Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pekerjaan jasa konstruksi bangunan dilaksanakan bertahap yaitu mulai dari tahapan
2. Terbuka dan tertutup, mempunyai temperatur panas, dingin, lembab, kering, angin kencang serta
Pada tahapan pelaksanaan jasa konstruksi bangunan pada seluruh proyek di Indonesia
menggunakan tenaga kerja sebagai berikut : musiman atau tidak tetap, pendidikan rendah,
pengetahuan keselamatan kerja masih kurang, fasilitas yang sangat minim. Dari data kecelakaan
Konstruksi : 31,9%
Industri : 31,6%
Transport : 9,3%
Pertambangan : 2,6%
Kehutanan : 3,8%
Lain-lain : 20%
Jatuh : 26%
Terbentur : 12%
Tertimpa : 9%
Transport : 7%
Lain-lain : 6%
pengawasan yang terus menerus dan terpadu, baik dari ahli K3 konstruksi maupun Departemen
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini peserta dapat memahami dan mampu menjelaskan tentang
C. RUANG LINGKUP
7. Sertifikasi
A. DASAR HUKUM
5. Instruksi Menaker No. 01/1992 tentang pemeriksaan, keberadaan unit organisasi K3.
6. SKB Menaker dan Men PU ke-174/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 pada tempat
7. Surat edaran Dirjen Binawas No. 13/BW/1998 tentang akte pengawasan proyek konstruksi
bangunan.
8. Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang wajib lapor pekerjaan proyek konstruksi.
B. PENGERTIAN
1. Konstruksi bangunan ialah kegiatan yang berhubungan dengan seluruh tahapan yang dilakukan di
tempat kerja.
Tempat kerja kegiatan konstruksi bangunan ialah tempat kerja sebagaimana dimaksud pasal (1)
3. Sub-konstruktor ialah bagian dari pelaksanaan konstruksi yang mempunyai bidang khusus.
4. Pekerjaan konstruksi beton adalah tahapan pekerjaan konstruksi, yang menggunakan bahan-
bahan, semen, pasir, batu split, batu belah, batang belah, batang besi ulir.
6. Pekerjaan penggalian yaitu tahapan pekerjaan konstruksi bangunan pada tanah (soil), pekerjaan
7. Pekerjaan pondasi
Tahapan pekerjaan konstruksi bangunan untuk membuat bagian-bagian struktur yang memikul
9. Kepala proyek : orang yang memimpin langsung tempat kerja konstruksi bangunan (pemimpin
pelaksana konstruksi).
1. Safety officer : petugas / pekerja dan pelaksana konstruksi untuk melaksanakan K3 di bidang
konstruksi.
1. Ahli K3 konstruksi ialah ahli / expert dari pelaksanaan konstruksi yang ditunjuk Menteri Tenaga
POKOK BAHASAN
dalam hitungan bulan atau beberapa tahun saja, terkecuali proyek-proyek konstruksi besar yang
dibatasi oleh waktu penyelesaian kegiatan proyek konstruksi. Di dalam suatu kegiatan proyek
serta penggunaan alat-alat berat, peralatan, materiil dan tenaga kerja memiliki mobilitas yang
tinggi.
1. Physical Hazards
Atau faktor kimia yang berupa kekeringan, suhu, cahaya, getaran radiasi.
2. Chemical Hazards
Atau faktor kimia yang dapat berupa bentuk padat, cair dan gas.
3. Electrical Hazards
Atau bahaya sengatan listrik, kebakaran karena listrik karena banyaknya instalasi listrik yang
4. Mechanical Hazards
Atau bahaya kecelakaan yang diakibatkan oleh peralatan kerja tangan, mesin / pesawat sampai
5. Physiological Hazards
Atau organisasi yaitu cara kerja atau alat kerja yang tidak tepat, sehingga dapat menyebabkan
kecelakaan.
6. Physiological Hazards
Atau yang berkaitan dengan aspek kerja, pekerjaan yang monoton yang membuat kejenuhan,
lokasi tempat kerja yang sangat terpencil sehingga membuat kebosanan dll.
7. Biological Hazards
1. Pemilik proyek
Pemilik proyek adalah penyandang dana sebagai pemilik yang memberikan kepercayaan kepada
2. Kontraktor adalah perusahaan jasa konstruksi yang diberi kepercayaan oleh pemilik proyek untuk
3. Sub-kontraktor adalah perusahaan jasa yang membantu berbagai macam tugas kontraktor dalam
4. Pekerjaan proyek adalah para pekerja yang bekerja pada kegiatan proyek konstruksi.
5. Pekerja subkon adalah para pekerja dari penambahan subkon tertentu yang berada di proyek
konstruksi.
6. Pemasok adalah perusahaan yang bekerja di bidang jasa yang mensuplai barang-barang / alat-alat
8. Instruksi teknis adalah pemerintah yang terkait dengan kegiatan proyek konstruksi bangunan baik
1. Identification
Setiap kegiatan proyek konstruksi memiliki karakteristik yang berbeda, misalnya proyek
identifikasi polusi bahaya atau kegiatan konstruksi yang akan dilaksanakan. Buat mapping
2. Evaluation
Dari hasil identifikasi dilakukan evaluasi tentang potensi bahaya untuk menentukan skala
Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi diatas susun rencana pengendalian dan pencegahan
kecelakaan :
Susunlah pekerjaan implementasi dan program-program K3 yang akan dilakukan (buat dalam
4. Implementasi
Buat rencana kerja yang telah disusun untuk mengimplementasikan konsep pengendalian dengan
baik.
Untuk mencapai kegiatan yang optimal sediakan sumber daya yang diperlukan untuk
5. Monitoring
Buatlah program untuk memonitor pelaksanaan K3, untuk mengetahui apakah program-program
Susun lalu audit internal serta inspeksi yang baik sesuai dengan kondisi setempat.
Sebagai implementasi program K3 pada proyek konstruksi dapat kita laksanakan sebagai
berikut :
Pihak manajemen harus membuat kebijakan K3 yang akan menjadi landasan keberhasilan K3
dalam kegiatan proyek konstruksi. Isi kebijakan merupakan komitmen dan dukungan dari
Menetapkan sistem organisasi pengelolaan K3 dalam proyek serta menetapkan personil dan
Menetapkan prosedur dan sistem kerja K3 selama proyek berlangsung termasuk tugas dan
- Organisasi yang mempunyai K3 yang besarnya sesuai dengan kebutuhan dan lingkup kegiatan.
- Akses kepada penanggung jawab proyek.
- Personal yang cukup yang bertanggung jawab mengelola kegiatan K3 dalam perusahaan yang
Sebelum memulai sesuatu pekerjaan, harus dilakukan identifikasi bahaya, guna mengetahui
Identifikasi bahaya dilakukan bersama pengadaan pekerjaan dan safety departemen atau P2P3.
Identifikasi bahaya menggunakan teknik yang sudah baru seperti check list, what If, hazards dan
sebagainya.
Semua hasil identifikasi bahaya harus didokumentasikan dengan baik dan dijadikan sebagai
Identifikasi bahaya harus dilakukan pada setiap tahapan proyek yang meliputi :
- Design phase
- Pracurement
- Konstruksi
- Commissioning dan start up
- Penyerahan kepada pemilik.
Sesuai dengan perkembangan proyek, dilakukan kajian K3 yang mencakup kehandalan K3 dalam
Bila diperlukan kontraktor harus melakukan project safety review untuk setiap tahapan kegiatan
Project safety review bertujuan untuk mengevaluasi potensi bahaya dalam setiap tahapan project
secara sistematis.
Pembinaan dan pelatihan K3 untuk semua karyawan dari level terendah sampai level tertinggi
- Kebijakan K3 proyek
- Cara bekerja dengan aman
- Cara penyelamatan dan penanggulangan dalam keadaan darurat.
- Dan lain-lain.
P2K3 merupakan salah satu penyangga keberhasilan K3 dalam proyek konstruksi serta
merupakan saluran untuk membina keterlibatan dan kepedulian semua terhadap K3.
Kontraktor harus membentuk P2K3 yang beranggotakan wakil dari masing-masing fungsi yang
ada dalam kegiatan kerja P2K3 membahas permasalahan K3 dalam kegiatan proyek konstruksi
serta memberikan masukan dan pertimbangan kepada manajemen untuk meningkatkan K3.
Kegiatan promosi berupa poster, spanduk, bulletin, lomba K3 dan sebagainya yang sebanyak
- Pekerjaan penjelasan
- Pemasangan scaffolding
- Bekerja di ketinggian
- Penggunaan bahan kimia berbahaya
- Bekerja di ruang tertutup
- Bekerja di peralatan mekanik
- Dan sebagainya.
Untuk mencegah kecelakaan dan berbagai kegiatan berbahaya, perlu dikembangkan izin kerja.
Semua pekerjaan berbahaya hanya boleh dimulai jika telah memiliki izin kerja yang dikeluarkan
Izin kerja memuat cara melakukan pekerjaan, safety precaution dan peralatan keselamatan yang
diperlukan.
Safety inspection merupakan program penting dalam phase konstruksi untuk meyakinkan bahwa
tidak ada unsafe act maupun unsafe condition di lingkungan kegiatan proyek.
Inspeksi harus dilakukan secara berkala dan dapat dilakukan oleh petugas K3 atau dibentuk joint
Semua peralatan (mekanis, proyek tools, alat berat, dsb) harus diperiksa oleh ahlinya sebelum
Semua peralatan yang sudah diperlukan diberi sertifikat penggunaan dilengkapi dengan label.
memenuhi standar keselamatan yang telah ditetapkan dan setiap sub kontraktor harus memiliki
petugas K3. Pelatihan K3 harus diberikan secara berkala kepada karyawan sub kontraktor.
Kegiatan proyek melibatkan aktivitas transportasi yang tinggi, sehingga diperlukan pembinaan
dan pengawasan transportasi baik diluar maupun di dalam lokasi proyek. Semua kendaraan
Selama proyek berlangsung harus dilakukan pengelolaan lingkungan dengan baik, mengacu
Selama proyek berlangsung dampak negatif yang diakibatkan oleh kegiatan proyek harus ditekan
Kegiatan proyek dapat menimbulkan limbah yang kemungkinan dalam jumlah yang cukup besar
Limbah yang dihasilkan harus dikelola dengan baik sesuai dengan jenisnya pada waktu-waktu
tertentu . limbah harus dikeluarkan dari proyek dibuang ketempat yang sudah ditentukan.
Apapun dapat terjadi selama kegiatan proyek berlangsung, misalnya; kebakaran, kecelakaan,
peledakan dan sebagainya. Oleh karena itu perlu diperoleh keadaan darurat dan direalisasikan
terlatih dengan tujuan untuk mencari penyebab utama agar kejadian / kecelakaan serupa tidak
terulang kembali.
Semua kejadian / kecelakaan harus dicatat serta dibuat sesuai statistik kecelakaan yang nantinya
118. Audit K3
Proyek konstruksi secara berkala harus diaudit disesuaikan dengan jangka waktu kegiatan
proyek. Audit K3 berfungsi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pelaksanaan K3 dalam
Hasil audit juga dapat sebagai masukan dalam memberikan penghargaan K3.
setempat dengan mengisi formulir wajib lapor yang benar data-data antara lain :
- Identitas perencana
- Penanggung jawab
- Perkembangan Jamsostek
- Jenis pekerjaan
- Waktu pelaksanaan
- Jumlah pekerja
- Bahan berbahaya
- Fasilitas K3
- Unit K3
- Usaha-usaha K3
Dari data-data yang tercantum pada wajib lapor pegawai pengawas spesialis konstruksi
Pengawasan inilah yang merupakan bentuk dari pengawasan preventif suatu tempat kerja. Isi
buku akte pengawasan adalah data-data yang diperlukan dari tempat kerja serta syarat-syarat
G. SERTIFIKASI
Sertifikasi diberikan kepada personil setelah mengetahui pelatihan dan memenuhi
- Ahli K3
- Supervisor
- Teknisi
- Operator
- Pelaksana
Sedangkan jenis sertifikasi peralatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, misalnya :
Peralatan angkat-angkut
- Crane
- Forklift
- PH
- dll
menggunakan lembar check list. Secara berkala peralatan tersebut harus diperiksa dan diuji oleh
BAB IV
SOAL LATIHAN
1. Apakah yang menjadi dasar hukum pengawasan K3 konstruksi bangunan ?
2. Pengawasan K3 konstruksi bangunan dilakukan pada setiap tahapan pekerja, sebutkan !
3. Siapa yang bertanggung jawab terhadap kejadian kecelakaan di proyek konstruksi ?
4. Apa manfaat unit K3 di proyek konstruksi bangunan
5. Jelaskan tentang bahaya-bahaya yang ada di kegiatan proyek konstruksi bangunan !
6. Dalam bentuk apa pengawasan K3 proyek konstruksi bangunan ?
7. Apa tujuan pembuatan pedoman kerja di proyek konstruksi bangunan?
8. Mengapa pihak manajemen harus membuat komitmen K3 ?
9. Tanggap darurat pada konstruksi bangunan sangat diperlukan untuk kondisi seperti apa tanggap
BAB V
PENUTUP
bahan berbahaya cenderung mengundang sumber bahaya potensial yang sangat tinggi.
Sumber bahaya dengan potensi tinggi akan meningkatkan bahaya baik dari sifat cara dan
proses produksi serta lingkungan kerja dengan risiko kecelakaan yang lebih besar kalau tidak
kesehatan kerja yang mencakup antara lain upaya untuk mencegah dan mengendalikan
kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja konstruksi
bangunan.
Dalam kondisi yang demikian perlu tenaga kerja yang lebih terampil dan profesional di
dalam pengoperasiannya, sehingga risiko bahaya dapat lebih ditekan. Peranan K3 akan sangat
Surat Edaran dan Keputusan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan terkait K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja):
Revisi :