Anda di halaman 1dari 15

Ikd 2 konseling dalam keperawatan

1. 1. Konseling Dalam Keperawatan Oleh : TIM IKD II Disampaikan pada perkuliahan


tutorial Tanggal 28 Oktober 2014

2. 2. Suatu hubungan antara seseorang dgn org lain, dimana seseorang berusaha keras
utk membantu org lain agar memahami masalah dan dapat memecahkan masalahnya
dalam rangka penyesuaian diri (English & English, 1958) Mortensen & Schmuller :
Proses seseorang membantu org lain meningkatkan pemahaman dan kemampuannya
mengatasi masalah E.L. Tolbert : Hubungan personal empat mata antara dua
individu, yakni antara konselor yg memiliki kompetensi khusus dan telah membangun
hubungan utk mengembangkan situasi pembelajaran dng konseli Definisi Konseling

3. 3. Gustad : Proses berorientasi pembelajaran dlm hubungan perorangan konselor yg


memiliki kompetensi keterampilan (skill) dan pengetahuan, membantu klien untuk
memenuhi kebutuhannya dgn menggunakan metode yg tepat melalui program
personal yg menyeluruh Konseling keperawatan merupakan bagian dari peran dan
tanggung jawab perawat kpd klien dlm memberikan pelayanan yg optimal.
Cont ...............

4. 4. Konseling dlm Keperawatan : bantuan yg diberikan perawat melalui interaksi yg


mendalam, dlm bentuk kesiapan perawat utk menampung ungkapan perasaan dan
permasalahan klien (meliputi aspek kognitif, afeketif, behavioral, sosial, emosional,
dan religius) kemudian perawat sebagai konselor berusahan keras utk memberikan
alternatif pemecahan masalah utk menjaga kestabilan emosi dan motivasi klien
(konseli) dlm menghadapi masalah kesehatan. Cont.......

5. 5. Bersifat pedagogis. Layanan yg diberikan perawat mrpkn sarana utk


meningkatkan pengetahuan & pendidikan klien terutama ttg masalah- masalah
kesehatan Melihat potensi klien bukan kelemahan. Dalam hal ini konselor dpt
membantu membangkitkan dan mengembangkan potensi klien. Menggembirakan
klien. Dapat dilakukan dengan cara : acceptance (sikap terbuka dan menerima),
congruence (konsisten ucapan & perbuatan, tulus dan apa adanya), understanding
(paham dengan masalah yg dihadapi), nonjudgmental (tidak membuat vonis atau
menghakimi terhadap permasalahan klien), humor, dan memuji hal positif yg dimiliki
konseli Karakteristik Konseling Dalam Keperawatan

6. 6. Bersifat humanistik religius. Konselor hrs memandang interaksi yg


dilaksanakan merupakan tindakan yg harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
, saling menghormati dan menghargai, menjaga privasi klien, serta memperhatikan
nilai-nilai moral dan keagamaan sbg solusi utk permasalahan klien Klien sebagai
subjek yang mempunyai wewenang utk mengambil keputusan. Cont................

7. 7. Self actualization (Aktualisasi diri). Bisa dicapai apabila perawat tidak


membatasi atau tidak memberi kesempatan kepada klien untuk menunjukan potensi
yg dimilikinya. Personal growth and personal development (Pertumbuhan dan
Perkembangan individu). Dengan adanya konseling diharapkan klien atau
keluarganya menjadi kooperatif, dewasa, lebih tenang dan matang dalam menghadapi
masalah. Okaynes (Keharmonisan). Sinergitas antara hak dan kewaiban perawat dan
klien. Effectiveness (keefektifan) Competent (bertambahnya kemampuan) Tujuan
Konseling Sebagai Aplikasi Perawat Dalam Melaksanakan Peran dan Fungsinya

8. 8. Promoting wellness (meningkatkan kesejahteraan) Preventing illness


(mencegah penyakit) Restoring health (memulihkan kesehatan) Facilitating
coping (memfasilitasi koping) Mengenal masalah Merumuskan alternatif-
alternatif pemecahan masalah Memilih alternatif pemecahan masalah dng tepat dan
akurat Membangkitkan dan mengembangkan potensi diri yg dimiliki Cont..........

9. 9. Prinsip-prinsip dasar yang harus dimiliki oleh seorang Konselor dalam membantu
penyelesaian masalah yang dihadapi klien : Pengajaran. Didasari pd kemampuan
konselor dalam mengkaji, menganalisis dan menentukan masalah klien serta
menyusun alternatif pemecahan masalah Nasihat dan bimbingan Pengambilan
tindakan langsung (responsif). Pada tahapan ini wawasan, pengetahuan mempunyai
pengaruh yang sangat besar Pengelolaan Konseling. Pemberian bantuan harus
dilaksanakan secara sistematis, dan konseling dilaksanakan dalam suasana yg penuh
keterbukaan Prinsip Dasar Keterampilan Konseling
10. 10. Authoritarian atau Directive. Suatu tehnik dimana dalam proses konseling
berpusat pada konselor. Konselor dominan pada saat proses konseling berlangsung
Non-directive atau conseli centered. Suatu pendekatan dimana konseli diberi
kesempatan lebih banyak untuk memimpin wawancara dan mempunyai tanggung
jawab atas pemecahan masalahnya sendiri Tehnik edetic. Tehnik yg proporsional
dimana konselor menggunakan cara yg tepat sesuai dengan kondisi konseli dan
masalahnya Tehnik/Pendekatan Dalam Konseling

11. 11. Menyimak. memperhatikan, memahami dan memastikan masalah konseli agar
terjadi persamaan persepsi antara konselor dan konseli. Jenis perilaku dlm
menyimak : menunjukan perhatian, memparafrasekan, clarifying, perception
checking. Memberi arah. Memberi kesempatan pd klien utk memberi tanggapan thd
umpan balik yg diberikan konselor slm proses konseling. Jenis keterampilan :
eksplorasi perasaan, memberi penjelasan, memberi kesempatan klien utk
menyampaikan tanggapan Keterampilan yang Harus dimiliki Konselor dalam
melaksanakan konseling

12. 12. Memantulkan. Merupakan cara utk menyatakan pd klien bahwa konselor berada
dlm penghayatan dan menyadari hal-hal yg menjadi perhatian konseli baik berupa
perasaan, pengalaman maupun isi materi/permasalahan. Merangkum. Kegiatan
memberi perhatian thd hal-hal yg dianggap penting dlm upaya pemecahan masalah
konseli. Hal- hal yg biasa dirangkum : penyebab timbulnya masalah, respon konseli,
dampak yg ditimbulkan, rencana tindakan yg akan dilakukan Cont ..............

13. 13. Tahap awal konseling. Awal hubungan antar perawat (konselor) dng klien
(konseli). Kegiatan pada tahap ini : perkenalan, menanamkan sikap keterbukaan,
memperjelas dan mendefinidikan masalah bersama, membuat penaksiran dan
penyampaian masalah, menyampaikan kontrak dng klien Tahap kerja. Kegiatan :
mengeksplorasi masalah klien, menjaga hubungan tetap harmonis, menentukan
masalah bersama dan membahas alternatif pemecahan masalah, memberi kesempatan
kepada klien untuk menilai proses konseling yg berlangsung Proses Konseling

14. 14. Tahap akhir. Membuat kesimpulan dari materi konseling, konselor mengevaluasi
keberhasilan konseling dng melihat tanda-tanda konseli sbb : menurunnya kecamasan,
adanya perubahan perilaku kearah yg lebih positif, dan mempunyai rencana masa
depan yg lebih baik. Membuat perjanjian pertemuan berikutnya. Cont ..........

Cahya. 2 Juli 2015. Konseling dalam keperawatan. Diakses pada 16 Agustus 2016,
dari: http://www.slideshare.net/CahyaZTC64/ikd-2-konseling-dalam-keperawatan
I. DEFINISI KONSELING
Konseling adalah suatu bantuan yang diberikan seorang pebimbing yang terlatih dan
berpengalaman, terhadap individu-individu yang membutuhkannya. Agar individu tersebut
berkembang potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalah dan mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah. Konseling lebih menekan pada
pengembangan potensi individu yang terkandung dalam dirinya, baik dari aspek intelektual,
afektif, sosial, emosional dan religius. Sehingga individu akan lebih berkembang dengan
nuansa yang lebih bermakna, harmonis, sosial, dan bermanfaat. Secara Etimologi
Konseling berasal dari bahasa Latin consilium artinya dengan atau bersama yang
dirangkai dengan menerima atau memahami. Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah
konseling berasal dari sellan yang berarti menyerahkan atau menyampaikan.
IA. DEFINISI KONSELING MENURUT BEBERAPA PENDAPAT
1.Menurut British Association of Counselling (1984) yang dikutip oleh Mappiare (2004)
Konseling merupakan suatu proses bekerja dengan orang banyak, dalam suatu hubungan
yang bersifat pengembangan diri, dukungan terhadap krisis, psikoterapis, bimbingan atau
pemecahan masalah.
2. Menurut Burk dan Stefflre (1979) yang dikutip Latipun (2001) Konseling
mengindikasikan hubungan profesional antara konselor terlatih dengan klien, hubungan
yang terbentuk biasanya bersifat individu ke individu, kadang juga melibatkan lebih dari
satu orang suatu misal keluarga klien. Konseling didesain untuk menolong klien dalam
memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap suatu masalah yang sedang
mereka hadapi melalui pemecahan masalah dan pemahaman karakter dan perilaku klien.
3. Menurut Pietrofesa, Leonard dan Hoose (1978) yang dikutip oleh Mappiare (2004)
Konseling merupakan suatu proses dengan adanya seseorang yang dipersiapkan secara
profesional untuk membantu orang lain dalam pemahaman diri pembuatan keputusan dan
pemecahan masalah dari hati kehati antar manusia dan hasilnya tergantung pada kualitas
hubungan.
4.Menurut Palmer dan McMahon (2000) yang dikutip oleh Mc leod (2004) Konseling bukan
hanya proses pembelajaran individu akan tetapi juga merupakan aktifitas sosial yang
memiliki makna sosial. Orang sering kali menggunakan jasa konseling ketika berada di titik
transisi, seperti dari anak menjadi orang dewasa, menikah ke perceraian, keinginan untuk
berobat dan lain-lain. Konseling juga merupakan persetujuan kultural dalam artian cara untuk
menumbuhkan kemampuan beradaptasi dengan institusi sosial. 5.
Menurut James F. Adam Konseling adalah Suatu pertalian timbal balik antara 2 orang
individu dimana yang seorang (counselor) membantu yang lain (conselee) supaya ia dapat
memahami dirinya dalam hubungan denfgan masalah-masalah hidup yang dihadapinya waktu
itu dan waktu yang akan datang. 6.

Menurut Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101) Konseling adalah hubungan pribadi yang
dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu
dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar.
Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan
kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi
yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli
dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-
kebutuhan yang akan datang.

3
7.

Jones (Insano, 2004 : 11) Konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang
konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-
seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk
membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya,
sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. 8.

Konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105) Konseling adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukanmelalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor)
kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi klien. 9.

Winkel (2005:34) Konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari


bimbingandalam usaha membantukonseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien
dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagaipersoalan atau masalah khusus.
10.
Rogers dalam Hendrarno ( 2003:24 ) Konseling merupakan rangkaian-rangkaian kontak atau
hubungan secara langsung dengan individu yang tujuannya memberikan bantuan dalam
merubah sikap dan tingkah lakunya. 11.

Gibson ( 1985 ) Konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan klien yang
difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. 12.

Menurut Edwin C. Lewis ( 1970 ) dalam Abimanyu dan Manrihu ( 1996:9 ) Konseling adalah
suatu proses dimana orang yang bermasalah ( klien ) dibantu secara pribadi untuk merasa dan
berperilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat
( konselor ) yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang klien untuk
mengembangkan perilaku- perilaku yangmemungkinkannya berhubungan secara lebih efektif
dengan dirinya dan lingkungannya. 13.

Menurut Pepinsky & Pepinsky,dalam Shertzer & Stone,1974) Konseling adalah suatu proses
interaksi antara dua orang individu,masing-masing disebut konselor dan klien. Dilakukan
dalam suasana yang profesionalBertujuan dan berfungsi sebagai alat (wadah) untuk
memudahkan perubahan tingkah laku klien. 14.

Smith, dalam Shertzer & Stone(1974) a.

Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan b.

Bantuan diberikan dengan meng interpreswtasikan fakta-fakta atau data,baik mengenai


individu yang dibimbing sendiri maupun lingkungannya,khususnya menyangkut pilihan-
pilihan,dan rencana-rencana yang dibuat. 15.

Division of Conseling Psychologi Konseling merupakan suatu proses untuk membantu


individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangn dirinya,dan untuk mencapai
perkembangan yang optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya ,proses tersebuat dapat
terjadi setiap waktu. 16.
Menurut Mc. Daniel, (1956) Konseling adalah Suatu pertemuan langsung dengan individu
yang ditujukan pada pemberian bantuan kapadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara
lebih efektif dengan dirinyasendiri dan lingkungan. 17.

Gerald Corey Yaitu terapi yang ditujukan untuk perbaikan susunan kepribadian manusia,
yang termasuk dalam : penyembuhan gangguan emosional, penyesuaian diri terhadap
lingkungan, pencapaian aktulisasi diri, pengendalian rasa cemas yang berlebihan dan

5
tidak beralasan, dan pergantian perilaku maladaptif dengan pembelajaran perilaku adaptif. 18.

Bernard dan Fuller Yaitu usaha yang dilakukan untuk mengubah pola pandang seseorang
terhadap dirinya sendiri, orang lain ataupun lingkungan fisik, serta untuk membantunya
mencapai indentitas sebagai pribadi untuk menentukan langkah

langkah yang dapat memupuk perasaan berharga, berarti dan bertanggung jawab. 19.

Rickey L. George dan TS Criastian. Merupakan usaha yang dilakukan untuk membantu
seseorang dalam masalah psikologis untuk mencapai kemudahan dalam perubahan,
perbaikan dan pemeliharaan perilaku. Konseling juga ditujukan sebagai usaha agar seseorang
mampu menyelesaikan masalahnya sehingga mampu mengambil keputusan dan menjalin
hubungan interpersonal serta mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya. 20.

Edmund Griffith Williamso. Merupakan bagian komprehensif dalam usaha menolong


individu agar dapat tumbuh, memilih dan menetapkan tujuannya serta dapat menyelesaikan
masalah pribadinya yang memiliki hubungan erat dengan lingkungan sosial. IB.

TUJUAN DILAKUKAN KONSELING 1.

Untuk membantu seseorang dalam memecagkan masalah. 2.

Membantu untuk meningkatkan kemampuan dan keefektifan individu dalam mengambil


keputusan. 3.

Membantu seseorang untuk mengurangi dan mengendalikan perasaan takut, tertekan demi
mencapai kesehatan mental. 4.
Mengubah perilaku negatif menjadi positif dan segala perilaku yang merugikan seseorang
dan lingkungannya

VC.

TEKNIK KONSELING PSIKOANALISA Ada lima teknik dasar dari konseling psikoanalisa,
yaitu : 1.

Asioasi bebas Yaitu klien diupayakan untuk menjernihkan atau mengikis alam pikirannya dari
alam pengalaman dan pemikiran sehari-hari sekarang ini, sehingga klien mudah
mengungkapkan pengalaman masa lalunya. Tujuan teknik ini adalah untuk mengunkapkan
pengalaman masa lalu dan menghentikan emosi-emosi yang berhubungan dengan
pengalaman traumatik masa lalu. Hal ini disebut katartis. 2.

Interpretasi Adalah teknik yang digunakan oleh konselor untuk menganalisis asioasi bebas,
mimpi, resistensi, dan transferensi klien. Konselor menetapkan, menjelaskan bahkan
mengajar klien tentang makna perilaku yang termanifestasi dalam mimpi, asioasi bebas,
resistensi dan transferensi klien. Tujuannya adalah agar ego klien dapat mencerna materi baru
dan mempercepat proses penyadaran. 3.

Analisis mimpi Yaitu suatu teknik untuk membuka hal-hal yang tak disadari dan memberi
kesempatan klien untuk memilih masalah-masalah yang belum terpecahkan. Proses terjadinya
mimpi adalah karena diwaktu tidur pertahanan ego menjadi lemah dan kompleks yang
terdesakpun muncul ke permukaan. Oleh Freud mimpi ditafsirkan sebagai jalan raya terhadap
keinginan-keinginan dan kecemasan yang tak disadari yang di ekspresikan. 4.

Analisis Resistensi Analisis resistensi ditunjukan untuk menyadarkan klein terhadap alasan-
alasan terjadinya resistensinya, konselor meminta perhatian klien untuk menafsirkan
resistensi. 5.

Analisis transferensi Konselor mengusahakan agar klien mengembangkan transferensinya


agar terungkap neurosisnya terutama pada usia selama lima tahun pertama hidupnya.
Konselor menggunakan sifat-sifat netral, abjektif, anonim, dan pasif agar terungkap
tranferensu tersebut.

Agam, joni. 2004. Peran konseling dalam keperawatan. Diakses pada 16 Agustus 2016, dari:
https://www.academia.edu/8277404/PERAN_KONSELING_DALAM_KEPERAWATAN
Konseling Dalam Keperawatan (Psikologi Keperawatan) OLEH: LUKMAWATI, MA
Konseling adalah terapi yang bertujuan untuk memberikan penyusunan kembali
kepribadian manusia yaitu termasuk dalam penyembuhan gangguan emosi, penyesuaian diri
di lingkungan, pencapaian aktualisasi diri, peredaan rasa cemas, dan penghapusan perilaku
mal adaptif menuju pembelajaran perilaku baru (Gerald Corey) Konseling adalah proses
membantu seseorang untuk dapat belajar menyelesaikan masalah interpersonal, emosional,
dan hal-hal lain dalam kegiatan konseling (Depkes, 2001).
Tujuan konseling Membantu memecahkan masalah, meningkatkan keefektifan individu
dalam pengambilan keputusan Membantu kebutuhan klien, seperti menghilangkan perasaan
menekan, menggangu, dan mencapai kesehatan mental Mengubah sikap dan tingkah laku
yg negatif menjadi positif dan yang merugikan klien menjadi menguntungkan klien.
Fungsi konseling Fungsi pencegahan; upaya mencegah timbulnya masalah-
masalah klien. Fungsi penyesuaian; upaya untuk membantu klien sebagai akibat perubahan
biologis, psikologis dan sosial pada diri klien Fungsi perbaikan; upaya untuk melakukan
perbaikan terhadap penyimpangan terhadap klien. Fungsi pengembangan yaitu meningkatkan
pengetahuan klien
Menyambut. Perkenalan dan saling menyebutkan identitas diri, membina ada yg
dapat saya bantu? Membahas. Mengarahkanhubungan saling percaya. klien mau
mengungkapkan kesulitannya. Konselor lebih sedikit bicara kecuali membuat konklusi pada
akhir sesi. Membantu menetapkan pilihan. Mengingatkan hal-hal penting. Pada akhir sesi
konseling yaitu hal-hal penting yang dilaksanakan klien.
Bertanya dan mendengar dalam konseling Hindari pertanyaan panjang dan membingungkan
klien.A. cara bertanya Gunakan intonasi suara yg terkontrol bisakah anda
ceritakannya? GunakanUsahakan bertanya tentang hal-hal yang berasal dari klien.
istilah-istilah yang mudah dimengerti oleh klien
B. gaya bicara dalam konseling Usahakan bertanya tidak dengan gaya
interogasi Jangan membuat klien merasa tertekan akibat pertanyaan. Usahakan gaya bertanya
tidak terkesan menggurui Jangan mengajukan pertanyaan formal yang mambuat jarak. Jangan
terlalu akrab karena dapat memberikan kesan buruk. Usahakan tidak langsung
C. menjawab pertanyaan dalam konseling menjawab tiap pertanyaan klien, apalagi jawaban
instan. Usahakan D. mendengarkan dalam konseling memahami karakter dan motivasi
klien. Mendengarkan dg seksama ucapan yg disampaikan klien. Hindari kata-kata berupa
kata harus dan selalu yang akan memberikan kesan memaksa. Dengarkan intonasi suara.

Empati dan simpati kemampuan konselor untuk dapat memahami klien dengan mencoba
Empati agar merasa aman,menempatkan diri pada posisi atau sudut pandang klien perasaan
konselor yg bersifatpercaya dan membuka diri. Simpati subyektif dalam memandang dan
menilai permasalahan klien
Menyimpulkan dalam konseling Adalah rekapitulasi dari isu-isu utama dalam konseling,
penyampaianya dilakukan ketika sesi berlangsung atau akhir sesi atau akhir konseling
Output konseling Meningkatkan kemampuan klien dalam upaya mengenal dan
merumuskan masalah, menilai hasil dengan cepat dan cermat, memberikan pengalaman
kepada klien lebih mampu dalam melaksanakan pemecahan masalah yang dihadapi.
Memberikan rasa percaya diri klien di kemudian hari dan menumbuhkan sikap kemandirian
klien menghadapi masalah
Teknik-teknik konseling Teknik psikodinamika Adalah teknik konseling yang lebih
menekankan pada penafsiran, analisis mimpi, asosiasi bebas, analisis resistensi dan analisis
tranferensi. Penerapannya ditujukan pada pemahaman dinamika alam tidak sadar,
perkembangan dini yang berkenaan dg kesulitan masa kini, kecemasan, pertahanan ego, cara
mengatasi kecemasan dan sifat tranferensi klien. 1. Fokus utama teknik ini yaitu resistensi
pengembangan dan pengendalian diri yang realitas. Klien memilki pemahaman terhadap
konflik yang Tujuan utama teknik ini adalah membuat hal-hal yang tidakdialami. disadari
klien menjadi disadari, menempatkan klien dalam lingkungan sosial dan merekontruksi
kepribadian. Terapis membantu klien menghidupkan kembali pengalaman masa lalu dengan
menebus konflik2 yang tertekan.
2. teknik eksistensial humanistik Adalah konseling yg bertujuan untuk membantu klien
agar memahami dirinya secara eksistensi atau menjadikan jati diri Fokus utama terapi
eksistensi humanistik yaitu perkembangan kepribadian sesuai keunikan yg normal.
Tujuannya: menyajikan kondisi2 kesadaran diri, pertumbuhan menghapus hal-hal yg
menghambat aktualisasi pribadi, membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan
memilih dan memperluas kesadaran diri. Adalah pendekatan konseling yang 3. teknik
client centered menekankan fungsi dan peran terapis dalam menjelaskan masalah,
merefleksi diri atau perasaan. Terapis mendengarkan Penerapan teknik ini ditujukan
padamasalah yang disampaikan klien. klien agar mampu mengambil sikap aktif dan
bertanggungjawab dalam Tujuan dari konseling ini yaitu menyediakanmenyelesaikan
masalah. suatu iklim yg aman dan kondusif sehingga klien menyadari hambatan-hambatn
pada pertumbuhan dan pengalaman sebelum diingkari. Adalah konseling yang dirancang
untuk 4. Teknik gestal mengintensifkan dan mengintegrasikan perasaan yg berlawanan dari
diri klien. Teknik ini mengkonfrontasikan melalui dialog-dialog polaritas, permainan peran
atau menghidupkan kembali perasaanperasaan yg tidak selesai. Adalah teknik konseling yg
menekankan prinsip 5. teknik behaviour desentifikasi sistematik, impulsif, latihan asertif,
pengkondisian operant dan semua menggunakan prinsip belajar dalam perubahan perilaku.
Tujuan konseling behaviour yaitu menghapus perilaku klien yg mal adaptif, mempelajari pola
perilaku kontruktif, membantu klien menguji keputusan dini, dan membuat keputusan baru
menurut kesadarannya dirinya.

Lukmawati. 17 juli 2015. Konseling dalam keperawatan:


http://dokumen.tips/documents/psikologi-keperawatan-konseling-dalam-keperawatan.html
Tahapan-tahapan Konseling Berpusat Pada Person
Pada garis besarnya langkah
-
langkah proses konseling yang berpusat
pada klien adalah sebagai berikut :
a
.
Konseli data
ng kepada konselor atas kemauannya sendiri atau atas
saran
orang lain. Apabila konseli data
ng atas saran orang lain, maka
konselor harus m
ampu menciptakan
situasi yang nyaman dan
permisif agar konseli dapat menentukan untuk tetap mengikuti
konseling daripada membatalkannya.
24
b
.
Situasi konseling sejak awal menjadi tanggung jawab konseli,
sehingga konselor berperan untuk mengarahkan konseli.
c
.
Konselor mendorong konseli untuk mampu mengungkapkan pikiran,
perasaan, bersikap ramah, bersahabat dan menerima konseli apa
adanya.
d
.
Konselor menerima dan memahami konseli.
e
.
Konseli berupaya agar konseli mampu menerima dirinya sendiri
(
Self accepinc
e
)
f
.
Konseli menentukan pilihan sikap.
g
.
Konseli merealisasikan pilihannya.
Jika dilihat dari segi pengalaman klien dalam proses hubungan
konseling, dapat dijabarkan bahwa proses hubungan konseling dapat
proses
konseling dapat dibagi menjadi empat tahap(
corey, 1998), yaitu:
19
a)
Tahap pertama : klien datang ke konselor dalam kondisi tidak
kogruensi, mengalami kecemasan atau kondisi penyesuain diri yang
tidak baik.
b)
Tahap kedua : saat klien menjumpai kons
elor dengan p
enuh
harapan dapat
m
emperoleh bantuan, jawaban atas
permasalahan
yang sedang dialami, dan men
emukan jalan atas kesulitan
-
kesulitannya.
Pera
saan yang ada pada klien adalah
ketidakmampuan
mengatasi masalah hidupnya.
19
Latipun,
Psikologi Konseling,
89
-
90
25
c)
Tahap ketiga : pada awal kons
eling klie
n menunjukan prilaku,
sikap,
dan persaan yang ka
ku. Dia menyatakan permasalahan
yang dialami
kepada kons
elor secara permukaan dan belum
menyetakan pribadi
yang dalam. Dengan kondisi yang
diciptakan konselor k
ondusif
dengan sikap empati dan
penghargaan, kon
s
elor terus membantu
klien untuk
mengeksplorasi dirinya sec
ara lebih terbuka. Jika hal ini
berhasil maka klien mu
lai menunjukan sikap yang lebih
menyat
akan
diri yang sesungguhnya.
d)
Tahap keempat : inilah klien mulai menghilangkan sikap dan
prilaku yang k
aku, membuka diri terhadap pengalamannya,dalam
belajar untuk bersikap lebih matang dan teraktualisasi,
dengan jalan menghilangkan pengalaman yang didistrosinya

http://digilib.uinsby.ac.id/10276/6/bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai