48
Gambar V.1 Bentangalam daerah penelitian di Desa Pondok Labu Kabupaten
Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur, foto menghadap
N 345E, difoto di kordinat 4778.1098E dan 6580.3798 S
(berada di selatan batas daerah peneliptian).
7400 S
7200 S
7000 S
6800 S
6600 S
49
V.3 Singkapan Batubara
Berdasarkan penelitian di lapangan ditemukan tiga buah singkapan batubara yang
dijumpai di daerah penelitian. Arah umum kemiringan lapisan batuan (dip) ke
arah Timur Tenggara, sementara arah jurus lapisan (strike) ke arah Utara
Timur.
OC-1 OC-2
50
Gambar V.4 Singkapan batubara OC-3, kedudukan N 34E / 12, di kordinat
x = 4572.625 E, y = 7153.0839 S, dan z = 36 m, foto menghadap
N 08 E.
51
Tabel V.1 Data hasil pemboran batubara di daerah penelitian.
52
V.5 Metode Poligon
Konsep dasar dari metoda poligon ini adalah menggunakan daerah pengaruh
antara lubang bor. Daerah pengaruh terluar adalah jarak pengaruh maksimum dari
titik bor tersebut. Selanjutnya untuk perhitungan tonase batubara pada masing-
masing poligon (Wi) digunakan rumus sebagai berikut :
Wi = Li x ti x BJ
Dimana :
L = luas daerah pengaruh (m2)
t = tebal batubara (m)
BJ = berat jenis batubara (ton/m3)
53
Gambar V.6 Peta poligon daerah penelitian dengan tebal batubara pada tiap
poligon mengacu dari data ketebalan titik pemboran.
Daerah pengaruh berbentuk setengah lingkaran ditentukan dengan
jarak 200 meter dari titik pemboran terluar.
54
Tabel V.2 Perhitungan sumberdaya batubara dengan menggunakan metode
poligon
Berat
Luas Poligon Tebal
No Titik Bor Volume (m3) Jenis Tonase
(m2) (m)
(ton/m3)
1 PDK-01 25942.707 0.75 19457.03025 1.3 25294.13933
2 PDK-02 58306.6061 1.1 64137.26671 1.3 83378.44672
3 PDK-03 32684.8482 0.75 24513.63615 1.3 31867.727
4 PDK-04 35576.9681 1.5 53365.45215 1.3 69375.0878
5 PDK-05 67673.9271 1.1 74441.31981 1.3 96773.71575
6 PDK-06 21776.3787 0.5 10888.18935 1.3 14154.64616
7 PDK-07 41933.5408 1.2 50320.24896 1.3 65416.32365
8 PDK-08 46845.7138 1.05 49187.99949 1.3 63944.39934
9 PDK-09 30275.9376 0.65 19679.35944 1.3 25583.16727
10 PDK-10 16659.245 0.6 9995.547 1.3 12994.2111
11 PDK-11 18280.6234 1.05 19194.65457 1.3 24953.05094
12 PDK-12 23880.0146 0.55 13134.00803 1.3 17074.21044
13 PDK-13 59335.1689 1.2 71202.20268 1.3 92562.86348
14 PDK-14 22315.3269 0.6 13389.19614 1.3 17405.95498
15 PDK-16 45983.5308 1.05 48282.70734 1.3 62767.51954
16 PDK - 168 21003.9903 0.7 14702.79321 1.3 19113.63117
17 PDK-169 21286.1571 0.45 9578.770695 1.3 12452.4019
18 PDK-17 91414.4758 0.71 64904.27782 1.3 84375.56116
19 PDK 174 83158.1307 1.1 91473.94377 1.3 118916.1269
20 PDK 175 14758.306 1 14758.306 1.3 19185.7978
21 PDK 177 17749.1396 1.1 19524.05356 1.3 25381.26963
22 PDK 178 43799.9444 0.55 24089.96942 1.3 31316.96025
23 PD 179 55539.7859 1.1 61093.76449 1.3 79421.89384
841,314.70 1,093,709.11
55
V.6 Metode Penampang Melintang (Cross Secttion)
Metode ini menghitung luas dari tiap-tiap penampang melintang yang telah
dibuat, kemudian akan ditentukan luas rata ratanya dan dikalikan dengan jarak
antar penampang sayatan. Untuk menghitung volume digunakan formula
sederhana sebagai berikut :
L1 + L2
V = --------- x L
2
di mana :
L 1 , L2 = luas penampang endapan batubara
L = jarak antar penampang endapan batubara
V = volumen endapan batubara
7400 S
7200 S
7000 S
6800 S
6600 S
56
Tabel V.3 Perhitungan sumberdaya batubara dengan menggunakan metode
penampang melintang (cross section)
Tebal Berat
Section Luas BB ((L1+L2)/2)*50 Volume Tonnase
Rata2 Jenis
1 0.585 42.9469 5069.0477 2965.3929 1.3 3855.011
2 0.751 159.8150 11119.7268 8355.5851 1.3 10862.261
3 1.165 284.9741 16318.5048 19004.2043 1.3 24705.466
4 1.118 367.7661 19480.1133 21769.0266 1.3 28299.735
5 1.322 411.4384 23604.3771 31195.7809 1.3 40554.515
6 1.332 532.7367 24871.3480 33134.8534 1.3 43075.309
7 1.117 462.1172 35266.9271 39404.0903 1.3 51225.317
8 0.981 948.5598 38478.5954 37765.9718 1.3 49095.763
9 1.096 590.5840 24529.6993 26880.6256 1.3 34944.813
10 0.991 390.6040 17777.9800 17618.3337 1.3 22903.834
11 1.108 320.5152 23139.7342 25629.1068 1.3 33317.839
12 1.135 605.0742 36222.7277 41122.9383 1.3 53459.820
13 0.901 843.8350 46817.7793 42176.2647 1.3 54829.144
14 0.934 1028.8762 50528.1016 47209.4159 1.3 61372.241
15 0.948 992.2478 46174.3579 43789.9141 1.3 56926.888
16 0.937 854.7265 42055.1941 39410.7635 1.3 51233.993
17 0.945 827.4813 40958.2315 38696.5180 1.3 50305.473
18 0.856 810.8480 41979.5736 35927.7982 1.3 46706.138
19 0.868 868.3350 43373.2591 37636.2781 1.3 48927.162
20 0.890 866.5954 40840.9668 36343.5595 1.3 47246.627
21 0.837 767.0433 37150.1663 31082.0581 1.3 40406.676
22 0.867 718.9634 34747.9442 30128.9000 1.3 39167.570
23 0.872 670.9544 32309.4543 28171.9056 1.3 36623.477
24 0.902 621.4238 30341.6842 27359.4001 1.3 35567.220
25 0.916 592.2436 28643.8490 26240.3437 1.3 34112.447
26 0.891 553.5104 26330.8938 23451.3472 1.3 30486.751
27 0.859 499.7254 23154.9653 19896.5986 1.3 25865.578
28 0.858 426.4732 19372.3168 16613.5052 1.3 21597.557
29 0.862 348.4194 13481.4586 11622.2307 1.3 15108.900
30 0.840 190.8389 4770.9725 4005.5177 1.3 5207.173
Total 844,608.23 1,097,990.70
57
V.7 Metode Elemen Hingga (Finite Element Method)
6860
PDK-11
6840 4155.221, 6838.629
6820
6800
6780 1 4368.804, 6780.922
2
PDK-06 Series1
6760
4009.648, 6754.388
6740
6720
6700
PDK-04 4148.422, 6686.621
6680
6660
3950 4000 4050 4100 4150 4200 4250 4300 4350 4400
Penentuan luas segitiga dalam kordinat titik-titk pemboran di atas dapat dilihat
pada persamaan matematika pada bab III.7. Berdasarkan hasil perhitungan luas
pada elemen segitiga di atas, maka diperoleh data sebagai berikut :
58
Tabel V.4 Hasil perhitungan luas elemen segitiga secara manual.
Gambar V.9 Pengolahan data kordinat empat titik pemboran pada perangkat
lunak GMS5, menghasilkan data volume batubara sebesar
30946,3939 m
59
Perhitungan volume batubara secara manual menggunakan microsoft excell
menghasilkan volume sebesar 30946,4093 m3, sedangkan menggunakan perangkat
lunak GMS 5 menghasilkan volume sebesar 30946,39397 m.
60
Gambar V.10 Kenampakan visual topografi lokasi titik pemboran di daerah
penelitian.
61
b. Penentuan Cropline Batubara dan Daerah Pengaruh Penyebaran Batubara
Cropline batubara merupakan garis perpotongan antara kontur topografi
dengan kontur struktur batubara, merupakan hasil pengurangan elevasi
topografi terhadap elevasi kontur batubara di mana menghasilkan nilai nol.
Daerah pengaruh penyebaran batubara pata titik terluar pemboran sejauh
200 meter.
Cropline Batubara
Titik Bor
62
c. Volume Batubara dengan Batas Area Pengaruh
Proses diskritasi yang telah dilakukan dengan elemen segitiga linier yang
dipilih dan model konseptual serta model matematikanya maka dapat
diestimasi sumberdaya batubara di daerah penelitian, di mana sumberdaya
batubara ditaksir secara kuantitatif mempunyai besar yang proposional
terhadap dua besaran yaitu volume dan state variable dalam volume tersebut.
Perhitungan sumberdaya batubara dilakukan dengan batas area pengaruh
berjarak 200 meter dari titik terluar pemboran. Volume batubara diperoleh
sebesar 835,843.3478 m3.
Cropline Batubara
63
V.8 Perbandingan Hasil Perhitungan Sumberdaya Batubara
Berdasarkan data eksplorasi, dilakukan perhitungan sumberdaya batubara
menggunakan tiga metode estimasi berbeda yaitu metode poligon, penampang
melintang, dan elemen hingga. Data hasil perhitungan sumberdaya batubara
adalah sebagai berikut :
Kondisi endapan batubara yang steady state tersebut dapat dimodelkan secara
konseptual dan matematika seperti yang dijelaskan di Bab IV.
64
V.9 Keunggulan Perhitungan Sumberdaya Batubara Menggunakan
MetodeElemen Hingga Dengan Perangkat Lunak GMS 5
65
Tidak dipakai.....
66
Gambar V.13 Tampak dari atas diskritisasi daerah potensi sumberdaya batubara
dengan titik pemboran terluar sebagai batas penyebaran.
67
2. Penampang Melintang 844.608,23 1.3 1,097,990.6968
3. Elemen Hingga dengan batas area
pengaruh 200 m dari titik terluar 835.843,3478 1.3 1,086,596.3521
pemboran
4. Elemen Hingga dengan batas titik
504.900,4837 1.3 656.370,6288
terluar pemboran
68