Anda di halaman 1dari 39

KAJIAN FILSAFAT

TERHADAP HAKIKAT
MANUSIA DAN
PENDIDIKAN

Oleh : Fatma Wati

Dosen : Dr. Babang Robandi, M.Pd


Keberagaman teori
&
epistemologi Praktek Pendidikan
metafisika

aksiologi

Banyak aliran
filsafat

Idealisme
Pendapat Realisme
Pragmatisme
Eksistensialisme
Pancasila
FILSAFAT IDEALISME
Istilah ini diambil dari kata idea, yaitu
sesuatu yang hadir dalam jiwa.
IDEAL

Idealisme menganggap bahwa akal pikir adalah


sesuatu yang nyata, sedangkan materi adalah
akibat yang ditimbulkannya (Knight, 2007).

Idealisme menurut Kamus Besar Bahasa


Indonesia (KBBI) merupakan aliran ilmu filsafat
yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai
satu-satunya hal yang benar, dapat dicamkan,
dan dipahami.
Idealisme berpendapat bahwa hakekat
manusia adalah ruh.
Ruh disini bisa diartikan sebagai jiwa,
mental, atau rasio/akal

Oleh karena itu, jasmani atau tubuh


(materi, zat) merupakan alat jiwa untuk
melaksanakan tujuan, keinginan, dan
dorongan jiwa (rohani) manusia.
HUBUNGAN IDEALISME DAN
PENDIDIKAN

Pendidikan adalah sarana untuk mengembangkan


potensi/pola pikir manusia agar dapat
mewujudkannya dalam bentuk hal-hal yang baik dan
benar.
Seperti mengembangkan kepribadian, mengatur dan
mengontrol diri, menentukan pilihan, dll.
Tokoh-tokoh Filsafat Idealisme

Plato
Rene Descartes
George Berkeley
Immanuel Kant
George W. F. Hegel
FILSAFAT REALISME
Realisme berpendapat bahwa hakikat
realitas ialah terdiri dari dunia fisik
(Sadulloh, 2012)

Realisme menurut Kamus Besar


Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan
paham atau ajaran yang
menceritakan/menggambarkan
sesuatu sebagaimana kenyataannya.
Alam ini adalah zat atau materi, manusia
adalah unsur dari alam, maka hakikat
manusia adalah zat atau materi.

Manusia ialah apa yang nampak sebagai


wujudnya yang terdiri atas zat (darah,
daging, tulang, dll) dan apa yang
dilakukannya.
HUBUNGAN REALISME DAN
PENDIDIKAN

berdasarkan aliran ini, pendidikan manusia


haruslah melalui proses mengalami atau pratek
(psikomotor). Aliran ini sangat mementingkan
indrawi sehingga pendidikan atau proses belajar
dapat dilakukan dengan baik dan maksimal jika
manusia dapat merasa, mencium dan mendengar
materi yang diajarkan, serta melihatnya.
Tokoh-tokoh Filsafat Realisme

Aristoteles
Johan Amos Comenius
Wiliam Mc Gucken
Francis Bacon
John Locke
Galileo
David Hume
John Stuart Mill.
FILSAFAT PRAGMATISME
Pragmatisme adalah sikap
memalingkan muka dari segala
sesuatu, prinsip-prinsip, kategori-
kategori dan keniscayaan-keniscayaan
awal, untuk kemudian beralih pada
segala sesuatu, hasil-hasil,
konsekuensi-konsekuensi, serta fakta-
fakta baru (William James dlm Knight,
2007).
manusia mempunyai akal-pikir kejiwaan
yang aktif. Sebagai akibatnya, manusia
tidaklah begitu saja menerima
pengetahuan, ia menciptakan
pengetahuan karena ia berinteraksi
dengan lingkungan. Manusia berbuat
sesuatu terhadap lingkungannya,
kemudian ia belajar dari pengalaman
dengan lingkungannya.
HUBUNGAN PRAGMATISME DAN
PENDIDIKAN

Proses pendidikan adalah bagian


dari pemberian pengalaman hidup
sehingga manusia mampu
menyesuaikan diri terhadap
perubahan yang terjadi di
lingkungannya.
Tokoh-tokoh Filsafat Pragmatisme

1. Charles Sanders Peirce


2. William James
3. John Dewey
FILSAFAT
EKSISTENSIALISME
Secara etimologi,

Eks Di luar
Eksistensi
Menempat-
sistensi
kan
Secara terminologi,
Eksistensialisme adalah aliran dalam ilmu
filsafat yang menekankan segala sesuatu
terhadap manusia dan segala sesuatu yang
mengiringinya,

Dimana, manusia dipandang sebagai suatu


mahluk yang harus bereksistensi atau aktif
dengan sesuatu yang ada disekelilingnya, serta
mengkaji cara kerja manusia ketika berada di
alam dunia ini dengan kesadaran.
HUBUNGAN EKSISTENSIALISME DAN
PENDIDIKAN

Eksistensialisme sebagai filsafat sangat


menekankan individulitas dan pemenuhan
diri secara pribadi.

Setiap individu dipandang sebagai makhluk


unik, dan secara unik pula ia bertanggung
jawab terhadap nasibnya.
Pusat pembicaraan
eksistensialisme adalah
keberadaan manusia, dan
pendidikan hanya dilakukan oleh
manusia.
Tokoh-tokoh aliran filsafat
eksistensialisme

1. Karl Jaspers
2. Soren Aabye Kiekeegaard
3. Jean Paul Sartre
4. Friedrich Nietzsche
5. Martin Heidegger
FILSAFAT PANCASILA
Pengertian Filsafat Pancasila
Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena
Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang
mendalam yang dilakukan oleh the founding father
kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan
Abdul Gani).
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan,
nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi
dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara
ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang
Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan
budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan
pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh.
5 SILA DARI PANCASILA
1. Ketuhanan Yang
Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil
dan beradab
3. Persatuan
Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan
5. Keadilan sosial dalam permusyawaratan
bagi seluruh perwakilan
rakyat Indonesia
HAKIKAT MANUSIA MENURUT
PANCASILA
Subjek utama dalam Pancasila adalah manusia
sebagai pelaku utama (rakyat)
Memaknai manusia sebagai makhluk individu
dan sosial

Tuhan).
HUBUNGAN PANCASILA DAN
PENDIDIKAN

Undang-undang Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003,


Pasal 1, ayat 1 bahwa Pancasila sebagai dasar
Pendidikan Indonesia
IDEALISME
PENDIDIK PESERTA DIDIK
Meletakkan dasar Memanfaatkan kebebasan
pengetahuan dan sikap berpikir dan mengutarakan
sehingga dapat memberi gagasan untuk
contoh dan menjadi contoh mengembangkan diri
bagi peserta didik.
Bekerja sama dengan alam
dalam proses
pengembangan manusia,
terutama bertanggung
jawab dalam menciptakan
lingkungan pendidikan
siswa
REALISME

PENDIDIK PESERTA DIDIK


Menguasai pengetahuan, menguasai pengetahuan.
keterampilan, & mampu Mengembangkan sikap
menyajikan dalam disiplin, baik mental
bentuk yang menarik maupun moral
kepada siswa karena
proses pembelajaran
Komitmen mencapai
mengoptimalkan
kemampuan indrawi. tujuan pembelajaran
yang positif.
PRAGMATISME

PENDIDIK PESERTA DIDIK


Menyediakan berbagai Bersikap mandiri untuk
pengalaman yang akan dapat mengambil
memunculkan motivasi keputusan (memilih)
siswa. sehingga potensi yang
Mengarahkan siswa dimiliki berkembang.
dengan fokus utama mengolah setiap
minat dan kebutuhan pengalaman yang
siswa didapatkannya untuk
Mengajarkan siswa cara mengetahui kebenaran
memecahkan masalah
EKSISTENSIALISME

PENDIDIK PESERTA DIDIK


Memberi kebebasan Siswa harus
akademik. berpartisipasi secara
Mendorong siswa untuk proaktif, jika tidak akan
berpikir kritis tertinggal.
(kebenaran ilmiah). Siswa menggali alternatif
solusi dari permasalahan
yang dihadapi.
PANCASILA

PENDIDIK PESERTA DIDIK


Proaktif untuk menggali Bersemangat dan tidak
kebutuhan siswa. cepat menyerah
Sabar, fleksibel, kreatif, Memahami hal-hal yang
cerdas, dan memiliki akan dipelajari secara
sudut pandang yang luas. mandiri terlebih dahulu.
Menciptakan suasana Jujur dan memiliki
yang memotivasi siswa. integritas
apa pun aliran
filsafatnya,
Guru tidak harus menganut satu
pandangan filsafat dalam
menjalankan tugasnya sebagai
pendidik. Akan tetapi, memilah
dan memilih cara-cara
pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik peserta
didik.
Setiap manusia haruslah
memiliki idealisme, dalam hal
ini cita-cita hidup, bukan
aliran filsafat idealisme.
Sehingga memiliki sesuatu yang
ingin diwujudkan atau dicapai
dalam hidup, baik tujuan hidup
secara umum maupun tujuan
pendidikan.
The
End

Anda mungkin juga menyukai