PENDAHULUAN
secara klinis cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan
mau makan hingga yang mengamuk dengan tanpa sebab yang jelas. Mulai
dari yang diam saja hingga yang berbicara dengan tidak jelas. Adapula
yang dapat diajak bicara hingga yang tidak perhatian sama sekali dengan
beban berat bagi keluarga, baik mental maupun materi karena penderita
2014).
1
2
malas (abulia) atau perilaku deviasi sosial lain seperti pemakaian zat
adalah, keluarga yang tidak tahu cara menanggani perilaku klien dirumah
(Yosep, 2010).
Ironisnya penerimaan merupakan hal tersulit yang dapat diperoleh
selama ini kurang pada anggota keluarganya yang sedang sakit diakibatkan
dalamRismawan, 2013).
yang ditimbulkan adalah bahwa gangguan jiwa yang terjadi pada penderita
merahasiakan keadaan tersebut dari orang lain ataupun masyarakat. Hal ini
4
lebih penting adalah nilai dukungan dan kesediaan menerima apa yang
gangguan jiwa.
baru saja disahkan pada 8 Agustus 2014 lalu, Diharapkan dapat mengatasi
serta deteksi dini gangguan jiwa dan melakukan upaya rehabilitasi serta
tentang Kesehatan Jiwa ditujukan untuk menjamin setiap orang agar dapat
(2013), ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan
adalah sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta orang.
1,7 per 1000 penduduk atau sekitar 400.000 orang. Gangguan jiwa berat
berat (psikosis) di propinsi aceh adalah 2,7 per mil, nasional (1,7 per mil),
pada Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Singkil dan Nagan Raya. Prevalensi
penderita gangguan jiwa pada tahun 2014 sebanyak 512 orang, sedangkan
Langsa Barat.
1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.1 Keluarga
1.4.4 Penelitian