Karya Ilmiah Akuntansi Piutang Usaha PDF
Karya Ilmiah Akuntansi Piutang Usaha PDF
KARYA ILMIAH
O
L
E
H
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2013
1
2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas
berkat, kasih, dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini
dengan baik. Penulis telah berupaya besar untuk menyeesaikan karya ilmiah ini,
namun demikian penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini belum sempurna.
Oleh karena itu, penulis dengan senang hati dan menyambut baik adanya kritik
dari saran dari pembaca untuk membangun dan menyempurnakan karya ilmiah
ini.
Mulai dari rencana penulisan sampai dengan hasil akhir penulisan karya
ilmiah ini, penulis memperoleh dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
HKBP Nommensen.
Nommensen.
6. Mahasiswa Program Studi Akuntansi yang tidak dapat disebutkan satu per satu
atas masukan dari mereka ketika penulis membahas topik akuntasi piutang
2
3
Akhir kata, kiranya tulisan sederhana ini memberi manfaat yang sangat
piutang sebagai bahan pelajaran untuk menambah ilmu pengetahuan yang dapat
bernilai ilmiah.
Penulis,
3
4
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .. i
4
5
5
6
BAB I
PENDAHULUAN
dalam memasarkan barang dagangan atau bersaing untuk merebut pangsa pasar
secara tunai maupun secara kredit. Penjualan secara tunai akan langsung
piutang ini terjadi karena adanya transaksi antara pihak perusahaan yang menjual
barang atau jasa secara kredit dengan pihak yang melakukan pembelian barang
Piutang merupakan salah satu unsure dari aktiva yang cukup material dari
6
7
merupakan sumber yang paling utama dari informasi yang diperlukan oleh setiap
pemegang saham atau calon pemegang saham dan khalayak ramai mengenai
efektif dan efisien guna mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat piutang
usaha yang tidak tertagih. Usaha tersebut harus sudah dimulai sejak saat
piutang itu sendiri. Kita ketahui bahwa pengendalian dan pengawasan piutang
perusahaan.
Oleh karena itu, dengan pengendalian dan pengawasan piutang yang baik
dalam suatu perusahaan diharapkan piutang dapat diterima tepat pada waktunya.
dengan rencana yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan. Namun perlu
diingat, bahwa tidak satupun sistem akuntansi yang baik dapat berjalan sendiri
tanpa adanya dukungan faktor manusia dan peralatan yang canggih yang dapat
7
8
Keuangan yang berlaku serta penggolongan dan penyajian piutang dalam neraca
harus dilaksanakan secara tetap sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia. Sesuai
Piutang Usaha.
dalam pemahasan akuntansi piutang usaha adalah: Penyajian Piutang Usaha dalam
berlaku.
Suatu masalah sangat erat hubungannya dengan masalah lain dan masalah
tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Mengingat keterbatasan waktu,, tenaga, biaya,
ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh penulis, maka luasnya penulisan karya
8
9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
melainkan hanya suatu jembatan yang digunakan secara umum untuk membantu
Definisi akuntansi sangat banyak dan luas. Berikut ini akan diuraikan
palig tidak sebagian dan bersifat keuangan dengan suatu cara yang bermakna dan
alternatif tindakan.
9
10
disiplin ilmu deskriptif dan analitis, suatu informasi dan merupakan aktivitas jasa.
keuangan dari aktivitas ekonomi suatu perusahaan. Data yang berjumlah banyak
secara tepat menjadi pos-pos yang jumlahnya menjadi relatif sedikit. Kemudian
pos-pos ini akan menjadi gambaran dari posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas
perusahaan yang disebut laporan keuangan dan dilaporkan pada akhir periode
tertentu.
organisasi yang timbul dari penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit
tanpa disertai janji tertulis secara formal (= Periode Jatuh Tempo) dimana
lancar (current asset). Penjualan barang dan jasa yang dilakukan oleh suatu
perusahaan saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu
No. 9, Paragraf 7, Seksi 9.4) menyatakan bahwa piutang usaha meliputi piutang
yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan
10
11
usaha normal perusahaan. Piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan
meliputi semua tagihan dalam bentuk uang terhadap perorangan, badan usaha atau
pihak tertagih lainnya. Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi dimana yang
paling umum ialah dari penjualan barang taupun jasa secara kredit.
menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena
adanya suatu transaksi. Pada umumnya piutang timbul karena adanya transaksi
Dari beberapa defini piutang di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada
umumnya piutang itu timbul sewaktu sebuah perusahaan menjual barang atau jasa
secara kredit dan perusahaan itu berhak atas penerimaan kas di masa mendatang.
piutang yang ada di perusahaan tersebut. Transaksi ini berasal dari transaksi
11
12
piutang menurut lamanya tanggal jatuh tempo. Penggolongan semacam ini akan
menghasilkan piutang lancar atau piutang jangka pendek dan piutang tidak lancar
atau piutang jangka panjang. Piutang lancar merupakan piutang yang diperkirakan
dapat ditagih dalam waktu kurang dari satu tahun atau dalam satu siklus operasi
dilakukan lebih dari satu tahun dalam suatu siklus operasi normal perusahaan.
terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan
bahwa piutang terdiri atas tiga golongan yaitu piutang dagang (usaha), piutang
membayar barang atau jasa yang dijual yang penagihannya tidak lebih dari satu
periode akuntansi dan pada umumnya penjualan secara kredit biasanya dengan
syarat pembayaran (2/10, n/30), seperti piutang yang timbul dari penjualan barang
atau jasa secara kredit. Sedangkan piutang di luar dagang merupakan adanya
transaksi di luar dagang yang mengakibatkan timbulnya tagihan pada masa yang
akan datang kepada konsumen, seperti: piutang dividen, piutang bunga, piutang
sewa, d.l.l.
tersebut dituangkan dalam sebuah janji tertulis yang periode penagihannya bisa
12
13
kurang dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun periode akuntansi
maka hal inilah yang disebut Piutang wesel atau surat piutang (Note Receivable).
Dalam banyak transaksi yang terjadi jumlah piutang yang akan diakui
tergantung dari harga pertukaran di antara kedua belah pihak. Harga pertukaran
tersebut adalah besarnya hutang dari yang berhutang (pelanggan atau peminjam)
dan hal ini akan didukung oleh bukti atau faktur atas transaski tersebut. Faktur
sering digunakan sebagai alat pengukuran namun hal tersebut sering menjadi
jika ada potongan dagang dan potongan tunai. Dalam pengakuan piutang dagang
Dicatat total penjualan meski ada syarat potongan penjualan atau diskon
dapat ditagih / diterima. Setiap akhir periode, saldo piutang usaha harus
13
14
Adjustment Journal:
PT. X
Neraca
Per 31 Desember 2007
Kas XXX
Piutang XXX
Cad. Kerugian Piutang (xxx)
Piutang bersih XXX
Persediaan XXX
tidak disertai dengan janji tertulis antara pihak yang berpiutang (kreditur) dengan
beberapa piutang yang tidak dapat ditagih. Piutang tidak tertagih terjadi karena
dimana dalam akuntansi disebut Biaya Kerugian Piutang (Bad Debt Expense).
Oleh sebab itu, perusahaan akan menanggung risiko kerugian akibat tidak
14
15
tepat. Kesalahan dalam penanganan piutang tidak jarang berakibat fatal bagi
Skousen (2001:307), terdapat dua cara untuk menghitung kerugian dari piutang
yang tidak tertagih, yaitu: metode penghapusan langsung dan metode penyisihan.
Metode ini digunakan pada perusahaan kecil yang tidak dapat menaksir
kerugian piutang secara tepat. Pada akhir periode tidak ada taksiran kerugian
piutang yang dibebankan, tetapi kerugian piutang baru diakui pada waktu
diketahui ada piutang yang tidak dapat ditagih. Bila diketahui adanya piutang
tidak dapat ditagih, maka piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada
rekening Beban Kerugian Piutang. Kerugian piutang dicatat pada saat dinyatakan
15
16
biaya yang dikorbankan dengan pendapatn yang diperoleh pada periode yang
bersangkutan. Dalam metode ini, piutang yang disajikan di neraca hanya sebesar
nilai bruto piutang tanpa adanya pengurangan terhadap piutang yang diakui tidak
menunjukkan dalam neraca jumlah piutang yang diharapkan dapat ditagih karena
mendekati akhir periode akuntansi tidak diakui tidak tertagih atau diakui dapat
ditagih sampai periode yang berikutnya. Hal ini mengakibatkan munculnya biaya
yang terlalu tinggi pada periode yang berikutnya karena piutang tak tertagih tidak
diakui pada periode tersebut. Akibatnya biaya pada periode yang bersangkutan
dicatat terlalu rendah sedangkan biaya pada periode berikutnya dicatat terlalu
tinggi.
metode ini bersifat objektif dimana piutang akan dihapuskan pada waktu terbukti
mengakui besarnya piutang tak tertagih pada setiap periode akuntansi tidak dapat
menaksir kerugian piutang tak tertagih secara tepat. Metode ini bertentangan
dengan Standar Akuntansi Keuangan karena metode ini tidak dapat memberikan
16
17
melaporkan jumlah piutang dari nilai bersih piutang yang dapat direalisasikan.
dibebankan pada periode yang bersangkutan. Kerugian piutang pada akhir periode
langganan dinyatakan failit atau tidak dapat membayar maka hal ini tetap akan
piutang usaha sampai sejumlah yang dapat direalisasi dan untuk mengalokasikan
piutang yang tidak dapat ditagih. Dalam hal ini, Hendrikson (1991:272)
akurat jika didasarkan pada umur dan sifat piutang yang masih harus ditagih pada
piutang dagang melalui suatu kenaikan dalam perkiraan cadangan atau penyisihan
taksiran piutang tak tertagih dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
17
18
tertagih dengan persentase penjualan kredit adalah laporan laba rugi. Persentase
penjualan kredit yang dilakukan dalam menaksir piutang tak tertagih akan
dengan besarnya biaya yang harus ditanggung akibat adanya kerugian piutang tak
Pada metode ini, jumlah piutang tak tertagih berbanding akan berbanding
lurus sesuai dengan persentase dengan penjualan kredit pada tahun berjalan.
jumlah penjualan periode tersebut. Hasil perkalian ini merupakan beban kerugian
piutang perusahaan pada periode berjalan yang dicatat dengan mendebet rekening
tertagih dengan persentase penjualan kredit adalah laporan laba rugi. Persentase
saldo piutang yang dilakukan dalam menaksir piutang tak tertagih akan
bruto piutang yang dilaporkan dalam neraca. Dengan adanya cadangan kerugian
piutang tak tertagih, maka jumlah piutang yang diungkapkan dalam neraca adalah
18
19
Dengan cara ini, saldo piutang pada akhir periode dikalikan dengan
karena metode ini akan menghitung piutang yang tidak tertagih untuk periode
ditagih kembali.
dalam metode ini akan dapat menentukan persentase jumlah taksiran piutang
kondisi pasar sekarang, dan analisis atas saldo piutang yang benar.
Sedangkan kelemahan dari metode cadangan ini adalah bila etimasi tidak
piutang yang tidak tepat sehingga metode ini akan gagal untuk mempertemukan
penghapusan tersebut.
19
20
ditentukannya tanggal jatuh tempo dan jumlah uang yang dapat ditagih atas
piutang dari para debitur. Hal ini merupakan masalah utama dalam menentukan
nilai dari suatu piutang. Jika perusahaan tidak melakukan penilaian terhadap
piutang usaha yang telah jatuh tempo, maka penagihan yang dilakukan oleh
perusahaan tersebut.
kepada para debiturnya. Penentuan tanggal jatuh tempo piutang dapat juga
tempo yang dilakukan perusahaan bisa ditetapkan mulai dari piutang yang belum
jatuh tempo, piutang yang telah jatuh tempo 1-3 bulan, piutang yang telah jatuh
tempo 4-6 bulan, piutang yang telah jatuh tempo 7-9 bulan, piutang yang telah
jatuh tempo 10-12 bulan hingga piuatng yang telah jatuh tempo lebih dari 12
bulan.
20
21
Contoh Soal: Piutang Dagang PT Pro Deo et Patria per 31 Desember 2009
Piutang Dagang Rp 150.000.000,- dan Saldo Cadangan Kerugian Piutang = Rp 0,-
Adjustment Journal:
21
22
Adjustment Journal:
Biaya Kerugian Piutang (Bad Debt Expense) 5.000.000 -
Cadangan Kerugian Piutang (Allowance for Bad Debt) - 5.000.000
Adjustment Journal:
22
23
keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan
modal. Perkiraan harta terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva tidak
berwujud. Piutang merupakan salah satu unsur yang cukup material dari aktiva
lancar sehingga pengungkapannya pada neraca harus dilakukan secara tepat dan
jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih.
Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan
untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih.
Sebagai salah satu unsur yang cukup material dan merupakan bagian dari
aktiva lancar, piutang dapat digunakan untuk mendapatkan kas segera. Terkadang
perusahaan perlu kas segera dan tidak dapat menungguh tertagihnya piutang
memakai piutang dari debitur sebagai sumber kasnya. Hal ini terjadi karena
23
24
dapat diperoleh.
usaha yang dapat dikonversi untuk memenuhi kebutuhan uang segera, yaitu:
yang cepat pada waktu sekarang padahal piutang dagang yang dimilikinya baru
akan jatuh tempo pada waktu yang akan datang atau tidak lebih dari 60 hari,
tersebut bisa dilakukan pada sektor perbankan atau sektor di luar perbankan.
memperoleh sejumlah kas atau pinjaman dari bank atau lembaga keuangan
lainnya dilakukan pada piutang yang diestimasi tidak dapat ditagih lagi.
Penggunaan piutang ini diikuti dengan penyerahan piutang tak tertagih kepada
a. General Assigment
24
25
Perkiraan jurnal khusus atas piutang yang dijaminkan tidak ada, maka
laporan keuangan, dan yang hanya dicatat hanya terbentuknya surat utang.
Contoh:
Nilai yang dijaminkan tidak ada dicatat melainkan hanya dijelaskan dalam
Kas 70.000.000 -
b. Spesific Assigment
Dalam pengagunan piutang ini ada hal-hal khusus yang harus disepakati
oleh kedua belah pihak baik pemberi pinjaman dan yang meminjam (yang
mengagunkan piutang).
a. Uang tunai yang akan diterima < dari nilai piutang yang dijaminkan.
awal peminjaman.
c. Bank juga akan mengenakan beban bunga atas utang yang dimiliki si
d. Dalam hal penagihan piutang ketika jatuh tempo (akhir bulan) maka hal ini
akan disepakati kedua belah pihak dan pada umumnya bank akan menghunjuk
kedebiturnya.
25
26
a. Jika piutang yang digunakan sebagai jaminan tidak dapat ditagih, maka
ditagih tersebut.
Pada cara ini, seluruh hak yang melekat pada piutang, pengelolaan, dan
administrasi serta seluruh risiko yang kemungkinan timbul dari piutang dagang
tingkat diskonto yang tinggi sehingga pada umumnya perusahaan akan berusaha
menghindarkannya.
tidak banyak menghadapi persoalan. Pencatatan yang harus dilakukan dalam hal
piutang dagang tersebut dengan mengakui adanya suatu kerugian atau biaya
sebesar selisih antara pembayaran yang diterima dan nilai buku piutang dagang
26
27
BAB III
melakukan transaksi penjualan baik secara tunai maupun secara kredit kepada
para pelanggan atau pemesan. Pada umumnya, transaksi penjualan jasa yang
piutang para debitur setelah perusahaan mengetahui secara pasti bahwa piutang
menampilkan jumlah bruto dari piutang tersebut. Hal ini terjadi karena perusahaan
27
28
tertagih, maka biaya kerugian piutang pada periode berjalan akan dibebankan ke
dicatat terlalu rendah sedangkan biaya kerugian piutang pada periode berikutnya
dicatat terlalu tinggi idak mengakui penghapusan piutang yang dilakukan oleh
perusahaan tidak mengakui adanya kerugian piutang tak tertagih pada periode
berjalan.
langsung yang dianut suatu perusahaan tidak sesuai dengan Standar Akuntansi
diikuti dengan cadangan kerugian piutang yang tidak dapat ditagih lagi. Untuk itu
melakukan penilaian atas umur piutang tersebut. Metode penilaian umur piutang
yang sering digunakan adalah metode analisa umur piutang karena metode ini
akan memberikan pendekatan yang paling tepat untuk menilai cadangan kerugiam
piutang.
mengelompokkan piutang menurut umurnya yaitu mulai dari piutang yang belum
tanggal jatuh tempo hingga piutang yang telah lewat tanggal jatuh tempo. Untuk
28
29
menentukan besarnya cadangan kerugian piutang tak tertagih untuk akhir tahun
berjalan, maka saldo-saldo piutang perusahaan yang belum jatuh tempo hingga
saldo piutang yang telah jatuh tempo tersebut harus dievaluasi berdasarkan
pengalaman perusahaan atas piutang yang tidak dapat ditagih dari para debitur
piutang tersebut. Biasanya semakin lama jangka waktu jatuh tempo suatu piutang,
piutang tidak tertagih tersebut karena semakin besar pula risiko piutang tersebut
adalah sebesar jumlah piutang yang dapat direalisasikan dapt ditagih kembali dari
29
30
piutang usaha adalah sangat tepat karena aktivitas perusahaan dapat beroperasi
secara lebih luas dan dana yang tertanam dalam piutang usaha dapat dipergunakan
catatatan di neraca atas piutang usaha yang dijaminkan perusahaan, maka neraca
yang disajikan perusahaan tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Hal
ini akan memberi informasi yang menyesatkan bagi para pengguna laporan
bahwa pos piutang yang diungkapkan di neraca merupakan aktiva secara penuh
kerja harus diungkapkan secara jelas melalui catatan atas laporan keuangan.
30
31
BAB IV
4.1. Kesimpulan
piutang khususnya dalam menagih piutang tersebut dari para debitur dan juga
risiko yang dihadapi apabila piutang tersebut tidak dapat ditagih lagi. Untuk itu,
setiap perusahaan harus lebih cermat dalam mengelola piutang perusahaan untuk
31
32
piutang dagang yang dijaminkan untuk memperoleh pinjaman modal kerja harus
4.2. Saran
evaluasi, maka ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dan hendaknya
yang dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Adapun saran-saran tersebut
piutang yang diakui tidak dapat ditagih kembali yaitu dengan memperkirakan
cadangan kerugian piutang yang akan dibebankan sebagai biaya pada periode
penagihan terhadap piutang yang telah jatuh tempo dan mengadakan cadangan
32
33
kerugian piutang terhadap piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih lagi
5. Pengungkapan piutang di neraca harus dicatat sebesar nilai netto piutang yang
33
34
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al. Haryono, 1994. Dasar-dasar Akuntansi. Jilid Satu, Edisi Keempat,
Cetakan Kedua: Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
Yogyakarta.
34