Anda di halaman 1dari 56

pratikum akk di Puskesmas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan


kemampuan masyarakat dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai
salah satu unsur dari pada kesejahteraan umum. Dalam Undang-undang RI No. 23
tahun 1992 tentang kesehatan. Menjelaskan bahwa untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan
dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotive),
pencegahan penyakit (preventive), penyembuhan penyakit (curative), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitative), yang dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinabungan (Depkes RI, 1995)

Dalam Rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat serta keluarga


berencana dan menwujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, maka
peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan ibu dan anak
di Puskesmas sebagai unit pelayanan yang memberikan pelayanan dasar langsung
kepada masyarakat mutlak dilakukan, mengingat bahwa Puskesmas adalah satuan
organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat (Depkes RI, 2000).

Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas 23 Ilir Palembang merupakan


tempat untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat terutama yang berada
di wilayah Kelurahan 23 ilr dan 24 Ilir.

Puskesmas 23 Ilir Palembang merupakan salah satu tempat pelaksanaan Pratikum


Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK) yang memiliki program KIA berdasarkan
data yang diperoleh.

1.2 Rumusan Masalah


Masih ditemukan adanya masalah Resiko tinggi pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas 23 Ilir Palembang pada tahun 2009,2010 dan 2012.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada program KIA di


Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang ?

2. Banagaimana cara mengetahui prioritas masalah pada program KIA di


Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang ?

3. Bagaimana perumusan tujuan atau prioritas masalah yang ada pada program
KIA di Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang ?

4. Bagaimana mengidentifikasi penyebab masalah pada program KIA di


Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang ?

5. Bagaimana mengidentifikasi masalah terpilih pada KIA di Puskesmas 23 Ilir


Kota Palembang ?

6. Bagaimana cara mengetahui alternative pemecahan masalah terpilih pada KIA


di Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang ?

7. Bagaimana menyusun rencana operasional serta pelaksaan dan jadwal


waktu ?

8. Bagaimana menyusun kerangka acuan Term of referent ?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan
keluarganya untuk atau mempercepat pencapaian target Pembangunan Kesehatan
Indonesia yaitu Indonesia Sehat secara meningkatnya derajat kesehatan anak untuk
menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Meningkatnya Kemampuan Ibu (Pengetahuan, Sikap dan Perilaku) dalam


mengatasi kesehatan diri dan keluarganya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga.

3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,


ibu bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui

4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita..

5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh


anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas 23 ilir kota Pelembang khususnya pada


program KIA dari tanggal 26 november 2012 sampai 31 november 2012. Pratikum
Administrasi Kebijakan kesehatan lingkup materi meliputi sistem administrasi,
sumber daya, sarana dan prasarana, cakupan kegiatan pada Puskesmas
23 Ilir Kota Pelembang.

1.6 Manfaat

1.6.1 Bagi Puskesmas

Menjadi acuan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak
terutama Resiko tinggi pada ibu hamil di daerah Puskesmas 23 Ilir Palembang.

1.6.2 Bagi Institusi Pendidikan

Pemanfaatan yang optimal, masukan dan informasi dalam penentuan kebijakan


serta pengembangan ilmu teoritis yang telah didapatkan.

1.6.3 Bagi Peneliti

Sebagai sarana pengaplikasian ilmu pengetahuan yang didapat melalui


perbandingan antara teori dan kenyataan dilapangan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas

Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah satuan organisasi


fungsional yang menyuluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, dengan peran aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang
dapat ditanggung oleh pemerintah. Pelayanan Kesehatan menyeluruh adalah
peleyanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
yang ditujukan untuk semua golongan umur dan jenis kelamin.

Puskesmas adalah unit pelaksaan teknis dinas kesehatan


kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes RI,2004)

1. Unit Pelaksaan Teknis

Sebagai unit pelaksaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota


(UPTD), Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagaian dari tugas teknis
operasional dinas kesehatan kabupaten atau kota dan merupakan unit pelaksaan
tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

2. Pembanguna Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggara upaya kesehatan oleh bangsa


Indonesia untuk meningktkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatam masyarakat yang optimal

3. Pertanggung jawaban Penyelenggara

Pertanggung Jawaban penyelenggara seluruh upaya pembangunan kesehatan di


wilayah kabupaten atau kota adalah dinas kesehatan kabupaten atau kota,
sedangkan Puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau
Kota sesuai dengan kemampuannya.

4. Wilayah Kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah suatu kecamatan. Tetapi
apabila di suatu kecamatan terdapat

2.2 Organisasi

2.2.1 Pengertian Organisasi

Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal dari dua orang atau
lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Macam-macam struktur
dan bagan organisasi, yaitu : organisasi lini (bagan berbentuk
segitiga vertical atau horizontal), organisasi lini dan staf (bagan berbentuk setengah
lingkar atau lingkar),organisasi lini, staf, dang fungsional (bagan berbentuk
oval atau lonjong telur), dan organisasi komite (Hasibuan Malayu, 200:6)

Tujuan organisasi dari segi organisasi perusahaan yaitu untuk mendapatkan


laba dan prinsip kegiatannya ekonomis nasional, sedangkan dari segi organisasi
social bertujuan untuk memberikan pelayanan dan prinsip kegiatannya ialah
pengabdian sosial (Hasibuan malayu, 200:6)

Sebagai unit organisasi perusahaan yaitu bersifat fungsional dan


berlangsung dalam kesehatan secara menyeluruh kepada penduduk dalam wilayah
kerjanya. Sebagai pelaksana program-program dilapangan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada penduduk dalam wilayah kerjanya.
Sebagai penanggung jawab tunggal terlaksananya program-program yang
dilaksanakan oleh organisasi kesehatan dan kesehatan swasta.

2.2.2 Jenis-Jenis Organisasi

Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan


menggunakan kriteria sebagai berikut :

1. Berdasarkan jumlah orang yang memegang pimpinan

Bentuk tunggal, yaitu pimpinan berada ditangan satu orang, semua kekuasaan
dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang.

Berbentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari
beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai
suatu kesatuan.
2. Berdasarkan Lalu Kekuasaan

Organisasi Lini lurus, kekuasaan mengalir dari pimpinan organisasi langsung


lurus kepada para pejabat yang memimpin unit-unit dalam organisasi.

Bentuk Lini dan Staf, dalam organisasi ini pimpinan dibantu oleh staf pimpinan
ahli dengan tugas sebagai pembantu pimpinan dalam menjalankan roda organisasi.

Bentuk Fungsioanal, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam fungsi-


fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih
bersifat horizontal.

3. Berdasarkan Sifat Hubungan Personal

Organisasi Formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi, seperti :


organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum.

Organisasi Informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat


pribadi, antara lain kesamaan minat atau hobi.

4. Berdasarkan Tujuan

Organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau profil oriented dan


organisasi social atau non profil oriented.

5. Berdasarkan Kehidupan dalam Masyarakat yaitu :

Organisasi Pendidikan

Organisasi Kesehatan

Organisasi Pertanian, dan lain-lain

6. Berdasarkan Fungsi dan Tujuan yang dilayani, yaitu :

Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan

Organisasi berorientasi pada politik misalnya partai politik

Organisasi yang bersifat integrative, misalnya serikat pekerja

Organisasi pemeliharaan, misalnya organisasi peduli lingkungan, dan lain-lain.

7. Berdasarkan Pihak yang Memakai Manfaat

Muntual Benefil Organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya terutama


dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi.

Service Organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh


pelanggan, misalnya bank.
Business Organization, organisai yang bergerak dalam dunia usaha, seperti
perusahaan-perusahaan.

Commonwealth Organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya terutama


dinikmati oleh masyarakat umum, seperti organisasi layanan kesehatan, contahnya
Rumah sakit, Puskesmas, dan lain-lain.

2.2.3 Organisasi Puskesmas

Dalam struktur organisasi Puskesmas, dapat diketahui mekanisme pelimpahan


wewenang dari pimpinan kepada staf, sesuai dengan tugas yang diberikan, oleh
Muninjaya (2004:76) dijelaskan dalam mini lokakarya biasanya dihasilkan
kesempatan kerjasama secara tertulis, diantara staf untuk, menyelesaikan tugasnya
masing-masing, berdasarkan wewenang dan keterampilan yang dimiliki oleh staf.
Jumlah staf dalam satu kelompok disesuaikan dengan jumlah staf yang ada
di Puskesmas dan jumlah kelompok yang diperlukan. Setiap kelompok di koordinir
oleh staf senior untuk membina beberapa posyandu di tingkat desa. Staf ini
mengembangkan koordinasi kegiatan pelaksanaan program posyandu (komitmen
tugas) di lapangan sesuai dengan beban rutin lainnya diPuskesmas.

2.2.4 Tata Kerja Puskesmas

a. Dengan Kantor kecamatan

yaitu berkoordinasi dengan kantor kecamatan, melalui pertemuan


berkala dengan melakukan perencanaan, pengerakan pelaksanaan, pengawasan,
dan pengendalian serta penilaian dan fungsi fasilitas.

b. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota

Teknis dan administrasi Puskesmas bertanggung jawab kepada Dinas


Kesehatan Kabupaten atau Kota.

c. Dengan Jaringan Layanan Kesehatan Strata Pertama

- Sebagai mitra pelayanan kesehatan yang dikelola lembaga atau swasta, menjalin
kerjasama. Penyelenggarakan rujukan dan pemantauan kegiatan pelayanan
kesehatan tersebut.

- Terhadap upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (posyandu) sebagai


Pembina, melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai
kebutuhan.
d. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan

Kerjasama dan rujukan dengan berbagai penyelenggara upaya


kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat, termasuk Dinas
KesehatanKebupaten atau Kota.

e. Dengan Lintas Sektoral

Melakukan koordinasi lintas sektoral dengan harapan


penyelenggaraan kesehatan mendapat dukungan dari berbagai sektor lain
berdampak positif terhadap kesehatan.

f. Dengan Masyarakat

- Puskesmas memerlukan dukungan aktif masyarakat sebagai objek dan subjek


pembangunan.

- Dukungan aktif dapat diwujudkan melalui pembentukan Badan


Penyantun Puskesmas (BPP), yang menghimpun berbagai potensi masyarakat yaitu
Toma, Toga, LSM , Organisasi Kemasyarakatan, serta dunia uasaha.

2.2.5 Struktur Organisasi Puskesmas

Berdasarkan surat keputusan Mendagri No. 23 Tahun 1994 susunan


organisasi Puskesmas terdiri dari :

1. Kepala Puskesmas

2. Unit Tata Usaha

3. Unit Pelaksanaan Tekhnis Fungsional

a. Upaya kesehatan Masyarakat

b. Upaya Kesehatan Perorangan

4. Jaringan pelayanan

a. Puskesmas Pembantu

b. Puskesmas Keliling

c. Puskesmas di Desa atau Komunitas


BAGAN 2.1

Mekanisme kegiatan program di dalam dan di luar Puskesmas


2.3 Manajemen

2.3.1 Pengertian Manajemen

Untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif, fungsi


manajemen menjadi begitu penting , Unsur manajemen terdiri dari Man, Money,
Methode, Machine, Materials dan market, disingkat 6M, Manajemen berasal dari
kata to managen yang artinya mengatur. Terdapat beberapa pandangan para pakar
tentang pengertian manajemen, secara klasik manajemen adalah ilmu atau seni
tentang pengerti bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan
nasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Berdasarkan pengertian tersebut, manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang
menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisien dalam pemanfaatkan sumber daya,
efektif dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memiliki alternative
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dari nasional dalam mengambil
keputusan. (Munijaya, 2004:17)

Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif


dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian
sumber daya organisasi. Aspek pokok dalam manajemen adalah mengenali perana
dan pentingnya orang lain. Ahli manajemen pada awal abad kedua puluh Marry
paker Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni untuk menyelesaikan segala
sesuatu melalui orang, Baru-baru ini ahli manajemen terkemuka, Peter Drucker,
menyatakan bahwa pekerjaan memutuskan bagaimana harusnya menggunakan
sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Menyelesaikan sesuatu melalui orang
dan sumber daya lain, memberikan kepemimpinan dan pengarahan merupakan hal
yang dilakukan oleh manajer (Dafr.L.Richard, 2006:6). Robins dan Coultar (dalam
Wobowo, 2007:2) menyatakan, manajemen sebagai sesuatu proses untuk
membantu aktifitas terselesaikan secara efektif dan efisien dengan dan melalui
orang lain. Efektif menunjukkan hubungan antara input dan out put dengan mencari
biaya sumber minimum, sedangkan efektif menunjukkan makna pencapaian tujuan
yang telah diterapkan sebelumnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah proses penggunaan sumber daya organisasi dengan
menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.

Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan


pengendalian serta pengawasan dan pertanggung jawaban, seluruh kegiatan diatas
merupakan satu kesatuan yang saling terkait berkesinambungan. Di Puskesmas,
sistem perencanaan dan pelaporan yang disebut sebagai sistem pencatatan dan
pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP) telah diberlakukan sejak tahun 1981 SP2TP
secara potensial, dapat berperan banyak dalam menunjang proses manajemen
Puskesmas. Namun berbagai data (SP2TP) yang tersedia untuk menunjang
manajemen Puskesmas belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh karena
berbagai hal yang berkaitan dengan rancangan sistem tersebut. Disamping itu,
kapasitas sumber daya yang terbatas di Puskesmas, baik dari segi manusia maupun
sarana pendukungnya, tidak memungkinkan memanfaatkan data SP2TP secara
optimal dan informasi lainnya dalam menunjang manajemen Puskesmas. Untuk
mengatasi masalah ini, telah dilakukan berbagai upaya kearah penyederhanaan
SP2TP yang telah sesuai dengan kebutuhan manajemen di tingkat operasional.

Hingga kini belum ada kesepakatan terhadap batasan sistem informasi


manajemen definisi yang cukup memadai sebagai berikut, sistem informasi
manajemen Puskesmas (SIMPUL) adalah suatu tatanan manusia atau peralatan
yang menyediakan informasi untuk membantu proses manajemen Puskesmas
mencapai sasaran

Adapun tujuan dari manajemen Puskesmas itu sendiri yaitu


meningkatkannya kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna dan
berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan informasi lain
yang menunjang. Tujuan lain yaitu, sebagai dasar penyusunan perencanaa tingkat
Puskesmas (PTP), sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok
Puskesmas (Lokakarya Mini), sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan pokok Puskesmas (PWS dan stratifikasi Puskesmas), untuk mengatasi
berbagai hambatan pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas.

2.3.2 Fungsi Manajemen

Manajemen merupakan suatu proses menggunakan sumber daya organisasi untuk


mencapai tujuan melalui fungsi planning dan decision making, organizing, leading
dan controlling (wibowo, 2007:1).

a) Perencanaan (Planning)

Menentukan tujuan untuk kinerja organisasi di mana depan, serta memutuskan


tugas dan penggunaan sumber daya diperlukan untuk mencapai tujuan. Kurangnya
perencanaan, atau perencanaan yang buruk akan menghancurkan kinerja
organisasi.

b) Pengorganisasian (Organizing)

Dilakukan setelah perencanaan dan mencerminkan usaha untuk mencapainya.


Pengorganisasian meliputi penentuan dan pengelompokan tugas kedalam
departemen, penentuan otoritas, serta alokasi sumber daya.

c) Kepemimpinan (leading)
Kepemimpinan merupakan fungsi manajemen yang semakin penting, merupakan
pengguna pengaruh untuk memberikan motivasi kepada karyawan untuk mencapai
tujuan organisasi. Memimpin berarti menciptakan budaya dan nilai bersama,
mengkomunikasikan tujuan di seluruh organisasi dan memberikan masukan.
Pemimpin melihat pemberian motivasi kepada seluruh departemen, divisi dan
insividual yang bekerja langsung dengan manajer.

d) Pengendalian (controlling)

Mengawasi aktifitas, menentukan apakah organisasi dapat memenuhi target tujuan


dan melakukan koreksi bila diperlukan. Manajer harus memastikan bahwa
organisasi bergerak menuju tujuannya.

Manajemen dikatakan berbagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian,


pimpinan dan pegawai pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua
sumber daya organisasi yang tersedia. Oleh Darf.L.Richard (2006:7) menjelaskan
empat fungsi manajemen yang berkaitan dengan menentukan tujuan kinerja
organisasi di masa depan adalah :

1) Penerapan Manajemen Di Bidang Kesehatan

Manajemen dapat diterapkan di bidang kesehatan, untuk memecahkan masalah


program dan masalah kesehatan masyarakat. Tujuan umum manajemen kesehatan
adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, atau mencapai suatu
keadaan sehat bagi individu dan kelompok masyarakat. Tujuan sehat yang ingin
dicapai oleh organisasi kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Di Indonesia pengertian sehat dituangkan
dalam UU pokok kesehatan RI No. 9 tahun 1960, batasan sehat disesuaikan dengan
batasan sehat menurut WHO (1947, demikian juga pengertian sehat menurut UU
kesehatan No. 23/1992. Sehat adalah suatu keadaan yang optimal baik fisik,
mental maupun sosial dan tidak hanya terbatas pada keadaan yang bebas dari
penyakit tau kelemahan saja. Penerapan Manajemen kesehatan dilakukan di
masing-masing jajaran organisasi kesehatan di Indonesia. Seperti kantor Depkes
pusat. Knawil Depkes dan Dinas Kesehatan di rumah sakit danPuskesmas
(Muninjaya, 2004:45).

2) Penerapan Manajemen Di Puskesmas

Khusus untuk tingkat Puskesmas, penerapan manajemen dijabarkan melalui


berbagai jenis kegiatan manajemen praktis, seperti micro planning (MP), yaitu
perencanaan tingkat Puskesmas yang dilaksanakan setiap lima tahun. Lokakarya
miniPuskesmas (setiap bulan, Local Area Monitoring (LAM) atau PWS (pemantauan
wilayah setempat LKMP), yaitu bentuk penjabaran MP kedalam paket kegiatan yang
dilaksanakan), sistem pemantauan penyakit menular yang bisa dicegah dengan
imunisasi dan program KIA. LAM merupakan penjabaran kegiatan program KIA,
disebut dengan pemantauan ibu dan anak setempat atau PIAS atau PWS KIA.
Kegiatan supervise (fungsi controlling) dilakukan setiap hari atau berkala, Sistem
stratifikasi merupakan bagian dari sistem evaluasi manajemen Puskesmas yang
dilakukan setiap bulan oleh Dinas Kesehatan dan pelaporan terpadu Puskesmas
(SP2TP), adalah alat Bantu untuk pelaksanaan fungsi pemantauan dan
pengendalian program Puskesmas. SP2TP digunakan untuk menyusun perencanaan
tahunan Puskesmas seperti yang tertuang dalam LKMP. (Munijaya, 2004:46)

BAGAN 2.2

BAGAN FUNGSI MANAJEMEN

(Siklus Fungsi Manajemen)


2.3.3 Rencana Kegiatan

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan
untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasil guna
dan berdaya guna.

a. Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

RUK sama dengan plan of action (POA) atau rencana kerja yang biasanya disusun
menjelang pergantian tahun anggaran kegiatan baru.

b. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)


RKA merupakan pengembangkan dari RUK setelah ada perbaikan tata cara
pembuatan anggaran kegiatan dalam setiap unit Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD)

c. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

DPA merupakan kelanjutan dari RKA yang telah disetujui sebagai pedoman
pelaksanaa penggunaan anggaran kegiatan

2.3.4 Perencanaa Tingkat Puskesmas

Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) dapat diartikan sebagai proses


kegiatan yang sistematis untuk menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Puskesmas. Untuk meningkatkan cakupan dan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat dalam upaya mengatasi masalah kesehatan di wilayahnya.

Perencanaan tingkat Puskesmas diartikan sebagai proses penyusunan


rencana kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang dilakukan secara
sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat
diwilayah kerjanya.Perencanaan tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap, yaitu :

1. Tahap persiapan

2. Tahap analisa situasi

3. Tahap penyususnan rencana usulan kegiatan

4. Tahap penyususnan rencana pelaksanaan kegiatan

2.3.5 Mini Lokakarya Puskesmas

Seperti telah kita lakukan bahwa fungsi pokok Puskesmas pada dasarnya ialah :

1. Melaksanakan upaya kesehatan dalam rangka meningkatkan status kesehatan


masyarakat dan mengurangi angka kematian.

2. Membina masyarakat di wilayah kerjanya untuk berperan serta secara aktif


dalam upaya kesehatan, serta member pengayonan terhadap upaya-upaya
kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat.

Untuk dapat mengembangkan atau membina program-program Puskesmas


dibutuhkan tenaga-tenaga yang mampu melaksanakan tugas dengan baik dan
pembinaan yang dilakukan secara teru-menerus dan berkesinambungan terhadap
upaya peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
Untuk itu departemen kesehatan atau direktorat jenderal pembinaan
kesehatan masyarakat memakai method lokakarya mini Puskesmas yang
merupakan suatu sistim manajemen yang sederhana dan membuat rencana kerja
harian bagi seluruh petugas Puskesmas, agar dapat meningkatkan
kemampuanPuskesmas dan upaya peran serta masyarakat yang sedang
berlangsung.

Lokakarya mini Puskesmas dilaksanakan dengan vuku paket lokakarya


mini Puskesmas, dan diselenggarakan oleh dokter atau pimpinan Puskesmas
dibantu dengan staf.

Tujuan :

1. Menanamkan motivasi kepada seluruh petugas Puskesmas untuk berpatisipasi


secara aktif dalam kegiatan-kegiatan peran masyarakat dalam bidang kesehatan.

2. Mengembangkan suatu sistim manajemen yang sederhana dan rencana kerja


perseoranganPuskesmas yang akan dapat meningkatkan kemampuan Puskesmas
yang akan meningkatkan kemampuan Puskesmas untuk mendukung program-
program Puskesmas dan kegiatan peran serta masyarakat yang sedang
berlangsung.

2.3.6 Evaluasi Kegiatan

Dinkes kabupaten atau kota dan provinsi, secara rutin menetapkan target atau
standar kebersihan masing-masing kegiatan program, yang merupakan standar
untuk kerja (standar performance) staf. Standar untuk kerja merupakan ukuran
kualitatif keberhasilan program. Tingkat keberhasilan program secara kualitatif
diukur dengan membandingkan target yang ditetapkan output. (cakupan
pelayanan)

Secara kualitatif keberhasilan program diukur dengan membandingkan standar


prosedur kerja untuk masing-masing kegiatan program dengan penampilan.
Cakupan program dapat dianalisis secara langsung oleh staf Puskesmas, dengan
menganalisis data harian seriap program.

Secara kualitatif keberhasilan program diukur dengan membandingkan standar


prosedur kerja untuk masing-masing kegiatan program dengan penampilan.
Cakupan program dapat dianalisis secara langsung oleh staf Puskesmas, dengan
menganalisis data harian setiap program. Perubahan sikap, prilaku masyarakat
(effect program) dan dampak program (impact) seperti dalam kematian, kesakitan
(termasuk dampak gangguan gizi), tingkat kelahiran dan kecacatan tidak diukur
secara langsung oleh Puskesmas. Impact program diukur setiap 5 tahun sekali,
melalui survey kesehatan rumah tangga (SKRT) atau Surkesnas (Survey kesehatan
nasional), tetapi hanya sampai tingkat kabupaten. Standar pelayanan minimal
program kegiatan.

2.3.7 Pengertian Evaluasi Kegiatan

Evaluasi kegiatan adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya


sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi dapat
pula diartikan suatu bayangan dari suatu proses perencanaan terdahulu yang
memberikan informasi bagi perencanaan berikutnya. Evaluasi merupakan suatu
asahan untuk mengukur pencapaian suatu tujuan ataupun keadaan tertentu dengan
membandingkannya dengan standar nilai yang telah di tentukan sebelumnya.

2.3.8 Tujuan Evaluasi Kegiatan

a. Perbaikan rencana

b. Menyediakan informasi-ingormasi yang relevan

c. Membantu perencanaan dan pengelolaan

d. Meningkatkan kualitas keputusan.

2.4 Standar Pelayanan Minimal

Standar pelayanan minimal adalah tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan


yang dilaksanakan Daerah Kabupaten atau Kota.

a. Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 100%.

2. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95%

3. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80%

4. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki


kopentensi kebidanan 90%

5. Cakupan pelayanan nifas 90%

6. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80%

7. Cakupan kunjungan bayi 90%


8. Cakupan pelayanan anak balita 90%

9. Cakupan pelayanan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada usia


6-24 bulan keluarga miskin 100%

10. Cakupan pelayanan gizi buruk mendapat perawatan 100%

11. Cakupan peserta KB aktif 70%

12. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 100%

13. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD atau setingkat 100%

14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat miskin 100%

b. Pelayanan Kesehatan Rujukan

1. Cakupan pelayanan kesehatan dasar rakyat miskin 100%

2. Cakupan pelayanan gawat level 1 yang diberikan sarana kesehatan (RS) di


kabupaten atau kota

c. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanganan Kejadian Luar Biasa

Cakupan desa atau kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan


epidemiologi <24 jam 100%

d. Promosi Kesehatan dan pemberdayaan Masyarakat

Cakupan desa siaga aktif 80%

KIA

A. DEFINISI KIA

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA
masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik
terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-
menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan
alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan,
pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini
tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta
menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman
kanak-kanak.

Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan
mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai
peranan yang besar dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada
tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai
pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam keluarga terutama
anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi sehingga dewasa,
karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa ibunya. (Asfryati, 2003,
h.27).

Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini.
Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi
hingga dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau
menikah dengan orang lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.
(dilampirkan oleh Zulkifli dari bambang, 1986, h.9)

Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan
keluarganya untuk atau mempercepat pencapaian target Pembangunan Kesehatan
Indonesia yaitu Indonesia Sehat 2010, serta meningkatnya derajat kesehatan anak
untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kualitas manusia seuthnya

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam


mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat
guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, Desa Wisma, penyelenggaraan
Posyandu dan sebagainya.

b. Meningkatkan upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah


mandiri didalam lingkungan keluarga, Desa Wisma, Posyandu dan Karang Balita,
serta di sekolah TK

c. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,


ibu bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.
d. Meningkatnya mutu pelayanan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
menyusui, bayi dan anak balita.

e. Meningkatya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh


anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dalam keluarganya.

Kegiatan

1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan
anak prasekolah

2. Deteksi dini factor resiko ibu hamil

3. Pemantauan tumbuh kembang balita

4. Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG,DPT 3 kali, Polio 3
kali dan campak 1 kali pada bayi.

5. Penyluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan


program KIA

6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-
macam penyakit ringan.

7. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan


pemeriliharaan serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama perode
neonatal (0-30 hari)

8. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanan dan para dukun bayi
serta kader-kader kesehatan.

Sistem kesiagaan di bidang KIA di tingkat masyarakat terdiri atas :

1. Sistem pencatatan-pemantauan

2. Sistem transportasi-komunikasi

3. Sistem pendanaan

4. Sistem pendonor darah

5. Sistem Informasi KB
Proses Pemberdayaan masyarakat bidang KIA ini tidak hanya proses memfasilitasi
masyarakat dalam pembentukan sistem kesiagaan itu saja, tetapi juga merupakan
proses fasilitasi yang terkait dengan upaya perubahan perilaku, yaitu :

1. Upaya mobilitas social untuk menyiagakan masyarakat saat situasi gawat


darurat, khususnya untuk membantu ibu hamil saat bersalin.

2. Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunan angka


kematian maternal.

3. Upaya untuk menggunakan sumberdaya yang dimiliki oleh masyarakat dalam


menolong perempuan saat hamil dan persalinan

4. Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga persalinan dibantu


oleh tenaga kesehatan professional

5. Merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu


mengatasi masalah mereka sendiri.

6. Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi masalah kesehatan


maternal

7. Upaya untuk melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholders) dalam


mengatasi masalah kesehatan.

Karena itu Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berbijak pada konsep-konsep
berikut :

1. Revitalisasi praktek-praktek kebersamaan sosial dan nilai-nilai tolong-


menolong, untuk perempuan saat hamil dan bersalin.

2. Merubah pandangan persalinan adalah urusan semua pihak, tidak hanya


urusan perempuan.

3. Merubah padangan masalah kesehatan tidak hanya tanggung jawab


pemerintah tetapi merupakan masalah dan tanggung jawab masyarakat.

4. Melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholders) dimasyarakat.

5. Menggunakan pendekatan partisipatif

6. Melakukan aksi dan advokasi.

Siklus proses yang memberikan masyarakat kesempatan untuk memahami kondisi


mereka dan melakukan aksi dalam mengatasi masalah mereka ini disebut dengan
pendekatan belajar dan melakukan aksi bersama secara partisipatif ( Participatory
Leaming and Action PLA). Pendekatan ini tidak hanya memfasilitasi masyarakat
untuk menggali dan mengelola berbagai komponen, kekuatan-kekuatan dan
perbedaan-perbedaan, sehingga setiap orang memiliki padangan yang sama
tentang penyelesaian masalah mereka, tetapi pendekatan ini juga merupakan
proses mengorganisir masyarakat sehingga mereka mampu untuk berpikir dan
menganalisa dan melakukan aksi untuk menyelesaikan masalah mereka. Ini adalah
proses pembedayaan masyarakat sehingga mereka mampu melakukan aksi untuk
meningkatkan kondisi mereka. Jadi, ini merupakan proses dimana masyarakat
merubah diri mereka secara individual dan secara kolektif dan mereka
menggunakan kekuatan yang mereka miliki dari energy dan kekuatan mereka
( Hartock, 1981).

Manajemen kegiatan KIA

Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemamtauan Wilayah setempat-KIA


(PWS-KIA) dengan batasan :

Pemamtauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaaan kegiatan KIA
serta alat untuk motivasi dan komunikasi kepada sector lain yang terikat dan
dipergunakan untuk pemamtauan program KIA secara teknis maupun non teknis.

Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non


teknis, yaitu

1. Indikator Pemantauan Teknis :

Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam lingkungan kesehatan
yang terdiri dari :

a. Indikator Akses

b. Indikator Cakupan Ibu Hamil

c. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

d. Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat

e. Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan

f. Indicator Neonatal

2. Indikator Pemamtauan Non teknis :

Indikatorini dimasksudnya untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun


masalah operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga di
mengerti dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini
dipergunakan dalam berbagai tingkat administradi, yaitu :

a. Indikator pemerataan pelayanan KIA

Untuk ini dipilih AKSES (jangkauan) dalam pemamtauan secara teknis


memodifikasinya menjadi indicator pemerataan pelayanan yang lebih dimengerti
oleh para penguasa wilayah.

b. Indikator efektivitas pelayanan KIA :

Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemamtauan secara teknnis dengan
memodifikasinya menjadi indicator efektivitas program yang lebih dimengerti oleh
para penguasa wilayah.

Kedua indicator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, perdesa serta
dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk menunjukkan
desa-desamana yang masih ketinggalan.

Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak lanjut yang
jelas dari para penguasa wilayah perihal : peningkatan penggerakan masyarakat
serta penggalian sumber daya setempat yang diperlukan.

BAB III

GAMBARAN PUSKESMAS 23 ILIR PALEMBANG

3.1 Gambaran Umum Puskesmas 23 Ilir

3.1.1 Sejarah Puskesmas

Puskesmas 23 Ilir merupakan salah satu Puskesmas yang terletak di Kecamatan


Bukit Kecil tepatnya di Jalan Datuk M. Akib No. 100. Didirikan pada tahun 1984
(Proyek Inpres) dan sudah direnovasi kembali pada tahun 2006.

3.1.2 Wilayah Kerja


Puskesmas 23 Ilir mempunyai dua wilayah kerja yang terdiri dari dua kelurahan
yaitu Kelurahan 23 Ilir dan Kelurahan 24 Ilir dengan luas wilayah 6.043 KM
sebagian besar penduduknya bermukim di Rumah Susun (8 blok Wilayah 23 Ilir dan
44 Blok Wilayah 24 Ilir).

3.1.3 Letak Geografis, Topografis, dan Luas Wilayah Kerja Puskesmas

Luas Wilayah Puskesmas : 6043 KM

Batas wilayah

Utara : Kelurahan 20 Ilir

Selatan : Kelurahan 22 Ilir

Timur : Kelurahan 18 Ilir

35

Barat : Kelurahan 16 Ilir

Topografi

Wilayah kerja Puskesmas terdiri dari dataran rendah dan pinggiran sungai (Parit
Besar).

3.1.4 Demografis

Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas 23 Ilir, yaitu :

Menurut Jenis Kelamin

Laki-laki : 9744

Perempuan : 9951

Menurut Pendidikan

Belum pernah sekolah : 310

Tidak tamat SD : 752

SD/MI : 1537
SLTP/MTS : 1064

SLTA/MA : 892

D3 : 145

Universitas : 266

3.1.5 Sejarah Kepemilikan Puskesmas 23 Ilir Palembang

1. Dr. Fade Fatimah dari tahun 1997-1998

2. Dr. Yulia Darlina dari tahun 1999-2006

3. Drg. Lasma Evy Lani, M.Kes dari tahun 2006-2009

4. Drg. Endah Wulandari dari tahun 2009- sampai sekarang.

3.2 Gambaran Khusus Puskesmas 23 Ilir

3.2.1 Visi Puskesmas

Tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di wilayah kerja Puskesmas


23 Ilir

3.2.2 Misi Puskesmas

Meningkatkan kemitraan pada semua pihak.

Meningkatkan profesionalisme seluruh petugas Puskesmas.

Pengadaan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu prima

Memasyarakatkan paradigma sehat dan memberdayakan masyarakat atau


keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada.

3.2.3 Motto Puskesmas

Tanpa ada kami tiada arti

3.2.4 Nilai

Keterbukaan dan kekeluargaan


3.2.5 Struktur Organisasi Puskesmas
Bag

an 3.1 Struktur Organisasi Puskesmas 23 Ilir Tahun 2012


Sub Bag
Tata
Usaha

Riswand
a

3.2.6 Alur Pelayanan Puskesmas

Bagan 3.2 Alur Pelayanan Pengobatan dan Rujukan

Puskesmas 23 Ilir Palembang Tahun 2012


3.2.7 Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas

3.2.7.1 Tugas Pokok Puskesmas

Melakukan sebagian kegiatan teknis operasionl Dinas Kesehataan di bidang


pelayanan, pembinaan dan pembangunan upaya kesehatan secara paripurna
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

3.2.7.2 Fungsi Puskesmas

Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Puskesmas diharapkan sebagai motor, motivator dan memantau terselenggaranya


proses pembangunan di wilayah kerjanya, agar berdampak positif terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil yang diharapkan dapat
menjalankan fungsi, adalah terciptanya sumber daya yang sehat, cerdas dan
produktif, serta mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberi prioritas pada upaya
promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

Sebagai Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga

Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas ikut memberdayakan


masyarakat, sehingga masyarakat tau, mau dan mampu menjaga dan mengatasi
masalah kesehatan secara mandiri. Wujud pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan sebagai pusat pemberdayaan keluarga, dengan harapan
menjaga keluarga sehat tetap sehat dan keluarga sakit menjadi sehat. Wujudkan
implementasi Puskesmas peduli keluarga dan tingkat keberhasilannya dapat dilihat
dari banyaknya keluarga sehat di wilayah kerja Puskesmas.

Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya,Puskesmas


merupakan saran pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara bermutu, adil dan merata. Pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan adalah pelayanan kesehatan dasar, yang dibutuhkan sebagian besar
masyarakat dan sangat strategis dalam upaya meningkatkan status kesehatan
mayarakat secara umum.

Upaya kesehatan yang diselenggarakan meliputi pelayana medik dasar berupa


pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan upaya pendekatan
individu dan keluarga melalui upaya rawat jalan, rujukan dan pelayan kesehatan
masyarakat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
denganpendekatan kelompok masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan secara
holistik dan berkesinambungan.
3.2.8 Program Puskesmas 23 Ilir

Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, Puskesmas 23 Ilir


memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut melalui yaitu:

1. pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA/KB)

2. Pelayanan Pengobatan

3. Penyuluhan kesehatan (Promkes)

4. Pelayanan Laboratorium

5. Gilingan Mas (Gizi, Pelayanan imunisasi dan pelayanan sanitasi

6. Klinik IMS

Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Klinik Pelayana Kesehatan Ibu (KIA/KB)

Kegiatan yang dilakukan di klinik ini meliputi pelayanan kebidanan terhadap Ibu
Hamil (Bumil), Ibu Bersalin (Bulin), ddan Ibu Nifas (Bufas), serta Ibu Menyusui
(Busui). Untuk kegiatan KB Puskesmas 23 Ilir melayani kegiatan masyarakat dalam
KB berupa IUD, Implant, Pil, dan Kondom. Klinik ini dalam pelaksanaannya dilayani
oleh para bidan terlatih dan juga diawasi oleh dokter.

Klinik Pelayanan Kesehatan Anak (BP Anak)

Klinik ini melayani kesehatan bayi dan balita. Dalam pelaksanaannya klinik ini
dilayani oleh perawat terlatih dibidang anak yang mulai mengembangkan sistem
pelayanan dengan teknik MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit).

Klinik Pelayanan Kesehatan Umum (BP Dewasa)

Klinik ini melayani pengobatan umum bagi pasien umum atau dewasa dan kegawat
daruratan. Pada pelaksanannya klinik ini jjuga dilayani oleh seorang dokter umum
yang dibantu oleh perawat terlatih. Di klinik ini dilayani pula pengobatan terhadap
penderita TB Paru dan Kusta serta penyakit lainnya.

Klinik Pelayanan Kesehatan Gigi (BP Gigi)

Klinik ini meyalani pengobatan dan perawatan gigi seluruh lapisan masyarakat yang
membutuhkannya terutama pengobatan dasar seperti pencabutan gigi dan
penambahan gigi. Dalam pelaksanannya klinik ini dilayani oleh seorang dokter gigi
dan dibantu oleh para perawat gigi yang berpengalaman dan terlatih.

Klinik Sehat (Gilingan Mas)

Klinik ini melayani :

Konsultasi Gizi

Imunisasi

Konsultasi Kesehatan Lingkungan (Sanitasi)

Laboratorium

Melayani pemeriksaan urine rutin, darah rutin, test kehamilaan, BTA Sputum
golongan darah. Dilayani setiap ada rujukan oleh tenaga medis.

Penyuluhan Kesehatan

Dilakukan pada perorangan ataupun perkelompok, baik dilaksanakan di Puskesmas,


Sekolah, ataupun ditempat lain yang membutuhkan.

Klinik IMS

Klinik ini dimulai pada tahun 2009 bekerjasama dengan Global. Puskesmas 23 Ilir ini
mempunyai wilayah kerja yang merupakan daerah rawan untuk kasus IMS. Wilayah
kerja 23 Ilir penduduknya sangat dinamis dan merupakan daerah transit (Khusus
Rusun). Program IMS melayani:

Kegiatan Kespro

P2 Kelamin

Penyuluhan

Sero Survei (Kerjasama dengan Dinia Kesehatan Kota).

Lain-Lain

Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah kerjanya, Puskesmas 23 Ilir


melakukan kegiatan-kegiatan secara jemput bola. Kegiatan-kegiatan tersebut
diantaranya adalah posyandu Balita di 13 Posyandu, Posyandu Lansia, UKS/UKGS di
SD/MI, serta melakukan kunjungan ke rumah pasien bagi pasien-pasien yang
membutuhkannya.

3.2.9 Sumber Daya Puskesmas


1. Man (Ketenagaan)

Untuk kelancaran kegiatan sehari-harinya, Puskesmas 23 Ilir dipimpin oleh Pimpinan


Puskesmas yang sejak 1 Mei 2009 dijabat oleh Drg. Endah Wulandari yang dibantu
oleh 2 orang dokter Umum, 3 perawat Ahli Madya, 2 orang perawat Gigi, 1 orang
Bidan, 2 orang petugas Tata Usaha, 1 orang Laboratorium, dan 1 orang penjaga
malam.

Tabel 3.1

Daftar Pegawai Puskesmas 23 Ilir Tahun 2012

No. Nama NIP Jabatan

196605191992032
1. Drg. Endah wulandari Pimpinan PKM
004

Dr. Alma Yulianti Lani, 197004022002122


2. Dr. Fungsional
M.Kes 002

197002222002122
3. Dr. Nyayu F Dr. Fungsional
000

198307232009032
4. Dr. Erika Astridevi Dr. Fungsional
002

196307051985112
5. Hj. Ernawati, SKM Bidan
001

196903091989012
6. Rizani, SKM Perawat
003

196707071990032
7. Juliah Reyno Wardhani Perawat
006

196911271992032
8. Derita, S.Kep Perawat
007

196511201988031
9. Gunadi Perawat Gigi
003

196309181989122 Asisten
10. Ely Salfitri
001 Apoteker

196707201990012
11. Sartini Perawat Gigi
001

12. Isnaini 196210091983122 TU Pustu 24 Ilir


001

195604011980311
13. Chairudin TU Pustu 24 Ilir
003

196912111992032
14. Fitrijah, SKM Sanitarian
007

196902031992032 Asisten
15. Ernawati AMF
007 Apoteker

196710281993031
16. Riswanda SIP Petugas Gigi
004

197502201998032
17. Hera Febriani Perawat
008

195908171984032
18. Ramayani TU
004

198408142006042
19. Tri agustianita, Am. Keb Ka. Pustu 24 Ilir
008

198101012006042
20. Meksi Herawati Am. Keb Bidan
017

198408232008032
21. Eliza Harianti, Am. Keb Bidan
002

198810212010012
22. Oppie Ruliani, AMAK Analis
004

23. Zumrotul Ainie, S. Kep Honda Perawat

Profil Puskesmas 23 Ilir Palembang 2012

2. Method (Metode)

Manajemen yang bermutu dan berkualitas tinggi sangat diperlukan dalam


operasional kegiatan Puskesmaas melalui pembuatan program secara bulanan dan
tahunan yang dituangkan dalam POA untuk setiap program kesehatan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diberikan pada
masyarakat. Dalam pelaksanaan kegiatan dasar Puskesmas 23 Ilir menerapkan
manajemen terpadu (Perencanaan, Pelaksanaan, dan Penilaian Kegiatan
Terpadu/P2KT). Metode yang digunakan dalam enam program Puskesmas 23 Ilir
yaitu dengan melakukan pengobatan, penyuluhan, dan pemberdayaan masyarakat
serta melakukan kunjungan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas 23 Ilir.
3. Money (Sumber Dana Puskesmas)

Tabel 3.2

Sumber Pembiayaan Kesehatan di Puskesmas 23 Ilir

No
Sumber Biaya Jumlah
.

1. APBD Kabupaten/Kota Rp. -

2. APBD Provinsi Rp. -

3. APBN Rp -

4. Jamkesmas Rp. -

Profil Puskesmas 23 Ilir Palembang 2012

4. Material (Sarana)

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas 23 Ilir memerlukan sarana


kesehatan yang baik dan mudah dijangkau oleh pengguna sarana pelayanan yang
ada di Puskesmas 23 Ilir.

Tabel 3.3

Sarana Puskesmas 23 Ilir

No. Jenis sarana

1. Ruang Balai Pengobatan

2. Ruang Gigi

3. Ruang KIA/KB

4. Ruang Gizi

5. Ruang Obat/Farmasi

6. Ruang Administrasi

7. Ruang Tata Usaha

8. Ruang Promosi Kesehatan

9. Ruang Kesehatan Lingkungan

Profil Puskesmas 23 Ilir Palembang 2012


5. Machine (Mesin)

Dalam melaksanankan kegiatan pengendalian penyakit telah ditunjang oleh


peralatan yang memadai, misalnya Komputer untuk pengobatan data dan
pelaporan.

3.2.10 Upaya Kesehatan Puskesmas

Upaya Promotif

Dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan


masyarakat dengan jangan memberikan :

Penyuluhan kesehatan masyarakat

Peningkatan gizi

Pemeliharaan kesehatan perorangan

Pemeliharaan kesehatan lingkungan

Upaya Preventif

Dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap


individu, keluargas, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

Memberikan imunisasi massal terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil

Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,Puskesmas, maupun


kunjungan rumah.

Pemberian vitamin A, Yodium melalui posyandu, Puskesmas, maupun di rumah.

Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan nifas dan menyusui.

Upaya Kuratif

Dilakukan bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga yang terkena
penyakit dan masalah kesehatan melalui:

Perawatan orang sakit di rumah (Home Nursing)

Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dariPuskesmas.

Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.

Perawatan payudara

Perawatan tali pusat bayi baru lahir.


Upaya Rehabilitatif

Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di


rumah, maupun terhadap kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:

Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik, seperti: penderita kusta, patah
tulang, kelainan bawaan.

Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan
nafas dan batuk. Penderita stroke melalui fisioterafi manual yang dapat dilakukan
oleh perawat.

Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologi di rumah, ibu bersalin dan nifas.

Perawatan payudara

Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

3.2.11 10 Penyakit Terbesar di Puskesmas 23 Ilir

Tabel 3.4

10 Penyakit Terbesas di Puskesmas 23 Ilir

No Tahun
Jenis Penyakit
. 2009 2010 2011

1. Ispa 3016 1906 975

2. CC 2399 3000 1448

3. Hipertensi 1282 1597 1393

4. Rheumatik 1063 1038 895

5. Gastritis 838 833 604

6. Penyakit Kulit alergi 834 677 339

7. Penyakit Kulit Usus 815 673 447

8. Penyakit Kulit Infeksi 725 731 406

9. Diare 711 579 452

10. Neurosa 298 208 208

Profil Puskesmas 23 Ilir Palembang 2012


3.3 Gambaran Khusus Puskesmas 23 Ilir

3.3.1 Masukan (Input)

a. Man (Manusia)

Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas 23 Ilir Palembang adalah 22 orang yang


memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda, yaitu 3 orang dokter fungsional, 5
orang perawat, 3 orang bidan, 1 orang sanitarian, 2 orang perawat gigi, 2 orang
asisten apoteker, 1 orang petugas gigi, 1 orang analis,1 orang ka. Pustu 24 ilir, 3
orang tu pustu.

b. Money (Sumber Daya Keuangan)

Dalam melaksanakan program KIA di Puskesmas 23 ilir, menggunakan dana yang


berasal dari dana APBN,APBD dan dana BOK.

c. material (Sarana)

Dalam melakukan kegiatan program KIA mempunyai ruangan yang sama


dengan ruangan KB yang mengivestarisasi akseptor pengguna alat kontrasepsi
aktif. Di ruang KIA ini terdapat juga sarana untuk mendukung kegiatan Program KIA
di Puskesmas 23 ilir, yaitu : alat ukur berat badan (timbangan), alat ukur tinggi
badan, tempat tidur ginekologi, obat-obatan, meteran LILA, dll.

d. Method (Metode)

Dengan melakukan periksaan, penyuluhan, dan perbedaan pada


masyarakat serta mengobati pasien.

e. Machine (Alat)

Dalam melakukan kegiatan program KIA menggunakan alat kesehatan berupa alat
pemeriksaan pasien untuk mendekteksi kehamilan, faktor resiko pada kehamilan,
alat-alat tulis kantor maupun elektronik untuk mendata ibu hamil atau kejadian
berpotensi faktor resiko kehamilan serta alat-alat untuk penyuluhan seperti leaflet
dan sebagainya.

3.3.2 Proses (Pelaksanaan Pelayanan Program KIA)

Manajemen POACE yang dilakukan pada unit ini fungsi manajemennya


(POACE) tidak diterapkan secara menyeluruh, unit ini hanya mengacu pada
POA atau rencana pelaksanaan kegiatan, sedangkan Controlling dan Evaluasi hanya
di terapkan seketika saja.

a. Plaining
Perencanaa pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pihak Puskesmas khusunya pada
program KIA adalah sebagai berikut :

1) Pengamatan baik pasif maupun aktif

2) Pertemuan Staf Puskesmas (MINLOK)

3) Penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak

b. Organizing

Tenaga pengolahan program ini terdiri dari tim pengelolah KIA yang dikoordinator
oleh Kepala Bidan KIA

c. Actuating

Adapun rincian dan lokasi pelaksanaan pada program pengendaliantentang


penyuluhan sebagai berikut :

1. Mengetahui jumlah keseluruhan

2. Memberi informasi kepada masyarakat

3. Menjaga daya tahan tubuh anak sekolah

4. Memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita.

3.3.3 Keluaran (Output)

Berdasarkan masukan (input) dan proses maka dihasilkan out put suatu kegiatan
Puskesmas. Data penyusun dapatkan dari PTP (Penilainan Kerja Puskesmas) tahun
2009,2010,2011. Dan pencapaian dari kegiatan-kegiatanPuskesmas.

Tabel 3.5

Cakupan Program KIA Puskesmas 23 ilir

NO KEGIATAN SATUA TARGET PENCAPAIAN


N
2009 2010 2011 2009 2010 201
1
1 Pelayanan
pemeriksaan
kehamilan

- K1 % 95 97,1 97 95,3 97,1 99,3

- K4 90 97,7 95 91,3 97,7 98,1

2 Pelayanan % 90 90 90 91,1 96,1 93,9


persalinan

3 Rujukan Bumil % 20 20 20 18,5 20 20,5


Resiko tinggi

4 Keluarga % 70 70 70 70 76 72
Berencana (KB
Akseptor Aktif)

BAB IV

MASALAH DAN PEMECAHANNYA

4.1 IDENTIFIKASI MASALAH

Setelah meganalisis situasi dan berdasarkan data yang diperoleh,


diharapkan beberapa permasalahan yang ada pada program kesehatan ibu dan
anak pada Puskesmas 23 ilir :

a. Pelayanan pemeriksaan ibu hamil

b. Pelayanan persalinan

c. Resiko tinggi ibu hamil

d. Pelayanan KB
4.2 PRIORITAS MASALAH

Berdasarkan pengidenfisikasi masalah yang dilakukan, masalah-masalah


tersebut akan diprioritaskan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu
metode PAHO atau scoring dan metode Pair Comparison.

56

Tabel 4.1

Metode PAHO (Skoring)

Masalah M S V CC PC Skor TK

Pemeriksaan ibu 4 3 3 4 3 16 II
hamil

Pelayanan KB 3 2 3 3 3 14 III

Resiko tinggi ibu hamil 4 3 4 4 3 18 I

M : Magnitude (Besarnya Masalah)

S : Severity (Tingkat Kefatalan Masalah)

V : Vinerability (Kemudahan Mengatasi Masalah)


CC : Community Concert (Persepsi Masyarakat)

PC : Political Commitmen (Komitmen Politik)

Dari perhitungan dengan metode scoring (PAHO), didapatkan bahwa


masalah yang menjadi prioritas adalah Resiko tinggi ibu hamil sesuai dengan
besarnya masalah, tingkat kefatalan, kemudahan mengatasi masalah, persepsi
masyarakat dan komitmen politik pada tahun 2009,2010,2011 dalam target dan
cakupan yang ada.

Metode pair comparison

Metode pair comparison ditentukan dengan skala proritas USG (Urgency,


Seriousness, dan Growth).

1. Urgency adalah beberapa lama waktu yang diperlukan untuk memecahkan


masalah atau besarnya dimana pilihan kita adalah masalah yang bisa diselesaikan
dalam waktu yang relative singkat.

2. Seriousness adalah seberapa besar pengaruh negative sebuah masalah atau


derajat kefatalan masalah, dimana pilihan kita adalah masalah yang di yakini
berpengaruh negative.

3. Growth adalah kompleksitas sebuah masalah atau derajat pertumbuhan


dimana pilihan kita adalah masalah yang di yakini paling kompleks.

Keterangan :

A = Pelayanan KB

B = Pemeriksaan kehamilan

C = Resiko tinggi ibu hamil

1 : Nilai rendah

2 : Nilai sedang

3 : Nilai tinggi

Tabel 4.2

Metode Pair Comparison

Aspek Urgency Aspek Seriousness Aspek Growth

Pelayanan KB : Pelayanan KB : Pemeriksaan Pelayanan KB :


Pemeriksaan kehamilan = Pelayanan KB Pemeriksaan
kehamilan = Pemeriksaan kehamilan : kehamilan =
Pelayanan KB Resiko tinggi ibu hamil = Pelayanan KB
Pemeriksaan Resiko tinggi ibu hamil Pemeriksaan
kehamilan : Resiko kehamilan :
tinggi ibu hamil = Pemeriksaan kehamilan : Resiko tinggi ibu
Resiko tinggi ibu Resiko tinggi ibu hamil = hamil= Resiko
hamil Resiko tinggi ibu hamil tinggi ibu hamil

Pemeriksaan Pemeriksaan
kehamilan : Resiko kehamilan :
tinggi ibu hamil= Resiko tinggi ibu
Resiko tinggi ibu hamil= Resiko
hamil tinggi ibu hamil

Pelayanan KB= 1 Pelayanan KB= 1 Pelayanan KB= 1


Pemeriksaan ibu
hamil = 0 Pemeriksaan ibu hamil = 0 Pemeriksaan ibu
hamil=0
Resiko tinggi ibu Resiko tingggi ibu hamil = 2
hamil = 2 Resikotinggi ibu
hamil= 2

Tabel 4.3

Rekap Metode Pair Comparison

Masalah Urgency Seriousne Growth Total Tingkat


ss

Resiko tinggi 2 1 2 1 5
ibu hamil

Pemeriksaan
kehamilan 1 1 1 II 3

Pelayanan KB
0 1 0 III 1
Berdasarkan table metode pair comparison didapatkan proritas masalah yang dipilih
yaitu masalah Resiko tinggi ibu hmil. Hasil tersebut sama dengan metode PAHO
atau Scoring yang juga telah dilakukan. Jadi masalah yang menjadi prioritas adalah
Resiko tinggi ibu hamil.

4.3 Perumusan Tujuan

Berdasarkan Prioritas masalah dengan menggunakan metode Pair


Comparissondan POHA atau Scoring diatas maka tujuan yang ingin di capai pada
Program Kesehatan Ibu dan Anak adalah :

Tujuan Umum : diperoleh tentang penyebab rujukan resiko ibu hamil dan cara
pencapaian target KIA pada cakupan rujukan resiko ibu hamil agar tercapai derajat
kesehatan menurutkan Angka Kematian Ibu dan Anak ?

Tujuan Khusus :

1. Meningkatnya pengetahuan PUS tentang tanda kehamilan serta pentingnya


rujukan resiko ibu hamil

2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas menangani rujukan


resiko ibu hamil

3. Terpenuhnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam rangka rujukan


resiko ibu hamil

4.4 Identifikasi Penyebab Masalah

Dalam pengidentifikasian penyebab masalah, dapat menggunakan


diagram Fish Bone agar didapatkan klasifikasi penyebab masalah yang lebih terarah
dan tidak melenceng terlalu jauh dengan masalah yang dihadapi.

Berdasarkan analisis penyebab masalah yang dilakukan maka didapatkan


penyebab masalah, antara lain :

1. Kurangnya Pelayanan rujukan resiko tinggi ibu hamil pada Puskesmas 23 ilir

2. Kurangnya Pengetahuan masyarakat tentang resiko tinggi ibu hamil

Proses identifikasi penyebab masalah dengan menggunakan diagram


Fishbone.
Bagan 4.1

Diagram Fish Bone (Tulang Ikan)

MATERIAL

MONEY MAN
MACHINE MARKET METHOD

4.5 Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisis penyebab masalah maka ditentukanlah beberapa


alternative untuk pemecahan masalah, sebagai berikut :

Tabel 4.4

Alternatif Pemecahan Masalah atau Invertarisasi Pemecahan Masalah


Masalah Penyebab Masalah Pemecahan Masalah

Resiko tinggi ibu 1. Kurangnya 1. Memberikan


hamil pengetahuan tentang penyuluhan tentang
proses persalinan secara persalin secara
normal normal

2. Kurangnya kesiapan 2. Melakukan


ibu persalin secara pendekatan oleh
normal tenaga kesehatan
kepada ibu hamil
3. Kurangnya
pengetahuan masyarakat 3. Pemberian
tentang kehamilan leaflet tentang ibu
produktif hamil

4.6 Pemecahan Masalah Terpilih

Dari beberapa alternative pemecahan masalah yang ada, dilakukan


pemilihan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan teknik criteria
matrik. Adapun criteria yang digunakan sebagai berikut :

1. Efektifitas

M (Magnitude) : besarnya masalah yang dapat diselesaikan

I (Importancy) : pentingnya cara penyelesaian masalah

V (Vunerability) : sentifitas cara menyelesaikan masalah

2. Efisensi

Menunjukkan pada pemakaian sumber dana (cost) yang diperlukan untuk


melaksanakan jalan keluar, makin besarnya biaya yang digunakan untuk
melaksanakan jalan keluar tersebut, untuk mengukur nilai prioritas (P) untuk setiap
alternative jalan keluar dengan memberikan hasil perkalian nilai M x I x V dengan
nilai C, jalan keluar dengan nilai P tinggi adalah prioritas jalan keluar yang terpilih.

Tabel 4.5
Alternatif Pemecahan Masalah

No Pemecahan Masalah Efektivitas Efisiens Jumlah


i

M I V C

1 Penyuluhan oleh pihak 3 3 3 3 9


Puskesmas

2 Memberi leaflet tentang ibu 2 2 2 2 4


hamil

3 DinKes memfasilitasi untuk 2 3 1 2 3


kegiatan penyuluhan

4 Dinas Kesehatan memberikan 3 3 1 3 3


penghargaan kepada tenaga
kesehatan yang memberikan
penyuluhan secara optimal

5 Adanya bantuan keuangan 1 2 3 3 2


dari pihak Dinas Kesehatan
serta dilakukan pengawasan

4.7 Penyusunan Rencana Operasional Dan Jadwal Waktu

Kegiatan yang dilakukan untuk pemecahan masalah terpilih pada table


dibawah ini.

Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat/ Biaya Penanggu Evaluasi


waktu ng jawab

. Persiapan :

Rapat - - 26 Rp. - Terbentukny


embentukan panitia Menetapka Pelaksana november 250.000 Pimpinan a susunan
enyuluhan n panitian 2012 ,- PKM panitia
penyuluhan
Penentuan
adwal -Menyusun
jadwal - 26 Rp. -Pimpinan Ditetapkanny
Pelaksana november 250.000 PKM a waktu
2012 ,- pelaksanaan
-
- Pimpinan Ditetapkanny
Penentuan Menentuka PKM a
arasumber n 26 Rp. narasumber
- november 50.000,-
narasumbe Pelaksana dan materi
r 2012
- Staf KIA Tersedianya
Perlengkapan
ATK Rp. ATK

- 27 250.000
Mensiapka - november ,-
Pembuatan n ATK Pelaksana 2012 - Staf KIA Tersedianya
eaflet tentang Resiko panitia dan leaflet
inggi ibu hamil peserta Rp.
28 75.000,-
-Pembagian november
leaflet 2012
-
Pelaksana

. Pelaksaan :

Pembukaan Memberi Seluruh 29 Rp. Panitia Menyampaik


dan PUS di november 155.000 dan an tujuan
Penyusunan peningkatk wilayah 2012 ,- Petuga dan
Pembagian an kerja PKM informasi
eaflet pengetahu Puskesma bagian tentang
an tentang s 23 Ilir Promkes Resiko tinggi
Konsumsi Resiko Palemban dan KIA kehamilan
tinggi ibu g pada ibu,
hamil dan
pembagian
konsumsi

. Evaluasi

Penutup Menutup Dilakukan 30 Rp. Panitia Laporan


kegiatan pengawas november 150.000 dan Program KIA
dan an dan Petugas tentang
Membuat evaluasi 2012 ,- PKM Resiko tinggi
Laporan. dari bagian ibu hamil
Pembuatan program 1 Promkes
aporan tersebut desember dan KIA
2012

Jadwal Kegiatan

KEGIATAN NOVEMBER / DESEMBER

26 27 28 29 30 1

1. PERSIAPAN

- Rapat pembentukan
panitia penyuluhan

- Penentuan jadwal

- Perlengkapan ATK

- Pembuatan leaflet
tentang kehamilan

2. PELAKSANAAN

- Pembukaan

- Penyuluhan

- Pembagian leaflet

- Konsumsi

3. EVALUASI

- Penutupan

- Pembuatan Laporan
4.8 Kerangka Acuan Kegiata/Tor

KERANGKA ACUAN

KEGIATAN PENYULUHAN RESIKO TINGGI IBU HAMIL

PUSKESMAS 23 ILIR PALEMBANG

4.8.1 Latar Belakang

Tanda-tanda bahaya kehamilan merupakan masalah yang besar bagi ibu


hamil karena apabila ibu hamil tersebut mengalami salah satu gejala dari tanda
bahaya pada kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin dan menggangu
keadaan ibu tersebut. Sehingga apabila ibu hamil tersebut menampakkan gejala
dari tanda bahaya pada kehamilan harus segera memeriksaan diri ke petugas
pelayanan kesehatan terdekat.

4.8.2 Tujuan

a. Tujuan umum

Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 60 menit tentang tanda


bahaya pada kehamilan ibu hamil di Kelurahan 23 dan 24 ilir dapat memahami,
mengerti dan menanggulangi tanda bahaya pada kehamilan.

b. Tujuan khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan diharapkan ibu hamil dapat :

Menyebutkan factor resiko dan tanda bahaya kehamilan

Menjelaskan tindakan yang harus dilakukan apabila mengalami salah satu


dari tanda bahaya kehamilan tersebut.

Menjelaskan bagaimana cara megantisipasi tanda bahaya tersebut, agar


tidak terjadi.

Mengambil keputusan yang tepat untuk bertindak mencari pertolongan


sesuai dengan masalah yang diharapi

4.8.3 Sasaran

Penyuluhan kesehatan ini ditunjukan kepada ibu hamil di Kelurahan 23 dan


24 ilir

4.8.4 METODE

Metode yang di gunakan penyuluhan ini adalah ceramah dan Tanya jawab.
4.8.5 ALAT PERAGA

Alat peraga yang di gunakan dalam penyuluhan ini adalah leaflet

4.8.6 WAKTU DAN TEMPAT

Waktu dan tempat kegiatan penyuluhan meliputi :

Penyuluhan di Puskesmas 23 Ilir pada tanggal 26 november-1 desember 2012

4.8.7 PEMBIAYAAN

Pembiayaan yang digunakan untuk kegiatan penyuluhan ini berasal dari


dana operasional kesehatan Puskesmas 23 Ilir

4.8.8 PENUTUP

Demikianlah kerangka acuan kegiatan penyuluhan resiko tinggi ibu hamil


yang di bantu tenaga ahli bagi masyarakat di wiayah kerja Puskesmas 23 Ilir.
Kerangka acuan ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan
tersebut.

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 RUJUKAN RESIKO IBU HAMIL

Hasil yang diperoleh dari data Progaram KIA di Puskesmas 23 Ilir Palembang pada
tahun 2009, 2010, 2011, ada beberapa masalah yang ditemukan, pada Program KIA
tertera 6 jenis program yang menjadi cakupan upaya Puskesmas. Akan tetapi
permasalahan tersebut kemudian dipelajari dan didapatkan 9 masalah yang terpilih
berdasarkan jumlah kuantitas maupun perkembangan serta keseriusan masalah.
Setelah didapatkan 9 masalah yang diidentifikasikan bermasalah sertabutir-butir
kegiatan yang mencakup program Rujukan Resiko Ibu Hamil. Hasil Survey
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa Angka Kematian
Ibu Maternal sebesar 373 jiwa per 100.000 kelahiran hidup.

72

Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan
kebidanan (maternity care) dalam suatu Negara atau daerah ialah kematian
maternal (maternal mortality). Menurut definisi WHO kematian maternal ialah
kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 jam sesudah berakhirnya
kehamilan oleh sebab apapun terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang
dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi
dalam 2 golongan, yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi-komplikasi
kehamilan, persalinan dan nifas, dan sebab-sebab lain seperti penyakit jantung,
kanker, dan sebagainya (assoiciated causes). Angka kematian maternal (maternal
mortality rate) ialah jumlah kematian maternal diperhitungkan terhadap 100.000
kelahiran hidup.

Berdasarkan cakupan kinerja Puskesmas 23 Ilir maka didapatkan bahwa rujukan


resiko ibu hamil pada tahun 2009 tidak mencapai target 20% dan pencapaian
18,5%. Tapi pada tahun 2010 dan tahun 2011 mencapai target, yaitu target pada
tahun 2010 target 20% dan pencapaian 20%. Begitu pula pada tahun 2011 dengan
target 20% dan pencapaian 20%.

5.2 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RUJUKAN RESIKO IBU HAMIL

Faktor-faktor penyebab rujukan resiko ibu hamil program kesehatan ibu dan anak
adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan
yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk atau mempercepat pencapaian target
Pembangunan Kesehatan Indonesia yaitu Indonesia Sehat 2010, serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang
optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Dari masalah dan factor-faktor penyebab masalah tersebut maka


dilaksanakan penelitian problemSolving Cycle dengan metode-metode
pengidentifikasian masalah, metode-metode prioritas masalah dan perencanaan
pelaksaan program.

Dengan memantau manajemen POA ( Planning, organisasi dan Actuating)


dan pada input, proses serta output maka dapat dilaksanakannya perencanaan
program PKM meliputi Basis SIX dan melakukan penelitian terhadap kinerja PKM
dengan melakukan evaluasi (penilaian).
BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

1. Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama pratikum Administrasi dan


Kebijakan Kesehatan (AKK) pada program KIA di Puskesmas 23 Ilir Palembang, maka
didapatkan masalah sebagai berikut:

Belum tercapainya target Rujukan Resiko Ibu Hamil

2. Setelah dilakukan prioritas masalah dengan menggunakan metode Pair


Comparisson dan metode Scoring (PAHO) maka didapatkan satu prioritas masalah
adalah :

Belum Tercapainya target Rujukan Resiko Ibu Hamil.

3. Setelah melakukanperumusan tujuan didapat tujuan yang ingin dicapai dari


masalah belum tercapainya program KIA target Rujukan Resiko Ibu Hamil, yaitu
diperolehnya penyebab dan cara pencapaian target KIA pada Rujukan Resiko Ibu
Hamil agar tercapainya Derajat kesehatan setinggi-tingginya Menurunkan Angka
Kematian Ibu dan Bayi.

4. Setelah melakukan proses identifikasi penyebab masalah dari banyaknya


penyebab masalah yang ada hanya terpilih beberapa masalah saja yang dianggap
berperan dalam melatar belakangi masalah tersebut, yaitu :

a. Sarana dan prasarana yang kurang.

74

b. Kurangnya pengetahuan Rujukan Resiko Ibu Hamil.

c. Kurangnya peran kader, profesionalitas petugas kesehatan, POA tidak


berjalan

d. Pendekatan yang kurang menarik bagi masyarakat

e. Kurannya penyuluhan kepada masyarakat.


5. Setelah menentukan alternative pemecahan masalah, didapatkan pemecahan
masalah yaitu :

a. Penambahan sarana dan prasarana kesehatan.

b. Pengenalan cara pengetahui Resiko Ibu Hamil dengan cara yang mudah
dimengerti.

c. Penambahan jumlah kader dan pelatihan bagi petugas kesehatan.

d. Penyusunan ulang metode pendekatan pada masyarakat.

e. Penyuluhan tentang kehamilan dan pemeriksaan kehamilan pada PUS oleh


pihak Puskesmas.

6. Setelah melakukan pemecahan masalah terpilih didapat masalah pilihan adalah


melakukan penyuluhan tentang kehamilan dan pentingnya Resiko Ibu Hamil.

7. Setelah tersusunnya rencana operasional dan jadwal waktu kegiatan penyuluhan


di Puskesmas 23 Ilir Palembang.

8. Kemudian tersusunnya kerangka acuan kegiatan penyuluhan di Puskesmas 23 Ilir

6.2 SARAN

6.2.1 Puskesmas 23 Ilir

1. Melakukan kegiatan KIA tentang resiko tinggi ibu hamil melalui media seperti
spanduk, poster, billboard dan lain-lain yang di letakkan di tempat stategis di
wilayah 23 dan 24 ilir Palembang

2. Hendaknya menjalin kemitraan antar sector, profesi, LSM serta swasta untuk
mendukung pelaksaan KIA di Puskesmas 23 Ilir Palembang.

6.2.2 Klinik

Di dalam ataupun di luar klinik memasang media promosi (spanduk, poster,


dll) untuk berperilaku bersih dan sehat (pendidikan di klinik)
DAFTAR PUSTAKA

Profil Puskesmas 23 Ilir Palembang, 2009

Profil Puskesmas 23 Ilir Palembang, 2010

Profil Puskesmas 23 Ilir Palembang, 2011

Aji, Pernama. 2008. Definisi


Manajemen.http://www.scribd.com/doc/72542645/DEFINISI-MANAJEMEN. Diakses 29
november 2012.

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/540/jbptunikompp-gdl-alhadzfika-26957-4-
unikom_a-i.pdf

Anda mungkin juga menyukai