D. PENCEGAHAN PNEUMONIA
Pneumonia nososkomial adalah infeksi saluran pernapasan bagian bawah yang
merupakan infeksi yang sulit dibedakan dengan penyakit paru lainnya, khususnya
sindrom distress pernapasan akut (Akut Resoiratory distrees syndrome) pada orang
dewasa, bronchitis, enfisema, gagal jantung kongestif. Criteria umum yang diterima
untuk pneumonia nososkomial termasuk gejala klinis demam, batuk bunyi pernapasan
menurun, pekak pada daerah khusus paru, dan produksi sputum yang purulen
(terinfeksi), dengan kombinasi bukti sinar-X adanya densitas baru (infitrat). Pada
pemeriksaan laboratorium, sputum yang diwarnai gram mengandung sel darah putih,
bakteri dan sel epitel baru.
Separuh dari pneumonia nososkomial terjadi sesudah operasi, terutama bila
diperlukan ventilasi mekanik pascabedah, pasien denga ventilator (mesin pernapasan)
mempunyai resiko 6-21 kali lebih tinggi daripada pasien tanpa ventilator. Kebanyakan
pneumonia nosokomial terjadi melaui aspirasi bakteri yang hidup dibelakang
tenggorokan (orofaring) atau lambung. Pneumonia dini biasanya melibatkan flora
pasien itu sendiri selama sirawat di rumah sakit. Kombinasi penyakit yang parah,
adanya beberapa alat invasive (intarvena, kateter urine, dan ventilator mekanik), dan
sering kontak denga tangan petugas kesehatan menjadi penyebab pencemaran silang
dari pasien ke pasien lainnya.
Kebanykan factor resiko pneumonia tidak dapat diubah meskipun tidak
mungkinmengubah factor-faktor resiko ini, mengetahui masalh dapat berguna untuk
mengambil langkah antisipasi dan membatasi penggunaan alat invasif.
Factor resiko pneumonia yang tidak dapat diubah, seperti umur di atas 70 tahu,
penyakit paru kronis, luka kepala yang hebat dan pingsan, keadaan medis yang serius,
tahap akhir penyakit jantung dan sirosis, dan factor-factor lainnya yang ada pada
pasien, misalnya merokok, alkoholis, obsesitas, dan bedah jantung/paru dengan
pemakaian ventilator.
Intubasi dan ventilasi mekanik sangat meningkatkan resiko infeksi karena :
Menghalangi mekanisme pertahan tubuh, seperti batuk, bersin, dan reflex muntah.
Mencegah aksi pembersihan dari rambut (sillia) dan sel yang mengekuarkan
mucus/lender dari sistem pernapasan atas.
Memberikan jalan langsung masuknya mikrooragnisme ke paru-paru.
Prosedur lain yang dapat meningkatkan resiko infeksi meliputi terapi oksigen, terapi
pernapasan tekanan positif intermittment, dan pengisapan endotrakeal.
Menurunkan resiko pneumonia nosokomial
1. Perawatan paru prabedah.
Lakukan edukasi pasien sebelum operasi untuk mencegah masalh paru pascabedah,
misalnya cara menarik napas dalam bergerak ke tempat tidur dan mengeluarkan dahak
secara efekstif.
2. Pencegahan kolonisasi dan infeksi dengann mikroorganisme lain.
Beberapa penelitian membuktikan terjadinya kolonisasi dan infeksi menurun secara
bermakna jika petugas kesehatn diharuskan memakai sarung tangan bersih/steril
sebelum kontak denga selaput lender atau kulitpasien yang tidak utuh. Berikan
perhatian kepada pasien dengan ventilasi mkanik, terutama bila memakai tekanan
positif intermittment khususnya sesudah oprasi jantung atau paru.
3. Alat terpi pernapasan.
Untuk meminimalkan pencemaran silang sewaktu menghisap sekresi pasien dengan
ventilator, lakukan hal-hal sebagai berikut.
Cusi tangan dengan sabun antiseptic sebelum memakai sarung tangan.
Tambahkan komentar
Halida Nurse
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
D. PENCEGAHAN PNEUMONIA
Pneumonia nososkomial adalah infeksi saluran pernapasan bagian bawah yang
merupakan infeksi yang sulit dibedakan dengan penyakit paru lainnya, khususnya
sindrom distress pernapasan akut (Akut Resoiratory distrees syndrome) pada orang
dewasa, bronchitis, enfisema, gagal jantung kongestif. Criteria umum yang diterima
untuk pneumonia nososkomial termasuk gejala klinis demam, batuk bunyi pernapasan
menurun, pekak pada daerah khusus paru, dan produksi sputum yang purulen
(terinfeksi), dengan kombinasi bukti sinar-X adanya densitas baru (infitrat). Pada
pemeriksaan laboratorium, sputum yang diwarnai gram mengandung sel darah putih,
bakteri dan sel epitel baru.
Separuh dari pneumonia nososkomial terjadi sesudah operasi, terutama bila
diperlukan ventilasi mekanik pascabedah, pasien denga ventilator (mesin pernapasan)
mempunyai resiko 6-21 kali lebih tinggi daripada pasien tanpa ventilator. Kebanyakan
pneumonia nosokomial terjadi melaui aspirasi bakteri yang hidup dibelakang
tenggorokan (orofaring) atau lambung. Pneumonia dini biasanya melibatkan flora
pasien itu sendiri selama sirawat di rumah sakit. Kombinasi penyakit yang parah,
adanya beberapa alat invasive (intarvena, kateter urine, dan ventilator mekanik), dan
sering kontak denga tangan petugas kesehatan menjadi penyebab pencemaran silang
dari pasien ke pasien lainnya.
Kebanykan factor resiko pneumonia tidak dapat diubah meskipun tidak
mungkinmengubah factor-faktor resiko ini, mengetahui masalh dapat berguna untuk
mengambil langkah antisipasi dan membatasi penggunaan alat invasif.
Factor resiko pneumonia yang tidak dapat diubah, seperti umur di atas 70 tahu,
penyakit paru kronis, luka kepala yang hebat dan pingsan, keadaan medis yang serius,
tahap akhir penyakit jantung dan sirosis, dan factor-factor lainnya yang ada pada
pasien, misalnya merokok, alkoholis, obsesitas, dan bedah jantung/paru dengan
pemakaian ventilator.
Intubasi dan ventilasi mekanik sangat meningkatkan resiko infeksi karena :
Menghalangi mekanisme pertahan tubuh, seperti batuk, bersin, dan reflex muntah.
Mencegah aksi pembersihan dari rambut (sillia) dan sel yang mengekuarkan
mucus/lender dari sistem pernapasan atas.
Memberikan jalan langsung masuknya mikrooragnisme ke paru-paru.
Prosedur lain yang dapat meningkatkan resiko infeksi meliputi terapi oksigen, terapi
pernapasan tekanan positif intermittment, dan pengisapan endotrakeal.
Menurunkan resiko pneumonia nosokomial
1. Perawatan paru prabedah.
Lakukan edukasi pasien sebelum operasi untuk mencegah masalh paru pascabedah,
misalnya cara menarik napas dalam bergerak ke tempat tidur dan mengeluarkan dahak
secara efekstif.
2. Pencegahan kolonisasi dan infeksi dengann mikroorganisme lain.
Beberapa penelitian membuktikan terjadinya kolonisasi dan infeksi menurun secara
bermakna jika petugas kesehatn diharuskan memakai sarung tangan bersih/steril
sebelum kontak denga selaput lender atau kulitpasien yang tidak utuh. Berikan
perhatian kepada pasien dengan ventilasi mkanik, terutama bila memakai tekanan
positif intermittment khususnya sesudah oprasi jantung atau paru.
3. Alat terpi pernapasan.
Untuk meminimalkan pencemaran silang sewaktu menghisap sekresi pasien dengan
ventilator, lakukan hal-hal sebagai berikut.
Cusi tangan dengan sabun antiseptic sebelum memakai sarung tangan.
Diposkan 30th October 2011 oleh Halida Nurse
0
Tambahkan komentar
Add comment
Memuat
Template Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.