PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan.
Permasalahan tsb antara lain :
1. Apakah pengertian komunikasi dan pengaruhnya di dalam organisasi?
2. Apa saja Dimensi-Dimensi proses Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi?
3. Bagaimana memahami komunikasi dalam organisasi melalui gaya komunikasi?
4. Apa saja yang menjadi pengahambat komunikasi dalam organisasi?
5. Bagaimana model komunikasi dalam organisasi?
2
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah
komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi.
Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat
resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya
bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Istilah organisasi berasal dari
bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama
lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang
menamakannya sarana. Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization,
mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
3
hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat
informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan,
setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah
organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur;
leaflet; poster; konferensi pers.
b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi
4
2.4 Cara Cara Penyelesaian Konflik Dalam Kelompok
Strategi Pemecahan Konflik
Konflik merupakan aspek yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan organisasi. Dean Tjosvold, dari
Lingnan University Hong Kong menulis bahwa perubahan melahirkan konflik, konflik melahirkan
perubahan dan menantang kita untuk melakukan yang lebih baik dalam menghadapi perspektif
global yang wajar tersebut.
Konflik pada hakikatnya sebagai suatu gejala yang wajar terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan
kehadiran konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dan tak perlu dihindari, karena
konflik merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam penyelenggaraan suatu
organisasi.
Kepala sekolah sebagai seorang manajer di sekolah jika kita bicara tentang organisasi sekolah dalam
menyikapi konflik yang ada, bukannya menghindari tetapi dituntut untuk dapat mengatasinya melalui
manajemen sebagai alat untuk mencapai tujuan dari satuan pendidikan tersebut. Sehingga kepala
sekolah tidak boleh membiarkan begitu saja konflik yang ada, tetapi ia harus menghadapinya melalui
manajemen konflik yang merupakan tataran maajemen baru yang dapat mendinamisasikan organisasi
sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
Belajar memecahkan atau menangani konflik merupakan investasi yang penting dalam meningkatkan
cara kita, keluarga dan anggota organisasi dalam beradaptasi serta mengambil keuntungan dari
perubahan. Mengelola konflik dengan baik tidak menyelamatkan kita dari perubahan, tidak juga
berarti bahwa kita akan selalu keluar sebagai pemenang atau mendapatkan semua yang kita inginkan.
Namun, manajemen konflik yang efektif membantu kita tetap berhubungan dengan pengembangan-
pengembangan baru dan menciptakan solusi yang tepat untuk ancaman dan kesempatan baru.
Konflik (conflict) merupakan suatu proses di mana satu kelompok menganggap bahwa
kepentingannya ditentang atau dipengaruhi secara negatif oleh kelompok lainnya. Konflik dapat
menguat atau melemah dari waktu ke waktu. Proses konflik yang terbuka dalam satu konteks, dan
kapanpun konflik terjadi, menguat atau tidak, pihak yang berkonflik ataupun pihak ketiga dapat
berusaha memecahkan dan menangani konflik dengan beberapa cara. Sebagai konsekuensinya, para
manajer pada saat ini dan masa depan perlu memahami dinamika konflik dan tahu cara penyelesaian
atau penanganannya secara efektif.
Strategi yang dapat dilakukan untuk memecahkan suatu konflik yang ada di organisasi atau kelompok
dapat dilakukan melalui :
1. Metode Dialektik
Metode dialektik adalah strategi memecahkan konflik dengan mengembangkan debat dari pandangan
yang berlawanan untuk memahami masalah dengan lebih baik. Metode dialektik merupakan praktik
menghargai waktu yang menyarankan para manajer untuk mengembangkan debat yang terstruktur
dari pandangan yangberlawanan untuk membuat suatu keputusan.
Pada strategi menyelesaikan masalah ini, pihak-pihak yang terkait mengkonfrontasi permasalahan dan
mengidentifikasi masalah secara kooperatif, menghasilkan dan menimbang solusi-solusi alternatif.
Berintegrasi tepat untuk menyelesaikan konflik-konflik yang berakar di sistem nilai yang berlawanan.
5
Kekuatan utamanya yaitu memiliki efek yang lebih lama karena berhubungan dengan masalah pokok
daripada hanya dengan gejala-gejala. Kelemahan pokoknya yaitu membutuhkan banyak waktu.
3. Akomodasi (Smoothing)
Seseorang yang kooperatif mengabaikan urusannya sendiri untuk memuaskan urusan pihak lain.
Akomodasi atau sering disebut dengan smoothing, mengecilkan perbedaan dan menekankan
kesamaan. Mengakomodasi mungkin menjadi strategi pemecahan atau penanganan konflik yang tepat
ketika memungkinkan untuk mendapatkan tingkat pengembalian. Namun, strategi ini tidak tepat
untuk masalah yang kompleks atau masalah yang memburuk. Kekuatan pokoknya, yaitu menciptakan
kerjasama. Kelemahan pokoknya adalah penyelesaian sementara yang gagal mengkonfrontasi
permasalahan pokok.
4. Mendominasi (Memaksa)
Perhatian yang besar untuk diri sendiri dan perhatian yang rendah untuk orang lain, menerapkan taktik
Saya menang, Anda kalah. Kebutuhan pihak lain diabaikan. Strategi ini sering disebut
memaksa (forcing) karena berdasarkan pada otoritas formal untuk memaksa pemenuhannya.
Kekuatan pokok dari dominasi ini terletak pada kecepatan dan kelemahannya adalah sering memicu
dendam.
5. Menghindari
Strategi ini melibatkan penarikan yang pasif dari masalah atau penindasan yang aktif terhadap isu.
Penghindaran dapat diterapkan untuk masalah-masalah yang tidak penting atau ketika harga
konfrontasi melebihi keuntungan dari meyelesaikan masalah. Menghindari tepat untuk masalah yang
memburuk atau masalah sulit. Kekuatan utama dari strategi ini yaitu memakan waktu pada situasi
yang terbuka ataupun ambigu. Kelemahan utamanya yaitu penyelesaian sementara yang
mengesampingkan permasalahan inti.
6. Kompromi
Berkompromi merupakan strategi atau pendekatan memberi dan menerima yang melibatkan perhatian
cukup untuk diri sendiri dan orang lain. Mengkompromikan dapat dilakukan ketika pihak-pihak yang
berkonflik memiliki tujuan berlawanan atau memiliki kekuatan yang seimbang. Namun, kompromi
tidak tepat ketika penerapannya yang berlebihan dapat mendorong tindakan yang inkonklusif
(misalnya kegagalan untuk memenuhi tenggat waktu yang penting). Kekuatan intinya, yaitu taktik ini
tidak memiliki pihak yang kalah, tetapi hanya menyelesaikan masalah sementara yang dapat
melemahkan pemecahan masalah kreatif.
7. Negosiasi
6
dinegosiasikan. Negosiasi memerlukan adanya dua pihak dengan kepentingan berbeda atau
berlawanan datang bersama memuaskan kesepakatan.
Dalam memecahkan konflik yang ada, seorang pemimpin dapat pula melakukan langkah-langkah atau
strategi penyelesaian konflik sebagai berikut :
Langkah yang menjadi langkah awal memecahkan dan menyelesaikan konflik, sebab jika pemimpin
tidak mengakui adanya suatu konflik maka masalah tidak akan bisa terpecahkan. Kelompok yang
dinamis akan membahas konflik secara dini sehingga tidak merupakan penghalang bagi keberhasilan
organisasi. Kearifan dari semua pihak, yaitu pemimpin dan para anggota, sangat diperlukan dalam hal
ini.
Langkah ini dalam kegiatan penelitian sering disebut sebagai identifikasi masalah. Kegiatan ini sangat
diperlukan dan memerlukan keahlian khusus. Sebab konflik dapat muncul dari akar masalah dan juga
karena masalah emosi. Sehingga perlu memilah antara masalah inti dengan masalah emosional.
Masalah inti adalah masalah yang mendasari suatu konflik (misalnya ketidaksepakatan adanya tugas)
sedangkan isu emosional merupakan masalah yang akan memperumit masalah tersebut. Misalnya
salah satu anggota mendapat tugas yang penting (masalah inti) dan menyebabkan orang lain merasa
tersinggung (masalah emosional). Untuk hal ini maka hendaknya pemimpin mengatasi masalah yang
inti terlebih dahulu.
Pemimpin melakukan kegiatan sumbang saran dengan melibatkan para anggota yang terlibat konflik
untuk mengungkapkan pendapatnya dan perlu dihindari pendapat benar atau salah. Artinya pemimpin
menghindari mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi ia harus menemukan mana pendapat yang
terbaik jika dipandang dari sisi positif.
Pada kegiatan ini, diskusi terbuka sangat diharapkan. Karena dengan diskusi terbuka bisa memperluas
informasi dan alternatif serta bisa mengarahkan pada rasa percaya dan hubungan yang sehat diantara
anggota yang terlibat. Pada kelompok yang efektif tidak seluruh anggota kelompok menyukai satu
sama lain, tetapi yang utama adalah mampu bekerja sama secara efektif.
Memaksakan kesepakatan akan berakibat fatal. Oleh karena itu pemimpin harus mendorong para
anggota untuk bekerjasama memecahkan permasalahan secara jitu dan membuat semua anggota
kelompok senang terhadap solusi yang dihasilkan. Sehingga solusi harus diusahakan secara bersama-
sama oleh pemimpin dan para anggota.
Pemberian tanggung jawab untuk melaksanakan komitmen sangat dihargai oleh para anggota.
Sehingga mengkaji solusi sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat keefektifan solusi yang telah
diberikan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Henry Mintzberg seorang
profesor manajemen pada McGill University di Montreal-Kanada, menyatakan wewenang formal
seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga peranan yang mempengaruhi bwahannya: peranan
antar personal; peranan informasi; dan peranan memutuskan.
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi
yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan,
antara sesama bawahan. Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan
organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Ada banyak cara dalam menyelesaikan konfllik dalam
organisasi yaitu : Metode Dialektik, Berintegrasi (Menyelesaikan Masalah), Akomodasi (Smoothing),
Mendominasi (Memaksa), Menghindari, Kompromi, Negosiasi
3.2 Saran
Komunikasi merupakan alat terpenting dalam berorganisasi, Karena tanpa adanya komunikasi,
organisasi tidak akan berjalan dengan maksimal. Jadi disarankan dalam sebuah organisasi harus
dibarengi dengan komunikasi yang baik agar tercapai sebuah organisasi yang baik
8
DAFTAR PUSTAKA
http://resturamadhandream.blogspot.co.id/2012/12/pentingnya-komunikasi-dalam-sebuah.html
http://alvitaprima.blogspot.co.id/2013/05/makalah-komunikasi-dalam-organisasi_23.html
file:///F:/jurnal%20komunikasi.pdf