Anda di halaman 1dari 6

A.

SOAL
Pada suatu catchment area, memiliki data curah hujan bulanan rata-rata dan
evapotranspirasi potensial sebagai berikut.

Tabel 1. Data Curah Hujan Bulanan Rata-rata dan Evapotranspirasi Potensial

Area tersebut memiliki curah hujan tahunan (Ra) 1538 mm dan tampungan
kelengasan awal 480 mm/bulan pada bulan Januari. Dengan menggunakan data
tersebut, perkirakan debit aliran total dengan menggunakan metode NRECA.

1
B. JAWABAN
C. Perhitungan dilakukan menggunakan tabel di dalam Microsoft Excel.
D. Tabel 2. Perhitungan Debit Aliran Metode NRECA

2
E. Tahapan perhitungannya adalah sebagai berikut:
1. Pada kolom 1 diisi dengan nama bulan.
2. Kolom 2 diisi dengan data curah hujan bulanan rata-rata.
3. Kolom 3 diisi dengan data evapotranspirasi potensial yang sudah
diketahui.
4. Pada kolom 4, awal pengisian diisi dengan nilai yang sudah diketahui.
Apabila tidak ada, maka dipakai nilai 600. Karena nilai Wo bulan Januari
diketahui, maka diisi dengan nilai tersebut, yaitu 480.
5. Pada kolom 5, Rasio tampungan tanah (Wi) dihitung dengan rumus:
Wo
F. Wi= NOMINAL

G. Dengan nilai:
H. NOMINAL=100+0.2 Ra
6. Kolom 6 merupakan nilai hasil rasio Rb/PET dengan membagi nilai Rb
dengan nilai PET.
7. Kolom 7 merupakan nilai rasio AET/PET yang didapatkan dari grafik
hubungan AET/PET dan Rb/PET dengan melihat nilai Wi. Apabila nilai
Rb/PET lebih dari 1, maka nilai AET/PET = 1. Apabila nilai Wi tidak
terdapat dalam grafik, maka dibuat garis baru dengan interpolasi.
8. Kolom 8 merupakan nilai Evapotransporasi Aktual (AET) yang dihitung
dengan menggunakan rumus berikut.
AET
I. AET =
PET( )
PET C 1

J. C1 merupakan nilai koefisien reduksi berdasarkan slope area dengan


rentang nilai sebagai berikut.
K. Tabel 3. Nilai Koefisien Reduksi C1
L. Slope M.
(m/km) C1
N. 0 50 O.
0.9
P. 51 Q.
100 0.8
R. 101 S.
200 0.6
T. > 200 U.
0.4
V.

3
W. Pada perhitungan ini, dipakai nilai C1 = 0.6.
X.
9. Kolom 9 merupakan Neraca Air (WB) yang dihitung dengan rumus:
Y. WB=Rb AET
10. Kolom 10 merupakan nilai Excess Moisture Ratio (EMR). Apabila nilai
WB pada bulan yang sama negatif, maka nilai EMR = 0. Sedangkan
apabila nilai WB positif, nilai EMR ditentukan dengan menggunakan
grafik hubungan WMR dan Wi.
11. Kolom 11 merupakan nilai Excess Moisture (EM). Nilai ini diperoleh
dengan rumus berikut.
Z. EM =EMR WB
12. Kolom 12 merupakan nilai Delta Storage (DS). DS adalah nilai perubahan
tampungan yang dihitungan dengan rumus berikut.
AA. DS=WBEM
13. Kolom 13 merupakan nilai Ground Water Recharge (GWR). Nilai GWR
dihitung dengan rumus berikut.
AB. GWR=EM C2
AC. C2 adalah nilai koefisien tanah terhadap kemampuan pengisian air
tanah. Untuk tanah kedap air, nilai C2 = 0.1. Untuk tanah lulus air, nilai C2
= 0.5. Pada perhitungan ini, digunakan asumsi tanah kedap air sehingga C2
= 0.1.
14. Pada kolom 14 merupakan nilai tampungan air tanah awal. Nilai
tampungan air tanah awal diisi dengan asumsi sebesar 2 mm.
15. Pada kolom 15 merupakan tampungan air tanah di akhir yang dihitung
dengan rumus sebagai berikut.
AD. GWS akhir=GWRGWS awal
16. Pada kolom 16 merupakan nilai Groung Water Flow (GWF) pada lapisan
dalam (2-10 m) yang dihitungan dengan rumus berikut.
AE. GWF=C3 Tampungan air tanah akhir
AF.C3 adalah nilai koefisien tanah terhadap kemampuan mengalirkan air
tanah. Untuk tanah kedap air, nilai C3 = 0.9. Sedangkan untuk tanah lulus
air, nilai C3 = 0.5. Pada perhitungan ini, dipakai asumsi tanah lulus air
sehingga nilai C3 = 0.5.
17. Pada kolom 17 merupakan nilai Direct Run Off (DRO) yang dihitung
menggunakan rumus berikut.
AG. DRO=EM GWR

4
18. Kolom 18 merupakan nilai Aliran Total yang dihitung menggunakan
rumus berikut.
AH. Aliran Total=DRO+GWF
AI. Untuk mendapatkan nilai debit bulanan, dilakukan dengan mengalikan
nilai aliran total dengan luas daerah tangkapan dibagi dengan lama waktu
dalam bulan tersebut.
19. Untuk perhitungan bulan selanjutnya, nilai Wo dihitung dengan rumus
berikut.
AJ. Woi+1=Wo i+ DS i
AK. Sedangkan untuk nilai Tampungan Air Tanah Awal dihitung dengan
rumus berikut.
AL. GWS awal i+1=GWS akhir iGWF i
20. Untuk mengecek perhitungan, dilakukan dengan melihat membandingkan
nilai Wo pada bulan Januari dan bulan Desember. Nilai Wo bulan
Desember harus mendekati nilai Wo bulan Januari. Apabila selisihnya >
200 mm, maka dilakukan perhitungan ulang dengan nilai Wo bulan Januari
yang baru adalah nilai Wo bulan Desember hasil perhitungan sebelumnya.
21. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai Wo bulan Desember (504
mm) mendekati nilai Wo bulan Januari (480 mm), sehingga hasil
perhitungannya bisa diterima.
AM.
AN.

5
AO. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai Wo bulan Desember
(504 mm) mendekati nilai Wo bulan Januari (480 mm), sehingga hasil
perhitungannya bisa diterima.
AP.

Debit Bulanan Metode NRECA


350 600

300 500
250
400
200
Aliran Total
Aliran Total (mm) 300 Rb (mm)
150 Rb
200
100

50 100

0 0
0 2 4 6 8 10 12 14

Bulan

AQ. Dengan membandingkan tren aliran total dan Rb, maka dapat
dilihat bahwa keduanya memiliki tren yang mirip. Untuk mendapatkan data debit
bulanan, dapat diperoleh dengan rumus berikut.
Alira n total
AR. Qbulanan =
Jumlah waktu dalam 1 bulan

AS. Selanjutnya, data debit bulanan hasil perhitungan metode NRECA


ini harus dikalibrasi dengan menggunakan data debit sungai hasil pengukuran. Hal
ini dilakukan untuk mengkalibrasi koefisien-koefisien yang digunakan sehingga
diperoleh hasil perhitungan yang mendekati nilai data hasil pengukuran.
AT.

Anda mungkin juga menyukai