Anda di halaman 1dari 33

SISTEM NOTIFIKASI POLA MAKAN MANUSIA

BERDASARKAN DETAK JANTUNG , SUHU


TUBUH DAN KEBUTUHAN KALORI DENGAN
METODE LOGIKA FUZZY

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh:
Amelio Eric Fransisco
145150300111010

TEKNIK KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
TAHUN 2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................ii
DAFTAR TABEL..............................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................1
1.1 Latar belakang...............................................................1
1.2 Rumusan masalah..........................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................4
1.4 Manfaat..........................................................................5
1.5 Batasan masalah............................................................6
1.6 Sistematika pembahasan...............................................6
BAB 2 LANDASAN KEPUSTAKAAN..................................................7
2.1 Sub bab dua satu...........................................................7
2.1.1 Seksi dua satu satu................................................7
2.1.2 Seksi dua satu dua.................................................7
2.2 Sub bab dua dua............................................................8
2.2.1 Seksi dua dua satu tentang persamaan.................8
2.2.2 Seksi dua dua dua tentang tabel............................8
2.2.3 Gambar.................................................................10
2.2.4 Lambang, satuan, dan singkatan.........................11
2.2.5 Seksi dua dua satu tentang sitasi tabel dan gambar
......................................................................................12
2.2.6 Seksi dua dua dua................................................13
BAB 3 METODOLOGI....................................................................14
3.1 Sub bab tiga satu.........................................................14
3.1.1 Seksi tiga satu satu..............................................14
3.1.2 Seksi tiga satu dua...............................................15
3.2 Sub bab tiga dua..........................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................16
LAMPIRAN A PERSYARATAN FISIK DAN TATA LETAK......................19
LAMPIRAN B PENGGUNAAN BAHASA...........................................21

2
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembentukan bilangan random untuk Indeks Masa


Tubuh (IMT)...................................................................................8
Tabel 2.2 Contoh tabel 2...............................................................9

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengaruh nilai K terhadap akurasi...........................11

4
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERSYARATAN FISIK DAN TATA LETAK......................19


A.1 Kertas...........................................................................19
A.2 Margin..........................................................................19
A.3 Jenis dan ukuran huruf.................................................19
A.4 Spasi............................................................................19
A.5 Kepala bab, sub bab, dan seksi....................................19
A.6 Nomor halaman...........................................................20
LAMPIRAN B PENGGUNAAN BAHASA...........................................21

5
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam bidang kesehatan manusia banyak hal yang dapat
dipantau melalui teknologi salah satunya adalah pola maka.
Banyak manusia tidak sadar akan pentingnya menjaga pola
makan yang baik dan benar. Pemikiran yang semua serba instan
menyebabkan banyak orang melirik ke makanan fast food atau
junkfood untuk dikonsumsi. Perubahan- perubahan ini dapat
dengan mudah memicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif
di usia muda, yang sangat merugikan bagi generasi penerus
bangsa. Sedangkan apabila pola makan tidak teratur atau
bahkan berkurang maka bisa menyebabkan timbulnya penyakit
maag, tulang melemah, kurangnya asupan karbohidrat dan
protein bagi tubuh menyebabkan tubuh akan kekurangan energi
dan nutrisi lain yang menyebabkan kerusakan pada organ-organ
tubuh kita. Kelebihan gizi ternyata juga diketahui berhubungan
erat (atau merupakan faktor resiko) dengan munculnya penyakit-
penyakit degeneratif, seperti hipertensi, penyakit jantung
koroner, diabetes, kanker. Penderita penyakit degeneratif ini di
Indonesia semakin banyak. Menurut hasil Riset Kesehatan tahun
2013 , urutan penyakit jantung koroner dan pembuluh darah
misalnya, semakin meningkat dan semakin mendominasi
penyebab kematian. Hal ini sejalan dengan semakin
meningkatnya pendapatan masyarakat dan perubahan gaya
hidup dan konsumsi makanan (Kesehatan, 2013).
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), gizi adalah
asupan makanan dalam kaitannya dengan kebutuhan diet
organisme. Asupan gizi yang buruk dapat mengurangi sistem
kekebalan yang terdapat dalam tubuh kita, mengganggu
perkembangan fisik dan mental, dan menurunkan produktivitas.
Hal ini yang mendasari penulis mengangkat judul
penelitian dengan tema: Sistem notifikasi pola makan manusia
berdasarkan detak jantung, suhu tubuh dan kebutuhan kalori
dengan metode logika fuzzy . Notifikasi pola makan ini nantinya
akan terhubung ke perangkat smart phone dan memberikan
informasi pada pengguna mengenai jumlah kalori, waktu makan ,
serta makanan yang dianjurkan untuk di konsumsi. Parameter

1
untuk menentukan hal ini adalah detak jantung manusia sebagai
indikator menentukan jumlah kalori pada tubuh manusia.
Ketidakpastian dalam perilaku dan aktivitas manusia
menyebabkan kebutuhan kalori menjadi fluktuatif atau berubah-
ubah sehingga dalam penerapan perlu adanya klasifikasi dengan
metode logika fuzzy. Dengan metode fuzzy harapannya dapat
mengklasifikasikan kebutuhan kalori pada tubuh berdasarkan
parameter detak jantung dan suhu tubuh sehingga informasi
yang diterima oleh pengguna mengenai kebutuhan kalori dapat
sesuai dengan akurasi lebih dari 80%.

1.2 Rumusan masalah


1. Mengapa perlu menyesuaikan pola makan dan kebutuhan
energi dalam tubuh?
2. Bagaimana menerapkan parameter detak jantung dan suhu
tubuh manusia sebagai informasi untuk menentukan tingkat
kebutuhan energi?
3. Bagaimana implementasi metode logika fuzzy untuk
menentukan indikator seseorang mengalami kekurangan atau
kelebihan kalori dalam tubuh dengan akurasi lebih dari 80%?
4. Bagaimana perancangan sinkronisasi antara alat pendeteksi
detak jantung dan suhu tubuh dengan perangkat bergerak?
5. Bagaimana interaksi alat tersebut terhadap pengguna?
6. Bagaimana efisiensi daya pada perangkat bergerak tersebut?
7. Apa dampak penggunaan alat tersebut terhadap pola makan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pola makan yang baik dan benar
2. Menentukan apakah kandungan kalori pada makanan sudah
mencukupi kebutuhan kalori yang dibutuhkan.
3. Menentukan penambahan asupan kalori yang dibutuhkan.
4. Membangun sistem notifikasi pola makan berdasarkan
parameter detak jantung dan suhu tubuh manusia

2
5. Menerapkan metode logika fuzzy ke dalam sistem notifikasi
pola makan dengan perhitungan akurasi kebutuhan kalori
tubuh lebih dari 80%
6. Menguji interaksi dan efisiensi daya pada system tersebut
7. Menguji dampak penggunaan sistem tersebut terhadap
pengguna
8. Menganalisis perbaikan kalori untuk peningkatan produktivitas

1.4 Manfaat
1. Menjaga tubuh dari kelebihan dan kekurangan kalori yang
mengakibatkan timbulnya penyakit dan gangguan
pencernaan
2. Menjadikan pengguna menjadi disiplin dalam mengkonsumsi
makanan
3. Menjaga kualitas makanan yang akan dikonsumsi
4. Bermanfaat menyadarkan pengguna akan pentingnya
menjaga pola makan yang baik dan teratur
5. Bermanfaat menjadikan teknologi sebagai penunjang
kesehatan

1.5 Batasan masalah


Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa program studi teknik
komputer Universitas Brawijaya Malang. Untuk mengetahui
pola makan dan kebutuhan kalori pada tubuh manusia
berdasarkan detak jantung dan suhu tubuh. Penelitian ini
dilakukan karena banyaknya pola makan yang tidak teratur
sehingga menimbulkan berbagai macam penyakit degenerative.
Salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi akibat pola
makan buruk adalah Obesitas. Menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013 meningkat jika dibandingkan dengan Riskesdas
2010. Angka obesitas pada laki-laki tahun 2010 sekitar 15% dan
sekarang meningkat menjadi 20% (Kesehatan, 2013) . Data
penelitian meliputi data primer dan sekunder , data primer
diambil dari pengujian detak jantung dan suhu tubuh pada
manusia usia 20-24 tahun dengan berat dan tinggi badan ideal
dengan rumus Brocha dan Indeks Masa Tubuh (IMT). Kedua
rumus tersebut sudah sangat umum dijadikan alat hitung badan
ideal. Sedangkan data sekunder adalah data informasi pengguna
misalkan identitas diri.

3
4
BAB 2 LANDASAN KEPUSTAKAAN

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pola Makan
Pola makan menurut Sedioetama (2004) merupakan banyak
atau jumlah pangan, secara tunggal maupun beragam, yang
dikonsumsi seseorang atau kelompok orang yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan fisiologi, psikologis dan sosiologis.
Tujuan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi keinginan makan
(rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan
tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kepuasan
emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk
memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan masyaraka.
Pola makan merupakan faktor utama untuk memenuhi
kebutuhan gizi seseorang. Dengan demikian diharapkan pola
makan yang beraneka ragam dapat memperbaiki mutu gizi
makanan seseorang. Pola makan adalah cara seseorang atau
kelompok orang memilih dan memakannya sebagai tanggapan
terhadap pengaruh fisiologi, psikologi, budaya dan sosial (Harper
et al., 2006), sedangkan Guthe dan Mead, (1945) dalam
Sayuti.dkk (2004) mendefinisikan pola makan sebagai cara-cara
individu dan kelompok individu memilih, mengkonsumsi dan
menggunakan makanan yang tersedia yang didasarkan kepada
faktor-faktor sosial dan budaya dimana mereka hidup.
Menurut Pelto (1981) dalam Suhardjo (1989), pola makan
merupakan sebagai cara individu memilih pangan dan
mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis,
psikologis, sosial dan budaya. Pola makan seseorang dapat
dipengaruhi beberapa hal berikut yaitu pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, tempat tinggal (kota/desa), agama/kepercayaan,
pengetahuan gizi dan karakteristik fisiologis yang selanjutnya
akan mempengaruhi gaya hidup dan perilaku makannya.
Perilaku terbentuk karena adanya sikap dalam diri seseorang
terhadap suatu objek. Menurut Blum dalam Notoatmodjo (2003)
perilaku merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan masalahnya yang terwujud dalam
bentuk pengetahuan, sikap, keinginan, kehendak, kepentingan,
emosi, motivasi, reaksi dan persepsi.

5
Pada penelitian Aritonang (2003) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara pola makan dengan status gizi,
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pola makan dapat
mempengaruhi status kesehatan masyarkat. Pola makan sangat
erat kaitannya dengan berbagai jenis penyakit. Tubuh sangat
membutuhkan zat gizi untuk melakukan aktivitas dan mencegah
dari berbagai penyakit.
Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan
protein, pada tahap awal akan meyebabkan rasa lapar dan dalam
jangka waktu tertentu berat badan akan menurun yang disertai
dengan menurunnya produktivitas kerja. Kekurangan zat gizi
yang berlanjut akan menyebabkan status gizi kurang dan gizi
buruk. Apabila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein
yang mencukupi, pada akhirnya tubuh akan mudah terserang
penyakit infeksi yang selanjutnya dapat menyebabkan kematian
(Hardinsyah & D.Briawan. 2005).

2.1.2 Status Gizi


Status gizi yang baik dapat dilihat pada ukuran proporsi
bentuk tubuh seseorang, dan bukan dilihat dari banyaknya
asupan makan yang dikomsumsi seseorang. Banyak rumus yang
dapat digunakan untuk melihat apakah status gizi seseorang baik
atau tidak, ada beberapa cara yang mudah untuk mengetahui
status gizi Remaja dan berlaku juga untuk orang dewasa. Status
gizi dewasa penduduk berumur >18 tahun terdiri dari
(Kesehatan, 2013):
1. Perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT)
a. status gizi menurut Indeks Masa Tubuh (IMT) dan
kecenderungan komposit TB dan IMT/U;
b. status gizi menurut lingkar perut(LP);
c. risiko kurang energi kronis (KEK) wanita usia subur wanita
hamil dan tidak hamil;
d. wanita hamil risiko tinggi (TB<150 cm).

Status gizi dewasa (>18 tahun) menurut IMT dinilai dengan


rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:
IMT = Berat Badan (Kg) Tinggi Badan (cm)2

6
Batasan IMT yang digunakan untuk menilai status gizi
penduduk dewasa adalah sebagai berikut (Kesehatan, 2013):
Tabel 2.1 Pembentukan bilangan random untuk Indeks
Masa Tubuh (IMT)
N Kategori IMT Rentang Nilai
o
1 Kategori kurus IMT < 18,5
2 Kategori normal IMT 18,5 - <24,9
3 Kategori BB lebih IMT 25,0 - <27,0
4 Kategori obesitas IMT 27,0

2. Rumus Brocp
Berat Badan Idaman (BBI) dengan Rumus Broca : 90% x ( TB
cm - 100). Rumus ini dapat digunakan untuk laki-laki dan
perempuan dengan ketentuan untuk laki-laki tinggi 160 cm ke
atas dan perempuan tinggi 150 cm ke atas Status Gizi X 100%
Tabel 2.2 Pembentukan bilangan random untuk Rumus
Brocp
N Kategori Rentang Nilai
o
1 Kategori kurang 90 % BBI
2 Kategori normal 90 -- 110% BBI
3 Kategori lebih 110 -- 120 % BBI
4 Kategori obeis 120 % BBI ke atas

2.1.3 Kalori dalam makanan


Kalori didapatkan dari sumber energy yang terdiri dari pada
karbohidrat , lemak, protein. Sumber sumber energy ini akan
diolah dalam tubuh menghasilkan ATP , O2 dan H2O dan sisa sisa
metablisme. Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot
adalah kebutuhanakan oksigen yang dibawa darah ke ototuntuk
pembakaran zat dan energi. jumlah kalori yag dibutuhkan dalam
melakukan aktifitas berbanding lurus dengan beratnya aktifitas
yang dilakukan. Maka berdasarkan hal tersebut diatas maka

7
besarnya jumlah kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai
petunjuk dalam menentukan berat ringannya satu pekerjaan.

Tabel 2.3 Pembentukan bilangan random untuk Rumus


Brocp
Kilokal/jam/
No
Jenis Aktifitas Kg Berat
.
Badan
1 Tidur 0,98
2 Duduk dalam keadaan Istirahat 1,43
3 Membaca dengan intonasi keras 1,50
4 Berdiri dalam keadaan tenang 1,50
5 Menjahit dengan tangan 1,59
6 Berdiri dengan konsentrasi 1,63
terhadapsatu objek
7 Berpakaian 1,69
8 Menyanyi 1,74
9 Menjahit dengan mesin 1,93
10 Mengetik 2,00
11 Menyetrika dengan berat setrika 2,5 2,06
kg
12 Mencuci peralatan dapur 2,06
13 Menyapu lantai dengan kecepatan 38 2,41
x/mnt
14 Menjilid buku 2,43
15 Politian Ringan 2,43
16 Jalan Ringan dengan kecepatan 2,86
3,9km/jam
17 Pekerjaan kayu,logam dan pengecatan
3,43
dalam industri
18 Politian sedang 4,14
19 Jalan agak cepat dengan kecepatan 4,28
5,6 km/jam
20 Jalan turun tangga 5,20

8
21 Pekerjaan tukang batu 5,71
22 Politian berat 6,43
23 Penggergajian kayu secara manual 6,86
24 Berenang 7,14

Kebutuhan kalori per jam tersebut merupakan pemenuhan


kebutuhan energi yang dikeluarkan akibat beban kerja utama ,
sehingga masih diperlukan tambahan kalori apabila terdapat
beban kerja tambahan seperti, stasiun kerja yang tidak
ergonomis, sikap paksa waktu bekerja , suhu lingkungan yang
panas dll.
Contoh: Seorang pekerja dengan berat badan sekitar 65 kg
bekerja sebaga tukang batu dibawah terik matahari , maka
berdasarkan data tersebut diatas maka dapat diperoleh jumlah
kalori yang dibutuhkan adalah 5,71x65 kg = 371 Kilocal / jam.
Beban kerja ini termasuk dalam kategori beban kerja berat (>
350- 500 Kilokal /jam).
Angka kecukupan gizi (energi dan protein) rata-rata yang
dianjurkan untuk dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.4 Angka Kecukupan gizi rata-rata yang
dianjurkan
Kelompok Energi Protein Lemak
Umur
Pria
16-18 2600 60 650
19-29 2550 65 638
Wanita
16-18 2200 50 550
19-29 1900 50 475
Sumber : WNPG VIII ( 2004)

9
2.1.4 Logika Fuzzy
Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia
nyata selalu atau
biasanya berada diluar model matematis dan bersifat inexact.
Konsep ketidakpastian inilah yang menjadi konsep dasar
munculnya konsep logika fuzzy.
Pencetus gagasan logika fuzzy adalah Prof. L.A. Zadeh (1965)
dari California University. Pada prinsipnya himpunan fuzzy
adalah perluasan himpunan crips, yaitu himpunan yang membagi
sekelompok individu kedalam dua kategori, yaitu anggota dan
bukan anggota.

Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item


x dalam suatu
himpunan A, yang sering ditulis dengan A [x], memiliki 2
kemungkinan, yaitu
(Kusumadewi, 2003):
Satu (1) yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam
suatu himpunan.
Nol (0) yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota
dalam suatu himpunan.
Pada himpunan crisp, nilai keanggotaan hanya 2
kemungkinan, yaitu 0 atau 1.
Sedangkan pada himpunan fuzzy nilai keanggotaan terletak pada
rentang 0 sampai 1. Semesta pembicaraan adalah keseluruhan
nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu
variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan himpunan
bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton
dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa
bilangan positif maupun negatif (Kusumadewi, 2003) .Domain
himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam
semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu
himpunan fuzzy (Kusumadewi,2001). Fungsi keanggotaan
(membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan
pemetaan titik-titik input data kedalam nilai keanggotaan yang
memiliki interval antara 0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan
melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa
digunakan diantaranya :
1. representasi linear
2. representasi segitiga
3. representasi trapesium
4. representasi kurva bentuk bahu
5. representasi kurva S
6. representasi bentuk lonceng

10
2.2 Kajian Pustaka
2.2.1 Penelitian Alat Detak Jantung
Skripsi Venti Nuryati, Universitas Indonesia Depok, 2010,
dengan judul Rancang Bangun Alat Pendeteksi dan Penghitung
detak jantung dengan Asas Doppler. Dalam skripsi ini Fetal
doppler digunakan untuk mendeteksi bunyi yang dihasilkan
jantung,band pass filter untuk memisahkan frekuensi noise
dengan frekuensi yang dihasilkan jantung. Pengolahan data
menggunakan Mikrokontroler AVR Atmega 8535 dan LCD untuk
menampilkan hasil pengukuran.
Skripsi Iwan Adi Mulyono, Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang, 2002, dengan judul Perencanaan
Dan Pembuatan Alat pendeteksi Detak jantung dan suhu tubuh
berbasis komputer . Dalam skripsi ini Tranduser digunakan
untuk memperoleh detak jantung dengan cara menempatkan
pada tubuh. Sinyal analog dari transduser disesuaikan dengan
karateristiknya agar dapat diolah oleh ADC menjadi sinyal digital.
Hasil konversi melalui saluran port LPT1 kemudian diolah
komputer dengan software dan ditampilkan dimonitor hasilnya.
Tugas Akhir Pringadi Dkk. Jurusan Teknik Elektro-FTI, ITS,
Surabaya 2003, dengan judul Perancangan Sistem
Telemonitoring Tiga Parameter (Detak Jantung, Suhu Tubuh dan
Pemakaian Cairan Infus) Untuk Pasien Rawat Inap di Poliklinik
Pedesaan Melalui Jaringan GSM . Dalam skripsi ini Pemantauan
kesehatan meliputi tiga parameter meliputi detak jantung, suhu
tubuh dan level pemakaian cairan infus. Proses monitoring
dilakukan dengan menempatkan alat (rangkaian slave) di ruang
pasien untuk mengukur detak jantung, suhu tubuh dan
levelpemakaian cairan infus. Data dari ruang pasien dikirim ke
rangkaian master di ruang perawat secara periodik melalui jalur
kabel menggunakan komunikasi serial RS485 dan ditampilkan ke
monitor komputer. Apabila dari ketiga parameter tersebut terjadi
situasi pasien memerlukan penanganan maka rangkaian master
di ruang perawat akan mengirimkan pesan peringatan berupa
Short Message Service(SMS) dan data rekam pasien dengan

11
voice dial up menggunakan modulasi Frequency Shift
Keying(FSK) ke handphone (HP) dokter.Yang membedakan
dengan skripsi ini adalah, alat ini menggunakan stetoskop untuk
mengukur detak jantung, mikrokontroler Atmega16 sebagai
pengolah data hasilmasukan detak jantung dan stetoskop.
Kemudian LCD yang bertugas menampilkan hasil data yang
sudah dimasukan.

2.2.2 Penelitian Alat Suhu Tubuh


Perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh
proses tubuh dan jumlah panas yang hilang kelingkungan luar.
Suhu tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas
terhadap kehilangan panas yang terjadi.Bila laju pembentukan
panas dalam tubuh lebih besar dari pada laju hilangnya
panas,timbul panas dalam tubuh dan suhu tubuh meningkat.
Sebaliknya, bila kehilangan panas lebih besar, panas tubuh dan
suhu tubuh menurun. Suhu tubuh manusia secara umum dibagi
menjadi 2 yaitu : suhu inti dan suhu kulit. (Ariani, 2007, h:39).
1. Suhu inti adalah suhu pada jaringan / organ vital. Suhu ini
relatif sama. Dengan kata lain, distribusi panas pada bagian-
bagian tubuh ini cepat, sehingga suhu pada beberapa tempat
yang berbeda hamper sama. Bagian tersebut secara fisik terletak
di kepala dan dada.
2. Bagian tubuh dimana suhunya tidak homogen dan bervariasi
sepanjang waktu merupakan bagian dari suhu inti. Suhu kulit
berbeda dengan suhu inti, naik dan turun sesuai dengan suhu
lingkungan. Bagian tubuh ini terdiri dari kaki dan tangan. Suhu
kulitini biasanya 2-4C dibawah suhu inti. Setiap saat suhu tubuh
manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu :
1. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme,
mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang
menghasilkan energi, sehingga dapat meningkatkan suhu tubuh.
Semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15x,
sedangkan pada atlet dapat meningkat menjadi 20x dari suhu
normal. (Ariani, 2007, h:44).

12
2. Lingkungan
Mekanisme kontrol suhu tubuh akandipengaruhi oleh suhu
disekitar. Walaupun terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh
mempunyai mekanisme homeostasis yang dapat dipertahankan
dalam rentang normal. Suhu tubuh yang normal adalah
mendekati suhu tubuh inti yaitu sekitar 37 0 C. suhu tubuh
manusia mengalami perubahan sebesar 0,5 0,7 0 C suhu
terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari.
Panas yang diproduksikan harus sesuai dengan panas yang
hilang. (Ariani, 2007, h:45).
3. Peradangan
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan
peningkatan metabolism sebesar 120% untuk tiap peningkatan
suhu10C. (Ariani, 2007, h:45).
Dalam hal ini nantinya dalam penelitian akan dilakukan klasifikasi
dengan menggunakan fuzzy logic untuk menentukan aktivitas
tubuh dan kebutuhan kalori dengan berdasarkan detak jantung
dan suhu tubuh. (Artha, 2014).

13
BAB 3 METODOLOGI

Penerapan dari Sistem notifikasi pola makan manusia


berdasarkan detak jantung, suhu tubuh dan kebutuhan kalori
dengan metode logika fuzzy didapatkan data berupa detak
jantung dan suhu tubuh serta informasi makanan yang
dikonsumsi untuk menentukan jumlah kalori yang terdapat dalam
tubuh manusia. Berikut adalah metode penelitian yang akan
dilakukan.

3.1 Langkah langkah penelitian


Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa tujuan dari
penerapan sistem notifikasi pola makan adalah memperbaiki
serta menjaga pola makan yang baik dan benar. Tipe penelitian
yang akan dibuat adalah implementatif , Oleh karena itu berikut
adalah gambar diagram alir langkah-langkah :

Mulai

Penetapan masalah ,
tujuan dan judul

Studi Pustaka

Perencanaan kebutuhan
data

Perancangan sistem
dan alat

Pengambilan data

14
Data primer : Data sekunder :
1. Rerata detak 1. Identitas
pengguna
jantung 2. Informasi kalori
2. Suhu tubuh pengguna
3. Informasi fisik

Akuisisi data Tida


berhasil ? k

Ya

Perhitungan dan
klasifikasi metode logika
fuzzy

Kesimpulan dan hasil

Notifikasi ke perangkat
bergerak

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Metode penelitian

3.1.1 Tahapan Penelitian


1 Penetapan masalah, tujuan dan judul

15
Langkah awal yang dilakukan adalah menentukan
permasalahan yang dapat dijadikan judul penelitian.
Permasalahan yang terjadi adalah pola makan manusia yang
tidak teratur dan dapat menyebabkan gangguan pencernaan
dan penyakit degeneratif. Sehingga solusi dari permasalahan
tersebut adalah sistem yang dapat mengingatkan pengguna
perangkat bergerak untuk mengatasi pola makan yang tidak
teratur. Oleh karena itu dalam penelitian ini mengangkat judul
Sistem notifikasi pola makan manusia berdasarkan detak
jantung, suhu tubuh dan kebutuhan kalori dengan metode
logika fuzzy .

2 Studi Pustaka

Sebagai penambah wawasan penelitian tersebut maka perlu


adanya Landasan kepustakaan berisi uraian dan pembahasan
tentang teori, konsep, model, metode, atau sistem dari
literatur ilmiah, yang berkaitan dengan tema, masalah, atau
pertanyaan penelitian. Dalam landasan kepustakaan terdapat
landasan teori dari berbagai sumber pustaka yang terkait
dengan teori dan metode yang digunakan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka dari jurnal
maupun teori-teori yang telah ada sebelumnya. Dari jurnal
dan teori yang telah didapat dapat membantu penelitian
sehingga data-data yang diperoleh benar-benar valid dan
berdasarkan fakta dan penelitian yang telah teruji
sebelumnya. Misalkan pada penelitian ini mengambil data
perhitungan berat badan pada hasil riset kesehatan dasar oleh
kementrian kesehatan pada tahun 2013.

3 Perancangan kebutuhan data

Kemudian yang ketiga yakni kebutuhan data, data menjadi


kunci utama dalam penelitian ini. Data yang diambil ada 2 tipe
yakni data primer dan data sekunder. Data primer yakni rerata
detak jantung dan suhu tubuh manusia sedangkan data
sekunder yakni informasi fisik serta identitas pengguna.

4 Perancangan sistem dan alat

Sistem akan dibangun dengan 2 jenis yakni perangkat keras


dan perangkat lunak (aplikasi). Pertama-tama yang akan
dibangun adalah perangkat keras terlebih dahulu seperti pada
gambar dibawah :

16
Sensor jantung
Sensor suhu

Gambar 3.2 Blok diagram perangkat keras

Kemudian setelah membangun perangkat keras maka


membuat aplikasi pada perangkat bergerak sebagai media
menyampaikan notifikasi atau informasi dari perangkat keras
ke pengguna.

5 Pengumpulan data

Data akan didapat dari sensing oleh sensor detak jantung dan
sensor suhu, kemudian data yang telah didapat oleh sensor
akan diproses pada mikrokontroller kemudian dikirim ke
perangkat lunak (aplikasi) sehingga dapat disampaikan pad
pengguna. Jadi metode pengumpulan data yang dilakukan
dalam bentuk implementatif oleh sistem sedangkan untuk
data berupa teoritis didapat melalui tinjauan perpustakaan
baik berupa jurnal maupun teori oleh para ahli dan akademisi.

6 Perhitungan dan klasifikasi metode logika fuzzy


Setelah data terkumpul maka akan diklasifikasikan informasi
kebutuhan
Kalori pada tubuh dengaan metode logika fuzzy yakni denga
membandingkan kedua data primer. Sehingga hasil yang
dihrapkan adalah benar-benar objektif sesuai dengan
kebutuhan tubuh manusia. Untuk lebih jelasnya akan dibahas
pada pembahasan metode dan teknik di bagian selanjutnya.

7 Kesimpulan dan hasil

17
Setelah data diolah kemudian akan menghasilkan informasi
data untuk pengguna yang kemudiaan akan ke proses
selanjutnya yakni,

8 Notifikasi ke perangkat bergerak


Pada bagian ini pengguna akan mendapat informasi mengenai
kebutuhan kalori bagi tubuh pada aplikasi perangkat bergerak.

3.2 Metode dan Teknik Penelitian


3.2.1 Blok diagram

18
Gambar di atas menunjukkan blok diagram sistem, yang terdiri
dari sensor detak jantung, sensor suhu , mikrokontroler (Arduino)
, Catu Daya , Battery , Bluetooth module dan perangkat
bergerak. Pertama-tama sensor akan mendeteksi kondisi tubuh
pengguna kemudian data akan dikirim ke mikrokontroller lalu di
proses menggunakan mikrokontroller Arduino yang dihubungkan
dengan modul Bluetooth agar terkoneksi dengan perangkat
bergerak. Sehingga pengguna dapat secara langsung mendapat
informasi mengenai jumlah kalori tubuh dan pola makan menjadi
baik dan teratur.

3.2.2 Perhitungan Logika Fuzzy mamdani


Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama
metode min max. Metode
ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975.
Untuk mendapatkan
output diperlukan 4 tahapan, diantaranya :
1. Pembentukan himpunan fuzzy

19
Pada metode mamdani baik variabel input maupun variabel
output dibagi menjadi
satu atau lebih himpunan fuzzy.
2. Aplikasi fungsi implikasi
Pada Metode Mamdani, fungsi implikasi yang digunakan adalah
min.
3. Komposisi aturan
Metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem fuzzy,
yaitu Metode
Max (Maximum). Secara umum dapat dituliskan :
sf[Xi] = max (sf [Xi], kf [Xi])
Dengan :
sf[Xi]
= nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke i
kf [Xi])
= nilai keanggotaan konsekuan fuzzy aturan ke i

4. Penegasan (defuzzy)
Defuzzyfikasi pada komposisi aturan mamdani dengan
menggunakan metode
centroid. Dimana pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan
cara mengambil
titik pusat daerah fuzzy. Secara umum dirumuskan (Bo Yuan,
1999):

20
Ada dua keuntungan menggunakan metode centroid, yaitu
(Kusumadewi, 2002):
1. Nilai defuzzyfikasi akan bergerak secara halus sehingga
perubahan dari suatu
himpunan fuzzy juga akan berjalan dengan halus.
2. Lebih mudah dalam perhitungan.

3.3 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian akan dilakukan di universitas brawijaya, berikut
gambaran wilayah universitas brawijaya Malang.

21
DAFTAR PUSTAKA

Adobe Systems Incorporated, 2013. Adobe Air (3.5 beta).


[program komputer] Adobe Labs. Tersedia di:
<http://labs.adobe.com/technologies/
flashruntimes/air/> [Diakses 1 Mei 2013]
Alif, A., 2013. Komputasi cerdas untuk pemula. Malang: ABC
Press.
Angriawan, B., 2014. Sistem pakar untuk penentuan kondisi
tubuh ideal atlet sepakbola usia remaja. S1. Universitas
Malang Raya.
Berndtsson, M., Hansson, J., Olsson, B. & Lundell, B., 2008. Thesis
projects: a guide for students in Computer Science and
Information Systems. 2nd ed. London: Springer-Verlag
London Limited.
Boots Group Plc., 2003. Corporate social responsibility. [online]
Boots Group Plc. Tersedia di: <http://www.boots-
plc.com/information/info.asp?id1=1a> [Diakses 1 April 2004]
Brata, K.C., 2012. Rancang bangun aplikasi jejaring sosial
kampus berbasis GPS pada ponsel cerdas Android. S1.
Universitas Brawijaya. Tersedia di
<http://ptiik.ub.ac.id/skripsi> [Diakses 1 Agustus 2014]
British Standards Institution, 2011. BS EN 594:2011 Timber
structures. Test methods. Racking strength and stiffness of
timbre frame wall panels. British Standards Online [online]
Tersedia melalui: Anglia Ruskin University Library
<http://libweb.anglia.ac.uk> [Diakses 31 Augustus 2011]
Brodjonegoro, A., 2009a. Dunia teknologi informasi bagi
komunitas open source. Bandung: Bandung Indah Press.
Brodjonegoro, A., 2009b. Peran media sosial dalam pemasaran
produk perangkat lunak. Bandung: Bandung Indah Press.
Broughton, J.M., 2002a. The Brettow Woods proposal: a brief look.
Political Science Quarterly, 42(6), p.564.
Broughton, J.M., 2002b. The Brettow Woods proposal: a brief look.
Political Science Quarterly, [e-journal] 42(6). Tersedia
melalui: Perpustakaan Universitas BX
<http://perpustakaan.ubx.ac.id> [Diakses 1 Juli 2013]
Brown, J. 2005. Evaluating surveys of transparent governance. In:
UNDESA (United Nations Department of Economic and Social
Affairs), 2005. 6th Global forum for reinventing government:
towards participatory dan transparent governance. Seoul,

22
Republic of Korea, 24-27 May 2005. New York: United
Nations.
Cakraningrat, R., 2011. Sistem pendukung keputusan untuk
UMKM. [e-book]. UBX Press. Tersedia melalui: Perpustakaan
Universitas BX <http://perpustakaan.ubx.ac.id> [Diakses 1
Juli 2013]
Cookson, J. dan Church, S. eds., 2007. Leisure and the tourist. [e-
book] Wallingford: ABS Publishers. Tersedia di: Google Books
<http://booksgoogle.com> [Diakses 1 Juli 2009]
Cox, C., Brown, J.T. dan Tumpington, W.T., 2002. What health care
assistants know about clean hands. Nursing Today, Spring
Issue, pp.64-68.
Diponegoro, A., 2008. The beauty of Indonesian oceans.
[electronic print] Tersedia di:
<http://adiponegoro.com/store/product_info.php?cPath=3&
productss_id=99> [Diakses 1 Januari 2011]
Esemka, 2012. Esemka bisa. [image online] Tersedia di:
<http://www.esemka.co.id/esemkabisa.aspx> [Diakses 31
Januari 2011]
Goalie, D. 2008. Remote sensing technology for modern soccer.
Popular science and Technology, [online] Tersedia di:
<http://www.popsci.com/b012378/
soccer.html> [Diakses 1 Juli 2009]
Haryanto, A. 2002. Dua dunia. [foto] (Koleksi pribadi Alan
Haryanto)
Higher Education Act 2004. (c.8). London: HMSO
International Standards Office, 1998. ISO 690 2 Information and
documentation: Bibliographical references: Electronic
documents. Geneva: ISO.
Kartolo, R., 2010. Wawancara pada Kabar Pagi. Diwawancara oleh
Sam Basman [televisi] TVRI Saluran 1, 17 Agustus 2010,
08:30.
Keene, E., ed., 1988. Natural language. Cambridge: University of
Cambridge Press.
Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2013. Laporan
Tahunan Layanan Informasi Publik Tahun 2012. [pdf]
Kementerian Komunikasi dan Informatika. Tersedia di:
<http://publikasi.kominfo.go.id/bitstream/handle/
54323613/976/laporan-dan-evaluasi-ppid-tahun-2012-
ditambahkan-cover-untuk-online-ppid.pdf> [Diakses 1
Agustus 2014]

23
NHS Evidence, 2003. National Library of Guidelines. [online]
Tersedia di: <http://www.library.nhs.uk/guidelinesfinder>
[Diakses 1 Juli 2007]
Rahardjo, S. 2001. Presiden Habibie. [foto] (Jakarta, Koleksi
Museum Presiden)
Richmod, J., 2005. Customer expectations in the world of
elctronic banking: a case study of the Bank of Britain. PhD.
Anglia Ruskin University.
Rumbaugh, J., Jacobson, I. & Booch, G., 2005. The Unified
Modeling Language reference manual. 2nd ed. Boston:
Addison-Wesley.
Samson, C., 1970. Problems of information studies in history.
Dalam: S. Stone, ed. 1980. Humanities information research.
Sheffield: CRUS. pp. 44-68.
Scottish Intercollegiate Guidelines, 2001. Hypertension in the
elderly. (SIGN publication 20) [online] Edinburgh: SIGN
(Diterbitkan 2001) Tersedia
di:<http://www.sign.ac.uk/sign49.pdf> [Diakses 22
November 2004]
Silverman, D.F. dan Propp, K.K. eds., 1990. The active interview.
BeverlyHills, CA: Sage.
Smith, J., 1975. A source of information. Dalam: W. Jones, ed.
2000. One hundred and one ways to find information about
health. Oxford: Oxford University Press. Ch.2.
Sommerville, I., 2011. Software engineering. 9th ed. London:
Addison-Wesley.
Sudirman, Z., 2011. Pembahasan tentang sitasi dan perujukan.
[surat] (Komunikasi personal, 11 Juni 2011).
Tanenbaum, A.S., 1998. Organisasi komputer terstruktur, jilid 1.
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris oleh T.A.H Al-Hamdany.
2001. Jakarta: Salemba Teknika.
Thompson, A. dan Thomson, B., (in press) Innocent or guilty: a
studi to ascertain the status of convicts in highly uncertain
situations. Journal of Crime Scene Investigation. (Diterima
untuk publikasi Januari 2002).
Undang-undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta: Kementerian Sekretariat
Negara Republik Indonesia.
UNDESA (United Nations Department of Economic and Social
Affairs), 2005. 6th Global forum for reinventing government:
towards participatory dan transparent governance. Seoul,

24
Republic of Korea, 24-27 May 2005. New York: United
Nations.

25
LAMPIRAN A PERSYARATAN FISIK DAN TATA
LETAK

LAMPIRAN B Kertas
Kertas yang digunakan adalah HVS 70 mg berukuran A4.
Apabila terdapat gambar-gambar yang menggunakan kertas
berukuran lebih besar dari A4, hendaknya dilipat sesuai dengan
aturan yang berlaku. Pengetikan hanya dilakukan pada satu
muka kertas, tidak bolak balik.

LAMPIRAN C Margin
Batas pengetikan naskah adalah sebagai berikut :
Margin kiri: 4 cm
Margin atas: 3 cm
Margin kanan: 3 cm
Margin bawah: 3 cm

LAMPIRAN D Jenis dan ukuran huruf


Jenis huruf yang dipakai dalam skripsi adalah Calibri dengan
ketentuan sebagai berikut:
Judul bab pada level 1 berukuran 16 pt
Judul sub bab/seksi pada level 2 berukuran 14 pt
Judul sub bab/seksi pada level 3 berukuran 14 pt
Judul sub bab/seksi pada level 4 berukuran 12 pt
Badan teks berukuran 12 pt
Penggunaan jenis dan ukuran ini harus konsisten. Untuk
memudahkan memelihara konsistensi sekaligus penyusunan
struktur skripsi, fasilitas seperti styles dan multilevel list dalam
program pengolah kata dapat digunakan. Sebuah template untuk
skripsi ini telah disediakan untuk membantu mahasiswa. Styles
dan multilevel list dalam template tersebut sudah dirancang
untuk jenis dan ukuran huruf yang disyaratkan.

LAMPIRAN E Spasi
Jarak standar antar baris dalam badan teks adalah satu
spasi. Jarak antar paragraf, antara judul bab dan judul sub bab,
antara judul sub bab dan badan teks, dan seterusnya, dapat

26
dilihat pada masing-masing style yang digunakan dan tersedia
dalam template untuk skripsi ini.

LAMPIRAN F Kepala bab, sub bab, dan seksi


Kepala bab terdiri dari kata BAB yang diikuti dengan nomor
bab dan judul dari bab tersebut, misalnya BAB 1
PENDAHULUAN . Kepala sub bab diawali dengan nomor sesuai
tingkat hirarkinya dan diikuti dengan judul sub bab, misalnya
1.2 Rumusan masalah. Penomoran sub bab disarankan tidak
lebih dari 4 level (maksimal sub bab X.X.X.X). Kepala bab, sub
bab, dan seksi tidak boleh mengandung widow atau orphan
sehingga nampak menggantung atau terputus di bagian awal
atau akhir sebuah halaman. Widow adalah sebuah paragraf
dengan hanya satu baris pertama pada akhir halaman
sedangkan sisanya berada pada halaman berikutnya. Orphan
adalah baris terakhir dari satu paragraf yang tertulis pada awal
suatu halaman sedangkan baris lainnya dari paragraf tersebut
berada pada halaman sebelumnya.

LAMPIRAN G Nomor halaman


Bagian awal skripsi menggunakan nomor halaman
berupa angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, dan seterusnya) yang
dimulai dari sampul dalam. Sedangkan bagian utama dan bagian
akhir skripsi menggunakan nomor halaman berupa angka Arab
(1, 2, 3, dan seterusnya) yang dimulai dari bab 1. Semua nomor
halaman diletakkan di tengah bawah.

27
LAMPIRAN H PENGGUNAAN BAHASA

Bahasa yang dipakai dalam skripsi adalah bahasa Bahasa


Indonesia yang baku. Setiap kalimat harus memiliki subjek dan
predikat, dan umumnya dilengkapi dengan objek, pelengkap,
atau keterangan. Setiap paragraf biasanya terdiri dari beberapa
kalimat. Penuturan isi dalam kalimat, paragraf, maupun antar
paragraf harus menggunakan bahasa yang tepat dan
menggambarkan alur logika yang runtut.
Penulisan bahasa asing yang sudah diserap dalam Bahasa
Indonesia disesuaikan dengan kaidah Bahasa Indonesia. Sedapat
mungkin dihindari penggunaan bahasa asing jika istilah dalam
bahasa Indonesia sudah ada. Jika terpaksa menggunakan istilah
dalam bahasa asing, maka penulisannya harus sesuai ejaan
aslinya dan dicetak miring (italic), kecuali jika istilah tersebut
adalah nama.
Sebagai referensi untuk penulisan Bahasa Indonesia yang
baku, dokumen berikut dapat digunakan:
Kamus Bahasa Indonesia, Tim Penyusun, Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2008
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
nomor 46 tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan (KBBI daring):
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php

28

Anda mungkin juga menyukai