Anda di halaman 1dari 7

ELEC-TRANS Vol. I No.

2 September 2002 : 29 35

ANALISIS KARAKTERISTIK BEBAN NOL MOTOR INDUKSI ROTOR


SANGKAR SAAT PENGASUTAN MENGGUNAKAN TOOLBOX POWER
SYSTEM BLOCKSET PROGRAM SIMULASI MATLAB SIMULINK
Tasma Sucita1 dan Leli Alhapip2

ABSTRAKS : Motor induksi adalah jenis motor listrik tiga phasa yang banyak digunakan industri untuk
menggerakan mesin-mesin produksi. Salah satu masalah yang sering terjadi dalam menggunakan motor
jenis ini adalah tingginya arus start motor, hal ini merupakan masalah yang serius bagi pemakai karena
dengan tingginya arus start tersebut akan berpengaruh pada kestabilan tegangan jala-jala dan ketersediaan
daya listriknya. Dapat kita bayangkan sebuah industri yang memiliki banyak mesin-mesin produksi akan
mengalami masalah dengan tingginya arus start. Berpijak pada masalah tersebut, penulis bermaksud untuk
menganalisis karakteristik motor induksi khususnya pada saat starting sebagai pertimbangan untuk
membuat sistem kontrol dan sistem proteksinya. Dengan demikian dapat diketahui kondisi dinamisnya
ditinjau dari arus stator, kecepatan putaran rotor, torsi elektromagnetik, dan karakteristik torsi versus
kecepatan. Metode yang digunakan adalah dengan rangkaian ekivalen pada sumbu dq yang diperoleh dari
teori kerangka acuan (reference frame theory). Penyelesaiannya menggunakan program simulasi matlab
simulink yang didalamnya terdapat toolbox power system blockset. Dengan menggunakan metode ini
diperoleh hasil yang menggambarkan karaketristik motor induksi pada saat pengasutan secara
grafis,dimana arus start mencapai kira-kira sepuluh kali arus nominalnya.
Kata Kunci : Motor Induksi Rotor Sangkar, Kondisi Dinamik, Toolbox Power System Blockset, Matlab
Simulink, Teori Kerangka Acuan.

PENDAHULUAN
Pada motor induksi yang berdaya besar, permasalahan
Perkembangan kebutuhan masyarakat semakin hari pengasutan (starting) merupakan permasalahan serius
semakin pesat. Hal ini membutuhkan berbagai fasilitas yang harus diperhatikan. Arus awal yang tinggi dapat
yang mampu memberikan kemudahan bagi mereka. mencapai 500 sampai 800 persen arus beban penuh bila
Penyediaan fasilitas yang dimaksud merupakan mulai dijalankan pada tegangan yang diizinkan.
permasalahan yang menuntut adanya kerja keras dari Kondisi ini sering disebut dengan kondisi transien atau
kalangan pengembang teknologi, baik para ilmuwan peralihan.
maupun para pemikir dalam dunia pendidikan. Permasalahan tersebut diatas merupakan hal yang
Salah satu fenomena yang terjadi sekarang ini adalah merugikan, karena jika daya yang tersedia tidak
banyaknya pabrik-pabrik yang berdiri dengan tujuan mencukupi maka akan sering terjadi pemutusan daya
memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk oleh circuit breaker. Oleh karena itu analisis transien
memenuhi kebutuhannya. Untuk melakukan proses motor induksi diperlukan untuk menyelidiki berapa
produksi biasanya menggunakan mesin-mesin yang besar dan lama perubahan karakteristik dari motor
disuplai dengan tenaga listrik, sebagai penggeraknya induksi yang bermanfaat sebagai panduan dalam
digunakan motor listrik. Motor-motor listrik yang banyak merencanakan sistem kendali dan proteksi bagi motor
digunakan adalah dari jenis motor induksi tiga fasa. Hal induksi. Dalam jurnal ini penulis bermaksud untuk
ini karena pengoperasian motor induksi sederhana, serta menganalisis sebuah motor induksi tiga fasa pada
biaya yang rendah. kondisi transien secara teoritis, serta membuat
Pada waktu-waktu sebelumnya, penggunaan piranti simulasinya dengan menggunakan program Matlab
elektronik untuk mengatur kecepatan hanya digunakan simulink dan memanfaatkan blok-blok simulasi yang
pada motor dc. Saat ini dengan adanya inverter yang terdapat dalam library Power System Blockset .
merupakan piranti elektronik, motor induksi juga dapat Simulink adalah sebuah program simulasi sistem
diatur kecepatannya. Sehingga penggunaan motor dinamik yang terdapat dalam Matlab. Sedangkan
induksi lebih luas.
1. Drs. Tasma Sucita, ST, MT adalah Dosen di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro.FPTK UPI
2. Leli Alhapip adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI Angkatan tahun 1998
29
ELEC-TRANS Vol. I No. 2 September 2002 : 29 35

library power system blockset adalah sekumpulan blok- Persamaan transformasi untuk rangkaian rotor dapat
blok simulasi khusus untuk sistem tenaga listrik yang dilukiskan dengan gambar 2
terdapat dalam toolbox aplikasi simulink. Penulis
menggunakan simulasi ini untuk memudahkan fbr
r
pengamatan atau analisis terhadap kondisi transien
sebuah motor induksi tiga fasa. fqr
LANDASAN TEORI
far r
Untuk melakukan analisis terhadap mesin induksi
diperlukan pengetahuan tentang teori kerangka acuan
yang dikenalkan oleh R. H. Park sekitar tahun 1920-an,
yang merupakan sebuah pendekatan untuk menganalisis
mesin-mesin listrik., yang dikenal dengan Transformasi
Park. Transformasi Park mengubah variabel-variabel dari fdr
sumbu abc ke dalam sumbu langsung dan kuadratur atau fcr
yang lebih dikenal dengan sumbu dq. Transformasi ini
dapat dilukiskan sebagai hubungan trigonometri antara
variabel-variabel dalam sumbu abc dengan variabel
Gambar 2. Transformasi untuk rangkaian rotor
dalam sumbu dq, seperti terlihat dalam gambar 1.
dalam hubungan trigonometri
fbs
Dari gambar di atas akan menghasilkan matrik
transformasi berikut ini:
fqs
2 2
cos cos cos
3 3
2 2 2
Kr sin sin sin (3)
3 3 3
1 1 1
2 2 2

fcs fds
cos sin 1
Gambar 1.Transformasi untuk rangkaian stator dalam 2 2
hubungan trigonometri Kr1 cos sin 1 (4)
3 3
2 2
Berdasarkan gambar 1., transformasi Park dapat disajikan cos sin 1
3 3
secara langsung dalam bentuk sudut antara sumbu
quadratur (sumbu q) dengan sumbu fasa a. Adapun Transformasi dari Sumbu abc ke dalam Sumbu dq
persamaan transformasi untuk rangkaian stator adalah :
Persamaan umum untuk mengubah sumbu abc ke
dalam sumbu dq pada rangkaian stator dan rotor
2 2
cos cos cos adalah:
3 3
2 2 2 f qd0s K s f abcs (5)
Ks sin sin sin (1) ' '
3 3 3 f qd 0 r Krf abcr (6)
1 1 1
2 2 2 Persamaan tegangan dan fluks lingkup motor induksi
dalam sumbu abc adalah sebagai berikut:
d
cos sin 1 v a bc s rs i a bc s a bc s (7)
dt
2 2
Ks1 cos sin 1 (2) d
3 3 v 'a bc r rr' i 'a bc r '
a bc r (8)
dt
2 2
cos sin 1
3 3

30
ELEC-TRANS Vol. I No. 2 September 2002 : 29 35

abcs Ls L'sr i a bc s ( - r) dr
T (9) ds
'
abcr L'sr L' r i 'a bc r + - - +
+ +
dimana: rs Lls Ll rr
vqs M r vq
1 1
Lls L ms L ms Lms r
2 2
1 1 -
Ls L ms Lls L ms Lms (10) qs ( - r) qr -
2 2
1 1 + - +
L ms L ms Lls L ms + +
2 2 r s- Lls Ll rr
r
L' lr L ms
1
L ms
1
L ms vds vd
2 2 r
1 1
L' r L ms L' lr L ms L ms (11) -
2 2
1 1 -
L ms L ms L' lr L ms
2 2 + +
rs rr
Berdasarkan persamaan (5) dan (6), diperoleh persamaan v0s Lls Ll v0
tegangan dan fluks lingkup dalam sumbu dq sebagai r r
berikut : -
d Gambar 3. Model Motor Induksi -
v qd 0 s rs i qd 0 s dqs qd 0 s (12)
dt
Dari persamaan (12) dan (13), dapat diturunkan
' ' ' ' d ' persamaan tegangan motor induksi dalam sumbu dq,
v ri ( ) (13)
qd 0 r r qd 0 r r dqr
dt
qd 0 r
yaitu sebagai berikut:
1 1
qd 0 s K s Ls K s K s L'sr K s i qd 0s d
' T (14) v qs rs i qs (18)
qd 0 r K r L'sr K s
1
KrLr Kr
1
i 'qd 0 r ds
dt
qs

d
v ds rs i ds qs ds (19)
dt
dimana d
v 0s rs i 0 s 0s (20)
dt
L ls M 0 0
d
K s Ls K s
1
0 L ls M 0 (15) v 'qr rr' i 'qr ( r ) '
dr
'
qr (21)
dt
0 0 L ls d
v 'dr rs i 'dr ( r ) '
qr
'
dr (22)
L lr '
M 0 0 dt
K r L' r K r
1
0 L' lr M 0 (16) d
v '0 r rr' i '0 r '
0r (23)
' dt
0 0 L lr
Dengan mensubstitusikan persamaan (15), (16), dan
M 0 0
1 T 1
(17) ke dalam persamaan (14) akan diperoleh
K s L'sr K r K r L'sr Ks 0 M 0 (17) persamaan fluks lingkup sebagai berikut:
0 0 0
qs L lsi qs M(i qs i 'qr ) (24)
dengan M = 3/2 Lms ds
L lsi ds M(i ds i ) '
dr (25)
0s L lsi 0s (26)
'
Pemodelan Motor Induksi qr L' lr i 'qr M(i qs i 'qr ) (27)
' ' ' '
Analisis dinamik motor induksi biasanya dimodelkan dr
L i lr dr
M(i ds i ) dr (28)
' ' '
dengan rangkaian ekivalen dalam kerangka acuan 0r
L i lr 0 r (29)
putaran sinkron, seperti yang ditunjukan dalam gambar 3. Untuk motor induksi rotor sangkar, tegangan rotornya
sama dengan nol karena ujung-ujung batang konduktor
31
ELEC-TRANS Vol. I No. 2 September 2002 : 29 35

pada rotornya dihubungsingkatkan, seperti terlihat dalam METODE ANALISIS


gambar 4. Sehingga persamaan tegangannya adalah
Dalam melakukan analisis, penulis menggunakan
sebagai berikut:
program simulasi matlab simulink.
d
v qs rs i qs ds qs (30)
dt
d Langkah-langkah yang ditempuh adalah meliputi
v ds rs i ds qs ds (31) beberapa tahap antara lain:
dt
d 1. Menyusun persamaan-persamaan dalam sumbu dq
v 0s rs i 0 s 0s (32)
dt untuk diselesaikan dengan program.
d 2. Mencari data-data motor yang diperlukan.
0 rr' i 'qr ( r ) '
dr
'
qr (33)
dt
3. Membuat program simulasi dengan blok simulink
d
0 rs i 'dr ( r ) '
qr
'
dr (34) yang berasal dari toolbox power system blockset.
dt
d 4. Hasil dan pembahasan.
v '0 r rr' i '0 r '
0r (35)
dt Menyusun Persamaan-persamaan dalam Sumbu dq
ds ( - r) dr Dalam tahap ini, penulis melakukan penyusunan
+ - - + persamaan-persamaan motor induksi dalam kerangka
+
rs Lls Ll rr acuan seperti yang telah dituliskan pada bagian
landasan teori.
vqs M r
Mencari data-data motor yang diperlukan

- Pada bagian ini, penulis melakukan pengujian-


qs ( - r) qr pengujian pada sebuah motor induksi. Antara lain
+ + pengujian beban nol, pengujian dengan tegangan dc,
- +
dan pengujian dengan rotor tertahan. Ketiga pengujian
- ini bermaksud untuk mencari data motor yaitu:
vds Ll
rs Lls rr resistansi stator, resistansi rotor, reaktansi bocor stator,
r reaktansi bocor rotor, momen inersia, dan reaktansi
- magnetisasi. Dari pengujian tersebut diperoleh data-
data motor sebagai berikut:
Gambar 4. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi a. Model : C 90 L-4
b. Daya (P) : 2 hp
Persamaan torsi elektromagnetik motor induksi dalam
sumbu dq adalah sebagai berikut: c. Jumlah kutub (p) : 4 kutub
d. Tegangan saluran (VL-L) : 220 / 380V
p 1 T 1 '
Te Ks i qd0s L'sr K r iqd 0 r (36) e. Arus saluran (IL) : 6,47/3,8 A
2 r
f. Kecepatan putaran (n) : 1450 rpm
Persamaan di atas dapat dibuat dalam variabel arus g. Frekuensi (f) : 50 Hertz
sebagai berikut:
h. Resistansi stator (r s) : 2,34
3 p i.
Resistansi rotor (r r) : 0,85
Te M i qs i 'dr i i '
ds qr
(37)
2 2
j. Induktansi bocor stator (Lls) : 0,0265 Henry
Persamaan ekivalen untuk torsi elektromagnetik dapat k. Induktansi bocor rotor (Llr) : 0,0265 Henry
pula dinyatakan sebagai berikut:
l. Induktansi magnetisasi (M) : 0,8689 Henry
3 p ' ' ' ' m. Inersia (J) : 0,0112 kg.m2
Te i
qr dr
i
dr qr
(38)
2 2
3 p
Te i
ds qs
i
qs ds
(39) Membuat Program Simulasi dengan Blok Simulink
2 2
dari Toolbox Power System Blockset
dimana p = Jumlah kutub
Secara singkat program yang telah dibuat berupa
model simulasi seperti terlihat dalam gambar 5
32
ELEC-TRANS Vol. I No. 2 September 2002 : 29 35

Gambar 5. Model Simulasi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dari program dilukiskan dalam gambar berikut ini:

Gambar 6. Karakteristik Arus Stator


Gambar 8. Karakteristik Torsi Elektromagnetik

Gambar 7. Karakteristik Putaran Rotor


Gambar 9. Karakteristik Torsi-Kecepatan
33
ELEC-TRANS Vol. I No. 2 September 2002 : 29 35

PEMBAHASAN slip sama dengan satu yang menyebabkan ggl induksi


rotor besar, menghasilkan tingginya nilai torsi start
Karakteristik arus stator
dibandingkan dengan torsi normalnya.
Berdasarkan tampilan arus stator hasil simulasi pada Hasil percobaan ini dapat membuktikan teori tentang
gambar 6. dapat dilihat bahwa pada saat transien, arus karakteristik torsi elektromagnetik pada saat
stator mencapai sekitar 20 A pada saat pengasutan pengasutan yang mengatakan bahwa nilai torsi start
berlangsung antara 0 sampai 0.01 detik, dan sekitar 14 A keadaanya selalu lebih besar daripada nilai torsi pada
pada saat pengasutan berlangsung antara 0,01 sampai 0,2 keadaan putaran normalnya [5].
detik. Kemudian berangsur turun menuju keadaan
Karakteristik Torsi-Kecepatan
mantap yaitu pada waktu pengasutan berlangsung selama
0,65 detik dengan besar arus sekitar 1,35 A yaitu arus Karakteristik torsi-kecepatan merupakan pengaruh
tanpa beban. Keadaan seperti ini terjadi karena pada saat perubahan kecepatan rotor terhadap torsi
starting impedansi input mesin induksi terdiri atas elektromagnetik. Dari hasil simulasi pada gambar 9.
resistansi stator dan reaktansi bocor stator yang terlihat bahwa naiknya kecepatan yang berosilasi dari 0
berhubungan seri dengan resistansi rotor dan reaktansi sampai 400 rpm menyebabkan torsi elektromagnetik
bocor rotor. berosilasi juga, dan mempunyai amplitudo yang besar,
Jika dibandingkan dengan teori, hasil simulasi di atas karena slip masih cukup tinggi. Pada rentang kecepatan
dapat membuktikan kebenaran teori tentang karakteristik 400 sampai 1400 rpm, perubahan kecepatan tidak
arus stator motor induksi pada saat pengasutan yaitu jika menimbulkan perubahan yang besar pada torsi
tegangan kerja motor induksi disuplaikan pada motor elektromagnetik. Sedangakan pada saat putaran
tersebut akan mengakibatkan arus start yang tinggi, arus berosilasi antara 1400 sampai 1600 rpm yang terjadi
start ini dapat mencapai 10 kali dari arus nominalnya [2]. pada rentang waktu 0,24 sampai 1,4 detik,
menyebabkan torsi elektromagnetik berisolasi antara
Karakteristik Putaran Rotor
8 sampai 9 N.m. Setelah motor berada pada kondisi
Percobaan ini mengabaikan gaya gesek yang terjadi stabil, dengan kecepatan mendekati kecepatan sinkron
pada poros motor, oleh karena itu berdasarkan gambar 7. yaitu 1500 rpm, maka torsi elektromagnetik mendekati
kecepatan putaran rotor meningkat menuju kecepatan nol. Hasil simulasi di atas sesuai dengan teori tentang
sinkron. Karakteristik kecepatan putaran rotor karakteristik torsi-kecepatan motor induksi yang
menunjukan bahwa pada saat transien putaran rotor mengatakan bahwa karakteristik torsi-kecepatan saat
mengalami osilasi selama 1 detik, sampai akhirnya pengasutan berbeda dengan karakteristik torsi-
menuju pada kecepatan sinkron. kecepatan pada kondisi stabil, dimana perbedaan ini
Berdasarkan teori tentang putaran rotor motor induksi, dipengaruhi oleh kondisi putaran rotor dan tegangan
terjadinya osilasi pada putaran rotor khususnya terjadi suplai stator.
pada motor berdaya besar dimana hal ini terjadi karena Dari hasil simulasi ini tampak bahwa lamanya
perbandingan antara reaktansi bocor rotor dengan kondisi transien adalah pada rentang waktu 0 sampai
resistansi rotor cukup besar atau reaktansi bocor rotornya 0,4 detik. Singkatnya waktu transien ini sangat sulit
lebih besar dibandingkan dengan resistansi rotornya [2]. dideteksi dengan alat ukur. Sehingga dengan simulasi
Untuk motor induksi yang dianalisis dalam penelitian ini ini dapat dianalisis berbagai karakteristik motor induksi
perbandingan antara reaktansi bocor rotor dengan pada saat pengasutan (transien), Sedangkan lamanya
2,65 waktu transien dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
resistansi rotornya adalah sebesar 3,12 . Dengan lain dipengaruhi oleh besarnya induktansi motor,
0,85
momen inersia, gaya gesek pada poros motor, dan
demikian percobaan ini dapat membuktikan kebenaran
kondisi beban motor.
teori tentang karakteristik putaran rotor motor induksi.
Karakteristik Torsi Elektromagnetik
KESIMPULAN
Gambar 8. memperlihatkan karakteristik torsi elektro-
1. Arus stator motor induksi akan mengalami
magnetik motor induksi mulai saat pengasutan sampai
peningkatan yang sangat besar pada saat
pada kondisi stabil (steady state). Pada rentang waktu 0
pengasutan yaitu saat sebelum motor berada dalam
sampai 0,2 detik, torsi elektromagnetik masih cukup
keadaan stabil.
tinggi, hal ini seiring dengan naiknya kecepatan putaran
2. Penyebab meningkatnya arus stator pada saat
rotor. Terjadinya osilasi pada kecepatan rotor,
starting adalah impedansi input motor induksi
berpengaruh pada torsi elektromagnetik sehingga torsi
yang hanya terdiri atas induktansi bocor stator,
elektromagnetik pun mengalami osilasi. Karena besarnya
resistansi stator, yang berhubungan seri dengan
torsi elektromagnetik tergantung pada ggl induksi rotor
induktansi rotor dan resistansi rotor.
yang dipengaruhi oleh gerakan relatif rotor terhadap
3. Putaran motor induksi akan mengalami
medan stator [4], maka pada keadaan awal (start), dimana
peningkatan menuju kecepatan sinkron pada saat
34
ELEC-TRANS Vol. I No. 2 September 2002 : 29 35

motor tersebut tidak dibebani dan gaya gesek Stephen J. C., 1991, Electric Machinery Fundamentals,
diabaikan. Second Edition, Mc Graw Hill.
4. Karakteristik putaran motor induksi dipengaruhi oleh Yon Rijono, 1997, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Andi,
besarnya reaktansi rotor dan resistansi rotor. Yogyakarta.
Dimana, kecepatan rotor akan mengalami goncangan
atau berisolasi sebelum mencapai kecepatan
sinkronnya jika reaktansi bocor rotornya lebih besar
daripada resistansi rotornya.
5. Perubahan karakteristik putaran akan mempengaruhi
karakteristik torsi elektromagnetik. Hal ini
disebabkan adanya pengaruh putaran terhadap
gerakan relatif rotor pada medan stator, yang
menyebabkan besar kecilnya tegangan induksi pada
rotor. Dimana tegangan induksi tersebut akan
berpengaruh pada besarnya torsi elektromagnetik.
6. Pada saat pengasutan, torsi elektromagnetik lebih
besar daripada kondisi normalnya.
7. Torsi elektromagnetik akan mendekati nol jika
kecepatan putaran rotor mendekati kecepatan
putaran sinkron.
8. Lamanya waktu transien dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain dipengaruhi oleh besarnya
induktansi motor, momen inersia, gaya gesek pada
poros motor, dan kondisi beban motor.
9. Penggunaan program simulasi Matlab simulink
dapat membuktikan teori dan mempermudah kita
dalam menganalisis karakteristik motor induksi.
10. Program simulink memberikan suatu alternatif bagi
dunia pendidikan untuk mempelajari dan
menganalisis motor-motor induksi secara matematis.

SARAN
1. Untuk mempermudah dalam mempelajari analisis
mesin-mesin listrik, sebaiknya digunakan software
yang dapat menyajikan simulasi dinamik.
2. Dalam perkuliahan mesin listrik di Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro UPI diharapkan adanya
materi tentang teori kerangka acuan yang sangat
berguna untuk menganalisis mesin-mesin listrik.
3. Untuk memudahkan pencarian data, sebaiknya
langsung dari data book mesin listrik yang berasal
dari pabrik supaya lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Fitzgerald, A.E., Kingsley, C.Jr., dan Umans, D., S.,


1983, Mesin-Mesin Listrik, edisi keempat, Erlangga,
Jakarta.
K.rause, P.C., 1987, Analysis Of Electric Machinery, Mc
Graw Hill.
Seok, J., Moon-III, S., dan Sul, S., 1997, Induction
Machine Parameter Identification Using PWM
Inverter at Stand Still, IEEE Transaction on Power
Electronics.

35

Anda mungkin juga menyukai