Disusun oleh :
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Tujuan Perawatan ........................................................................................................ 2
1.3. Sistematika Penulisan.................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................ 1
DASAR TEORI ......................................................................................................................... 1
2.1. Pengertian Perawatan .................................................................................................. 1
2.2. Sejarah Motor Bakar ................................................................................................... 1
2.3. Pengertian Umum Motor Bakar .................................................................................. 2
2.4. Konsep Motor Bakar ................................................................................................... 2
2.5. Proses Kerja Motor Bakar ........................................................................................... 6
2.6. Komponen Sistem bahan Bakar dan Cara Perawatan ................................................. 9
2.7. Pentingnya Perawatan ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 1
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
1.2. Tujuan Perawatan
Adapun tujuan perawatan adalah sebagai berikut :
1. Memperpanjang masa pakai barang
2. Menjamin kesiapan peralatan kerja
3. Menjamin keselamatan kerja
4. Menjamin kesiapan alat bila sewaktu-waktu diperlukan
5. Biaya diperendah untuk memperoleh keberuntungan
6. Biaya diperendah untuk memperoleh keuntungan
I-2
BAB II
DASAR TEORI
II-1
2.3. Pengertian Umum Motor Bakar
Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai saat
ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan energi panas untuk
melakukan kerja mekanis atau mengubah tenaga panas menjadi tenaga mekanis.
Energi atau tenaga panas tersebut diperoleh dari hasil pembakaran.
Ditinjau dari cara memperoleh tenaga panas, mesin kalor dapat dibedakan
menjadi dua yaitu mesin dengan pembakaran dalam dan mesin dengan pembakaran
luar. Mesin pembakaran dalam adalah mesin yang melakukan proses pembakaran
bahan bakar di dalam mesin tersebut dan gas pembakaran yang terjadi berfungsi
sebagai fluida kerja. Mesin pembakaran dalam umumnya disebut motor bakar.
Jadi motor bakar adalah mesin kalor yang menggunakan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar di dalam mesin untuk melakukan kerja mekanis. Mesin
pembakaran luar adalah mesin di mana proses pembakaran bahan bakar terjadi di
luar mesin dan energi panas dari gas pembakaran dipindahkan ke fluida mesin
melalui beberapa dinding pemisah, misal ketel uap.
II-2
Agar pembakaran berlangsung dengan mudah, maka campuran udara-bahan
bakar harus merata (homogen). Untuk itulah bahan bakar harus dikabutkan agar
mudah bercampur dengan udara, baik menggunakan karburator pada mesin bensin
atau oleh injektor pada mesin diesel.
Pada mesin bensin, proses pencampuran udara dan bahan bakar terjadi di
dalam komponen karburator. Panas maksimum hasil pembakaran akan diperoleh pada
komposisi campuran udara dengan bahan bakar adalah 15 : 1 (mengacu pada berat
bukan volume). Campuran ini masuk ke ruang bakar/silinder melalui intake manifold
pada saat piston bergerak turun. Di dalam silinder, campuran bahan bakar
dimampatkan/di kompresi pada saat piston bergerak naik dan pada menjelang akhir
langkah kompresi, api dinyalakan dari busi sehingga terjadilah proses pembakaran di
dalam silinder. Perbandingan kompresi memberikan petunjuk berapa besar
pemampatan yang terjadi pada suatu motor. Tekanan gas pembakaran ini mendorong
piston ke bawah yang menyebabkan piston bergerak turun-naik bolak-balik dengan
bebas di dalam silinder. Dari gerak lurus bolak-balik (reciprocating) piston diubah
menjadi gerak putar (rotary) pada poros engkol melalui batang piston. Gerak putar
inilah yang menghasilkan tenaga pada motor bakar. Agar perubahan gerak dari gerak
bolak-balik menjadi gerak putar dapat terjadi, maka pada poros engkol tidak dibuat
satu sumbu, sehingga poros engkol dapat mengayun saat berputar. Karena penyalaan
bahan bakar diakibatkan oleh percikan api dari busi, maka motor bensin disebut motor
penyalaan busi (spark ignition engine).
II-3
Posisi tertinggi yang dicapai oleh torak didalam silinder disebut Titik Mati
Atas (TMA), dan posisi terendah disebut Titik Mati Bawah (TMB), jarak bergeraknya
torak antara TMA dan TMB disebut langkah torak (stroke).
Sedangkan pada mesin diesel yang dimasukkan ke dalam ruang bakar/ silinder
pada saat langkah hisap piston (Torak) hanya udara saja. Selanjutnya udara tersebut
dikompresikan smpai mencapai suhu dan tekanan yang tinggi. Beberapa saat sebelum
piston mencapai titik mati atas (TMA), bahan bakar solar diinjeksikan dengan tekanan
tinggi sehingga berbentuk kabut. Akibat suhu dan tekanan udara di dalam silinder
yang tinggi, maka partikel-partikel bahan bakar akar menyala dengan sendirinya
sehingga membentuk proses pembakaran. Agar bahan bakar dapat terbakar dengan
sendirinya, maka dibutuhkan rasio kompresi di ruang bakar 15 22 dan suhu udara
kompresi sekitar 600C. karena proses penyalaan bahan bakar pada motor diesel
disebabkan karena suhu udara kompresi di dalam ruang bakar, maka motor diesel
disebut motor penyalaan kompresi (compression ignition engine). Jadi pada motor
bakar ini terjadi konversi dari energi kimia bahan bakar menjadi energi panas pada
silinder dan selanjutnya diubah lagi menjadi energi mekanik berupa gerak putar poros
engkol melalui batang piston.
II-4
Perbedaan antara motor diesel dan bensin dapat dilihat pada tabel berikut:
II-5
Motor bakar dapat pula dikelompokkan menurut kedaannya sebagai berikut:
a. Menurut bahan bakar yang digunakan; motor gas, motor bensin, motor minyak
tanah dan motor diesel.
b. Menurut proses kerjanya; motor kerja tunggal dan motor kerja ganda (motor
bekerja ganda apabila pada kedua sisi torak masing-masin terjadi
pembakaran).
c. Menurut tujuan dan pemakaiannya; motor stasioner dan motor tidak stasioner
(sepeda motor, mobil).
d. Menurut yang dikompresi; motor dengan kompresi udara dan motor dengan
kompresi campuran bahan bakar dan udara.
e. Menurut cara penyalaan bahan bakar; spark ignition engine dan compression
ignition engine.
f. Menurut langkah torak/piston; motor 2 Tak dan motor 4 Tak.
g. Menurut susunan silinder atau bentuk konstruksinya; motor mendatar, motor
tegak, motor sebaris, motor V, motor X, motor radial, motor bintang, motor
bokser.
h. Menurut gerakan mesin; translasi dan rotasi.
II-6
sehingga akan mudah terbakar. Saat inilah percikan api dari busi terjadi.
Poros engkol berputar satu kali ketika torak mencapai titk mati atas
(TMA).
Proses Kerja adalah keseluruhan langkah yang berurutan untuk terjadinya satu
siklus kerja dari motor. Proses kerja ini terjadi berurutan dan berulang-ulang. Piston
motor bergerak bolak balik dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) dan
dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA) pada langkah selanjutnya
Pada motor empat langkah, proses kerja motor diselesaikan dalam empat
langkah piston. Langkah pertama yaitu piston bergerak dari TMA ke TMB, disebut
langkah pengisian. Langkah kedua yaitu piston bergerak dari TMB ke TMA disebut
langkah kompresi. Langkah ketiga piston bergerak dari TMA ke TMB disebut
II-7
langkah usaha. Pada langkah usaha in terjadilah proses pembakaran bahan bakar
(campuran udara dan bahan bakar) didalam silinder motor / ruang pembakaran yang
menghasilkan tenaga yang mendorong piston dari TMA ke TMB. Langkah keempat
yaitu piston bergerak dari TMB ke TMA disebut langkah pembuangan.
Gas hasil pembakaran didorong oleh piston keluar silinder motor. Jadi pada
motor empat langkah proses kerja mptor untuk menghasilkan satu langkah usaha
(yang menghasilkan tenaga) diperlukan empat langkah piston. Empat langkah piston
berarti sama dengan dua kali putaran poros engkol.
Pada motor dua langkah proses kerja motornya untuk mendapatkan satu kali
langkah usaha hanya diperlukan dau kali langkah piston. Motor dua langkah yang
paling sederhana, pintu masuk atau lubang masuk dan lubang buang terletak
berhadap-hadapan yaitu berada pada sisi bawah pada dinding silinder motor. Proses
kerjanya adalah sebagai berikut. Piston berada TMB, kedua lubang (masuk dan
buang) sama sama terbuka kemudian campuran udara dan bahan bakar dimasukkan
kedalam silinder melalui lubang masuk. Gerakan piston dari TMB ke TMA, maka
lubang masukakan tertutup dan tertutup pula lubang buang.maka terjadilah langkah
kompresi. Pada akhir langkah kompresi ini terjadilah pembakaran gas bahan bakar.
Dengan terjadinya pembakaran gas bahan bakar maka dihasilkan tenaga
pembakaran yang mendorong piston ke bawah dari TMA ke TMB. Langkah usaha
terakhir terjadilah pembuangan gas bekas begitu terbuka lubang buang. Sesudah itu
terbuka pula lubang masuk sehingga terjadi pemasukkan gas baru sekaligus
mendorong mendorong gas bekas keluar melalui lubang buang.
Dengan demikian pada motor dua langkah proses motor untuk menghasilkan
satu kali langkah usaha pembakaran gas dalam silinder, hanya diperlukan dua
langkah piston dilihat dari putaran poros engkolnya diperlukan satu kali putaran poros
engkol.
II-8
i. Langkah Hisap dan Kompresi
Piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA),
lubang pemasukan dan pembuangan terbuka gas baru masuk ke dalam
silinder dan mendorong sisa-sisa pembakaran keluar (membilas ruangan
dalam silinder). Disini sebagian dari gas baru terbuang.
Lubang pemasukan dan pembuangan tertutup, gas baru dipadatkan
(dikompresikan) hingga terjadi tekanan yang tinggi, pada akhir langkah
piston gas baru dinyalakan, di dalam karter di bawah piston, tekanan
menurun karena volume bertambah besar oleh gerakan piston, tekanan
menurun karena volume bertambah besar oleh gerakan piston dari titik
mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA) sehingga campuran uap
bensin dengan udara masuk dalam karter.
II-9
bensin maka air tersebut langsung turun kebagian bawah tangki. Bila air yang
timbul banyak maka akan menyebabkan kesukaran pada mesin., bila
pengembunan pada tangki sedikit maka akan timbul karat. Oleh karena itu
usahakan bensin dalam tangki selalu terjaga volumenya ,dan jika perlu secara
berkala bersihkanlah tangki dari korosi dan endapan.
2. Pompa bensin
Karena letak tangki bahan bakar yang lebih rendah dari karburator
maka bahan bakar tidak dapat mengalir dengan sendirinya, dan oleh karena
itu dibutuhkan sebuah pompa bahan bakar. Ada dua tipe pompa yaitu
mekanik dan elektrik.
Penghisapan: Langkah isap bekerja ketika diaphragma turun kebawah
dan membuka katup masuk sedangkan katup buang tertutup dan
menyebabkan vakum disaluran masuk, bensin terhisap.
Penyaluran: langkah penyaluran bekerja ketika diaphragma terangkat
keatas dan menekan katup buang sehingga terbuka ,sedangkan katup
masuk tertutup akhirnya bensin keluar melalui saluran buang.
II-10
Pump idling: Jika bahan bakar yang tersedia pada karburator sudah
cukup maka diaphragma tidak tertekan keatas oleh pegas, itu berarti
kondisi diaphragma diam tidak melakukan pemompaan.
3. Karburator
Fungsi dari karburator adalah memberikan campuran udara dan bensin
yang sesuai untuk dapat diubah menjadi energi yang dapat menggerakan
mekanisme mesin. Prinsip karburator yaitu menggunakan asas debit aliran
fluida, dimana aliran udara akan bertambah cepat bila melalui saluran udara
yang menyempit sedangkan tekanannya menurun
Sedangkan konstruksi karburator yang sebenarnya dapat dibagi menjadi
beberapa sub sistem, yaitu :
a. Sistem pokok : Sistem pelampung
b. Sistem stasioner dan kecepatan lambat
c. Primary high speed system
d. Secondary high speed system
e. Power system
f. Sistem cuk
g. Sistem tambahan : Fast idle mekanisme
h. Unloader mekanisme
i. Choke opener
j. Sistem dash pot
k. Thermostatik valve
l. A.A.P
m. Throttle positioner
n. Heat control valve
o. P.C.V
II-11
Perawatan untuk karburator yaitu membersihkan saluran saluran dan
komponen pada karburator, tapi karena kerburator dibuat sangat teliti sedapat
mungkin hindarilah bongkar pasang jika tidak perlu.
Perawatan mesin terbagi dalam jarak dan waktu (interval). Adapun jenis
pemeliharaan tersebut meliputi :
1. Perawatan harian
2. Perawatan periodik
3. Perawatan berkala
A. Perawatan Harian
1. Pemeriksaan tangki harian bahan bakar
Pemeriksaan ini untuk mengetahui jumlah pemakaian bahan bakar dan
kemungkinan terdapatnya kebocoran pada tangki. Tangki ini harus dikontrol
setiap hari untuk membuang air atau kotoran yang mengendap di dasar tangki
Isi tangki tidak boleh kurang dari ukuran yang ditentukan, agar kotoran tidak
terbawa masuk kedalam mesin. Untuk mengetahui kapasitas tangki dapat dilihat
pada sisi tangki pada gelas penduga. Untuk membuang kotoran atau air yang
mengendap dapat dilakukan pada bagian bawah tangki.
II-12
2. Pemeriksaan keadaan minyak pelumas
Beberapa tujuan pelumasan adalah sebagai berikut :
Mengurangi keausan pada benda yang bergerak atau saling bergesekan
Mendinginkan permukaan dengan membawa pergi panas yang
dibangkitkan oleh gesekan
Membersihkan permukaan dengan mencuci bersih butiran logam yang
dihasilkan dari gesekan
Agar tujuan pelumasan dapat tercapai, pemeriksaan minyak pelumas ini perlu
dilakukan. Keadaan minyak pelumas pada bagian-bagian yang dilumasi perlu
diperiksa setiap harinya. Penambahan minyak pelumas perlu dilakukan apabila
ada kekurangan, dan dilakukan penggantian apabila keadaan minyak pelumas
tidak sesuai lagi dengan standar yang ditetapkan.
II-13
2. Perawatan 500-1000 jam kerja
Perawatan berkala adalah perawatan yang dilakukan secara teratur atau rutin
diantaranya adalah :
a. Memeriksa minyak pelumas setiap kali sebelum mesin start
b. Gantilah minyak pelumas sesudah dipakai 250 jam kerja, kecuali mesin
yang masih baru atau selesai direparasi besar-besaran (over haul),
penggantian minyak pelumas dilakukan setelah 60 jam pertama.
Penggantian minyak pelumas dilakukan dangan terlebih dahulu membuang
minyak pelumas yang lama dengan jalan membuka baut pembuangnya pada
waktu motor masih panas atau setelah motor berhenti bekerja. Disamping itu
minyak pelumas juga harus dikeluarkan dari dalam saringan dan pendingin
minyak pelumas. Apabila diperlukan ganti kertas saringannya.
II-14
D. Perawatan Sistem Bahan Bakar
1. Saringan Bakar
Bersihkan saringan dari debu, air atau endapan lainnya setiap 250 jam kerja,
gantilah elemen saringan dengan yang baru setiap 1.000 jam kerja, saringan pipa
isap pompa bahan bakar, dimana saringan tersebut harus dibersihkan setiap 250
jam.
2. Saringan Udara
Pembuangan udara didalam bahan bakar sangat mengganggu kelancaran dan
menyebabkan mesin susah untuk distar. Oleh karena itu, udara harus dikeluarkan
dari saluran bahan bakar, terutama apabila terasa ada gejala gangguan.
II-15
perbaikan tidak akan menimbulkan kerusakan pada komponen mesin yang
dibongkar.
II-16
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W dan Kuichi Tsuda, 1983, Motor Diesel Putaran Tinggi, Paramudya
Paramita, Jakarta.
V.L Maleev, M.E.Dr.A.M dan Priambodo B, 1986, Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel,
Erlangga, Jakarta.
DP-1