Kolam Waduk dan greenbelt dengan skala 1:2000 atau dengan skala terbesar.
Pengukuran dan Pemetaan Jalan masuk, jalan hantar dan Bangunan Fasilitas
skala 1:1000.
Pemetaan dasar dari jalan masuk hingga area greenbelt rencana bendungan
dengan skala 1:10.000 dengan diplotkan pada RBI atau citra satelit atau dengan
arahan direksi.
Pemetaan jalan kerja dari lokasi rencana bendungan menuju Quarry site dan
Borrow Area (apabila lokasi Quarry site dan Borrow Area di luar atau sesuai
petunjuk direksi pekerjaan).
2) Pematokan dengan patok kayu untuk jalur poligon, long section, maupun cross
section.
3) Pengecekan dan Pemasangan patok Beton (Bench Mark) pada sekitar rencana
bendungan sebanyak 8 patok (20 x 20 x 100 cm, sepatu 40 x 40 x 15 cm).
Investigasi geologi permukaan perlu dilakukan pada tahap desain awal maupun pada
saat desain rinci yang kegiatannya mencakup: pengkajian data yang telah ada,
pengenalan lapangan, pengamatan terhadap singkapan-singkapan dan pembuatan
peta geologi yang dilakukan dengan cara analogi terhadap kondisi bawah
permukaan
Topografi
Stratigrasi
Struktur geologi
Sifat batuan
Material endapan
Hidrogeologi, dan
Sejarah geologi.
Penyebaran dan ketebalan endapan permukaan, jenis dan sifat bahan, derajat
pelapukan, pola dan penyebaran bidang-bidang diskontinyuitas dikaji lewat
pengamatan terhadap singkapan-singkapan yang ada dengan bantuan peta
topografi.
Tebal, derajat pelapukan dan sifat tanah penutup, diamati dengan membuat sumur
puritan dan sumur uji.
Peta dasar yang digunakan berupa foto udara atau peta topografi
Data yang diperoleh dari investigasi ini memberikan informasi mengenai stratigrafi,
struktur geologi, orientasi bidang diskontinyuitas (struktur sesar, kekar, jurus,
kemiringan lapisan, jenis dan sifat batuan), hidrogeologi, daerah longsoran, lokasi
sumber material timbunan dan aggregate beton.
Hasil investigasi ini bersama dengan hasil kegiatan investigasi lain, selanjunya
dituangkan dalam peta geologi skala detil yang menggambarkan hasil investigasi
geologi permukaan dengan jelas, dan dibuat dengan klasifikasi geologi sesuai
dengan tujuan investigasi. Investigasi untuk mengkaji pondasi, klasifikasi geologi
terutama didasarkan pada kekuatan dan permeabilitas batuan pondasi, sedang
untuk investigasi cadangan material mengutamakan pada faktor gradasi serta hal-hal
yang berkaitan dengan penggaliannya. Lokasi singkapan, batas formasi batuan dan
lokasi struktur sesar, kekar, bidang geser harus dinampakan dengan jelas didalam
peta. Formasi batuan diklasifikasi berdasarkan sifat mekaniknya.
Survei seismik
Jalur survai paling tidak dilakukan pada sepanjang tapak bendungan sejajar
poros bendungan, pada tapak bendungan melintang poros bendungan di
sepanjang palung sungai, melintang bukit tumpuan kanan dan kiri, serta
sepanjang bangunan pelimpah.
Oleh karena itu, selain harus digunakan peralatan yang baik dan terkalibrasi,
survai refraksi seismik ini harus dilaksanakan oleh ahli yang telah
berpengalaman, baik dalam pekasanaan survai di lapangan maupun didalam
menganalisis data yang diperoleh.
Pemboran inti
Terdapat dua faktor penting yang harus diketahui pada batuan pondasi, yaitu: kuat
desak atau kuat Tarik dan kuat geser. Uji untuk kedua faktor tersebut dilakukan di
laboratorium dengan sampel dari hasilpemboran inti, namun ada juga uji yang perlu
dilakukan di lapangan pada tanah batuan asli yang langsung dilakukan pada lubang
bor, diantaranya sebagai berikut:
dan juga selain itu diperlukannya dikaji ketahana batuan terhadap proses pelakukan
(slaking) untuk mengetahui stabilitasnya jangka panjang.
Uji laboratorium
Sesuai jenis material yang di uji, pekerjaan uji laboratorium dapat dikelompokan
menjadi dua macam, yaitu uji laboratorium mekanika tanah dan mekanika batuan,
seperti berikut:
Sampel tanah yang diuji untuk investigasi pondasi adalah tanah asli, lingkupnya
seperti berikut
a. Sifat fisik, antara lain: berat spesifik (Gs), berat isi (), kadar air (Wn),
analisis butiran (m%), Atterberg limit, dan hydrometer.
b. Sifat mekanik / teknik, antara lain: uji geser langsung (CD),
konsolidasi (Cc, Cv, Es), uji triaksial {Consolidated Undrained (CU),
Unconsolidated Undrained (UU), Consolidated Drained (CD)}, uji
permeabilitas, dan jika perlu uji slake durability test.
a. Sifat fisik:
b. Sifat mekanik:
2) Intake
3) (pelimpah)
4) Pengelak
- Pemboran pengelak = 60 m
5) Borrow area :
6) Quarry site
- Pemboran = 60 m
Sampel hasil semua pengeboran disimpan dalam core box yang terbuat dari baja.
7) Pengujian Laboratorium
a. Material:
b. Soil Properties:
c. Engineering Properties:
d) Survei Hidrologi, Hidrometri, dan Review Perhitungan Hidrologi Serta Analisis Data
Hidrologi
- Pengambilan Sampel Sedimen Bed Load di 1 (satu) lokasi sebanyak3 (tiga) sampel
pada kondisi debit yang berbeda pada saat bersamaan dengan pengukuran debit.
- Perhitungan Debit Banjir Rencana dengan periode ulang 10, 25, 100 tahun sampai
kemungkinan Banjir Terbesar (PMF)
e) Analisis Sedimen
Jenis sedimen yang akan dikaji, terutama yang ada di sekitar lokasi bendungan
meliputi:
b. Sedimen dasar (Bed Load); membuat kajian sejenis, terutama menyangkut jenis
sedimen dasar.
Pada tahap ini dihitung besarnya suplai air di lokasi rencana bendungan dan
besarnya kebutuhan air baik untuk irigasi, air baku dan pembangkit listrik.
Selanjutkan dari hasil analisis di atas dibuat grafik hubungan antara supply dan
demand (mass curve).
- PH Test: 3 Sampel
h) Pekerjaan Desain
Perencanaan desain harus mengacu pada standar yang berlaku, antara lain
mencakup kegiatan-kegiatan:
Menyiapkan kriteria desain sebagai dasar untuk perhitungan detail desain dan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi pekerjaan.
Melakukan kaji ulang analisis hidrologi untuk menghitung debit andalan, debit banjir
rencana untuk berbagai kala ulang dan analisis sedimentasi.
Perbaikan pondasi yang diperlukan berkaitan dengan stabilitas tapak baik secara
struktur maupun hidrolik.