LANDASAN TEORI
Pada dasarnya Withstanding Voltage Tester TOS 5051 KIKUSUI itu memiliki
kemampuan untuk mendeteksi dan melihat ketahanan part atau produk TV dengan
tegangan tinggi pada tuner.
Model TOS5051 adalah tester tegangan memiliki trafo dengan kapasitas 500 VA
dan menguji tegangan 0 hingga 5 kV yang memungkinkan kedua aplikasi dari AC dan
DC.
Kemampuan untuk memutuskan PASS / FAIL memakai jenis pembanding yang
mampu melakukan pengujian yang dapat diandalkan meliputi pengujian sesuatu yang
mudah putus dan koneksi yang kurang baik. Selain itu, hasil dari remote control
menggunakan fungsi untuk mulai dan berhenti operasi dan yang dilengkapi dengan
output sinyal untuk berbagai hasil penilaian, TOS5051 dapat memberikan kontribusi
otomatisasi yang lebih besar dan efisiensi pengujian.
Berbagai perangkat keamanan, termasuk fungsi pembuangan otomatis (selama
operasi DC), diberikan secara penuh pertimbangan pada keselamatan operator. Selain itu,
penggunaan yang besar, layar warna membuat TOS5051 sangat terbaca, dan juga
menyediakan dukungan kuat untuk lebih akurat dan pengoperasian yang aman.
Fitur-fitur :
Sesuai dengan berbagai standar keselamatan
AC / DC output (0-5 kV)
Layar warna lebar (large color display)
digital voltmeter dan ammeter
Digital timer
Window komparator digunakan untuk jenis Pass / gagal keputusan
Dilengkapi dengan remote control fungsi
Berbagai sinyal output
Otomatis fungsi discharge (selama operasi DC)
terdapat nol turn-on switch
ukurannya : Compact
Sebuah pencahayaan yang tinggi, layer tabung fluorescent digunakan untuk tampilan
pengaturan, status dan hasil penilaian.
2.1.2. Spesifikasi
Output waktu yang terus-menerus mungkin terbatas, tergantung pada tinggi saat
referensi batas nilai dan temperatur lingkungan.
Adapun spesifikasi secara umum Withstanding Voltage tester atau Hi-Pot tester
dapat dijelaskan dalam bentuk tabel di bawah ini, antara lain:
2.2. Sensor
Sensor adalah alat untuk mendeteksi / mengukur sesuatu yang digunakan untuk
mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi teganga dan arus
listrik. Sensor itu sendiri terdiri dari transduser dengan atau tanpa penguat/pengolah
sinyal yang terbentuk dalam satu sistem pengindera. Dalam lingkungn sistem pengendali
dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung,
lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroller sebagai otaknya.
Sensor ini merupakan saah satu jenis transducer pasif, dimana sensor / transducer
ini tidak dapat menghasilkan tegangan sendiri tetapi dapat menghasilkan perubahan nilai
resistansi, kapasitansi, atau induktansi apabila mengalami perubahan kondisi sekeliling.
Jika sensor ini mengalami perubahan kondisi pada lingkungan sekelilingnya maka
nilai resistansinya akan berubah. Perubahan ini selanjutnya menyebabkan perubahan
besar tegangan atau kuat arus yang dihasilkan sensor atau transducer.
Perubahan resistansi ini dapat bernilai positif (nilai resistansi bertambah) berarti
tegangannya juga meningkat atau negatif (nilai resistansinya berkurang) berarti
tegangannya berkurang. Perubahan tegangan inilah yang dimanfaatkan untuk mengetahui
keadaan yang ingin diukur.
Salah satu sensor yang digunakan dalam perancangan automatisasi High-Potensial
Tester (Hi-Pot) ini adalah dengan menggunakan photoelectric sensor tipe E3JK dari
OMRON. Pada dasarnya prinsip kerja sensor ini sama dengan sensor-sensor yang lain
pada umumnya, hanya saja untuk tipe ini bisa menggunakan power supply AC/DC.
Sensor ini digunakan sebagai inputan untuk proses eksekusi Hi-Pot test secara otomatis.
Sensor ini dapat mengubah besar arus listrik jika dikenai cahaya/ sinar. Arus listrik inilah
yang dimanfaatkan untuk mengetahui keadaan yang ingin diukur misalnya gelap
terangnya suatu ruangan. Kondisi lain yang dapat diukur adalah kondisi yang
memanfaatkan sinar sebagai bagian utamanya.
2.3. Timer
Pada dasarnya, prinsip kerja dari timer jenis ini cukup sederhana. Pada saat
rangkaian pada timer ini bekerja pada arus maksimum, yaitu sebesar 0.15 Ampere, maka
kondisinya dapat diubah ke tegangan 125 VDC (cos = 1) dan pada saat arus maksimum
berada pada 0.1 Ampere, maka dapat diubah jika L/R tersebut 7ms. Pada salah satu
keterangan di atas, diharapkan dapat bekerja sampai dijalankan 100.000 kali. Beban
minimum yang dapat dipakai adalah sebesar 10mA pada tegangan 5 VDC (kerusakan
pada level : P).
Gambar 2.4. Grafik pada Rangkaian Timer saat bekerja
Menurut karakteristiknya, timer ini mempunyai range dan pilihan mode operasi
yang berbeda dengan tipe-tipe yang lainnya. Pada timer tipe H3CR-A ini, dijelaskan
seperti gambar di bawah ini :
Ketika knob pengaturan waktu diputar ke bawah 0 sampai dengan angka yang
dituju dan pengaturan pada knob nya berhenti, maka output akan bekerja dengan cepat ke
semua pengaturan range waktu.
Beberapa cara sederhana untuk pengaturan waktu pada timer tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Pengaturan dasar
Selektornya bisa diputar searah jarum jam dan berlawanan arah dengan jarum
jam untuk mengatur waktu yang diperlukan, jarak antar waktu, dan mode
operasinya.
2. Memilih mode operasi
Putar selektor mode operasi dengan screwdriver sampai mode operasi yang
diinginkan muncul di layar yang terletak di atas selektor.
3. Memilih unit waktu dan range waktu
4. Mengatur waktu
Menggunakan knob pengaturan waktu untuk mengatur waktu yang diinginkan.
5. Lingkaran / cincin pengaturan waktu
Lingkaran atau cincin berfungsi untuk mengunci pengaturan waktu yang
sudah ditetapkan dahulu.
2.4. Air Cylinder
Air cylinder merupakan sebuah alat penggerak berisi udara yang bergerak secara
linier yang mana gerakannya berupa tekanan differensial di dalam ruangan silinder
tersebut. Gerakan gerakannya tersebut bisa juga aksi tunggal yaitu gerakan satu arah
(dengan dibantu sebuah pegas untuk kembali ke tempat semula) atau aksi rangkap yaitu
gerakan dua arah.
Secara umum, karakteristik dari air cylinder ini antara lain, gerakan/pukulan
maksimal, yaitu pada jarak maksimum, gerakan pada lubang silinder tersebut saat
gerakan/pukulan maksimum awalnya ditarik kembali sampai maksimal. Pada saat silinder
beroperasi, harus ada jarak pada saat tekanan pengoperasian. Ukuran bor harus sesuai
dengan tipe silinder yang dipakai. Diameter lubang, sebaiknya dignakan diameter yang
paling besar, jika ada diameter yang berbeda. Temperatus yang naik, berarti silinder
tersebut harus berjalan, dsb.
Istilah sistem kendali dalam teknik listrik mempunyai arti suatu peralatan atau
kelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur fungsi kerja suatu mesin dan
memetakan tingkah laku mesin tersebut sesuai dengan yang dikehendaki. Fungsi kerja
mesin tersebut mencakup antara lain menjalankan (start), mengatur (regulasi), dan
menghentikan suatu proses kerja. Pada umumnya, sistem kendali merupakan suatu
kumpulan peralatan listrik atau elektronik, peralatan mekanik, dan
peralatan lain yang menjamin stabilitas dan transisi halus serta ketepatan suatu proses
kerja.
Sistem kendali mempunyai tiga unsur yaitu input, proses, dan output.
Input pada umumnya berupa sinyal dari sebuah transduser, yaitu alat yang dapat
merubah besaran fisik menjadi besaran listrik, misalnya tombol tekan, saklar batas,
termostat, dan lain-lain. Transduser memberikan informasi mengenai besaran yang
diukur, kemudian informasi ini diproses oleh bagian proses. Bagian proses dapat berupa
rangkaian kendali yang menggunakan peralatan yang dirangkai secara listrik, atau juga
berupa suatu sistem kendali yang dapat deprogram misalnya PLC.
Pemrosesan informasi (sinyal input) menghasilkan sinyal output yang selanjutnya
digunakan untuk mengaktifkan aktuator (peralatan output) yang dapat berupa motor
listrik, kontaktor, katup selenoid, lampu, dan sebagainya. Dengan peralatan output,
besaran listrik diubah kembali menjadi besaran fisik.
Sistem kendali dibedakan menjadi dua, yaitu sistem kendali loop terbuka dan
sistem kendali loop tertutup.
a) Sistem kendali loop terbuka
Sistem kendali loop terbuka adalah proses pengendalian dimana variabel input
mempengaruhi output yang dihasilkan. Gambar 2 menunjukkan diagram blok sistem
kendali loop terbuka.
Gambar 2.8. Diagram blok sistem kendali loop terbuka
Dari gambar 2.8 di atas, dapat dipahami bahwa tidak ada informasi yang
diberikan oleh peralatan output kepada bagian proses sehingga tidak diketahui apakah
hasil output sesuai dengan yang dikehendaki.
Dari gambar terlihat bahwa komponen sistem kendali PLC terdiri atas PLC,
peralatan input, peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya. Penjelasan masing-
masing komponen sebagai berikut:
1. PLC
Pada dasarnya PLC atau Programmable Logic Controllers bisa dijabarkan sesuai
dengan namanya sebagai berikut:
Programmable : menunjukkan kemampuannya yang dapat dengan mudah diubah-
ubah sesuai program yang dibuat dan kemampuannya dalam hal memori program yang
telah dibuat.
Logic : menunjukkan kemampuannya dalam memproses input secara
aritmetik (ALU), yaitu melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi dan negasi.
Controller : menunjukkan kemampuannya dalam mengontrol dan mengatur
proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
Memori adalah daerah yang menyimpan sistem operasi dan data pemakai. Sistem
operasi sesungguhnya software system yang mengkordinasikan PLC. Program kendali
disimpan dalam memori pemakai.
Ada dua jenis memori yaitu: ROM (Read Only Memory) dan RAM (Random
Access Memory). ROM adalah memori yang hanya dapat diprogram sekali.
Interface adalah modul rangkaian yang digunakan untuk menyesuaikan sinyal pada
peralatan luar. Interface input menyesuaikan sinyal dari peralatan input dengan sinyal
yang dibutuhkan untuk operasi sistem. Interface output menyesuaikan sinyal dari PLC
dengan sinyal untuk mengendalikan peralatan output.
2. Peralatan Input
Peralatan input adalah yang memberikan sinyal kepada PLC dan selanjutnya PLC
memproses sinyal tersebut untuk mengendalikan peralatan output. Peralatan input itu
antara lain:
Berbagai jenis saklar, misalnya tombol, saklar togel, saklar batas, saklar level,
saklar tekan, saklar proximity.
Berbagai jenis sensor, misalnya sensor cahaya, sensor suhu, sensor level.
Rotary encoder
3. Peralatan Output
Sistem otomasi tidak lengkap tanpa ada peralatan output yang dikendalikan. Peralatan
output itu misalnya:
Kontaktor
Motor listrik
Lampu
Buzzer
4. Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam sistem kendali PLC,
tetapi bukan merupakan bagian dari sistem secara nyata. Maksudnya, peralatan ini
digunakan untuk keperluan tertentu yang tidak berkait dengan aktifitas pegendalian.
Peralatan penunjang itu, antara lain :
Berbagai jenis alat pemrogram, yaitu komputer, software ladder, konsol
pemrogram, programmable terminal, dan sebagainya.
Berbagai software ladder, yaitu: SSS, LSS, Syswin, dan CX Programmer.
Berbagai jenis memori luar, yaitu: disket, CD , flash disk.
Berbagai alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer, plotter.
5. Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan digital dan setiap peralatan digital membutuhkan catu
daya DC. Catu daya ini dapat dicatu dari luar, atau dari dalam PLC itu sendiri. PLC
tipe modular membutuhkan catu daya dari luar, sedangkan pada PLC tipe compact
catu daya tersedia pada unit.
2. Jumlah I/O
Pertimbangan lain untuk memilih unit PLC adalah jumlah terminal I/O nya. Jumlah
terminal I/O yang tersedia bergantung kepada merk PLC. Misalnya PLC merk
OMRON pada satu unit tersedia terminal I/O sebanyak 10, 20, 30, 40 atau 60. Jumlah
terminal I/O ini dapat dikembangkan dengan memasang Unit I/O Ekspansi sehingga
dimungkinkan memiliki 100 I/O. Pada umumnya, jumlah terminal input dan output
megikuti perbandingan tertentu, yaitu 3 : 2. Jadi, PLC dengan terminal I/O sebanyak
10 memiliki terminal input 6 dan terminal output 4.
Penjelasan Komponen:
1. Terminal input catu daya
Hubungkan catu daya (100 s.d 240 VAC atau 24 VDC) ke terminal ini
8. Indikator input
Indikator input menyala saat terminal input yang sesuai ON. Indikator input
menyala selama refreshing input/output Jika terjadi kesalahan fatal, indikator
input berubah sebagai berikut:
Tabel 2.3. Indikator kesalahan
9. Indikator output
Indikator output menyala saat terminal output yang sesuai ON
10. Analog Control
Putarlah control ini untuk setting analog (0 s.d 200) pada IR 250 dan IR 251
11. Port peripheral
12. Sambungan PLC ke peralatan pemrogram: Konsol Pemrogram, atau komputer
13. Port RS 232C
Sambungan PLC ke peralatan pemrogram: Konsol Pemrogram,komputer, atau
Programmable Terminal
14. Saklar komunikasi
Saklar ini untuk memilih apakah port peripheral atau port RS-232C akan
menggunakan setting komunikasi pada PC Setup atau setting standar
15. Batere
Batere ini mem-back-up memori pada unit PLC
16. Konektor ekspansi
Tempat sambungan PLC ke unit I/O ekspansi atau unit ekspansi (unit I/O analog,
unit sensor suhu).
e) Spesifikasi
Penggunaan PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya. Mengabaikan hal
ini dapat mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi secara tidak tepat (mal-fungsi).
Berikut ini diberikan spesifikasi unit PLC yang terdiri atas spesifikasi umum,
spesifikasi input, dan spesifikasi output.
1. Spesifikasi Umum
Tabel 2.4. Spesifikasi Umum
Terlihat dari gambar di atas bahwa garis instruksi dapat bercabang kemudian menyatu
kembali. Sepasang garus vertikal disebut kontak (kondisi). Ada dua kontak, yaitu kontak
NO (Normally Open) yang digambar tanpa garis diagonal dan kontak NC (Normally
Closed) yang digambar dengan garis diagonal. Angka di atas kontak menunjukkan bit
operand.
2. Kode Mneumonik
Kode mneumonik memberikan informasi yang sama persis seperti halnya diagram ladder.
Sesungguhnya, program yang disimpah di dalam memori PLC dalam bentuk mneumonik,
bahkan meskipun program dibuat dalam bentuk diagram ladder. Oleh karena itu,
memahami kode mneumonik itu sangat penting. Berikut ini contoh program mneumonik:
Tabel 2.7. Contoh Program Mneumonik
4. Instruksi Pemrograman
Terdapat banyak instruksi untuk memrogram PLC, tetapi tidak semua instruksi dapat
digunakan pada semua model PLC. Instruksi pemrograman dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a) Klasifikasi menurut pengkodean mneumonik:
Instruksi dasar
Instruksi khusus
b) Klasifikasi menurut kelompok fungsi:
Instruksi sisi kiri (ladder)
Instruksi sisi kanan
c) Klasifikasi menurut kelompok fungsi:
Instruksi ladder
Instruksi kendali bit
Instruksi timer/counter
Instruksi geser bit
Instruksi sub routine
Instruksi ekspansi
Pada dasarnya, tingkat pemahaman pemakai PLC ditentukan oleh seberapa
banyak instruksi yang telah dipahaminya. Oleh karena itu, untuk pemula berikut ini
hanya dijelaskan beberapa instruksi saja. Untuk pendalaman lebih lanjut dapat
mempelajari manual pemrograman yang diterbitkan oleh pemilik merk PLC.
1. Instruksi Diagram Ladder
Instruksi diagram ladder adalah instruksi sisi kiri yang mengkondisikan instruksi
lain di sisi kanan. Pada program diagram ladder instruksi ini disimbolkan dengan
kontak-kontak seperti pada rangkaian kendali elektromagnet.
Instruksi diagram ladder terdiri atas enam instruksi ladder dan dua instruksi blok
logika. Instruksi blok logika adalah instruksi yang digunakan untuk
menghubungkan bagian yang lebih kompleks.
Instruksi LOD dimulai dengan barisan logic yang dapat diteruskan menjadi ladder
diagram rung. Instruksi LOD digunakan setiap kali rung baru dimulai.
Diagram Ladder ( relay circuit)
0 0
List Program
Address Instruction Word Data
0 LOD 0
1 - -
2. Instruksi AND
Instruksi AND digunakan untuk membuat program kontak sirkuit seri
Instruksi AND dimasukan sebelum set yang kedua yang berhubungan dan
selanjutnya
Dapat dilanjuti dengan instruksi NOT untuk contact normally closed
Gerbang Logic AND
1
Q
2
Tabel Kebenaran gerbang AND
0 1 0 1
3. Instruksi OR
Instruksi OR digunakan untuk memprogram parallel contact circuit
Instruksi OR dimasukan sebelum set kedua dan selanjutnya
Instruksi ini dapat diikuti oleh instruksi NOT pada contact normaly closed
Gerbang Logic OR
Tabel Kebenaran
Diagram Ladder
5. Instruksi OR LOD
Instruksi OR LOD digunakan untuk menyambung dua atau lebih circuit parallel
yang dimulai dengan LOD instruction
Instruksi OR LOD sama dengan NODE pada ladder diagram
Instruksi OR LOD dimasukan setelah memasukkan circuit yang akan disambung
Gerbang Logic OR LOD
1
Q
Diagram Ladder
List Program
Address Instruction Word Data
0 LOD 1
1 LOD 2
2 CNT 1
3 5
Timing Chart
10. Instruksi OUT
Instruksi OUT akan mengakhiri logic Line yang berhubungan dengan ladder
diagram baris
Internal relay IR dapat digunakan dengan instruksi OUT
Diagram Ladder
List Program
List Program
Diagram Ladder
List Program