Anda di halaman 1dari 17

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG TIANG PANCANG

BERDASARKAN PERHITUNGAN ANALITIS DAN METODE


ELEMEN HINGGA PADA PROYEK TOL MEDAN-KUALAMU
(STUDI KASUS ABUTMEN 2 JEMBATAN PALUH SEBRAS)

Mangasitua Sinaga1 dan Rudi Iskandar2


1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
E-mail: mangasisinaga91@gmail.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
E-mail: sipil_s2_usu@yahoo.com

Abstrak

Pondasi yaitu bangunan bawah tanah (sub structure) dari suatu konstruksi yang merupakan bagian penting
untuk meneruskan beban konstruksi di atasnya (upper structure) dan beban lainnya seperti gempa, angin dan
lainnya ke lapisan tanah keras di bawah pondasi tersebut. Untuk itu, pondasi suatu struktur bangunan harus
diperhitungkan daya dukungnya agar dapat menjamin kestabilan bangunan dalam menahan beban yang
bekerja dan tidak terjadi penurunan melebihi batas yang telah ditentukan. Pada Proyek Pembangunan Jalan
Bebas Hambatan Medan Kualanamu (Abutmen 2 Jembatan Paluh Sebras Sta.40+950) akan dicari nilai
daya dukung aksial perencanaan pondasi tiang pancang berdasarkan data SPT memakai metode Mayerhoff,
data Kalendering memakai metode Danish dan ENR dan perhitungan daya dukung dengan Metode Elemen
Hingga. Daya dukung lateral dihitung menggunakan metode Broms. Dan menghitung penurunan elastis
tiang pancang yang terjadi. Serta menghitung efesiensi dan daya dukung kelompok tiang. Metode
pengumpulan data adalah dengan melakukan observasi lapangan serta pengambilan data dari perusahaan
jasa pemancangan.Perhitungan daya dukung ultimit tiang berdasarkan data SPT pada titik Bore Hole 2 pada
kedalaman 24,54 meter adalah 215,01 Ton, nilai ini tidak berbeda jauh dari hasil perhitungan dengan metode
elemen hingga yaitu sebesar 228,64 Ton. Daya dukung ultimit pondasi dari pengujian Kalendering dengan
metode Danish sebesar 237,29 Ton sedangkan dengan metode ENR sebesar 105,34 Ton. Daya dukung
lateral ultimit berdasarkan Metode Broms pada Bore Hole 2 secara analitis sebesar 26,19 Ton dan secara
grafis sebesar 24,4 Ton. Penurunan elastis yang dihasilkan secara analitis sebesar 14,905 mm dan
berdasarkan Metode Elemen Hingga sebesar 21,66 mm.Terdapat sedikit perbedaan daya dukung dan
penurunan dengan beberapa metode yang digunakan. Perbedaan daya dukung dan penurunan tersebut dapat
disebabkan oleh perbedaan jenis tanah, cara pelaksanaan pengujian yang bergantung pada ketelitian operator
dan perbedaan parameter yang digunakan dalam perhitungan.

Kata Kunci : Kapasitas Daya Dukung, SPT, Kalendering, Metode Elemen Hingga, Penurunan elastis.

Abstract
Foundation is sub structure of the construction which is as the important part to continue the construction
load on its upper structure and other charges such as earthquakes, wind and others to the bedrock under the
foundation. So, the building structures foundation need to calculate its bearing capacity to ensure buildings
stability to restrain the consist load and avoid over settlement. On Highway Construction Project Medan -
Kuala Namu (bridges abutment 2 Paluh Sebras Sta.40 + 950) will looking for the value of the axial bearing
capacity of pile foundation by SPT data with Mayerhoff method, the Kalendering data with ENR and
Danish method and calculation of the bearing capacity with Finite Element method. Lateral bearing capacity
calculated with Broms method. And calculating elastic pile settlement occurred. And calculating the
efficiency and bearing capacity of the pile group. The methods of data collection is to make a observation on
the project and searching data from a construction company. The result of pile ultimate bearing capacity
based on SPT data at the point of Bore Hole 2 at depth of 24.54 meter is 215.01 ton, this value does not
differ much from the results of calculation with finite element method in the amount of 228.64 ton. Ultimate
bearing capacity of the foundation with kalendering test with Danish Formula is 237.29 ton and with ENR
method is 105.34 ton. The lateral bearing capacity with Broms method, analytically and graphically are
26.19 ton and 24.4 ton respectively. The resulting of elastic settlement analytically is 14.905 mm and due to
Finite Element Method is 21.66 mm. The differences value of bearing capacity and settlement be obtained
cause of differences in soil type, implementation of method depends on the thoroughness of operator test
and the difference of parameters used in the calculation.

Key words : bearing capacity, SPT, kalendering, finite element method, elastic settlement

1. Pendahuluan

Semua konstruksi yang dibangun dan bertumpu pada tanah harus bertumpu pada pondasi.
Kesalahan dalam penganalisaan pondasi dapat menyebabkan keruntuhan (failure) terhadap
bangunan di atasnya, oleh karena itu dalam merencanakan pondasi harus hati-hati dan diperlukan
ketelitian yang tinggi. Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila besar beban yang
diteruskan pondasi ke tanah tidak melampaui kekuatan tanah tersebut. Setiap konstruksi memiliki
beban yang sangat variatif, terdiri dari beban bangunan itu sendiri dan beban dari luar ( angin,
gempa, dan lain-lain). Secara umum, pondasi dibagi dua, yaitu pondasi dangkal ( shallow
foundation ) dan pondasi dalam ( deep foundation ). Pondasi dangkal digunakan apabila
kedalaman pondasi yang dibutuhkan untuk memikul beban kecil, sedangkan pondasi dalam
digunakan apabila kedalaman pondasi yang dibutuhkan untuk memikul beban sangat besar.
Adapun jenis pondasi yang digunakan pada Proyek Pembangunan Tol Kualanamu-Tebing Tinggi
(Studi Kasus Abutmen 2 Jembatan Paluh Sebras) yaitu pondasi tiang pancang. Daya dukung tiang
tekan hidrolis dapat dihitung dari daya dukung selimut tiang ( friction pile ) yang merupakan daya
dukung gesek antara tanah dan tiang, dan end-bearing pile yang merupakan daya dukung ujung
tiang.

2. Tujuan

Menghitung dan membandingkan daya dukung aksial pondasi tiang pancang dengan
menggunakan data dari hasil Standart Penetration Test (SPT). Menghitung daya dukung dan
membandingkan daya dukung pondasi berdasarkan data pengujian Kalendering dengan metode
Danish dan ENR pada lima titik pondasi. Menghitung kapasitas daya dukung lateral tiang tunggal.
Menghitung penurunan elastis yang terjadi pada tiang tunggal secara analitis, grafis dan metode
elemen hingga. Membandingkan besarnya kapasitas daya dukung dan penurunan elastis tiang
tunggal yang terjadi secara analitis dan numeris. Menghitung efesiensi dan daya dukung kelompok
tiang.
3. Metode Penelitian

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis melakukan beberapa tahapan pelaksanaan
sehingga tercapai maksud dan tujuan dari penelitian, secara garis besar sebagai berikut :
Tahapan pertama adalah mengumpulkan berbagai jenis literatur dalam bentuk buku
maupun tulisan ilmiah yang berhubungan dengan Tugas Akhir ini.
Tahapan kedua adalah meninjau langsung ke lokasi proyek dan menentukan lokasi
pengambilan data yang dianggap perlu.
Tahapan ketiga adalah pelaksanaan pengumpulan data-data.
Data yang diproleh adalah :
1. Data hasil SPT
2. Data hasil uji Kalendering
3. Data hasil uji Laboratorium

Tahap keempat adalah mengadakan analisis data dengan menggunakan data-data diatas
berdasarkan formula yang ada.
Tahapan kelima adalah mengadakan analisis terhadap hasil perhitungan yang dilakukan
dan membuat kesimpulan.

4. Hasil dan Pembahasan

Penulis akan mengaplikasikan metode perhitungan daya dukung tiang yang telah disampaikan
pada Bab II. Daya dukung tiang akan dihitung dengan menggunakan data hasil SPT dengan rumus
Mayerhof dan perhitungan daya dukung dengan menggunakan data kalendering yang diperoleh
saat pemancangan tiang dengan rumus Danish dan ENR.

4.1. Perhitungan daya dukung tiang berdasarkan data SPT

a. Tanah kohesif
Daya dukung ujung pondasi pada tanah kohesif diperoleh dari persamaan :
Qp = 9 x Cu x Ap (1)

Tahanan geser selimut tiang pancang pada tanah non-kohesif diperoleh dari persamaan :
Qs = x Cu x p x Li (2)
Dimana, = koefisien adhesi antara tanah dan tiang, Li = panjang lapisan tanah (m), p = keliling
tiang (m), Ap = luas penampang tiang (m2), Cu = kohesi undrained (kN/m2).
b. Tanah non-kohesif
Daya dukung ujung pondasi pada tanah non-kohesif diperoleh dari persamaan :
Qp = 40 x NSPT x x Ap (3)
Tahanan geser selimut tiang pancang pada tanah non-kohesif diperoleh dari persamaan :
Qs = 2 x N-SPT x p x Li (4)
dengan N-SPT = N yang telah dikoreksi, Li = panjang lapisan tanah (m), p = keliling tiang (m),

dan Ap = luas penampang tiang (m2).

Tabel 1. Perhitungan daya dukung tiang berdasarkan data SPT pada bore hole 2

Kedalaman End
(h) Lapisan Nilai SPT Cu Skin Friction (kN) Bearing Qall
Layer
Tanah
m N N1 N2 Ncor Local Cumm (kN) (Ton)
0 0 0 1,28 0,64 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2,45 1 3 1.5 2,28 1,89 12,59 1,00 47,45 47,45 32,05 3,18
Lempung
4,45 berlanau 4 2,33 3,78 3,06 20,37 1,00 76,76 124,20 51,85 7,04
6,45 5 3 5,83 4,42 - - 33,28 157,49 49,96 8,30
8,45 12 6 8,25 7,13 - - 53,69 211,18 80,60 11,67
10,45 2 13 8,5 10,50 9,50 - - 71,59 282,77 107,46 15,61
12,45 11 10,25 13,17 11,71 - - 88,23 371,01 132,44 20,14
Pasir
14,45 berlanau 15 12,75 17,58 15,17 - - 114,30 485,30 171,57 26,27
16,45 27 16,5 23,08 19,79 - - 149,15 634,45 223,88 34,33
18,45 41 23,5 29,67 26,58 - - 200,33 834,79 300,71 45,42
3
20,45 34 29,25 35,83 32,54 - - 245,23 1080,02 368,11 57,93
Pasir
22,45 berlanau 43 36,25 40,83 38,54 - - 290,45 1370,47 435,98 72,26
Pasir
24,45 50 42 44,83 43,42 - - 327,19 1697,66 491,13 86,01
berlanau
26,45 4 bercampur 50 44,25 46,25 45,25 - - 341,00 2038,66 511,87 99,65
batu
28,45 apung 50 48,25 48,25 48,25 - - 363,61 2402,27 545,80 114,19

Tabel 2. Perhitungan daya dukung tiang berdasarkan data SPT pada bore hole 1

Kedalaman Skin Friction End Qall


(h) Layer Lapisan Nilai SPT (kN) Bearing Qu Qu
Tanah
m N N1 N2 Ncor Local Cumm (kN) (kN) (Ton) (Ton)
Pasir
0 0 0 1,28 0,64 4,81 4,81 7,23 12,04 1,20 0,48
1 sedikit
2,45 lempung 3 1,5 2,19 1,85 13,92 18,74 20,90 39,64 3,96 1,59
4,45 Pasir
berlanau 4 2,33 3,44 2,89 21,77 40,51 32,69 73,19 7,32 2,93
2
6,45 sedikit
lempung 4 2,75 5,17 3,96 29,83 70,34 44,79 115,12 11,51 4,60
Pasir
8,45 berlanau 10 5,25 7,25 6,25 47,10 117,44 70,72 188,15 18,82 7,53
10,45 3 bercampur 12 7,5 9,83 8,67 65,31 182,75 98,06 280,81 28,08 11,23
batu
12,45 apung 10 9 13,33 11,17 84,15 266,90 126,34 393,24 39,32 15,73
14,45 20 13 18,00 15,50 116,81 383,71 175,37 559,08 55,91 22,36
Pasir
16,45 4 30 18 24,42 21,21 159,83 543,53 239,96 783,49 78,35 31,34
berlanau
18,45 32 23 31,83 27,42 206,61 750,15 310,20 1060,35 106,03 42,41
20,45 47 32.25 39,83 36,04 271,61 1021,76 407,79 1429,55 142,95 57,18
Pasir
22,45 berlanau 52 40.25 46,33 43,29 326,25 1348,00 489,82 1800,58 180,06 72,02
24,45 5 bercampur 57 47 51,25 49,13 370,21 1718,21 555,82 2170,78 217,08 86,83
batu
26,45 apung 51 51.75 53,92 52,83 398,15 2116,36 597,78 2568,94 256,89 102,76
28,45 60 55 55,00 55,00 414,48 2530,84 622,29 2983,42 298,34 119,34

4.2. Perhitungan daya dukung tiang berdasarkan data kalendering

Perhitungan daya dukung tiang ditinjau pada 5 titik pondasi yaitu titik A2-15, A2-16, A2-
19, A2-21, A2-22. Adapun metode yang digunakan yaitu Danish formula dan ENR.

Gambar 1. Sketsa pile cap abutmen 2

a. Metode Danish formula

Danish formula memiliki persamaan :


Q = , (5)

Dimana : = effisiensi alat pancang, E = energi alat pancang (kg-cm), L = panjang tiang (m), Ep
= modulus elastisitas tiang (kg/cm2)

Perhitungan pada titik A2-15


Q = ,

0,75 1259700
= ,
0,75 1259700 2100
3+
2 2828,57 364060,43

= 237291,4 kg

= 237,2914 Ton
Kapasitas daya dukung ijin tiang pancang
,
Qall = ,
= 94,916 Ton

b. Modified new ENR

Modified new ENR memiliki persamaan :



Qu= ,
(6)

Dimana : ef = effisiensi hammer (%), Wr = berat hammer (Ton),Wp = berat pile (Ton), S =
penurunan tiang pada sepuluh pukulan terakhir (cm), n = koefisien restitusi = 0,5, h= tinggi jatuh
hammer (m)

Perhitungan pada titik A2-15


Qu =
,
, , , ( , ) ,
Qu =
, , ,
= 154,507 Ton

Kapasitas daya dukung ijin tiang pancang

Qall =

,
Qall = ,
= 61,803 Ton

Untuk hasil perhitungan daya dukung pondasi pada kelima titik pondasi dengan metode
Danish dan ENR akan ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 3. Nilai daya dukung pondasi berdasarkan metode Danish dan ENR

Daya dukung (Qu) dengan Daya dukung (Qu) dengan


Nomor tiang
metode Danish (Ton) metode ENR (Ton)
A2-15 237,2914 154,5074
A2-16 251,9895 178,0474
A2-19 260,0115 164,1432
A2-21 225,9419 145,5504
A2-22 219,272 129,9574
Pada perhitungan daya dukung pondasi berdasarkan pengujian Kalendering dengan
metode Danish dan ENR yang dihitung pada lima titik pondasi tidak terdapat kejanggalan hasil
pehitungan karena nilai daya dukung yang diperoleh tidak berbeda jauh antara satu titik dengan
titik lainnya.

4.3. Perhitungan daya dukung lateral tiang

Pondasi tiang terkadang harus menahan beban lateral (horizontal), antara lain beban angin, beban
gempa, dan beban lainnya. Beban-beban tersebut akan bekerja pada ujung atas (kepala tiang). Hal
ini akan menyebabkan kepala tiang terdeformasi lateral.Oleh sebab itu perlu dihitung daya dukung
horizontal (tahanan lateral).

Gambar 2. Sketsa gaya lateral pada pondasi tiang

Berikut adalah perhitungan daya dukung horizontal berdasarkan metode Broms :

1). Cek perilaku tiang dan perhitungan faktor kekakuan tiang

T = (7)

Dimana : Modulus elastisitas tiang (E) = 36406043,5 kg/cm2, Inersia ( I ) = 0,006788 cm4,
Koefisien variasi modulus tanah (nh) = 11779 kN/m3

, ,
Maka : T =

= 1,838 m
L 4T
21 m 4 (1,838 m )
21 m 7,352 m
(jenis tiang pancang dikategorikan sebagai tiang panjang/elastic pile)

2). Cek keruntuhan tiang akibat momen lentur maksimum tiang

Hu = (8)
,
Dimana : Jarak beban lateral dari permukaan tanah (e ) = 0, koefisien tekanan tanah pasif
(Kp) = 4,815, berat isi tanah () =15,69 kN/m3, Momen ultimit (My) = 170
kNm
( )
Maka : Hu =
, ( , )( ,
, )
,
H =

Hu 3/2 = 4239,067
Hu = 261,926 kN

Beban ijin lateral


,
Hall =
,
= 104,77 kN
= 10,477 Ton

3). Cek terhadap grafik hubungan My/D4Kp dan Hu/D3Kp

Tahanan momen ultimit = = 17,36


( , ) ( , )( , )

Gambar 3. Grafik tahanan lateral ultimit dalam tanah granular

Nilai tahanan ultimit sebesar 17,36 diplot ke grafik di atas, sehingga diperoleh tahanan
lateral ultimit sebesar 15.
15 =
, , ,

Hu = 244 kN

Hall = ,
= 97,6 kN = 9,76 Ton

Hasil yang diperoleh dengan metode analitis tidak berbeda jauh dengan cara grafis.

4.4. Penurunan Elastis Tiang Tunggal

Penurunan tiang tunggal dihitung menggunakan rumus Poulus Davis. Perkiraan


penurunan tiang tunggal dapat dihitung berdasarkan :

a) Untuk tiang apung atau friksi

.
S= (9)
.

Dimana :

I = I . R . R . R (10)

b) Untuk tiang dukung ujung

.
S= (11)
.

Dimana :

I = I . R . R . R (12)

Keterangan :
S = besar penurunan yang terjadi untuk tiang tunggal (cm)
Q = besar beban yang bekerja (kN)
D = diameter tiang (cm)
Es = modulus elastisitas tanah (Mpa)
I0 = faktor pengaruh penurunan tiang yang tidak mudah mampat
(Incompressible) dalam massa semi tak terhingga
R = faktor koreksi angka poisson untuk = 0,3
Rk = faktor koreksi kemudahmampatan tiang
Rh = faktor koreksi untuk ketebalan lapisan yang terletak pada
tanah keras

Rb = faktor koreksi untuk kekakuan lapisan pendukung


H = kedalaman total lapisan tanah; ujung tiang ke muka tanah

K adalah suatu ukuran kompressibilitas relatif dari tiang dan tanah yang dinyatakan oleh
persamaan :

.
K= (13)

Dimana :

Ap
Ra = 1 (14)
d2
4

Dengan :

K = faktor kekakuan tiang

Ep = modulus elastisitas dari bahan tiang (kN/ m2)

Ep = 4700 . fc (15)

Es = modulus elastisitas tanah di sekitar tiang (kN/ m2)

Es = 3 . qc (16)

Eb = modulus elastisitas tanah di dasar tiang (kN/ m2)

Eb = 10. Es (17)

c) Penurunan tiang elastis


S = Se(1) + Se(2) + Se(3) (18)
Dengan :
S = penurunan total (cm)
Se(1) = penurunan elastis dari tiang (cm)
Se(2) = penurunan tiang yang disebabkan oleh beban di ujung tiang (cm)
Se(3) = penurunan tiang yang disebabkan oleh beban di sepanjang
batang tiang (cm)

(Qwp Qws).L
Se(1) = Ap.Ep
(19)
Qwp.Cp
Se(2) = (20)
D.qp
Qws.Cs
Se(3) = .qp
(21)
Aplikasi perhitungan :

a. Untuk tiang apung atau tiang friksi


I = 0,059 x 1,416 x 0,719 x 0,93
= 0,056
. ,
S = = 0,258 cm
.

b. Untuk tiang dukung ujung


I= 0,059 x 1,416 x 0,779 x 0,93 `
= 0,0605
. ,
S = = 0,336 cm
.

c. Untuk penurunan tiang elastis:


Qwp = Daya dukung ujung daya dukung selimut
= 491,13 327,19
= 163,94 kN
Qws = 327,19 kN
Ap = 0,2828 m2

Ep = 364.060,43 kg/cm2 = 36.406.043,45 kN/ m2


L = 21 m
= 0,67
D = 0,6 m
, ,
qp = ,
= 262,028 kN

Cp = ambil 0,02
Cs = (0,93 + 0,16 21/0,6 ) 0,02

= 0,0375

, , ( , )
Se(1) = , ,

= 0,00155 m = 1,55 mm
, ,
Se(2) = = , ,

= 0,011126 m = 11,126 mm
, ,
Se(3) =
,

= 0,002229 m = 2,229 mm
Stotal = 14,90 mm

Tabel 4. Penurunan Elastis Tiang Tunggal

Penurunan Penurunan elastis Penurunan


Lokasi
Beban elastis untuk untuk tiang dukung elastis tiang
titik
tiang friksi ujung tunggal

BH-2 200 ton 2,58 mm 3,36 mm 14,90 mm

Maka dengan memperoleh hasil penurunan yang lebih kecil dari batas penurunan
maksimum yaitu 14,90 mm < 25,4 mm dapat disimpulkan bahwa pondasi aman terhadap
penurunan elastis.

4.5 Perhitungan dengan menggunakan Metode Elemen Hingga


Pada Metode Elemen Hingga daya dukung yang akan dihitung adalah daya dukung aksial
pondasi tiang pancang. Pemodelan tanah yang digunakan adalah model Mohr Coulomb dengan
analisis axisymmetric.
Perhitungan daya dukung dimodelkan dengan 4 fase.
Pada pemodelan beban yang bekerja pada pondasi digunakan nilai sebesar 500 kN
(mendekati nilai end bearing SPT)
Diperoleh daya dukung pondasi sebesar :
Qu = Msf x 500 kN

= 4,5728 x 500 kN

= 2286,4 kN

= 228,54 Ton
Gambar 4. Besar nilai penurunan yang terjadi setelah hasil perhitungan

Dan pada hasil pemodelan diperoleh penurunan sebesar 21,66 mm. Diperoleh hasil
penurunan yang lebih kecil dari batas penurunan maksimum yaitu 21,66 mm < 25,4 mm maka
pondasi dinyatakan aman terhadap penurunan.

4.6. Perhitungan Kapasitas Daya dukung Aksial Kelompok Tiang


Diketahui data kelompok tiang pancang :
Jarak antar tiang (s) = 2 meter
Jumlah tiang dalam satu baris (n) =2
Jumlah baris tiang (m) =6
Diameter pondasi (d ) = 0,6 meter
1. Metode Converse Labarre
Dari persamaan Efisiensi kelompok tiang (Eg) :
( ). ( ).
= 1 . .
. (22)

(2 1). 6 + (6 1). 2
= 1 . 16,699
90.6.2
= 0,752
2. Metode Los Angeles Group
Dari persamaan (2.69) efisiensi kelompok tiang (Eg)
=1 ( 1) + ( 1) + 2( 1)( 1) (23)
. . .

0,6
=1 6(2 1) + 2(6 1) + 2(2 1)(6 1)
. 2.6.2

Eg = 1 0,1836 = 0,816

3. Metode Feld
Terdapat 2 tipe pondasi yang ditemui yaitu :
Tipe A (dikelilingi oleh lima tiang) = 8 buah
Tipe B (dikelilingi oleh tiga tiang ) = 4 buah

Eff tiang = 1 (24)

Maka,

Eff A =1 = 0,583

Eff B =1 = 0,75
Maka diperoleh
( , ) ( , )
=

= 0,64
Maka digunakan metode dengan nilai efesiensi terkecil yaitu metode feld dengan nilai efesiensi
grup ( ) sebesar 0,64

Tabel 5. Perhitungan daya dukung kelompok tiang dengan metode efisiensi Feld

Daya dukung Daya dukung


Metode Kedalaman Efesiensi Jumlah tiang tunggal, Qu kelompok, Qg
perhitungan (m) (Eg) tiang (ton) (ton)
Berdasarkan SPT 24,45 0,64 12 215,01 1646,11
Metode Danish 21 0,64 12 237,29 1816,66
Metode ENR 21 0,64 12 154,50 1182,90
MEH (Plaxis) 21 0,64 12 228,54 1749,70
Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan pada Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan
Kualanamu (Studi Kasus Abutmen 2 Jembatan Paluh Sebras), maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :

1. Perbandingan hasil perhitungan kapasitas daya dukung ultimit tiang pancang tunggal
berdasarkan data SPT dengan metode Mayerhoof antara bore-hole 1 (BH-1) dengan bore-
hole 2 (BH-2) yaitu, Qu BH-1 = 180,06 Ton sedangkan Qu BH-2 = 215,01 Ton. Maka
berdasarkan daya dukung yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kondisi tanah pada
bore-hole 2 lebih baik dari pada bore-hole 1.
2. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung ultimit tiang berdasarkan data pengujian
Kalendering dengan metode Danish dan ENR pada lima titik pondasi adalah sebagai
berikut :
Tabel.6 Kapasitas daya dukung ultimit berdasarkan data pengujian kelendering
Qu dengan metode Danish DAya dukung dengan metode
No.Tiang
(Ton) ENR (Ton)
A2-15 237,29 154,50
A2-16 251,98 178,04
A2-19 260,01 164,14
A2-21 225,94 145,55
A2-22 219,27 129,95

3. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung ultimit tiang tunggal dengan metode elemen
hingga adalah sebesar 228,54 Ton.
4. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung lateral ultimit tiang pancang tunggal dengan
metode Broms secara analitis bernilai 26,192 Ton dan secara grafis bernilai 24,4
Ton.
5. Hasil penurunan tiang yang diperoleh dengan beban rencana 200 Ton yaitu :
Tabel.7 hasil perhitungan penurunan elastis tiang tunggal :
No. Bentuk Penurunan Penurunan Tiang (S)
1. Untuk tiang apung atau tiang friksi 2,58 mm
2. Untuk tiang dukung ujung 3,36 mm
3. Penurunan tiang elastis 14,90 mm
4. Metode Elemen Hingga 21,66 mm
6. Diperoleh efisiensi kelompok tiang (Eg) sebesar 0,64 maka diperoleh hasil perhitungan
daya dukung kelompok tiang sebagai berikut :
Tabel 8. Daya dukung kelompok tiang

Metode perhitungan Daya dukung kelompok, Qg (ton)

Berdasarkan SPT 1646,11

Metode Danish 1816,66


Metode ENR 1182,90
Metode Elemen Hingga 1749,70

Referensi
Bowles, J. E.,1991,Analisis dan Desain Pondasi, Edisi Keempat jilid 1, Jakarta : Erlangga
Das, M. B., 1995,Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1, Jakarta : Erlangga
Das, B. M., 2008, Principles of Foundation Engineering Seventh Edition, PWS Publising, Pasific
Grove
Gouw Tjie-Liong, Ir., M.Eng, ChFC,2012, Dasar Teori Metoda Elemen Hingga Dalam Geoteknik,
Jakarta
Harahap, Rizaldy, H., 2012, Pengangkatan Tiang,
Hardiyatmo, H. C, 2002, Teknik Fondasi 2, Edisi Kedua, Yogyakarta : Beta Offset

Irsyam, Mansyhur, Rekayasa Pondasi, Bandung : ITB


Laporan Akhir Penyelidikan Tanah Toll Road Development of Medan-Kualanamu, 2014, Laporan
Akhir Penyelidikan Tanah Toll Road Development of Medan-Kualanamu
Napitupulu, Evi D.S, 2012, Analisis Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang dengan
Menggunakan Metode Analitis Dan Elemen Hingga, jurnal Teknik Sipil, Universitas
Sumatera Utara : Medan
Ompusunggu, Ovan K, 2015, Perbandingan Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Diameter 0,6
Meter Dan Panjang 22 Meter Berdasarkan Perhitungan Analitis Dan Metode Elemen
Hingga, jurnal Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara : Medan
Peck Terzaghi, K., dan Peck, Ralph B., 1987, Mekanika Tanah dalam Praktik Rakayasa, Edisi
Keempat jilid 1, Jakarta : Erlangga
Plaxis Version 8 Material Models Manual
Poulus, H.G., dan Davis, E.H., 1980, Pile Foundations Analysis and Design, America : john Wiley
and Sons Publishers, Inc
Sardjono, H. S., 1988, Pondasi Tiang Pancang Jilid 1, Surabaya : Sinar Wijaya
Sardjono, H. S., 1991, Pondasi Tiang Pancang Jilid 2, Surabaya : Sinar Wijaya
Sembiring, Prisquila, 2014, Analisa Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Tekan Hidrolis
dengan Menggunakan Metode Analitis dan Elemen Hingga, Universitas Sumatera Utara :
Medan
Soedarmo, G. D., dan Purnomo, S. J. Edy, 1997, Mekanika Tanah 1, Malang : Kanisius
Sosrodarsono, S.,dan Nakazawa, 2005, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, Jakarta : PT
Pradnya Paramita
Sudarmo, Djatmiko dan Purnomo, Edy, 1993,Mekanika Tanah 1, Yogyakarta : Kanisius
Tomlinson, M.J., 1997, Pile Design and Construction Practice First Edition, View Point
Publishing, London
Wijaya Karya Beton, 2008, Presentasi Tiang Pancang, Jakarta : Wika Learning Center

Anda mungkin juga menyukai