Uji tuberkulin (tuberculin skin test/TST) merupakan alat diagnostik yang sampai saat
ini mempunyai sensitivitas dan spesifisitas cukup tinggi untuk mendiagnosis adanya
infeksi tuberkulosis. Pertama kali Robert Koch membuat filtrat dari kultur
Mycobacterium tuberculosis dengan tujuan sebagai terapi. Pada penerapannya,
tenyata pemberian tuberkulin yang bertujuan menyembuhkan menimbulkan reaksi
sistemik seperti demam, nyeri otot, mual dan muntah sedangkan mereka yang tidak
sakit tidak menunjukkan reaksi tersebut. Akhirnya pada perkembangannya tuberkulin
digunakan sebagai alat diagnostik dengan mengaplikasikannya secara lokal untuk
mencegah reaksi sistemik.
Test mantoux adalah suatu cara yang digunakan untuk mendiagnosis TBC. Tes
mantoux itu dilakukan dengan menyuntikan suatu protein yang berasal dari kuman
TBC sebanyak 0,1ml dengan jarum kecil di bawah lapisan atas kulit lengan bawah
kiri.
TUJUAN
Tujuan dari tes mantoux ini adalah sebagai salah satu cara untuk mendiagnosis infeksi
TBC. Kenapa salah satu? Karena ternyata tidak mudah untuk mendiagnosis TBC
sehingga perlu banyak faktor untuk mengetahui pasti bahwa seseorang memang
terinfeksi TBC dan harus menjalani pengobatan. Hasil tes Mantoux saja tidak bisa
digunakan untuk menegakkan diagnosis karena kadang hasil tes ini memberikan hasil
negatif palsu atau positif palsu. Hasil pemeriksaan tes mantoux ini harus didukung
dengan keluhan, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan laboratorium yang ada.
PRINSIP DASAR
Setelah seseorang terinfeksi kuman mycobacteria, sel limfosit T akan berproliferasi
dan menjadi tersensitisasi. Sel T yang tersensitisasi masuk ke dalam aliran darah dan
bersirkulasi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Proses sensitisasi ini terjadi
pada kelenjar getah bening regional dan memerlukan waktu 2-12 minggu setelah
infeksi. Sekali terinfeksi, maka sensitisasi terhadap tuberkulin akan menetap. Injeksi
tuberkulin pada kulit akan menstimulasi sel-sel limfosit dan terjadi aktivasi rentetan
kejadian yang termasuk dalam respon hipersensitivitas tipe lambat (delayed-type
hypersensitivity/DTH). Respons ini dikatakan lambat oleh karena reaksi memerlukan
waktu berjam-jam. Reaktivitas kulit mencakup vasodilatasi, edema, infiltrasi sel-sel
limfosit, basofil, monosit dan netrofil ke lokasi suntikan. Antigen-spesific limfosit T
akan berproliferasi dan melepaskan limfokin, yang akan mengundang akumulasi sel-
sel alin ke lokasi suntikan. Terjadilah indurasi yang mencerminkan aktivitas DTH.
Pada pasien yang sudah pernah terinfeksi, DTH muncul setelah 5-6 jam dan
kebanyakan mencapai indurasi maksimal 48-72 jam.
Pembacaan
1. Hasil tes Mantoux dibaca dalam 48-72 jam, lebih diutamakan pada 72 jam
- Minta pasien control kembali jika indurasi muncul setelah pembacaan
- Reaksi positif yang muncul setelah 96 jam masih dianggap valid
- Bila pasien tidak control dalam 96 jam dan hasilnya negative maka tes
Mantoux harus diulang.
2. Tentukan indurasi (bukan eritem) dengan cara palpasi
3. Ukur diameter transversal terhadap sumbu panjang lengan dan catat sebagai
pengukuran tunggal
4. Catat hasil pengukuran dalam mm (misalnya 0 mm, 10 mm, 16 mm) serta catat
pula tanggal pembacaan dan bubuhkan nama dan tandatangan pembaca
5. Apabila timbul gatal atau rasa tidak nyaman pada bekas suntikan dapat
dilakukan kompres dingin atau pemberian steroid topikal
Catatan:
Reaksi hipersensitivitas terhadap tuberkulin yang munculnya cepat (immediate
hypersensitivity reactions) dapat timbul segera setelah suntikan dan biasanya
menghilang dalam 24 jam. Hal ini tidak mempunyai arti dan bukan menunjukkan
hasil yang positif.
Meskipun demikian, hasil uji Mantoux > 5 mm dapat dipertimbangkan positif pada
pasien tertentu seperti :
a. Pasien dengan infeksi HIV
b. Pasien dengan transplantasi organ atau mendapat imunosupresan jangka panjang
seperti pasien keganasan atau sindrom nefrotik
False Negative
Pasien-pasien tertentu yang terinfeksi tuberkulosis mungkin dapat menunjukkan hasil
tes Mantoux yang negatif. Kondisi demikian disebut dengan anergi. Anergi
kemungkinan terjadi pada pasien:
- Berbagai faktor indvidual seperti usia, nutrisi, gagal ginjal, imunosupresi karena
obat (seperti kortikosteroid) atau penyakit (seperti kanker, infeksi HIV, dan
sarcoidosis)
- Infeksi virus (seperti Campak,Mumps, Rubella, mononucleosis, Varicella, dan
influenza) dapat menurunkan reaktivitas tuberkulin selama beberapa bulan
- Setelah vaksinasi dengan vaksin virus hidup (seperti Campak, Mumps, Rubella)
akan teramati penurunan reaktivitas tuberkulin. Oleh sebab itu, jika uji mantoux tidak
dapat dilakukan bersamaan dengan imunisasi Campak, Mumps, dan Rubella, uji
ditunda selama 4-6 minggu
- Pasien dengan sakit TB berat seperti TB milier, meningitis TB
Mengingat masa yang diperlukan untuk terbentuknya cellular mediated immunity
sejak masuknya kuman TB adalah 2-12 minggu maka hasil negatif pada pasien
dengan kontak erat penderita TB dewasa masih mungkin pasien sedang dalam masa
inkubasi.
PENYIMPANAN
PPD RT 23 harus disimpan pada suhu antara +2oC dan +8oC. Terlindung dari cahaya.
Jangan Dibekukan
Setelah Dibuka, isi vial harus digunakan dalam 24 jam. Setelahnya jika ada sisa,
harus dibuang.
Dapus
Narasumber:
dr. Ema Nurhaema, Sp.A dari RSUP Persahabatan, Jakarta
dr. Darmawan Budi Setyanto, SpA(K), Ahli Respirologi Anak dari RSUPN Cipto
Mangunkusumo, Jakarta