Anda di halaman 1dari 33

BioMekanika (Dasar Gerak & Gaya Tubuh)

A. Biomekanika
Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan
faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari
pengetahuan dasar fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan
konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh.
B. Dasar Gerak & Gaya Tubuh
1. Hukum Newton tentang Gerak
Hubungan fundamental pada mekanika klasik tercakup dalam hukum
tentang gerak yang dikemukakan oleh Isaac Newton, seorang ilmuwan
Inggris. Newton sangat berjasa dalam mempelajari hubungan antara
gaya dan gerak.
Hukum 1
Sebuah benda terus berada pada keadaan awalnya yang diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan kecuali benda itu dipengaruhi oleh
gaya yang tak seimbang, atau gaya luar neto.
Secara sederhana Hukum Newton I mengatakan bahwa
perecepatan benda nol jika gaya total (gaya resultan) yang bekerja
pada benda sama dengan nol. Secara matematis dapat ditulis.
F neto = 0
Tubuh yang diam akan tetap diam, dan tubuh yang bergerak akan
tetap bergerak dalam kecepatan yang konstan, kecuali dipengaruhi
oleh gaya yang tidak seimbang.
Jika seseorang berada dalam bus yang berjalan dan tiba-tiba
mengerem, mungkin orang tersebut bisa terpelanting dan berkata aku
terlempar ke depan !, padahal itu adalah inersia yang menyebabkan
ke depan berlanjut walau bus telah berhanti.
Cedera benturan disebabkan kecenderungan kepala manusia untuk
mematuhi hukum tersebut. Jika ada gaya sentakan dari belakang,
badan akan tersentak keras ke depan karena ia berkontak dengan
tempat duduknya. Namun kepala cenderung tidak bergerak dan
tersentak dalam posisi yang menjulur (ekstensi). Karena kepala
melekat pada badan, maka kepala akan terbentur dengan keras ke
depan menyebabkan kerusakan pada vertebra serviks. Cedera dalam
tinju atau football yang mengakibatkan kerusakan otak terjadi dalam
proses serupa.
Hukum 2
percepatan sebuah benda (a) berbanding terbalik dengan massanya
(m) dan sebanding dengan gaya neto (F) yang bekerja padanya :
F = ma
Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai
yang licin sekali sehingga benda itu bergerak dengan percepatan a.
Menurut hasil percobaan, jika gayanya diperbesar 2 kali ternyata
percepatannya menjadi. 2 kali lebih besar. Demikian juga jika gaya
diperbesar 3 kali percepatannya lebih besar 3 .kali lipat. Dan sini kita
simpulkan bahwa percepatan sebanding dengan resultan gaya yang
bekerja.Atau Sekarang kita lakukan percobaan lain. Kali ini massa
bendanya divariasi tetapi gayanya dipertahankan tetap sama. Jika
massa benda diperbesar 2 kali, ternyata percepatannya menjadi kali.
Kita bisa simpulkan bahwa percepatan suatu benda berbanding
terbalik dengan massa benda itu.

Massa adalah sifat intrinsik dari sebuah benda yang menyatakan


resistensinya terhadap percepatan. Massa sebuah benda dapat
dibandingkan dengan massa benda lain dengan menggunakan gaya
yang sama pada masing-masing benda dan dengan mengukur
percepatannya. Dengan demikian rasio massa benda-benda itu sama
dengan kebalikan rasio percepatan benda-benda itu yang dihasilkan
oleh gaya yang sama : m = F/m
Massa sebuah benda tidak tergantung pada lokasi benda.
Seorang tenaga medis yang kesulitan memindahkan troli yang
berat, mungkin akan meminta bantuan sejawatnya, untuk
menghasilkan gaya yang lebih besar, sehingga pergerakan troli dari
keadaan diam menjadi bergerak (percepatan) yang dihasilkannya lebih
besar atau troli lebih mudah dipindahkan.
Hukum 3.
Gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika benda A, mengerjakan
sebuah gaya pada benda B, gaya yang sama besar dan berlawanan
arah dikerjakan oleh benda B pada benda A.
F aksi = F reaksi
F aksi = gaya yang bekerja pada benda
F reaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi
Saat berjalan, hentakan kaki atau sepatu ke permukaan lantai
biasanya mengartikan bahwa orang tersebut menekankan kakinya ke
permukaan lantai dengan gaya reaksi bumi yang sama melalui lantai
pada kaki tersebut. Hukum ketiga menyatakan bahwa tidak ada gaya
timbul di alam semesta ini, tanpa keberadaan gaya lain yang sama dan
berlawanan dengan gaya itu. Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah
benda (aksi) maka benda itu akan mengerjakan gaya yang sama besar
namun berlawanan arah (reaksi). Dengan kata lain gaya selalu muncul
berpasangan. Tidak pernah ada gaya yang muncul sendirian!
2. Jenis-jenis Gaya
a. Gaya Berat
Berat sebuah benda adalah gaya tarikan gravitasi antara benda dan
bumi. Gaya ini sebanding dengan massa m benda itu dan medan
gravitasi , yang juga sama dengan percepatan gravitasi jatuh
bebas :

Berat benda sifat intrinsik benda.


Berat bergantung pada lokasi benda, karena g bergantung pada
lokasi. Gaya berat selalu tegak lurus kebawah dimana pun posisi
benda diletakkan, apakah dibidang horisontal, vertikal ataupun
bidang miring
b. Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara
dua prmukaan yang bersentuhan, dan arahnya selalu tegak lurus
bidang sentuh.

c. Gaya Gesek
Bila dua benda dalam keadaan bersentuhan, maka keduanya dapat
saling mengerjakan gaya gesekan. Gaya-gaya gesekan itu sejajar
dengan permukaan benda-benda di titik persentuhan.
Gaya gesek (friksi) sangat penting dalam kehidupan keseharian
terutama tubuh.
1) Salah satu fungsi yang sangat penting dari kantong perikardial
yang menyelubungi jantung adalah untuk menampung cairan
perikardial yang menjaga agar membran tetap terpisah dan
tidak saling bergesekan akibat friksi yang berasal dari
dentuman jantung.
2) Cairan sinovial mengurangi friksi dengan cara bertindak
sebagai pelumas atau penurun friksi antara ujung-ujung tulang
yang dilapisi kartilago paa sendi sinovial, mis: sendi lutut.
d. Gaya-gaya pada Tubuh

Pergerakan pada tubuh terjadi


karena adanya gaya yang bekerja. Ada gaya
yang bekerja pada tubuh dan gaya yang
bekerja di dalam tubuh.
Gaya pada tubuh >>> dapat kita ketahui ex gaya berat
tubuh.
Gaya dalam tubuh >>> seringkali td disadari ex Gaya otot
jantung, gaya otot paru-paru
Gaya pada tubuh ada 2 tipe :
a. Gaya pada tubuh dlm keadaan statis.
b. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.
Berikut ini adalah beberapa aspek gaya pada tubuh dalam keadaan
statis:
Gaya Berat dan Gaya Otot sebagai Sistem Pengumpil
Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dlm keadaan
setimbang, jumlah gaya dan momen gaya yang ada sama dengan
nol. Tulang dan otot tubuh manusia berfungsi sebagai sistem
pengumpil.
Ada 3 kelas sistem pengumpil :

a. Kelas pertama
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot.
Contoh: kepala & leher
b. Klas Kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
contoh: tumit menjinjit
c. Klas Ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya
berat
Contoh: otot lengan
Gaya paling sering diterapkan untuk menstabilkan
ekstremitas yang cedera leher, punggung, atau area
pelvik. Traksi terapeutik didapat dengan memberikan
tarikan pada kepala, tubuh atau anggota gerak menuju
sedikitnya dua arah, mis: tarikan traksi dan tarikan
traksi lawannya. Gaya traksi lawan atau gaya
keduanya biasanya berasal dari: >> berat tubuh pasien
pada saat bertumpu atau berat lain
C. Penerapan Analisa Gaya dalam Terapan Kesehatan
1. Gaya Berat Tubuh & Posisi Duduk yang menyehatkan Tulang
Belakang?
Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop
selama 24 jam. Dalam keadaan tidur pun, punggung tetap menjalankan
fungsinya untuk menjaga postur tubuh. Punggung tersusun dari 24
buah tulang belakang (vertebrae), dimana masing-masing vertebrae
dipisahkan satu sama lain oleh bantalan tulang rawan atau diskus.
Seluruh rangkaian tulang belakang ini membentuk tiga buah lengkung
alamiah, yang menyerupai huruf S.

Lengkung paling atas adalah


segmen servikal (leher), yang
dilanjutkan dengan segmen
toraks (punggung tengah), dan
segmen paling bawah yaitu lumbar (punggung bawah). Lengkung
lumbar inilah yang bertugas untuk menopang berat seluruh tubuh dan
pergerakan.
Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar 32%
populasi dunia menghabiskan waktu lebih dari 10 jam sehari untuk
duduk di depan meja kerja. Separuh dari populasi tenrsebut tidak
pernah meninggalkan meja kerja, bahkan saat makan siang. Sementara
itu, dua pertiga populasi menambah porsi duduk tegak saat berada di
rumah.Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu
melakukan gerakan karena beban disebarkan merata keseluruh bagian
tulang belakang, ungkap Barbara Dorsch. Postur tubuh yang baik,
lanjut dia, akan dicapai jika telinga, bahu, dan pinggul berada dalam
satu garis lurus ke bawah.
Duduk dalam posisi tegak 90 derajat, kerap menyebabkan
timbulnya pergerakan sendi belakang sehingga posisi tubuh tidak
seimbang. Maka itu, posisi duduk santai dengan postur miring 135
derajat adalah posisi terbaik. Dalam posisi ini, tulang belakang akan
berada dalam posisi ideal, di mana tulang belakang bagian bawah akan
berbentuk seperti huruf S.
Kelebihan dari posisi ini adalah:
Posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan
memperbaiki sirkulasi darah di bagian bawah tubuh, sehingga dapat

terhindar dari gangguan varises, selulit, dan penggumpalan darah di


kaki serta mengurangi kelelahan di kaki. Tubuh akan terasa lebih
rileks, sehingga mengurangi terjadinya ketegangan otot, papar
Barbara.Duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan
menghasilkan mobilitas yang lebih baik, mudah bergerak di atas kursi,
dan lebih mudah untuk naik turun kursi.
2. Traksi dalam Praktik Klinik
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain
untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot.
Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau
spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan
mmpercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi : traksi
skeletal dan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat sejumlah
penanganan.
Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada
bagian tubuh, tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik
tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang disebut
dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi didasari pada hokum
ketiga (Footner, 1992 and Dave, 1995). Traksi dapat dicapai melalui
tangan sebagai traksi manual, penggunaan talim splint, dan berat
sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs yang
dimasukkan kedalam tulang sebagai traksi skeletal (Taylor, 1987 and
Osmond, 1999).Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Kulit
hanya mampu menanggung beban traksi sekitar 5 kg pada dewasa. Jika
dibutuhkan lebih dari ini maka diperlukan traksi melalui tulang. Traksi
tulang sebaiknya dihindari pada anak-anak karena growth plate dapat
dengan mudah rusak akibat pin tulang.
Indikasi traksi kulit diantaranya adalah untuk anak-anak yang
memerlukan reduksi tertutup, traksi sementara sebelum operasi, traksi
yang memerlukan beban 5 kg. Akibat traksi kulit yang kelebihan beban
di antaranya adalah nekrosis kulit, obstruksi vaskuler, oedem distal,
serta peroneal nerve palsy pada traksi tungkai.
Traksi tulang dilakukan pada dewasa yang memerlukan beban > 5
kg, terdapat kerusakan kulit, atau untuk penggunaan jangka waktu
lama. Kontratraksi diperlukan untuk melawan gaya traksi, yaitu
misalnya dengan memposisikan tungkai lebih tinggi pada traksi yang
dilakukan di tungkai.

Mekanika
adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang
mempelajari gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang
diakibatkan oleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika
adalah cabang ilmu yang tertua dari semua cabang ilmu dalam fisika.
Tersebutlah nama-nama seperti Archimides (287-212 SM), Galileo
Galilei (1564-1642), dan Issac Newton (1642-1727) yang merupakan
peletak dasar bidang ilmu ini.
Galileo adalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu
dinamika. Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam
dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.
Mekanika teknik atau disebut juga dengan mekanika terapan
adalah ilmu yang mempelajari peneraapan dari prinsip-prinpsip
mekanika. Mekanika terapan mempelajari analisis dan disain dari
sistem mekanik.
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika
pada system biologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara
disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi.
Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh
mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai
dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan pengembangan
peralatan dan sistem dalam biologi dan kedoteran.Pada dasarnya
biomekanika adalah cabang ilmu yang relatif baru dan sedang
berkembang secara dinamis. Akan tetapi sebenarnya bidang ilmu
sudah eksis sejak abad ke lima belas masehi ketika Leonardo Da Vinci
(1452-1519) membuat catatan akan siginikansi mekanika dalam
penelitian-penelitian biologi yang dia lakukan. Kontribusi dari para
peneliti dalam bidang ilmu biologi, kedokteran, ilmu-ilmu dasar, dan
teknik mewarnai perkembangan biomekanika akhir-akhir ini.
D. Gerak dan Gaya
Gaya adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menerangkan
interaksi fisik dari obyek dengan sekelilingnya. Gaya dalam fisika
didefinisikan sebagai kuantitas yang dapat menyebabka perubahan dari
state dari suate benda sehingga terjadi percepatan pada benda itu.
1. Gerakan Tubuh Manusia
Filosof Yunani Aristotle (384-322 SM) adalah orang yang pertama kali
melakukan studi secara sistematik terhadap gerakan tubuh manusia.
Banyak prinsip yang mendeskripsikan aksi dan karakteristik
gemometri dari otot. Walaupun penemuan Aristotle untuk
menerangkan gerakan banyak mengandung kontradiksi, usaha awal
yang telah ia ristis menjado pondasi bagi studi berikutnya seperti
Galen (131-201), Galileo (1564-1643), Borelli (1608-1679), Newton
(1642-1727), dan Marey (1830-1904). Studi dari para filosof dan
ilmuwan tersebut telah mengakibatkan kita bisa membuktikan bahwa
gerakan tubuh manusia merupakan konsekuensi dari interkasi anatara
otot dan gaya yang diakibatkan oleh lingkungan sekitar tubuh
manusia.
Seperi yang ditulis oleh Aristotle bahwa bianatang yang berjalan
membuat posisisnya berubah dengan menekan apa yang ada
dibawahnya. Pernayataan ini menekankan bahwa dalam studi gerakan
harus menekankan pada (Higgins, 1985):
Pengkarateran interaksi fisik anatara hewan (manusia) dan
lingkungan sekitar.
Menetukan cara hewan (manusia) mengorganisasikan interkasi
fisik tersebut.
Dengan kerangka seperti ini maka gerakan tubuh system biologis
dapat diakui sebagai hasil interaksi system biologis dengan
lingkungan sekelilingnya. Beberapa faktor berikut turut
menentukan interaksi tersebut:
Stuktur dari lingkunngan (bentuk dan stabilitas).
Medan dari gaya (arah relatif terhadap gravitasi, kecepatan
gerakan).
Stuktur dari sistem (susunan tulang, aktifitas otot, sususan
segment dari tubuh, ukuran, integrasi motorik yang
dibutuhkan untuk mendukung postur).
Peranan dari keadaan psikologis (level keatifan, motivasi).
Bentuk gerakan yang akan dikerjakan (kerangka dari
organisasi dari gerakan).
Higgins menyatakan bahwa gerakan adalah bagian yang tak
terpisahkan dengan struktur yang mendukungnya dan
lingkungan yang mendefinisikannya.
2. Goniometri
Istilah goniometri berasal dari bahasa Yunani, gonia yang
berarti sudut dan metros yang mempunyai makna maengukur.
Sedangkan geniometer adalah alat untuk mengukur sudut.
Gonimetri berhubungan dengan pengukuran sudut yang
dibentuk oleh sgement dari organ tubuh manusia yang
dihubungkan oleh sendi. Dalam prakteknya pengukuran sudut
dari sendi, dilakukan dengan melekatkan gonio meter pada
sgement-segment yang diukur sudutnya. Goniometer dapat
digunkan untuk mengukur sudut pada suatu posisi tertentu
maupun seacra kontinyu dalam melakukan suatu gerakan.
3. Pemodelan
Dibutuhkan asumsi-asumsi tertentu untuk membuat
penyederhanaan dari sebuah sistem yang kompleks sehingga
penyelesaian analitis bisa dicapai. Sebuah model yang lengkap
memperhitungkan efek-efek dari keseluruhan bagian
penyususn sistem secara detail. Akan tetapi model yang
lengkap dan detail sulit diwujudkan dan bila dapat akan sulit
menghasilkan solusi dari masalah yang akan diselesaikan.
Tidak selalu mungkin untuk memodelkan system secara
lengkap dan bahkan kadang-kadang tidak perlu untuk
menyertakan setial detail dari sistem dalam analisis.
Sebagai contoh adalah pada hampir semua gerakan tubuh
manusia, banyak kelompok otot (muscle) yang terlibat untuk
menggerakkan organ-organ tubuh. Akan tetapi untuk keperluan
analisis gaya yang terlibat pada sendi dan otot pada suatu
gerakan tertentu, pendekatan yang terbaik adalah dengan
memprediksi kelompok otot yang mana yang paling aktif dan
mengabaikan kelompok otot-otot yang lain.
Secara umum, pemodelan suatu sistem selalu diawali dengan
model yang sederhana. Dari model sederhana ini berangsur-
angsur kompleksitasnya ditingkatkan sejalan dengan
pemahaman karakterstik system dan dari pengamatan terhdapa
model sederhana tersebut. Peneliti dapat merancang model
yang cukup sederhana untuk dianalisa sehingga menujukkan
fenomena yang diteliti dalam batas-batas kepuasan tertentu.
Dari pengetahuan akan sistem yang dimodelkan sistem
sederhana terseebut kemudian disempurnakan. Makin banyak
belajar, makin banyak pula yang dipahami dari sistem dan lebih
detail pula analisis yang dapat dilakukan.Pemodelan gerakan
tubuh manusia dapat digolongkan berdasarkan pendekatan
yang diambil:
Pendekatan teori yang menggunkan basis pengetahuan
dalam bidang fisiologi, mekanika, dan robotika untuk
merancang persamaan matematika yang mengepresikan
gerakan tubuh manusia. Selanjutnya gait dapat dipelajari
dengan simulasi menggunakan model tersebut dan
hasilnya dibandingkan dengan data asli yang diukur dari
manusia.
Pengukuran gait secara langsung mendapatkan model
yang representatif menggambarkan hibungan antar
variabel dalam gerakan tubuh manusia.Kedua pendekatan
ini akan bertemu, utamanya bila sebuah studi gerakan
tubuh manusia diarahkan pada aplikasi tertentu, misalnya
analysa patologi maupun rehabilitasi dari suatu
kelumpuhan tertentu.
Thermodinamika
A. Latar Belakang
Thermodinamika memainkan peran penting dalam analisis sistem dan
piranti yang ada didalamnya terjadi perpindahan formasi energi. Implikasi
thermodinamika bercakupan jauh, dan penerapannya membentang ke seluruh
kegiatan manusia. Bersamaan dengan sejarah teknologi kita, perkembangan
sains telah memperkaya kemampuan kita untuk memanfaatkan energi dan
menggunakan energi tersebut untuk kebutuhan masyarakat. Kebanyakan
kegiatan kita melibatkan perpindahan energi dan perubahan energi.
Thermodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara spesific
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah
diketahui bahwa energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk,
selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir,
energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnit, dan lain-lain .
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami
maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat
kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah
perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan
atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau
kekekalan energi.

A. Pengertian Dasar Thermodinamika


Thermodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesific
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah
diketahui bahwa energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk,
selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir,
energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnit, dan lain-lain .
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami
maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat
kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah
perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan
atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau
kekekalan energi.
Prinsip thermodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami
dalam kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang
elektromagnetik dari matahari, dan di bumi energi tersebut berubah menjadi
energi panas, energi angin, gelombang laut, proses pertumbuhan berbagai
tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam lainnya. Proses didalam diri
manusia juga merupakan proses konversi energi yang kompleks, dari input
energi kimia dalam makanan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan
fisik manusia, dan energi yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka prinsip
alamiah dalam berbagai proses thermodinamika direkayasa menjadi berbagai
bentuk mekanisme untuk membantu manusia dalam menjalankan
kegiatannya. Mesin-mesin transportasi darat, laut, maupun udara merupakan
contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi energi, yang merubah
energi kimia dalam bahan bakar atau sumber. energi lain menjadi energi
mekanis dalam bentuk gerak atau perpindahan diatas permukaan bumi,
bahkan sampai di luar angkasa.
Pabrik-pabrik dapat memproduksi berbagai jenis barang, digerakkan oleh
mesin pembangkit energi listrik yang menggunakan prinsip konversi energi
panas dan kerja. Untuk kenyamanan hidup, kita memanfaatkan mesin air
conditioning, mesin pemanas, dan refrigerators yang menggunakan prinsip
dasar thermodinamila. Aplikasi thermodinamika yang begitu luas
dimungkinkan karena perkembangan ilmu thermodinamika sejak abad 17
yang dipelopori dengan penemuan mesin uap di Inggris, dan diikuti oleh para
ilmuwan thermodinamika seperti Willian Rankine, Rudolph Clausius, dan
Lord Kelvin pada abad ke 19. Pengembangan ilmu thermodinamika dimulai
dengan pendekatan makroskopik, yaitu sifat thermodinamis didekati dari
perilaku umum partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa energi,
yang disebut pendekatan thermodinamika klasik.
Pendekatan tentang sifat thermodinamis suatu zat berdasarkan perilaku
kumpulan partikel-partikel disebut pendekatan mikroskopis yang merupakan
perkembangan ilmu thermodinamika modern, atau disebut thermodinamika
statistik. Pendekatan thermodinamika statistik dimungkinkan karena
perkembangan teknologi komputer, yang sangat membantu dalam
menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar.
B. Bentuk-Bentuk Energi
Total energi (E) suatu sistem merupakan jumlah dari energi thermal,
mekanis, kinetis, potensial, elektrik, magnetik, kimia dan nuklir.
Di dalam thermodinamika yang dipelajari adalah besarnya perubahan dari
satu bentuk energi ke bentuk lainnya, bukan menghitung jumlah anergi dari
suatu sistem.
Bentuk energi dibagi menjadi dua kelompok:
1. Energi Makroskopik: Berhubungan dengan gerak dan pengaruh luar
seperti gravitasi, magnetik, elektrik dan tegangan permukaan.
Energi Makroskopik terdiri dari:
Energi Kinetik ( KE ): Energi yang disebabkan oleh gerakan
relatif terhadap suatu referensi. Adapun besarnya dalam berntuk
energi per-satuan masa dengan: * m= satuan masa media
pembawa energi
* v= satuan kecepatan gerakan masa
Energi Potensial ( PE ): Energi yang disebabkan oleh elevasinya
dalam medan gravitasi, besarnya adalah:
PE= m.g.z

2. Energi Mikroskopik: Berhubungan dengan struktur molekul dan


derajat aktivitas molekul. Jumlah total energi mikroskopik disebut
energi dalam (internal energy) , dengan simbol U.
Energi Mikroskopik terdiri dari:
Energi Sensibel : Berhubungan dengan energi kinetik dan
gerakan (translasi, rotasi, vibrasi) molekul sistem.
Energi Latent : Berhubungan dengan fasa dari sistem,
mencair,menguap dll.
Energi Kimia : Berhubungan dengan ikatan atm-atom
dalam sistem.
Dengan demikian energi total suatu sistem hanya dipengaruhi
oleh energi kinetik,energi potensial dan energi dalam.
SISTEM, PROSES DAN SIKLUS TERMODINAMIKA
Suatu sistem thermodinamika adalah sustu masa atau daerah yang
dipilih, untuk dijadikan obyek analisis. Daerah sekitar sistem
tersebut disebut sebagai lingkungan. Batas antara sistem dengan
lingkungannya disebut batas sistem (boundary), dalam
aplikasinya batas sistem merupakan bagian dari sistem maupun
lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat berubah posisi atau
bergerak.Dalam thermodinamika ada dua jenis sistem, yaitu
sistem tertutup dan sistem terbuka. Dalam sistem tertutup masa
dari sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada masa keluar dari
sistem atau masuk kedalam sistem,tetapi volumenya bisa berubah.
Yang dapat-keluar masuk sistem tertutup adalah energi dalam
bentuk panas atau kerja. Contoh sistem tertutup adalah suatu
balon udara yang dipanaskan, dimana masa udara didalam balon
tetap, tetapi volumenya berubah, dan energi panas masuk kedalam
masa udara didalam balon. Dalam sistem terbuka, energi dan
masa dapat keluar sistem atau masuk kedalam sistem melewati
batas sistem. Sebagian besar mesin-mesin konversi energi adalah
sistem terbuka. Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam
silinder mesin, dimana campuran bahan bahan bakar dan udara
masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem. melalui
knalpot. Turbin gas, turbin uap, pesawat jet dan lain-lain adalah
merupakan sistem thermodinamika terbuka, karena secara
simultan ada energi dan masa keluar-masuk sistem tersebut.
Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property
dari sistem, seperti tekanan P, temperatur T, volume V, masa m,
viskositas, konduksi panas, dan lain-lain. Selain itu ada juga
property yang disefinisikan dari property yang lainnya seperti,
berat jenis, volume spesifik, panas jenis, dan lain-lain. Suatu
sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak berubah,
apabila masing-masing jenis property sistem tersebut dapat diukur
pada semua bagiannya dan tidak berbeda nilainya. Kondisi
tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem,
dimana sistem mempunyai nilai property yang tetap. Apabila
property nya berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut
mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak
mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan
seimbnag (equilibrium). Perubahan sistem thermodinamika dari
keadaan seimbang satu menjadi keadaan seimbang lain disebut
proses, dan rangkaian keadaan diantara keadaan awal dan akhir
disebut lintasan proses. Suatu sistem disebut menjalani suatu
siklus, apabila sistem tersebut menjalani rangkaian beberapa
proses, dengan keadaan akhir sistem kembali ke keadaan
awalnya.
HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA
Energi Dalam Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu
dikatakan memiliki energi dalam. Energi dalam gas berkaitan
dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat mikroskopik gas
tersebut. Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha,
gas tersebut dapat memiliki energi yang tidak tampak tetapi
terkandung dalam gas tersebut yang hanya dapat ditinjau secara
mikroskopik.Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas
partikel-partikel yang berada dalam keadaan gerak yang acak.
Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik rata-rata dari
seluruh partikel yang bergerak. Energi kinetik ini berkaitan
dengan suhu mutlak gas. Jadi, energi dalam dapat ditinjau sebagai
jumlah keseluruhan energi kinetik dan potensial yang terkandung
dan dimiliki oleh partikel-partikel di dalam gas tersebut dalam
skala mikroskopik. Dan, energi dalam gas sebanding dengan suhu
mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan
menyebabkan perubahan energi dalam gas. Dimana U adalah
perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas, R adalah
konstanta umum gas (R = 8,31 J mol1 K1, dan T adalah
perubahan suhu gas (dalam kelvin).Terdapat empat Hukum Dasar
yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
- Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang
dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu
dengan lainnya.
- Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan
perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama
dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem
dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
- Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini
menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika
terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya
waktu, mendekati nilai maksimumnya.
- Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.
Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai
temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem
akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa
entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut
bernilai nol.
TERMODINAMIKA I
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan
bertambah (sistem akan terlihat mengembang dan bertambah panas).
Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu sistem
akan berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin).
Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk
dari hukum kekekalan energi. Sistem yang mengalami perubahan
volume akan melakukan usaha dan sistem yang mengalami perubahan
suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang
diberikan kepada sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha
dan mengalami perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai
hukum kekekalan energi dalam termodinamika atau disebut hukum I
termodinamika. Secara matematis, hukum I termodinamika dituliskan
sebagai :
Q = W + U
Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan U adalah perubahan
energi dalam. Secara sederhana, hukum I termodinamika dapat
dinyatakan sebagai berikut.
Jika suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang
berarti diberi kalor Q, benda (krupuk) akan mengembang atau
bertambah volumenya yang berarti melakukan usaha W dan benda
(krupuk) akan bertambah panas (coba aja dipegang, pasti panas deh!)
yang berarti mengalami perubahan energi dalam U.
- Proses Isotermik
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi
perubahan-perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi
berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses
isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi
perubahan energi dalam (U = 0) dan berdasarkan hukum I
termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang
dilakukan sistem (Q = W).Proses isotermik dapat digambarkan dalam
grafik p V di bawah ini. Usaha yang dilakukan sistem dan kalor dapat
dinyatakan sebagaiDimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal
gas.
- Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang
konstan, gas dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada
dalam volume konstan (V = 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0)
dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya.
Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan
QV.
QV = U
- Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan
tetap konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas
berada dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = pV). Kalor
di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp.
Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama
dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan
QV =U
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai
W = Qp QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai
selisih energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp)
dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume konstan (QV).
- Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun
keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang
dilakukan gas sama dengan perubahan energi dalamnya (W = U).
Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan
volume masing-masing p1 dan V1 mengalami proses adiabatik sehingga
tekanan dan volume gas berubah menjadi p2 dan V2, usaha yang
dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai
Dimana adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas
kalor molar gas pada tekanan dan volume konstan dan mempunyai
nilai yang lebih besar dari 1 ( > 1). Proses adiabatik dapat
digambarkan dalam grafik p V dengan bentuk kurva yang mirip
dengan grafik p V pada proses isotermik namun dengan
kelengkungan yang lebih curam.
Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai
hukum universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan
perpindahan panas sebagai suatu bentuk perpindahan energi.
Pernyataan paling umum dari hukum pertama termodinamika ini
berbunyi:
Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding
dengan jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem
dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap
lingkungannya. Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh
James Prescott Joule yang melalui eksperimen-eksperimennya berhasil
menyimpulkan bahwa panas dan kerja saling dapat dikonversikan.
Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudolf Clausius pada
1850: "Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut 'energi', yang
diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang dipertukarkan dengan
lingkungannya pada suatu proses adiabatik."

TERMODINAMIKA II
Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan apakah proses-proses
yang dianggap taat azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak
terjadi di alam. Hukum kedua termodinamika seperti yang
diungkapkan oleh Clausius mengatakan, Untuk suatu mesin siklis
maka tidak mungkin untuk menghasilkan efek lain, selain dari
menyampaikan kalor secara kontinu dari sebuah benda ke benda lain
pada temperatur yang lebih tinggi".
Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari
empat proses terbalikkan: pemuaian isotermal dengan penambahan
kalor, pemuaian adiabatik, pemampatan isotermal dengan pelepasan
kalor dan pemampatan adiabatik; jika integral sebuah kuantitas
mengitari setiap lintasan tertutup adalah nol, maka kuantitas tersebut
yakni variabel keadaan, mempunyai sebuah nilai yang hanya
merupakan ciri dari keadaan sistem tersebut, tak peduli bagaimana
keadaan tersebut dicapai. Variabel keadaan dalam hal ini adalah
entropi. Perubahan entropi hanya gayut keadaan awal dan keadaan
akhir dan tak gayut proses yang menghubungkan keadaan awal dan
keadaan akhir sistem tersebut.Hukum kedua termodinamika dalam
konsep entropi mengatakan, "Sebuah proses alami yang bermula di
dalam satu keadaan kesetimbangan dan berakhir di dalam satu
keadaan kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang
menyebabkan entropi dari sistem dan lingkungannya semakin besar".
Jika entropi diasosiasikan dengan kekacauan maka pernyataan hukum
kedua termodinamika di dalam proses-proses alami cenderung
bertambah ekivalen dengan menyatakan, kekacauan dari sistem dan
lingkungan cenderung semakin besar.Di dalam ekspansi bebas,
molekul-molekul gas yang menempati keseluruhan ruang kotak adalah
lebih kacau dibandingkan bila molekul-molekul gas tersebut
menempati setengah ruang kotak. Jika dua benda yang memiliki
temperatur berbeda T1 dan T2 berinteraksi, sehingga mencapai
temperatur yang serba sama T, maka dapat dikatakan bahwa sistem
tersebut menjadi lebih kacau, dalam arti, pernyataan "semua molekul
dalam sistem tersebut bersesuaian dengan temperatur T adalah lebih
lemah bila dibandingkan dengan pernyataan semua molekul di dalam
benda A bersesuaian dengan temperatur T1 dan benda B bersesuaian
dengan temperatur T2".Di dalam mekanika statistik, hubungan antara
entropi dan parameter kekacauan adalah, pers. (1): S = k log w dimana
k adalah konstanta Boltzmann, S adalah entropi sistem, w adalah
parameter kekacauan, yakni kemungkinan beradanya sistem tersebut
relatif terhadap semua keadaan yang mungkin ditempati.
Jika ditinjau perubahan entropi suatu gas ideal di dalam ekspansi
isotermal, dimana banyaknya molekul dan temperatur tak berubah
sedangkan volumenya semakin besar, maka kemungkinan sebuah
molekul dapat ditemukan dalam suatu daerah bervolume V adalah
sebanding dengan V; yakni semakin besar V maka semakin besar pula
peluang untuk menemukan molekul tersebut di dalam V. Kemungkinan
untuk menemukan sebuah molekul tunggal di dalam V adalah, pers.
(2):
W1 = c V
dimana c adalah konstanta. Kemungkinan menemukan N molekul
secara serempak di dalam volume V adalah hasil kali lipat N dari w.
Yakni, kemungkinan dari sebuah keadaan yang terdiri dari N molekul
berada di dalam volume V adalah, pers.(3):
w = w1N = (cV)N. Jika persamaan (3) disubstitusikan ke (1), maka
perbedaan entropi gas ideal dalam proses ekspansi isotermal dimana
temperatur dan banyaknya molekul tak berubah, adalah bernilai
positip. Ini berarti entropi gas ideal dalam proses ekspansi isotermal
tersebut bertambah besar.Definisi statistik mengenai entropi, yakni
persamaan (1), menghubungkan gambaran termodinamika dan
gambaran mekanika statistik yang memungkinkan untuk meletakkan
hukum kedua termodinamika pada landasan statistik. Arah dimana
proses alami akan terjadi menuju entropi yang lebih tinggi ditentukan
oleh hukum kemungkinan, yakni menuju sebuah keadaan yang lebih
mungkin. Dalam hal ini, keadaan kesetimbangan adalah keadaan
dimana entropi maksimum secara termodinamika dan keadaan yang
paling mungkin secara statistik. Akan tetapi fluktuasi, misal gerak
Brown, dapat terjadi di sekitar distribusi kesetimbangan.
Dari sudut pandang ini, tidaklah mutlak bahwa entropi akan semakin
besar di dalam tiap-tiap proses spontan. Entropi kadang-kadang dapat
berkurang. Jika cukup lama ditunggu, keadaan yang paling tidak
mungkin sekali pun dapat terjadi: air di dalam kolam tiba-tiba
membeku pada suatu hari musim panas yang panas atau suatu vakum
setempat terjadi secara tiba-tiba dalam suatu ruangan.
TERMODINAMIKA III
Efek magnetokalorik di pakai untuk menurunkan temperatur senyawa
paramagnetikhingga sekitar 0.001 K. Secara prinsip, temperatur yang
lebih rendah lagi dapat dicapai dengan menerapkan efek
magnetokalorik berulang-ulang. Jadi setelah penaikan medan magnetik
semula secara isoterm, penurunan medan magnetik secara adiabat
dapat dipakai untuk menyiapkan sejumlah besar bahan pada
temperatur T, yang dapat dipakai sebagai tandon kalor untuk
menaikan tandon kalor secara isoterm ynag berikutnya dari sejumlah
bahan yang lebih sedikit dari bahan semula. Penurunan medan
magnetik secara adiabat yang kedua dapat menghasilkan temperatur
yang lebih rendah lagi, T, dan seterusnya. Maka akan timbul
pertanyaan apakah efek magnetokalorik dapat dipakai untuk
mendinginkan zat hingga mencapai nol mutlak.
Pecobaan menunjukan bahwa sifat dasar semua proses pendinginan
adalah bahwa semakin rendah temperatur yang dicapai, semakin sulit
menurunkannya.hal yang sama berlaku juga untuk efek
magnetokalorik.dengan persyaratan demikian, penurunan medan
secara adiabat yang tak trhingga banyaknya diperlukan untuk
mencapai temperatur nol mutlak. Perampatan dari pengalaman dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Temperatur nol mutlak tidak dapat dicapai dengan sederetan
prosesyang banyaknya terhingga.Ini dikenal sebagi ketercapaian
temperatur nol mutlak atau ketaktercapaian hukum ketiga
termodinamika. Pernyataan lain dari hukum ketiga termodinamika
adalahhasil percobaan yang menuju ke perhitungan bahwa bagaimana
ST berlaku ketika T mendekati nol. ST ialah perubahan entropi
sistem terkondensasi ketika berlangsung proses isoterm terbuktikan.
Percobaansangat memperkuat bahwa ketika T menurun, ST
berkurang jika sistem itu zat cair atau zat padat. Jadi prinsip berikut
dapat di terima:
Perubahan entropi yang berkaitan dengan proses-terbalikan-isotermis-
suatu sistem-terkondensasi mendekati nol ketika temperaturnya
mendekati nol. Pernyataan tersebut merupakan hukum ketiga
termodinamika menurut Nernst-Simon. Nernst menyatakan bahwa
perubahan entropi yang menyertai tiap proses reversibel, isotermik dari
suatu sistem terkondensasi mendekati nol. Perubahan yang dinyatakan
di atas dapat berupa reaksi kimia, perubahan status fisik, atau secara
umum tiap perubahan yang dalam prinsip dapat dilakukan secara
reversibel.
Hal ini dikenal sebagai hukun Nernst, yang secara matematika
dinyatakan sebagai :
Pada Kemudian, Pada tahun 1911, Planck membuat suatu hipotesis 0,
bukan hanya beda entropi yg = 0, tetapi entropi setiap zatsuhu T
padat atau cair dalam keseimbangan dakhir pada suhu nol. Dapat
ditunjukkan secara eksperimen, bahwa bila suhunya mendekati St
menurun.0 K, perubahan entropi transisi. Persamaan diatas dikenal
sebagai hukum ketiga termodinamika.Hukum ketiga termodinamika
terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa
pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses
akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal
sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.St Hukum ketiga
termodinamika menyatakan bahwa perubahan entropi yang berkaitan
dengan perubahan kimia atau perubahan fisika bahan murni pada T = 0
K bernilai nol
Secara intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari fakta bahwa
pergerakan ionik atau molekular maupun atomik yang menentukan
derajat ketidakteraturan dan dengan demikian juga besarnya entropi,
sama sekali berhenti pada 0 K. Dengan mengingat hal ini, tidak akan
ada perubahan derajat ketidakteraturan dalam perubahan fisika atau
kimia dan oleh karena itu tidak akan ada perubahan entropi.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika
http://www.cuacajateng.com/hukumpertamathermodinamika.html
http://www.forumsains.com/fisika-smu/bunyi-hukum-ke-2-thermodynamics/
http://adeputriprasetya.blogspot.com/2009/11/hukum-3-termodinamika.html
www.infofisioterapi.com/info/makalah-termodinamika.html
www.bebas.vlsm.org/v12/sponsor/.../0285%20Fis-1-5b.html
http://odimirakoyukieto.blogspot.com/2011/06/makalah-kimia-fisik-
termodinamika.html
http://termodinamika1.wordpress.com/2007/12/08/materi-perkuliahan/
http://khairunnisa2.blogspot.com/2013/03/konsep-dasar-termodinamika.html
A. Pengertian Hidrodinamika
Hidrodinamika adalah ilmu yang mempelajari fluida yang
mengalir. Fluida adalah zat yang dapat mengalir, yang terdiri dari zat
cair dan gas. Hidrodinamika juga dapat didefinisikan sebagai
penelitian mengenai zat cair yang mengalir meliputi tekanan,
kecepatan aliran, lapisan-lapisan zat yang melakukan gesekan.
Bernoulli telah berhasil merumuskan rumus dengan persyaratan-
persyaratan atau pendekatan khusus yaitu:
1. Zat cair tanpa adanya geseran dalam (cairan tidak viskos)
2. Zat cair mengalir secara stasioner (tidak berubah) dalam hal
kecepatan, arah maupun besarnya (selalu Konstan)
3. Zat cair mengalir secara steady yaitu mengalir melalui lintasan
tertentu
4. Zat cair tidak termampatkan (incompresible) melalui sebuah
pembuluh dan mengalir sejumlah cairan yang sama besarnya
(continuitas)

a. Aliran darah
Agar darah dapat mengalir dan mencapai seluruh bagian tubuh,
maka diperlukan adanya tekanan darah minimum yang disebut juga
critical clossing pressureyield pressure. Tekanan minimal ini
diperlukan untuk membuka rongga pembuluh darah kecil (kapiler)
yaitu sebesar 20 mm Air Raksa.(Hg). Kecepatan aliran darah yang
tercepat pada Aorta (pembuluh darah tempat keluarnya darah dari
jantung), makin jauh makin rendah kecepatannya. Jumlah total
darah yang dipompa keluar jantung kira-kira 5,5 liter darah per
menit. Secara umum sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia
dapat dibagi menjadi 2 bagian:
1. Sistem sirkulasi umum (sistemik): sirkulasi darah yang
mengalir dari jantung kiri keseluruh tubuh dan kembali ke
jantung kanan.
2. Sistem sirkulasi paru-paru (pulmoner): sirkulasi darah yang
mengalir dari jantung kanan ke paru-paru lalu kembali ke
jantung kiri.
Aliran darah dalam sistem sirkulasi di tubuh manusia secara
ringkas adalah sebagai berikut:
1. Sistem Sirkulasi Sistemik: jantung (bilik / ventrikel kiri) -->
Aorta --> Arteri --> Arteriole --> Capillary bed atau A-V
Anastomose --> venule --> vena --> Vena Cava (Vena Cava
Inferior dan Vena Cava Superior) --> Jantung (atrium/serambi
kanan).
2. Sistem Sirkulasi Paru-paru: Jantung (bilik/ventrikel kanan)
--> Arteri Pulmonalis --> Paru --> Kapilaria paru --> Vena
Pulmonalis --> jantung (atrium/serambi kiri).
Pada orang dewasa, jumlah volume darah yang mengalir di
dalam sistem sirkulasi mencapai 5-6 liter (4,7 - 5,7 liter). Darah
terus berputar mengalir di dalam sistem sirkulasi sistemik dan
paru-paru tanpa henti.
b. Laju Endap Darah / Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR)
Laju Endap Darah / Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR)
adalah kecepatan mengendapnya eritrosit dari suatu monter atau
sampel darah yang diperiksa dalam suatu alat tertentu yang
dinyatakan dalam mm/ jam. LED sering juga diistilahkan dalam
bahasa asingnya :
- BBS (Blood Bezenking Snelheid)
- BSR (Blood Sedimentation Rate)
- BSE (Blood Sedimentation Erythrocyte)
Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap
pembentukan rouleaux sel darah merah berkumpul membentuk
kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium
cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering
dipakai adalah cara Wintrobe dan cara Westergren. Pada cara
Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 20 mm/jam dan untuk
pria 0 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan
untuk wanita 0 15 mm/jam dan untuk pria 0 10 mm/jam.
c. Hukum Fisika yang berhubungan dengan tekanan pada tubuh
Manusia
1. Hukum Boyle: Untuk setiap gas pada suhu tetap, volume
berbanding terbalik dengan tekanan. P1 x V1 = P2 x V2
2. Hukum Charles: Tekanan berbanding terbalik dengan suhu.
Pada manusia hukum ini dipakai pada mekanisme bernafas dan
respirasi
3. Hukum Dalton (Hukum Tekanan Parsial): Tekanan gas
sebanding dengan persentase campuran gas-gas yaitu tekanan
parsial satu gas adalah Jumlah gaya pada dinding yang
mengelilinginya
4. Hukum Henry: Berat gas terlarut dalam volume cairan tetap
pada suhu tertentu sebanding dengan tekanan. Pada
penyelam,bertambah dalam menyelam bertambah besar
tekanannya, penurunan yang tiba-tiba yaitu bila penyelam naik
ke permukaan dengan cepat menimbulkan gelembung gas
dalam darah yang dapat menyumbat kapiler.
5. Prinsif Pascal: Tekanan yang diberikan pada semua zat cair
dalam bejana tertutup, diteruskan kesemua arah dengan besar
yang sama contohnya pada vesca urinaria, begitu juga benda
yang terletak dalam cairan, mempunyai tekanan yang sama
pada seluruh permukaan. Contohnya: Janin di dalam cairan
amnion, ia terlindung dalam cairan yang mengelilinginya, yang
meneruskan dengan tekanan sama tidak menjadi masalah
walaupun orangnya aktif.
d. Tekanan darah
Tekanan darah merupakan salah satu dari tanda vital penting
selain denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu. Tanda vital ini
mencerminkan aspek dasar kesehatan seseorang, bahkan juga
kemampuan seseorang untuk bertahan hidup. Pada dewasa muda
tekanan sistolik adalah 120 mmHg, dan tekanan diastolik adalah 80
mmHg. Perbedaan antara kedua tekanan disebut tekanan nadi yaitu
40 mmHg. Jenis tekanan darah dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Tekanan sistol: tekanan darah tertinggi selama 1 siklus
jantung, merupakan tekanan yang dialami pembuluh darah
saat jantung berdenyut/memompakan darah keluar jantung.
Pada orang dewasa normal tekanan sistole berkisar 120 mm
Hg
2. Tekanan diastol: tekanan darah terendah selama 1 siklus
jantung, suatu tekanan di dalam pembuluh darah saat
jantung beristirahat. Pada orang dewasa tekanan diastol
berkisar 80 mm Hg
3. Tekanan nadi: selisih antara tekanan sistol dan diastol.
e. Tekanan Bola Mata
Bentuk dan ukuran bola mata dipertahankan oleh adanya
tekanan cairan yang bening dalam bola mata (Aqueous Humour)
yang menghantarkan cahaya ke retina. Untuk mempertahankan
suatu penglihatan yang jelas, dimensi dari mata sangat
menentukan. Dengan perobahan 0,1 mm saja mengakibatkan efek
yang nyata pada ketajaman penglihatan. Tekanan bola mata yang
normal adalah 12 s/d 23 mm Hg yang diukur dengan alat
Tonometer . Aqueous Humour sebagian besar terdiri dari air yang
dihasilkan oleh mata terus menerus dan suatu sistem drainage.
Sumbatan dari sistem dranage akan menyebabkan peninggian
tekanan mata, peningkatan ini akan membatasi aliran darah
sehingga dapat menimbulkan keadaan glaukoma yang ditandai
dengan sakit kepala.
f. Tekanan Dalam Kandung Kemih
Peninggian tekanan didalam kandung kemih & spinchter ureter
berhubungan erat dengan jumlah urine yang terkandung
didalamnya, sifat kandung kemih dapat mengalami pergangan oleh
penambahan volume. Tekanan dalam kandung kemih dapat diukur
dengan memasukkan kateter yang mempunyai ukuran tekanan
melalui urethera sampai kekandung kemih. Secara langsung
tekanan dapat diukur dengan memasukkan jarum melalui dinding
perut kedalam kandung kemih. Tekanan kandung kemih akan
meningggi waktu kita batuk, mengedan dan jongkok. Keadaan
stress bisa juga menyebabkan peninggian tekanan didalam
kandung kemih disebabkan nervous. Alat untuk mengukur tekanan
dalam kandung kemih disebut sistometer.

B. Contoh contoh Alat yang Digunakan dalam Pelayanan


Kesehatan/ yang Berkaitan dengan Hydrodinamika

1. Sphygmomanometer (Tensimeter)

Sphygmomanometer atau Blood Pressure Manometer, dikenal


dengan nama Tensimeter. Kegunaannya yaitu untuk mengukur
tekanan darah tubuh, berapa angka sistol (pada waktu jantung
kuncup) dan berapa angka diastol (pada waktu jantung
mengembang kembali).
Sphygmamometer terdiri dari manometer air raksa, pressure
cuff, dan stetoskop. Pressure cuff dipasang pada lengan kemudian
dipompa perlahan-lahan dengan tujuan aliran darah dapat distop,
tampak air raksa dalam tabung naik pada skala tertentu, kemudian
pressure cuff dilepas secara perlahan-lahan.
Stetoskop diletakkan pada lengan daerah volar tepat diatas
arteri brakhialis, melalui stetoskop akan terdengar suara vibrasi
turbulensi darah yang disebut bunyi Korotkoff (suara K). K ini
adalah tekanan sistolik.
2. Tonometer
Tonometer adalah suatu alat yang digunakan untuk
pemeriksaan untuk mengetahui TIO (Tekanan Intra Okuler) pada
mata. Alat ini dipakai untuk mengukur tekanan intra okuler apakah
si penderita menderita glukoma atau tidak. Satuan tonometer
adalah Hg atau Torr. Harga normal tekanan intraokuler 12-23 mm
Hg.
3. Sistometer
Sistometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
tekanan kandung kemih. Alat sistometer terdiri dari pipa kapiler
yang mengandung skala dalam cmH2O. Pipa kapiler ini
dihubungan dengan jarum melalui pipa karet.

Tugas Makalah

BIOMEKANIKA, THERMODINAMIKA,
HYDRODINAMIKA
Oleh :

Reski Sri Narendra

12071014141

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

MAKASSAR

2016

Anda mungkin juga menyukai