Anda di halaman 1dari 5

PIUTANG

2016

PIUTANG

3.1. Pengertian Piutang


Bagi kebanyakan perusahaan, piutang merupakan pos yang penting karena
merupakan bagian aktiva lancar perusahaan yang besar. Di satu sisi piutang akan
menjadi keuntungan bagi perusahaan karena merupakan klaim perusahaan
terhadap uang pelanggan, namun disisi lain puitang bisa menjadi kerugian bagi
perusahaan karena adanya resiko yang tidak tertagih. Berikut ini akan dijelaskan
pengertian piutang usaha menurut beberapa ahli.

Menurut Mulyadi (2002:87) Piutang usaha adalah Piutang yang timbul dari
transaksi penjualan barang atau jasa dalam kegiatan normal perusahaan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Simamora (2002:228) Piutang (receivable)
merupakan klaim yang muncul dari penjualan barang dagangan, penyerahan jasa,
pemberian pinjaman dana, atau jenis transaksi yang membentuk suatu hubungan
di mana satu pihak berutang kepada lainnya.

Menurut Kieso (2004) piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada
pelanggan atau pihak-pihak lainnya.

Dari pengertian-pengertian yang telah dikemukan di atas maka dapat diambil


kesimpulan bahwa piutang merupakan hak atau klaim yang dimiliki oleh
perusahaan kepada pihak yang dapat berupa entitas / perusahaan organisasi,
instansi perusahaan maupun swasta bahkan individu sekalipun. Hak atau klaim
tersebut muncul dikarenakan oleh banyak faktur, seperti : penjualan barang / jasa
secara kredit, pemberian pinjaman, dan jasa yang timbul karena keberadaan aktiva
perusahaan kepada pihak lain yang dimaksud. Misalnya : pendapatan bunga di
bank, piutang deviden karena kepemilikan saham tertentu dan sebagainya. Hal
tersebut berkaitan dengan pengaruh piutang dengan ukuran tingkat likuiditas
perusahaan karena setelah kas dan surat berharga piutang juga memiliki tingkat
likuiditas yang tinggi.

Veronika Sihombing Page 1


PIUTANG
2016

3.2. Klasifikasi piutang


Di dalam akuntansi, penggolongan atau klasifikasi piutang memegang peranan
yang sangat penting. Dengan adanya penggolongan atau pengelompokan tersebut
akan membawa pembaca laporan keuangan lebih memahami unsur-unsur yang
disajikan dalam neraca.

Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)


menyatakan, menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua
kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha meliputi
piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam
rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang yang timbul dari transaksi
di luar kegiatan usaha normal perusahaan digolongkan sebagai piutang lain-
lain.

3.2.1. Berdasarkan Jangka Waktu


Berdasarkan jangka waktu, piutang dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Piutang lancar atau piutang jangka pendek (current receivables)
Piutang lancar atau piutang jangka pendek meliputi semua piutang yang akan
jatuh tempo dalam jangka waktu satu periode akuntansi atau kurang, terhitung
sejak tanggal neraca yang bersangkutan.
2. Piutang jangka panjang (Non-current receivables)
Piutang jangka panjang meliputi semua piutang yang akan jatuh tempo dalam
waktu lebih satu periode akuntansi terhitung sejak tanggal yang bersangkutan.

3.2.2. Berdasarkan Transaksi Penyebab Terjadinya


Atas dasar transaksi yang menyebabkan timbulnya piutang, maka piutang dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Piutang dagang atau piutang usaha
Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain (deditur) sebagai akibat dari
penjualan barang secara kredit. Piutang dagang ini diperkirakan akan tertagih
dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30 atasu 60 hari. Piutang
dagang atau puitang usaha (trade receivables) meliputi semua piutang yang
timbul karena:

Veronika Sihombing Page 2


PIUTANG
2016

1) Penjualan barang dagangan secara kredit


2) Penjualan kredit jasa yang merupakan produk utama perusahaan

2. Piutang non dagang atau piutang di luar usaha


Piutang non dagang yaitu piutang yang tidak berasal dari bidang usaha utama.
Contoh :
Uang muka kepada pemegang saham
Pembayaran dimuka atas pembelian
Piutang deviden dan bunga
Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran

3.2.3. Berdasarkan Ada Tidaknya Dokumen-dokumen Tertulis yang


Mendukung Tagihan Tersebut
Berdasarkan ada tidaknya dokumen-dokumen tertulis yang mendukung tagihan
tersebut, piutang digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Piutang Wesel atau wesel tagih (Notes receivable)
Piutang Wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan
dalam bentuk wesel yang diatur dalam undang-undang (suatu utang formal).

2. Piutang non-wesel
Piutang non-wesel timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa
kepada pihak luar.

3.3. Pengakuan dan Pencatatan Piutang Usaha


Pengakuan piutang usaha bertalian dengan pengakuan pendapatan. Karena
pendapatan pada umumnya dicatat ketika proses menghasilkan telah direalisasi
atau dapat direalisasi, maka piutang yang berasal dari penjualan barang umumnya
diakui pada waktu hak milik atas barang beralih ke pembeli tergantung pada
syarat atau perjanjian antara pembeli dengan penjual sebelumnya. Adapun syarat
perjanjian yang terjadi antara pembeli dengan penjual terdiri atas:

Veronika Sihombing Page 3


PIUTANG
2016

1. Prangko Gudang Penjual (Free On Board Shipping Point)


Jika syarat penjualan adalah prangko gudang penjual (Free On Board Shipping
Point), hak atas barang berpindah kepada pembeli ketika barang dimuat ke alat
angkut.

2. Prangko Gudang Pembeli ( Free On Board Destination)


Jika syarat penjualan adalah prangko gudang pembeli (free on Board
Destination), maka penerapan hak atas barang berpindah ketika barang sudah
sampai di gudang pembeli.

Veronika Sihombing Page 4


PIUTANG
2016

Referensi:

Warren S.Carl, James M Reeve, Jonathan E. Duchac. 2009.Pengantar Akuntansi,


Buku Satu, Alih bahasa: Tim Salemba Empat. Jakarta: Salemba Empat.
Weygant, Jerry J, Donald E, Kieso dan Paul D. Kimmel. 2007. Accounting
Principle, Buku Satu, Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto, Wasilah dan
Rangga Handika. Jakarta: Salemba Empat.
Baridwan, Zaki., 2004. Intermedite Accounting, BPFE, Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009.Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,


Jakarta.

Penulis: Veronika Sihombing


It's better to light one candle in the darkness than not at all
17 September 2016

Veronika Sihombing Page 5

Anda mungkin juga menyukai