Anda di halaman 1dari 11

a) Survey Pengukuran Topografi

Pekerjaan pemetaan topografi harus mengacu pada standar yang berlaku di


Indonesia, dengan perincian pekerjaan sbb:

1) Pengukuran peta topografi

Pengukuran dan Pemetaan Topografi tapak bendungan,

Kolam Waduk dan greenbelt dengan skala 1:2000 atau dengan skala terbesar.

Pengukuran Pemetaan Denah Bendungan meliputi posisi tubuh bendungan,


pengelak dengan skala 1:500.

Pengukuran dan Pemetaan Jalan masuk, jalan hantar dan Bangunan Fasilitas
skala 1:1000.

Pengukuran dan Pemetaan penampang memanjang tubuh bendungan dengan


skala H= 1:2000 dan V = 1:500.

Pengukuran dan Pemetaan penampang melintang tubuh bendungan dengan


skala H= 1:500, V = 1:500.

Pengukuran dan Pemetaan Borrow Area di daerah genangan skala 1:500.

Pengukuran dan Pemetaan Quarry Site skala 1:500.

Pengukuran dan Pemetaan Disposal Area skala 1:500.

Pemetaan kepemilikan lahan pada area genangan sampai greenbelt skala


1:1000.

Pemetaan kepemilikan lahan pada area jalan masuk skala 1:1000

Pemetaan dasar dari jalan masuk hingga area greenbelt rencana bendungan
dengan skala 1:10.000 dengan diplotkan pada RBI atau citra satelit atau dengan
arahan direksi.

Pemetaan jalan kerja dari lokasi rencana bendungan menuju Quarry site dan
Borrow Area (apabila lokasi Quarry site dan Borrow Area di luar atau sesuai
petunjuk direksi pekerjaan).

2) Pematokan dengan patok kayu untuk jalur poligon, long section, maupun cross
section.

3) Pengecekan dan Pemasangan patok Beton (Bench Mark) pada sekitar rencana
bendungan sebanyak 8 patok (20 x 20 x 100 cm, sepatu 40 x 40 x 15 cm).

4) Pemasangan Control Point (CP) sebanyak 16 buah.


5) Pengukuran koordinat horisontal posisi BM menggunakan GPS Geodetik untuk
mendapatkan koordinat horisontal yang akurat.

6) Pengukuran poligon teliti menggunakan Total Station, dengan akurasi bacaan

sudut 2 dan ketelitian penutup sudut 10 n .

7) Pengukuran beda tinggi teliti menggunakan Waterpass instrument dengan

ketelitian penutup beda tinggi 8 m D .

8) Pengukuran Detail Situasi teliti area genangan, greenbelt, bangunan fasilitas


menggunakan Total Station.

9) Pematokan ringmark batas greenbelt bendungan menggunakan patok kayu dan


diukur koordinatnya menggunakan gps navigasi.

10) Penggambaran hasil pengukuran topografi dan penampang

(memanjang dan melintang) pada format *dwg dan *shp.

b) Pekerjaan Penyelidikan Geologi

Pada investigasi geologi terdapat investigasi geologi permukaan untuk mengetahui


kondisi dan jenis batuan yang ada di daerah tersebut, juga diperlukan investigasi
geologi bawah permukaan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan pada
rencana lokasi bendung, berikut penjelasan rincinya:

a. Investigasi Geologi Permukaan

Investigasi geologi permukaan perlu dilakukan pada tahap desain awal maupun pada
saat desain rinci yang kegiatannya mencakup: pengkajian data yang telah ada,
pengenalan lapangan, pengamatan terhadap singkapan-singkapan dan pembuatan
peta geologi yang dilakukan dengan cara analogi terhadap kondisi bawah
permukaan

Data yang perlu dikaji antara lain:

Topografi

Stratigrasi

Struktur geologi

Sifat batuan

Material endapan

Hidrogeologi, dan

Sejarah geologi.
Penyebaran dan ketebalan endapan permukaan, jenis dan sifat bahan, derajat
pelapukan, pola dan penyebaran bidang-bidang diskontinyuitas dikaji lewat
pengamatan terhadap singkapan-singkapan yang ada dengan bantuan peta
topografi.

Tebal, derajat pelapukan dan sifat tanah penutup, diamati dengan membuat sumur
puritan dan sumur uji.

Peta dasar yang digunakan berupa foto udara atau peta topografi

Peta wilayah dengan skala 1:50.000 sampai 1:100.000

Peta semi detil lapangan skala 1:10.000 sampai 1:25.000

Peta detil dengan skala 1:500 sampai 1:5.000

Data yang diperoleh dari investigasi ini memberikan informasi mengenai stratigrafi,
struktur geologi, orientasi bidang diskontinyuitas (struktur sesar, kekar, jurus,
kemiringan lapisan, jenis dan sifat batuan), hidrogeologi, daerah longsoran, lokasi
sumber material timbunan dan aggregate beton.

Hasil investigasi ini bersama dengan hasil kegiatan investigasi lain, selanjunya
dituangkan dalam peta geologi skala detil yang menggambarkan hasil investigasi
geologi permukaan dengan jelas, dan dibuat dengan klasifikasi geologi sesuai
dengan tujuan investigasi. Investigasi untuk mengkaji pondasi, klasifikasi geologi
terutama didasarkan pada kekuatan dan permeabilitas batuan pondasi, sedang
untuk investigasi cadangan material mengutamakan pada faktor gradasi serta hal-hal
yang berkaitan dengan penggaliannya. Lokasi singkapan, batas formasi batuan dan
lokasi struktur sesar, kekar, bidang geser harus dinampakan dengan jelas didalam
peta. Formasi batuan diklasifikasi berdasarkan sifat mekaniknya.

Peta geologi yang harus dibuat pada beberapa lokasi:

Cekungan rencana waduk dan daerah sekitarnya, dengan skala 1:500


sampai 1:5.000

Lokasi rencana bendungan utama dan pelana, bangunan pelengkap,


dengan skala 1:500 sampai 1:5.000

Lokasi sumber galian, dengan skala 1:500 sampai 1:5.000

b. Investigasi Geologi Bawah Permukaan

Investigasi ini dimaksud untuk mengklasifikasi batuan pondasi berdasarkan sifat-sifat


yang antara lain kondisi geologi mencakup jenis dan sifat batuan (sifat fisik, mekanik
dan hidrauliknya), serta mengumpulkan data lengkap guna menentukan tipe
bendungan, batas galian serta perbaikan pondasi. Kondisi tersebut dapat diketahui
dengan melakukan pemboran inti.
Selain pemboran inti, metoda yang lazim digunakan adalah pendugaan geofisik
dengan survei seismik, dan terowongan uji. Secara umum lokasi dan kuantitas
investigasi ini di tetapkan dengan mempertimbangkan tipe dan ukuran bendungan
serta kondisi geologi setempat.

Survei seismik

Survai seismik dilakukan setelah pemetaan Geologi/Geologi Teknik selesai


dikerjakan dan dimaksudkan antara lain untuk memperkirakan susunan
(stratigrafi) dan kedalaman lapisan tanah dan batuan, konfigurasi muka air-
tanah, lokasi/ konsentrasi rekahan dan struktur retakan (sesar, kekar), kondisi
dan tingkat pelapukan batuan, rippabilitas batuan, dll.

Metode yang digunakan adalah metode refraksi dengan pengukuran


gelombang Primer/Kompresif (P wave) menggunakan multi channel
seismograph, dimana letak sumber enerji dengan rangkaian geofon terletak
pada satu jalur survai.

Jalur survai paling tidak dilakukan pada sepanjang tapak bendungan sejajar
poros bendungan, pada tapak bendungan melintang poros bendungan di
sepanjang palung sungai, melintang bukit tumpuan kanan dan kiri, serta
sepanjang bangunan pelimpah.

Mengingat dimensi bendungan yang akan dibangun, sumber energi yang


cocok adalah dengan cara tipe peledakan (eksplosif) maksimal dengan
muatan (charge) 0,5 kg. Namun demikian Konsultan harus menentukan
sumber enerji yang paling cocok termasuk pemilihan/penentuan jarak antar
masing-masing geofon.

Oleh karena itu, selain harus digunakan peralatan yang baik dan terkalibrasi,
survai refraksi seismik ini harus dilaksanakan oleh ahli yang telah
berpengalaman, baik dalam pekasanaan survai di lapangan maupun didalam
menganalisis data yang diperoleh.

Pemboran inti

Pemboran inti diperlukan untuk mengetahui secara langsung kondisi geologi


di area rencana lokasi bendungan, bangunan pelengkap dan sumber galian.
Pemboran dilakukan menggunakan rotary core drilling. Pemboran ini harus
memiliki kedalaman yang mecakup batuan dasarnya, atau setidaknya 2/3 dari
tinggi rencana bendungan, dan kedalaman pemboran juga dapat ditetapkan
sesuai dengan hasil uji seismik dan kondisi geologi setempat.

Selama pemboran dilakukan uji, yang antara lain:

Uji penetrasi standar (SPT) pada setiap interval 2 meter atau


setiap pergantian lapisan

Uji permeabilitas pada setiap interval kedalaman 3 meter,


metoda uji permeabilitas disesuaikan dengan karakteristik formasi
Inti hasil pemboran harus disimpan dengan baik dalam peti kayu dan disusun
sesuai dengan kemajuan pemboran. Deskripsi sampel inti pemboran dicatat
dalam format laporan (log bor) yang memuat: nama pelaksana, tanggal,
elevasi, deskripsi, satuan batuan, perolehan inti, RQD, koefisien
permeabilitas, SPT, dan keterangan lainnya yang diperlukan. Data hasil
pemboran inti bersama hasil kegiatan investigasi geologi lainnya diolah
menjadi peta geologi teknik rinci, termasuk peta-peta kontur batuan dasar,
penampang atau profil geologi.

c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik terdiri dari :

Terdapat dua faktor penting yang harus diketahui pada batuan pondasi, yaitu: kuat
desak atau kuat Tarik dan kuat geser. Uji untuk kedua faktor tersebut dilakukan di
laboratorium dengan sampel dari hasilpemboran inti, namun ada juga uji yang perlu
dilakukan di lapangan pada tanah batuan asli yang langsung dilakukan pada lubang
bor, diantaranya sebagai berikut:

uji pembebanan / uji deformasi

uji insitu geseran

uji cepat rambat geolombang elastis

dan juga selain itu diperlukannya dikaji ketahana batuan terhadap proses pelakukan
(slaking) untuk mengetahui stabilitasnya jangka panjang.

Uji laboratorium

Uji laboratorium diperlukan untuk:

Melakukan analisis sifat teknik (fragmen pembentukan batuan) dan


melengkapi data untuk mengklasifikasi batuan dengan membandingkan sifat fisik
dan sifat kimiawi fragmen batuan.

Mengetahui sifat teknik batuan atau fragmen batuan sebagai bahan


timbunan, agregat beton dan lain sebagainya, serta untuk mengevaluasi mutu
bahan.

Sesuai jenis material yang di uji, pekerjaan uji laboratorium dapat dikelompokan
menjadi dua macam, yaitu uji laboratorium mekanika tanah dan mekanika batuan,
seperti berikut:

Uji laboratorium mekanika tanah

Sampel tanah yang diuji untuk investigasi pondasi adalah tanah asli, lingkupnya
seperti berikut

a. Sifat fisik, antara lain: berat spesifik (Gs), berat isi (), kadar air (Wn),
analisis butiran (m%), Atterberg limit, dan hydrometer.
b. Sifat mekanik / teknik, antara lain: uji geser langsung (CD),
konsolidasi (Cc, Cv, Es), uji triaksial {Consolidated Undrained (CU),
Unconsolidated Undrained (UU), Consolidated Drained (CD)}, uji
permeabilitas, dan jika perlu uji slake durability test.

Uji laboratorium mekanika batuan

a. Sifat fisik:

- Selalu: berat spesifik, berat satuan, porositas, serap lembab,


pemeabilitas.

- Seringkali: modulus elastisitas dinamis, nilai poison dinamis,


stabilitas terhadap pembasahan dan penyerapan air, besar
pengembangan (swelling) dan tekanan akibat perendaman.

b. Sifat mekanik:

- Selalu: kuat tekan (unconfined compressive strength), modulus


deformasi (elastis), nilai poisson

- Seringkali: triaksial-konstanta kekuatan batuan (c,), modulus


deformasi, nilai poison; kekuatan geser, konstanta batuan; tegangan
tarik Brasilian

- Bila perlu: tegangan tarik satu dimensi; bengkokan; daya


dukung kekerasan (shore hardness); koefisien restitusi.

Komponen pengujian geoteknik antara lain sebagai berikut:

1) Tubuh bendungan (As bendungan):

- Pemboran As bendungandengan total kedalaman = 240 m

- Permeability Test interval 5 m= 48 kali

- SPT interval 1,5 m = 120 kali

- Sampling Material (Disturbed) = 12 sampel

- Sampling Material (Undisturbed) = 6 sampel

2) Intake

- Pemboran inti intake = 60 m

- SPT interval 1,5 m = 30 kali

3) (pelimpah)

- Pemboran inti intake = 60 m


- SPT interval 1,5 m = 30 kali

4) Pengelak

- Pemboran pengelak = 60 m

- SPT interval 1,5 m = 30 kali

5) Borrow area :

- Test pit = 6 sampel

- Auger Bor = 6 sampel

- Sampling Material (Undisturbed) = 6 sampel

6) Quarry site

- Pemboran = 60 m

- Sampling Material (Disturbed) = 6 sampel

Sampel hasil semua pengeboran disimpan dalam core box yang terbuat dari baja.

7) Pengujian Laboratorium

a. Material:

- Sampling Pasir Filter Timbunan: 6 sampel

- Sampling Pasir Beton: 6 sampel

- Sampling Agregat Kasar: 6 sampel

b. Soil Properties:

- Natural water content: 6 sampel

- Unit weight: 6 sampel

- Natural Density (Insitu Test):6 sampel

- Atterberg Limit: 6 sampel

- Grain Size analysis: 6 sampel

- Specific Gravity: 6 sampel

c. Engineering Properties:

- Compaction Test: 6 sampel


- Triaxial Comp. Test: 6 sampel

- Consolidation Test: 6 sampel

- Permeability Test: 6 sampel

- Direct Shear Test: 6 sampel

8) Rock Mechanical Test, Aggregate dan Filter

- Direct Shear Test: 6 Sampel

- Unconfined Compresive Strength (Dry & Saturated): 6 Sampel

- Los Angeles Abrasion Test: 6 Sampel

- Specific Gravity (Selected Sample) and Absorption: 6 Sampel

- Bulk Density: 6 Sampel

- Moisture Content & Water Absorption: 6 Sampel

d) Survei Hidrologi, Hidrometri, dan Review Perhitungan Hidrologi Serta Analisis Data
Hidrologi

Pengumpulan data hidrologi dimaksudkan untuk mendapatkan data-data hidrologi


dan klimatologi sebagai masukan dalam menentukan besaran perencanaan seperti
curah hujan maksimum dengan periode ulang tertentu, Hidrograf banjir dengan
periode ulang tertentu serta penentuan parameter-parameter lainnya yang dapat
menunjang desain hidrolis bendungan dan bangunan pelimpah serta neraca air
untuk kepentingan irigasi dan air bersih. Disamping itu juga dilakukan pekerjaan
review perhitungan hidrologi agar didapatkan perhitungan hidrologi sesuai yang
disyaratkan. Perhitungan hidrologi mencakup wilayah DAS.

Survei hidrometri mencakup:

- Pengukuran Debit Sungai dilakukan di 1 (satu) lokasi diutamakan lokasi yang


sudah ada peil scale atau AWLR, diukur sebanyak 2 (dua) kali pada kondisi debit
yang berbeda terutama saat banjir.

- Pengambilan Sampel Sedimen Bed Load di 1 (satu) lokasi sebanyak3 (tiga) sampel
pada kondisi debit yang berbeda pada saat bersamaan dengan pengukuran debit.

- Pengambilan Sampel Sedimen Suspended Load di 1 (satu) lokasi sebanyak 3 (tiga)


sampel pada kondisi debit yang berbeda pada saat bersamaan dengan pengukuran
debit.

Pengujian laboratorium hasil survei hidrometri meliputi:

- Analisa Bed Load (Gradasi): 3 Sampel


- Analisa Suspended Load: 3 Sampel

Pada analisa hidrologi juga dilakukan:

- Perhitungan Debit Banjir Rencana dengan periode ulang 10, 25, 100 tahun sampai
kemungkinan Banjir Terbesar (PMF)

- Analisa debit aliran rendah

- Analisa kebutuhan air

e) Analisis Sedimen

Jenis sedimen yang akan dikaji, terutama yang ada di sekitar lokasi bendungan
meliputi:

a. Sedimen layang (Suspended Load); membuat analisa prediksi tentang sedimen


transport di dalam daerah pengaliran sungai

b. Sedimen dasar (Bed Load); membuat kajian sejenis, terutama menyangkut jenis
sedimen dasar.

f) Analisis Keseimbangan Air

Pada tahap ini dihitung besarnya suplai air di lokasi rencana bendungan dan
besarnya kebutuhan air baik untuk irigasi, air baku dan pembangkit listrik.
Selanjutkan dari hasil analisis di atas dibuat grafik hubungan antara supply dan
demand (mass curve).

g) Survei Sosial, Ekonomi dan Lingkungan serta Analisis Nilai Ekonomis

Survei sosial, ekonomidan budaya mencakup wilayah Kabupaten Serang.


Pelaksanaan survei menggunakan kuisioner disebarkan kepada masyarakat di
sekitar waduk. Selain itu juga dilakukan pengumpulan data demografi wilayah yang
terkena dampak maupun yang menerima manfaat. Selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai ekonomis terhadap pembangunan bendungan. Survei lingkungan
berupa pengambilan sampel kualitas air yang meliputi:

- PH Test: 3 Sampel

- TDS Test: 3 Sampel

- Sulfat & Chlorida Content Test: 3 Sampel

- Electrical Conductivity Test: 3 Sampel

h) Pekerjaan Desain

Perencanaan desain harus mengacu pada standar yang berlaku, antara lain
mencakup kegiatan-kegiatan:
Menyiapkan kriteria desain sebagai dasar untuk perhitungan detail desain dan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi pekerjaan.

Melakukan kaji ulang analisis hidrologi untuk menghitung debit andalan, debit banjir
rencana untuk berbagai kala ulang dan analisis sedimentasi.

Perencanaan bangunan secara mendetail untuk Bendungan dan bangunan fasilitas


lainnya seperti: pelimpah, bangunan pengambilan, bangunan pengelak, jalan masuk
dan jalan hantar yang antara lain perhitungan perhitungan:

o Melakukan perhitungan hidrolika

o Menentukan dimensi bangunan

o Stabilitas dan penurunan Bendungan

o Pembuatan gambar-gambar perencanaan detail

o Perhitungan reduksi puncak banjir dan analisa rembesan

o Kebutuhan irigasi, air baku dan PLTMH

Perbaikan pondasi yang diperlukan berkaitan dengan stabilitas tapak baik secara
struktur maupun hidrolik.

Menyiapkan laporan detail desain untuk pekerjaan Bendungan, yang termasuk:

o Bendungan dan bangunan penunjang

o Jalan masuk dan jalan hantar

Penyiapan metode pelaksanaan, termasuk sistem pengelak

Prakiraan biaya pelaksanaan (Engineering Cost Estimate) dan jadwal pelaksanaan.

Menyiapkan Dokumen Pelelangan, yang terdiri dari Instruksi kepada perserta


lelang, Syarat syarat Kontrak, Spesifikasi, Perhitungan Volume Pekerjaan dan
gambar Pelelangan, dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku.

Menghitung luasan kebutuhan lahan yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi,


daerah genangan, greenbelt dan jalan masuk.

Menyiapkan Panduan Operasi dan Pemeliharaan Waduk, termasuk rencana


operasi Bendungan, pengaturan air, pengawasan dan pengumpulan data serta
rekomendasi untuk struktur organisasi dan jadwal anggaran biaya untuk Operasi dan
Pemeliharaan

Melakukan pemodelan/pembuatan model test Bendungan Cidanau dengan tipe 3


dimensi dan tingkat kerumitan sedang. Pengecekan model test dilakukan sebanyak 2
(dua) kali sebelum dan pada saat running aliran
I. KELUARAN

Keluaran/produk yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah tersedianya dokumen


perencanaan teknis Bendungan Cidanau.

Anda mungkin juga menyukai