Anda di halaman 1dari 21

PEMBANGKIT NON RENEWABLE

TEKNIK TENAGA
LISTRIK
II. PEMBANGKIT NON RENEWABLE

Yang dimaksud energi tak terbarukan adalah sumber energi tersebut tidak tersedia
secara terus menerus, tidak berkesinambungan, dan pada saatnya sumber energi tersebut akan
habis. Yang digolongkan ke dalam jenis ini adalah sumber energi fosil seperti minyak bumi
dan batubara.
Pembangkit Non Renewable terdiri dari :
1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Batu Bara)
2. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
3. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
4. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap

II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Batu Bara)


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan pembangkit listrik tenaga thermal
yang mengkonversi energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik. PLTU banyak
digunakan, karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis.
Saat ini 60% kebutuhan listrik dunia bergantung pada PLTU batubara. Secara sederhana uap
yang dihasilkan oleh pembakaran batubara memutar mesin turbin untuk menghasilkan listrik.
Batu bara yang dipakai secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu batu bara
berkualitas tinggi dan batu bara berkualitas rendah. Bila batu bara yang dipakai kualitasnya
baik maka akan sedikit sekali menghasilkan unsur berbahaya, sehingga tidak begitu
mencemari lingkungan. Sedang bila batu bara yang dipakai mutunya rendah maka akan
banyak menghasilkan unsur berbahaya seperti Sulfur, Nitrogen dan Sodium. Keunggulan
pembangkit ini adalah bahan bakarnya lebih murah harganya dari minyak dan cadangannya
tersedia dalam jumlah besar serta tersebar di seluruh Indonesia.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :
1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap
bertekanan dan temperatur tinggi.
2. Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-2
TEKNIK TENAGA
LISTRIK

Gambar II.1 Proses Konversi Energi pada PLTU

Bagian utama yang terdapat pada suatu PLTU yaitu :


1. Boiler
Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas lanjut
(superheated steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin.
2. Turbin uap
Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh uap
menjadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros generator
sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar.
3. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap yang
telah digunakan untuk memutar turbin).
4. Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi energi
listrik.
Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU pada umumnya adalah :
1. Desalination Plant (Unit Desal)
Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut (brine) menjadi air tawar
(fresh water) dikarenakan sifat air laut yang korosif, sehingga jika air laut tersebut
dibiarkan langsung masuk ke dalam unit utama, maka dapat menyebabkan kerusakan
pada peralatan PLTU.

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-3
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
2. Reverse Osmosis (RO)
Berfungsi menyaring garam-garam yang terkandung pada air laut, sehingga
dapat dihasilkan air tawar seperti pada desalination plant.
3. Demineralizer Plant (Unit Demin)
Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang terkandung dalam
air tawar. Air sebagai fluida kerja PLTU harus bebas dari mineral,yang dapat
menyebabkan korosi pada peralatan PLTU.
4. Hidrogen Plant (Unit Hidrogen)
Digunakan hydrogen (H2) sebagai pendingin Generator.
5. Chlorination Plant (Unit Chlorin)
Berfungsi untuk menghasilkan senyawa natrium hipoclorit (NaOCl) yang
digunakan untuk memabukkan/melemahkan mikro organisme laut pada area water
intake.
6. Auxiliary Boiler (Boiler Bantu)
Berfungsi untuk menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler
utama start up maupun sebagai uap bantu (auxiliary steam).
7. Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara)
Merupakan unit yang melayani pengolahan batubara yaitu dari proses bongkar
muat kapal (ship unloading) di dermaga, penyaluran ke stock area sampai penyaluran
ke bunker unit.
8. Ash Handling (Unit Pelayanan Abu)
Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash)
maupun abu terbang (fly ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC
(Submerged Drag Chain Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat penampungan
abu (ash valley).

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-4
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
Proses Kerja PLTU Batubara

Gambar II. 2. Proses kerja PLTU batubara

Proses kerja PLTU batubara secara sederhana:


1. Batubara dihancurkan dan dihaluskan hingga menyerupai tepung, kemudian dicampur
dengan udara panas dan disemprot dengan tekanan tinggi sehingga akan terjadi
pembakaran yang maksimum ke dalam boiler.
2. Air dialirkan melalui pipa di dalam dinding boiler, dipanaskan menjadi uap hingga
mencapai suhu 1000oF dengan tekanan 200 bar dan disalurkan ke turbin.
3. Tekanan uap yang besar akan mendorong poros turbin yang dihubungkan ke poros
generator dimana magnet berputar dalam kumparan sehingga menghasilkan listrik.
4. Uap yang keluar dari turbin dialirkan ke kondensor untuk dimasak ulang. Sedangkan air
pendingin akan disemprotkan ke dalam cooling tower, kemudian dipompa kembali ke
kondensor sebagai air pendingin ulang dan uap air dikembalikan ke boiler untuk
mengulangi siklus.

Gambar II. 3. Siklus kerja PLTU

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-5
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
II.2 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
PLTN adalah pembangkit tenaga listrik tenaga nuklir yang merupakan kumpulan
mesin untuk pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan tenaga nuklir sebagai tenaga
awalnya. Prinsip kerjanya seperti uap panas yang dihasilkan untuk menggerakkan mesin yang
disebut turbin.
Secara ringkas dan sederhana, rancangan PLTN terdiri dari air mendidih, boild water
reactor bisa mewakili PLTN pada umumnya, yakni setelah ada reaksi nuklir fisi, secara
bertubi-tubi, di dalam reaktor, maka timbul panas atau tenaga lalu dialirkanlah air di
dalamnya. Kemudian uap panas masuk ke turbin dan turbin berputar poros turbin
dihubungkan dengan generator yang menghasilkan listrik.

Proses Kerja dan Jenis-Jenis PLTN


Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang luar biasa besarnya. Tenaga
nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui proses pembakaran bahan bakar nuklir. Proses ini
sangat berbeda dengan pembakaran kimia biasa yang umumnya sudah dikenal, seperti
pembakaran kayu, minyak dan batubara. Besar energy yang tersimpan (E) di dalam inti atom
adalah seperti dirumuskan dalam kesetaraan massa dan energi oleh Albert Einstein :

E = m C2

dengan m : massa bahan (kg)


C : kecepatan cahaya (3 x 108 m/s).
Energi nuklir berasal dari perubahan sebagian massa inti dan keluar dalam bentuk
panas. Dilihat dari proses berlangsungnya, ada dua jenis reaksi nuklir, yaitu reaksi nuklir
berantai tak terkendali danreaksi nuklir berantai terkendali. Reaksi nuklir tak terkendali
terjadi misal pada ledakan bom nuklir. Dalam peristiwa ini reaksi nuklir sengaja tidak
dikendalikan agar dihasilkan panas yang luar biasa besarnya sehingga ledakan bom memiliki
daya rusak yang maksimal. Agar reaksi nuklir yang terjadi dapat dikendalikan secara aman
dan energi yang dibebaskan dari reaksi nuklir tersebut dapat dimanfaatkan, maka manusia
berusaha untuk membuat suatu sarana reaksi yang dikenal sebagai reaktor nuklir. Jadi reaktor
nuklir sebetulnya hanyalah tempat dimana reaksi nuklir berantai terkendali dapat
dilangsungkan. Reaksi berantai di dalam reaktor nuklir ini tentu sangat berbeda dengan reaksi
berantai pada ledakan bom nuklir.

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-6
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
Proses Kerja Pusat Listrik Tenaga Nuklir
Proses kerja PLTN sebenarnya hampir sama dengan proses kerja pembangkit listrik
konvensional seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), yang umumnya sudah dikenal
secara luas. Yang membedakan antara dua jenis pembangkit listrik itu adalah sumber panas
yang digunakan. PLTN mendapatkan suplai panas dari reaksi nuklir, sedang PLTU
mendapatkan suplai panas dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara atau minyak
bumi.
Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi listrik melalui PLTN. Reaktor
daya hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi fisi, sedang kelebihan
neutron dalam teras reaktor akan dibuang atau diserap menggunakan batang kendali. Karena
memanfaatkan panas hasil fisi, maka reaktor daya dirancang berdaya thermal tinggi dari orde
ratusan hingga ribuan MW. Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan energi
listrik di dalam PLTN adalah sebagai berikut :

a. Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi dalam bentuk
panas yang sangat besar.
b. Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air pendingin, bisa
pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe reaktor nuklir yang
digunakan.
c. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi
gerak (kinetik).
d. Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator sehingga
dihasilkan arus listrik

Jenis-Jenis PLTN
Teknologi PLTN dirancang agar energi nuklir yang terlepas dari proses fisi dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam kehidupan sehari-hari. PLTN merupakan sebuah
sistim yang dalam operasinya menggunakan reaktor daya yang berperan sebagai tungku
penghasil panas. Jenis PLTN yang dewasa ini beroperasi diberbagai negara.

1. Reaktor Air Didih


Pada reaktor air didih, panas hasil fisi dipakai secara langsung untukmenguapkan air
pendingin dan uap yang terbentuk langsung dipakai untuk memutar turbin. Turbin tekanan
tinggi menerima uap pada suhu sekitar 290 C dan tekanan sebesar 7,2 MPa. Sebagian uap

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-7
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
diteruskan lagi ke turbin tekanan rendah. Dengan sistim ini dapat diperoleh efisiensi
thermal sebesar 34 %. Efisiensi thermal ini menunjukkan prosentase panas hasil fisi yang
dapat dikonversikan menjadi energi listrik. Setelah melalui turbin, uap tersebut akan
mengalami proses pendinginan sehingga berubah menjadi air yang langsung dialirkan ke
teras reaktor untuk diuapkan lagi dan seterusnya. Dalam reaktor ini digunakan bahan bakar
235U dengan tingkat pengayaannya 3-4 % dalam bentuk UO2.

Pada tahun 1981, perusahaan Toshiba, General Electric dan Hitachi melakukan kerja
sama dengan perusahaan Tokyo Electric Power CO. Inc. untuk memulai suatu proyek
pengembangan patungan dalam rangka meningkatkan unjuk kerja sistim Reaktor Air
Didih dengan memperkenalkan Reaktor Air Didih Tingkat Lanjut atau A-BWR (Advanced
Boiling Water Reactor). Kapasitas A-BWR dirancang lebih besar untuk mempertinggi
keuntungan ekonomis. Di samping itu, beberapa komponen reaktor juga mengalami
peningkatan, seperti peningkatan dalam fraksi bakar, penyempurnaan sistim pompa
sirkulasi pendingin, mekanisme penggerak batang kendali dan lain-lain.

2. Reaktor Air Tekan


Reaktor Air Tekan juga menggunakan H2O sebagai pendingin sekaligus moderator.
Bedanya dengan Reaktor Air Didih adalah penggunaan dua macam pendingin, yaitu
pendingin primer dan sekunder. Panas yang dihasilkan dari reaksi fisi dipakai untuk
memanaskan air pendingin primer. Dalam reaktor ini dilengkapi dengan alat pengontrol
tekanan (pessurizer) yang dipakai untuk mempertahankan tekanan sistim pendingin
primer. Sistim pressurizer terdiri atas sebuah tangki yang dilengkapi dengan pemanas
listrik dan penyemprot air. Jika tekanan dalam teras reaktor berkurang, pemanas listrik
akan memanaskan air yang terdapat di dalam tangki pressurizer sehingga terbentuklah uap
tambahan yang akan menaikkan tekanan dalam sistim pendingin primer. Sebaliknya
apabila tekanan dalam sistim pendingin primer bertambah, maka sistim penyemprot air
akan mengembunkan sebagian uap sehingga tekanan uap berkurang dan sistim pendingin
primer akan kembali ke keadaan semula. Tekanan pada sistim pendingin primer
dipertahankan pada posisi 150 Atm untuk mencegah agar air pendingin primer tidak
mendidih pada suhu sekitar 300 C. Pada tekanan udara normal, air akan mendidih dan
menguap pada suhu 100 C.
Dalam proses kerjanya, air pendingin primer dialirkan ke sistim pembangkit uap
sehingga terjadi pertukaran panas antara sistim pendingin primer dan sistim pendingin

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-8
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
sekunder. Dalam hal ini antara kedua pendingin tersebut hanya terjadi pertukaran panas
tanpa terjadi kontak atau percampuran, karena antara kedua pendingin itu dipisahkan oleh
sistim pipa. Terjadinya pertukaran panas menyebabkan air pendingin sekunder menguap.
Tekanan pada sistim pendingin sekunder dipertahankan pada tekanan udara normal
sehingga air dapat menguap pada suhu 100 C. Uap yang terbentuk di dalam sistim
pembangkit uap ini selanjutnya dialirkan untuk memutar turbin.
Dari uraian di atas tergambar bahwa sistim kerja PLTN dengan Reaktor Air Tekan
lebih rumit dibandingkan dengan sistim Reaktor Air Didih. Namun jika dilihat pada sistim
keselamatannya, Reaktor Air Tekan lebih aman dibandingkan dengan Reaktor Air Didih.
Pada Reaktor Air Tekan perputaran sistim pendingin primernya betul-betul tertutup,
sehingga apabila terjadi kebocoran bahan radioaktif di dalam teras reaktor tidak akan
menyebabkan kontaminasi pada turbin. Sedang pada Reaktor Air Didih, kebocoran bahan
radioaktif yang terlarut dalam air pendingin primer dapat menyebabkan terjadinya
kontaminasi pada turbin. Reaktor Air Tekan juga mempunyai keandalan operasi dan
keselamatan yang sangat baik. Salah satu faktor penunjangnya adalah karena reaktor ini
mempunyai koefisien reaktivitas negatif. Apabila terjadi kenaikan suhu dalam teras
reaktor secara mendadak, maka daya reaktor akan segera turun dengan sendirinya. Namun
karena menggunakan dua sistim pendingin, maka efisiensi thermalnya sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan Reaktor Air Didih.

3. Reaktor Air Berat atau HWR (Heavy Water Reactor)


Reaktor Air Berat merupakan jenis reaktor yang menggunakan D2O (air berat)
sebagai moderator sekaligus pendingin. Reaktor ini menggunakan bahan bakar uranium
alam sehingga harus digunakan air berat yang penampang lintang serapannya terhadap
neutron sangat kecil. PLTN dengan Reaktor Air berat yang paling terkenal adalah
CANDU (Canadian Deuterium Uranium) yang pertama kali dikembangkan oleh Canada.
Seperti halnya Reaktor Air tekan, Reaktor CANDU juga mempunyai sistim pendingin
primer dan sekunder, pembangkit uap dan pengontrol tekanan untuk mempertahankan
tekanan tinggi pada sistim pendingin primer.
D2O dalam reaktor CANDU hanya dimanfaatkan sebagai sistim pendingin primer,
sedang sistim pendingin sekundernya menggunakan H2O. Dalam pengoperasian reaktor
CANDU, kemurnian D2O harus dijaga pada tingkat 95-99,8 %. Air berat merupakan
bahan yang harganya sangat mahal dan secara fisik maupun kimia tidak dapat dibedakan

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-9
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
secara langsung dengan H2O. Oleh sebab itu, perlu adanya usaha penanggulangan
kebocoran D2O baik dalam bentuk uap maupun cairan. Aliran ventilasi dari ruangan
dilakukan secara tertutup dan selalu dipantau tingkat kebasahannya, sehingga
kemungkinan adanya kebocoran D2O dapat diketahui secara dini.

4. Reaktor Magnox atau MR (Magnox Reactor)


Reaktor Magnox menggunakan bahan bakar dalam bentuk logam uranium atau
paduannya yang dimasukkan ke dalam kelongsong paduan magnesium (Mg). Reaktor ini
dikembangkan dan banyak dioperasikan oleh Inggris. Termasuk dalam reaktor jenis ini
adalah reaktor penelitian pertama di dunia yang dibangun oleh tim pimpinan Enrico Fermi
di Chicago, Amerika Serikat. Reaktor Magnox menggunakan CO2 sebagai pendingin,
grafit sebagai moderator, dan uranium alam sebagai bahan bakar. Panas hasil fisi diambil
dengan mengalirkan gas CO2 melalui elemen bakar menuju ke sistim pembangkit uap.
Dari pertukaran panas ini akan dihasilkan uap air yang selanjutnya dapat dipakai untuk
memutar turbin. Hasil dari usaha dalam penyempurnaan unjuk kerja Reaktor Magnox
adalah diperkenalkannya Reaktor Maju Berpendingin Gas atau AGR (Advanced Gas-
cooled Reactor). Dalam reaktor ini juga menggunakan CO2 sebagai pendingin, grafit
sebagai moderator, namun bahan bakarnya berupa uranium sedikit diperkaya yang
dibungkus dengan kelongsong dari baja tahan karat. Pengayaan bahan bakar ini
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi thermal dan fraksi bakar bahan bakarnya.

5. Reaktor Temperatur Tinggi atau HTR (High Temperature Reactor)


Reaktor Temperatur Tinggi adalah jenis reaktor yang menggunakan pendingin gas
helium (He) dan moderator grafit. Reaktor ini mampu menghasilkan panas hingga 750 C
dengan efisiensi thermalnya sekitar 40 %. Panas yang dibangkitkan dalam teras reaktor
dipindahkan menggunakan pendingin He (sistim primer) ke pembangkit uap. Dalam
pembangkit uap ini panas akan diserap oleh sistim uap air umpan (sistim sekunder) dan
uap yang dihasilkannya dialirkan ke turbin. Dalam reaktor ini juga ada sistim pemisah
antara sistim pendingin primer yang radioaktif dan sistim pendingin sekunder yang tidak
radioaktif. Elemen bahan bakar yang digunakan dalam Reaktor Temperatur Tinggi
berbentuk bola, tiap elemen mengandung 192 gram carbon, 0,96 gram 235U dan 10,2
gram 232Th yang dapat dibiakkan menjadi bahan bakar baru 233U. Proses fisi dalam teras
reaktor mampu memanaskan gas He hingga mencapai suhu 750 oC.

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-10
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
Setelah terjadi pertukaran panas dengan sistim sekunder, suhu gas He akan turun
menjadi 250 C. Gas He selanjutnya dipompakan lagi ke teras reaktor untuk mengambil
panas fisi, demikian seterusnya. Dalam operasi normal, reaktor ini membutuhkan bahan
bakar bola berdiameter 60 mm sebanyak 675.000 butir yang diletakkan di dalam teras
reaktor. Rata-rata setiap butir bahan bakar tinggal di dalam teras selama enam bulan pada
operasi beban penuh.
Perbedaan Pembangkit Listrik Konvensional (PLK) dengan PLTN
Dalam pembangkit listrik konvensional, air diuapkan di dalam suatu ketel melalui
pembakaran fosil (minyak, batubara, dan gas). Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin uap
yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin selanjutnya digunakan
untuk menggerakkan generator, dan generator menghasilkan tenaga listrik.

Gambar II. 4. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

II.3 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel


Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang
menggunakan mesin diesel yang berbahan bakar High Speed Diesel Oil (HSDO) sebagai
penggerak mula (prime mover). Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi
menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator.
Proses pembakaran pada mesin diesel tidak menghasilkan pembakaran yang
sempurna. Effisiensi PLTD sangat dipengaruhi oleh pemakaian bahan bakar, hal ini
disebabkan biaya yang terbesar dalam pengoperasian PLTD adalah biaya bahan bakar (70%
dari keseluruhan biaya operasional). Hal inilah yang menyebabkan efisiensi pembangkit jenis
ini rendah, lebih kecil dari 50 %.
Pemilihan Lokasi PLTD

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-11
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
Dalam pembuatan PLTD, terdapat faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada saat
pemilihan lokasi PLTD, diantaranya sebagai berikut :
Jarak dari beban dekat
Pesediaan areal tanah dan air
Pondasi
Pengangkutan bahan bakar
Kebisingan dan kesulitan lingkungan
Kegunaan Utama PLTD
Kegunaan utama PLTD adalah penyedia daya listrik yang dapat berfungsi untuk :
Pusat pembangkit
Cadangan (Stand by plant)
Beban puncak
Cadangan untuk keadaan darurat. (emergency)

Gambar Sistem Pada PLTD

Sistem Pada Bahan Bakar


Termasuk tangki bahan bakar, pompa pemindah bahan bakar, saringan alat pemanas
dan sambungan pipa kerja. Pompa pemindah bahan bakar membutuhkan pemindahan bahan
bakar dari ujung perantara ke tangki penyimpan dan dari tangki penyimpan ke mesin.
Saringan membutuhkan jaminan kebersihan bahan bakar. Alat pemanas untuk minyak
diperlukan untuk lokasi yang mempunyai temperature yang dingin yang menganggu aliran
fluida.

Sistem Udara Masuk


Termasuk saringan udara, saluran pompa kompresor (bagian integral dari mesin).
Kegunaan saringan udara adalah untuk membersihkan debu dari udara yang disuplai ke
mesin, juga semua ini dapat menimbulkan kenaikan daya luaran.

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-12
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
Sistem Pembuangan Gas
Termasuk peredam dan penyambungan saluran. Temperature pembuangan gas
panasnya cukup tinggi, gas ini merupakan pemanas minyak atau persediaan udara pada
mesin. Peredam mengurangi kegaduhan suara.

Sistem Pendinginan
Termasuk pompa-pompa pendingin, menara pendingin, perawatan air atau mesin
penyaring dan sambungan pipa kerja. Kegunaan system pendinginan adalah untuk
meningkatkan panas dari mesin silinder yang menyimpan temperature sislinder dalam tempat
yang aman. Pompa mengedarkan air melewati silinder dan kepala selubung mengangkut
panas. System pendinginan membutuhkan sumber air, sebuah pompa dan tempat untuk
pembuangan air panas, penyebaran air oleh mesin pendingin ini seperti dalam alat radiator,
pendingin uap, menara pendingin, penyemprot dan sebagainya.

Sistem Pelumasan
Termasuk pompa minyak pelumas, tangki minyak, penyaring, pendingin, alat
pembersih dan sambungan pipa kerja. Fungsi system pelumasan yaitu untuk mengurangi
pergeseran dari bagian yang bergerak dan mengurangi pemakaian dan sobekan bagian-bagian
mesin.

Sistem Pendinginan
Termasuk aki, tangki hampa udara, starter sendiri dan sebagainya. Fungsi system
penggerak mula adalah menjalankan mesin. System ini memungkinkan mesin pada awalnya
berputar dan berjalan sampai terjadi pembakaran dan unit meninggalkannya untuk
memperoleh daya.

Gambar Kelas SPD

PLN membakukan kapasitas SPD (Satuan Pembangkit Diesel) sebagai berikut :

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-13
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
Kelas 1 : SPD berkapasitas 50 Kw PLTD bakal
Kelas 2 : SPD berkapasitas 100 Kw
Kelas 3 : SPD berkapasitas 250 Kw PLTD kecil
Kelas 4 : SPD berkapasitas 500 Kw
Kelas 5 : SPD berkapasitas 750 Kw
Kelas 6 : SPD berkapasitas 1000 Kw
Kelas 7 : SPD berkapasitas 2500 Kw
Kelas 8 : SPD berkapasitas 4000 Kw PLTD sedang
Kelas 9 : SPD berkapasitas 6000 Kw
Kelas 10 : SPD berkapasitas 8000 Kw
Kelas 11 : SPD berkapasitas 12000 Kw PLTD besar

Kelebihan PLTD
Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan
prosesnya.lokasi bisa dimana saja (pantai sampai pegunungan) dengan kapasitas bisa
disesuaikan, malahan di desa terpencil dengan pengguna sedikit,
Respon beban cepat sehingga bagus buat beban puncak (18.00-22.00), start up cepat
Effisiensi tinggi
Investasi murah, cepat konstruksinya, cocok untuk daerah2 yang tidak ada air
Plan lay out sederhana.
Sistem bahan bakar sederhana.
Bisa ditempatkan dekat dengan pusat beban.
Bisa distart dengan mudah dan cepat dan dibebani dalam waktu singkat.
Tidak ada stand-by losses.
Tidak memerlukan air pendingin yang banyak.
Dimensi PLTD lebih kecil dibanding PLTU untuk kapasitas yang sama.
Cara pengoprasian mudah dan memerlukan operator yang sedikit.
Effisiensi termal PLTD lebih besar dibanding PLTU untuk kapasitas yang sama.
menggunakan sumber daya alam terbatas/tak terbaharukan/fosil

Kekurangan PLTD
Tidak ramah lingkungan,kapasitas bisa hanya sampai puluhan MW
Tidak cocok untuk base load (beban dasar/harian)
Harga solar mahal ( solar sebagai bahan bakar utama PLTD ).

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-14
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
Biaya pelumas tinggi.
Tidak bisa dibebani overload pada waktu yang panjang.
Kapasitas PLTD kecil.

II.4 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTG/PLTGU)

Gambar Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)

Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang
menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya. Turbin gas
dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja yang sederhana dimana energi panas yang
dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi mekanis dan
selanjutnya diubah menjadi energi listrik atau energi lainnya sesuai dengan kebutuhannya.
Adapun kekurangan dari turbin gas adalah sifat korosif pada material yang digunakan untuk
komponen-komponen turbinnya karena harus bekerja pada temperature tinggi dan adanya
unsur kimia bahan bakar minyak yang korosif (sulfur, vanadium dll), tetapi dalam
perkembangannya pengetahuan material yang terus berkembang hal tersebut mulai dapat
dikurangi meskipun tidak dapat secara keseluruhan dihilangkan. Dengan tingkat efisiensi
yang rendah hal ini merupakan salah satu dari kekurangan sebuah turbin gas juga dan pada
perkembangannya untuk menaikkan efisiensi dapat diatur/diperbaiki temperature kerja siklus
dengan menggunakan material turbin yang mampu bekerja pada temperature tinggi dan dapat
juga untuk menaikkan efisiensinya dengan menggabungkan antara pembangkit turbin gas
dengan pembangkit turbin uap dan hal ini biasa disebut dengan combined cycle.
Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) mempunyai beberapa peralatan utama seperti:
a. Turbin gas (Gas Turbine)
b. Kompresor (Compressor)

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-15
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
c. Ruang Bakar (Combustor)
Mula-mula udara dari atmosfir ditekan didalam kompresor hingga temperature dan
tekanannya naik dan proses ini biasa disebut dengan proses kompresi dimana sebagian udara
yang dihasilkan ini digunakan sebagai udara pembakaran dan sebagiannya digunakan untuk
mendinginkan bagian-bagian turbin gas. Didalam ruang bakar sebagian udara pembakaran
tersebut akan bercampur dengan bahan bakar yang diinjeksikan kedalamnya dan dipicu
dengan spark plug akan menghasilkan proses pembakaran hingga menghasilkan gas panas
(energi panas) dengan temperature dan tekanan yang tinggi, dari energi panas yang dihasilkan
inilah kemudian akan dimanfaatkan untuk memutar turbin dimana didalam sudu-sudu gerak
dan sudu-sudu diam turbin, gas panas tersebut temperature dan tekanan mengalami
penurunan dan proses ini biasa disebut dengan proses ekspansi.
Selanjutnya energi mekanis yang dihasilkan oleh turbin digunakan untuk memutar
generator hingga menghasilkan energi listrik.

Gambar Prinsip Kerja PLTG

Instalasi dan komponen dari PLTG


Di dalam tanah banyak terkandung gas bumi (Petrolgas) atau sering pula disebut Gas
alam, yang timbul pada saat proses pembentukan minyak bumi, gas tambang dan gas rawa
(CH atau methan). Seperti halnya dengan minyak bumi, gas alam tersebut diperoleh dengan
jalan pengeboran dari dalam tanah, baik di daratan maupun di lepas pantai terhadap lokasi-
lokasi yang diduga terdapat kandungan gas alam. Gas alam untuk Bahan Baku PLTG.
Pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar gas banyak digunakan di pabrik
(peleburan besi dan tekstil) dan hotel. Berdasarkan sumber panasnya,cogeneration dibagi
menjadi dua yaitu:
1. Cogeneration Siklus Topping
Terjadi apabila bahan bakar dipakai langsung untuk memproduksi energi listrik,
kemudian gas panasnya digunakan untuk panas/uap proses. Jadi energi listriknya terlebih
dahulu diproduksi kemudian baru panas buangnya dimanfaatkan. Bila cogeneration siklus

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-16
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
topping digunakan pada PLTG, maka gas panas yang digunakan untuk menghasilkan
energi listrik pada turbin harus mempunyai suhu 1600-1700 oF. Hal ini karena akan
menghasilkan gas buang dengan suhu 800-900 oF dan gas buang itu akan dimanfaatkan
dengan menggunakan Heat Recovery Steam Generation atau panas proses dengan
exchenger yang berfungsi untuk membangkitkan uap proses.
2. Siklus Bottoming
Yaitu pemanfaatan gas buang melalui heart recovery sehingga menghasilkan
panas/uap proses. Selanjutnya digunakan untuk menggerakan turbin uap sehingga
dihasilkan energi listrik. Bila PLTG menggunakan bahan bakar bermutu tinggi seperti
bahan bakar sulfur rendah, maka gas buang yang dihasilkannya bersih sehingga bisa
digunakan langsung untuk panas proses. Bila pada pengolahan gas buang ditambah
bahan bakar, sementara bila kapasitas terpasang PLTG turun maka efisiensinya juga
turun dengan demikian volume gas buang meningkatkan hal ini berarti banyak gas buang
tak terpakai.
Proses kerja dari PLTG
Apabila kita berbicara tentang PLTG maka kita harus berpikir tentang open cycle.
Pada open cycle dimulai dari pemompaan bahan bakar dan pemasukan udara dari intake
air filter menuju combuster. Di combuster campuran bahan bakar dan udara
disemprotkan oleh nozzle sehingga di ruang bakar terjadi pembakaran. Pembakaran tadi
akan memutar turbin gas yang selanjutnya akan memutar generator yang akan
menghasilkan energi listrik.
Skala Proses Pembuatan listrik Tenaga Gas
Pusat listrik tenaga gas (PLTG) mempunyai Aliran generator yang di dalamnya
terdiri dari beberapa peralatan utama seperti:
1. Turbin gas (Gas Turbine)
2. Kompresor (Compressor).
3. Ruang Bakar (Combustor).
PLTGU
PLTGU adalah gabungan antara PLTG dengan PLTU, dimana panas dari gas buang
dari PLTG digunakan untuk menghasilkan uap yang digunakan sebagai fluida kerja di
PLTU. Dan bagian yang digunakan untuk menghasilkan uap tersebut adalah HRSG (Heat
Recovery Steam Generator).PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi
untuk mengubah energi panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-17
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
listrik yang bermanfaat. Pada dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan antara
PLTG dan PLTU. PLTU memanfaatkan energi panasdan uap dari gas buang hasil
pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat RecoverySteam Genarator),
sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah yang akan digunakanuntuk
memutar sudu (baling-baling) Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada Pusat Listrik
TenagaGas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan
mengubahnya menjadienergi listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa
berwujud cair (BBM) maupun gas(gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat
efisiensi pembakaran dan prosesnya. Prinsipkerja PLTG adalah sebagai berikut, mula-mula
udara dimasukkan dalm kompresor dengan melalui air filter / penyaring udara agar partikel
debu tidak ikut masuk ke dalam kompresor tersebut. Gas disemprotkan ke turbin, hingga
enthalpy gas diubah oleh turbinmenjadi energi gerak yang memutar generator untuk
menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin sisagas panas tersebut dibuang melalui
cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhutinggi, maka pada saat
yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin dari lubangudara pada
turbin.Untuk mencegah korosi akibat gas bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar
yang digunakan tidak boleh mengandung logam Potasium, Vanadium, dan Sodium.

Prinsip Kerja PLTGU

Dalam operasinya, unit turbin gas dapat dioperasikan terlebih dahulu untuk
menghasilkan daya listrik sementara gas buangnya berproses untuk menghasilkan uap dalam
ketel pemanfaat gas buang. Kira-kira 6 (enam) jam kemudian, setelah uap dalam ketel uap
cukup banyak, uap dialirkan ke turbin uap untuk menghasilkan daya listrik. Cara kerja
PLTGU dapat di lihat pada gambar 1.1

Gambar 1.1 Cara kerja PLTGU

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-18
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
C. Proses Produksi Listrik Pada PLTGU
Secara umum sistem produksi tenaga listrik pada PLTG/U dibagi menjadi dua
siklus, yaitu sebagai berikut :
a. Siklus Terbuka (Open Cycle)
Siklus Terbuka merupakan proses produksi listrik pada PLTGU dimana gas
buangan dari turbin gas langsung dibuang ke udara melalui cerobong saluran
keluaran. Suhu gas buangan di cerobong saluran keluaran ini mencapai 550C. Proses
seperti ini pada PLTGU dapat disebut sebagai proses pembangkitan listrik turbin gas yaitu
suatu proses pembangkitan listrik yang dihasilkan oleh putaran turbin gas. Proses produksi
listrik pada PLTGU ditunjukkan pada gambar 1.3.
b. Siklus Tertutup (Closed Cycle)
Jika pada Siklus Terbuka gas buang dari turbin gas langsung dibuang melalui
cerobong saluran keluaran, maka pada proses Siklus Tertutup, gas buang dari turbin gas
akan dimanfaatkan terlebih dahulu untuk memasak air yang berada di HRSG (Heat
Recovery Steam Generator). Kemudian uap yang dihasilkan dari HRSG tersebut akan
digunakan untuk memutar turbin uap agar dapat menghasilkan listrik setelah terlebih
dahulu memutar generator. Jadi proses Siklus Tertutupinilah yang disebut sebagai proses
Pembangkitan Listrik Tenaga Gas Uap yaitu proses pembangkitan listrik yang dihasilkan
oleh putaran turbin gas dan turbin uap.
Daya listrik yang dihasilkan pada proses Siklus Terbuka tentu lebih kecil
dibandingkan dengan daya listrik yang dihasilkan pada proses produksi listrik Siklus
Tertutup. Pada prakteknya, kedua siklus diatas disesuaikan dengan kebutuhan listrik
masyarakat. Misalnya hanya diinginkan Siklus Terbuka karena pasokan daya dari Siklus
Terbuka sudah memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Sehingga damper (stack holder)
yang membatasi antara cerobong gas dan HRSG dibuatclose, dengan demikian gas buang
dialirkan ke udara melalui cerobong saluran keluaran. Dan apabila dengan Siklus Terbuka
kebutuhan listrik masyarakat belum tercukupi maka diambil langkah untuk menerapkan
Siklus Tertutup. Namun demikian dalam sistem mekanik elektrik, suatu mesin akan lebih
baik pada kondisi selalu beroperasi, karena apabila mesin berhenti akan banyak
mengakibatkan korosi, perubahan pengaturan (setting), mur atau baut yang mulai kendur
dan sebagainya. Selain itu dengan selalu beroperasi lebih mengefektifkan daya, sehingga
daya yang dihasilkan menjadi lebih besar. Jadi secara garis besar untuk produksi listrik di
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap dibagi menjadi 2 proses berikut ini :

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-19
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
1. Proses Pembangkitan Listrik Turbin Gas
Pada proses pembangkitan listrik turbin gas, motor cranking digunakan sebagai
pemutar awal saat turbin belum menghasilkan tenaga dengan menggunakan energi listrik
yang diambil dari jaringan listrik 150 kV / 500 kV Jawa-Bali. Motor cranking ini
berfungsi memutar compressor sebagai penghisap udara luar. Udara luar ini akan diubah
menjadi udara berpartikel (atomizing) untuk sebagian kecil pembakaran dan sebagian
besar sebagai pendingin turbin.
Bahan bakar berupa solar/HSD dialirkan dari kapal tongkang ke dalam rumah
pompa BBM HSD kemudian di pompa lagi dengan pompa bahan bakar (fuel pump) yang
akan dialirkan ke dalam ruang bakar (combustion chamber). Pada saat bahan bakar yang
berasal dari pompa bahan bakar dan udara atomizing yang berasal
dari compressorbercampur di dalam combustion chamber, secara bersamaan busi (spark
plug) memercikkan api untuk menyulut pembakaran. Gas panas yang dihasilkan dari
proses pembakaran inilah yang akan digunakan sebagai penggerak turbin gas, sehingga
listrik dapat dihasilkan olehgenerator. Daya yang dihasilkan mencapai 100 MW untuk tiap
Generator Turbin Gas. Karena tegangan yang dihasilkan dari generator masih rendah
maka pada tahap selanjutnya tegangan ini akan disalurkan ke trafo utama untuk dinaikkan
menjadi 150 KV. Pada proses Siklus Terbuka gas buangan dari turbin gas yang
temperaturnya berkisar 500-5500C akan langsung dibuang melalui cerobong saluran
keluaran.
2. Proses Pembangkitan Listrik Turbin Uap
Gas bekas yang ke luar dari turbin gas dimanfaatkan lagi setelah terlebih dulu
diatur oleh katup pengatur (selector valve) untuk dialirkan ke dalam boiler/ HRSG untuk
menguapkan air yang berasal dari drum penampung air. Uap yang dihasilkan dipakai
untuk memutar turbin uap yang terkopel dengan generator sehingga dapat menghasilkan
tenaga listrik. Uap bekas dari turbin uap diembunkan lagi di condenser, kemudian air hasil
kondensasi di pompa oleh Pompa Kondensat, selanjutnya dimasukkan lagi ke
dalamdeaerator dan oleh feed water pump dipompa lagi ke dalam drum untuk kembali
diuapkan. Inilah yang disebut dengan Siklus Tertutup/combined cycle. Jadi secara singkat
dapat dikatakan bahwa Siklus Tertutup merupakan rangkaian Siklus Terbuka ditambah
dengan proses pemanfaatan kembali gas buang dari proses Siklus Terbuka untuk
menghasilkan uap sebagai penggerak turbin uap.

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-20
TEKNIK TENAGA
LISTRIK
c. HRSG (Heat Recovery Steam Generator)
Energi panas yang terkandung dalam gas buang/saluran keluaran turbin gas yang
temperaturnya masih cukup tinggi (sekitar 5630C) dialirkan masuk ke dalam HRSG
untuk memanaskan air di dalam pipapipa pemanas (evaporator), selanjutnya keluar
melalui cerobong dengan temperatur sekitar 1500C. Air di dalam pipapipa pemanas yang
berasal dari drum mendapat pemanasan dari gas panas tersebut, sebagian besar akan
berubah menjadi uap dan yang lain masih berbentuk air. Campuran air dan uap
selanjutnya masuk kembali ke dalam drum. Di dalam drum, uap dipisahkan dari air
dengan menggunakan pemisah uap yang disebut Separator. Uap yang sudah terpisah dari
air selanjutnya dipanaskan lebih lanjut, sehingga kemudian dapat digunakan untuk
menggerakkan turbin uap, sedangkan air yang tidak menjadi uap disirkulasikan kembali ke
pipapipa pemanas, bersamasama dengan air pengisi yang baru. Demikian proses ini
berlangsung terus menerus selama unit beroperasi. Gambar 1.3 sistem HRSG
d. Sistem Generator Turbin Uap (Steam Turbine Generator)
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap
menjadi kinetik, energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros turbin. Poros turbin, langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi,
dihubungkan dengan mekanisme yang digerakannya. Tergantung dari jenis mekanik yang
dipisahkan, turbin uap dapat digerakan pada berbagai bidang industri, dan untuk
pembangkit listrik.
Pengubahan energi potensial menjadi energi kinetik dalam bentuk poros dilakukan
dalam berbagai cara. Turbin uap secara umum diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, impuls,
reaksi dan gabungan, tergantung pada cara perolehan pengubahan energi potensial menjadi
energi kinetik akibat semburan uap.

PEMBANGKIT NON RENEWABLE


II-21

Anda mungkin juga menyukai