright @ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL. 1 NO. 3/Maret 2013

5. Dari analisa data diperoleh, semakin besar [7] Theraja, B.L. & Theraja, A.K., A Text
nilai kapasitor eksitasi maka regulasi Book of Electrical Technology, New
tegangan semakin kecil (baik). Hal ini Delhi, S.Chand and Company Ltd.,
disebabkan semakin besar nilai kapasitor, 2001.
tengan yang dihasilkan semakin besar.
6. Dari analisa data diperoleh, semakin besar
nila kapasitor maka efisiensi semakin kecil
(buruk). Hal ini disebabkan semakin besar
nilai kapasitor eksitasi, maka arus kapasitor
(IC) semakin besar, dan IC termasuk beban.

6. Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada


Ayahanda dan Ibunda, Alm. H. Alian Lubis dan
Suriani, Bapak Ir. Masykur Sjani, M.T
bimbingannya dalam penulisan jurnal ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Ir. Panusur SML Tobing, Ir.Raja
Harahap, M.T dan Ibu Ir. Windalina Syafiar
yang telah memberikan saran-saran yang
membangun dalam penulisan jurnal ini.

7. Referensi

[1] Surya, Wasimudin Analisis Karakteristik


Motor Induksi Sebagai Generator Pada
Pembangkit Listrik Generator, UPI,
Bandung.
[2] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
Elektronika Daya, Edisi ke-5, Penerbit
Gramedia, Jakarta, 1995.
[3] Lister, E.C., Mesin dan Rangkaian
Listrik, Sixth Edition, McGraw-Hill,
Inc., 1984.diterjemahkan oleh : Ir.Drs.
Gunawan, H., P.T. Gelora Aksara Pratama,
1993.
[4] Boldea, I., and Nasar, S.A.,Induction
Machines Handbook, CRC Press LLC,
Boca Raton, Florida, 2002.
[5] Chapman, Stephen J, Electric Machinery
Fundamentals,Third Edition Mc Graw
Hill Companies, New York, 1999.
[6] Wildi, Theodore., Electrical Machines,
Drive, Power Systems, Fifth Edition,
Prentice Hall, 2002.

-94- copyright @ DTE FT USU

Anda mungkin juga menyukai