Anda di halaman 1dari 5

Lingkungan Bisnis Vrieska Wiranda

QUIZ-1 (1606938952)

Answers:

1. GDP and GNP in Current Market Prices

Real GDP & GNP (constant 2010 price), milyar USD. Sumber: BPS,
tradingeconomics.com

Year GDP (real, constant GDP (nominal, current GNP (nominal, current
2010 price), triliun market price), triliun Rp market price), triliun Rp
Rp

2012 7.727 8.616 8.373

2013 8.156 9.546 9.261

2014 8.565 10.570 10.215

2015 8.983 11.532 11.153

2016 9.433 12.407 11.987


Produk Domestik Bruto & Produk Nasional Bruto, 2010 constant prices. Sumber: BPS
Year GDP growth rate (%)

2013 5.56 2)

2014 5.01 2)

2015 4.79 1)

2016 5.02 2)
GDP growth rate. Sumber: 1) artikel kuis; 2) BPS

Terlihat pada trend diatas bahwa GDP dan GNP Indonesia mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Hal ini menandakan adanya pertumbuhan ekonomi yang positif. Melihat kembali
informasi dalam artikel, perbedaan antar GDP setiap tahunnya memang menandakan bahwa
GDP growth di Indonesia tambah lama melambat. Hal tersebut diharapkan dapat membaik
dengan adanya infrastructure effect yang akan dapat mendorong produktivitas nasional,
sehingga akan mempengaruhi GDP growth masa depan. Seperti yang terlihat pada tabel
diatas, kenaikan pada GDP Indonesia terjadi di tahun 2016, akan tetapi GNP mengalami
penurunan.

Growth
BPS mengungkapkan bahwa growth Indonesia di tahun 2016 akan lebih tinggi dari tahun
2015. Dalam enam tahun terakhir, growth rate di tahun 2015 sempat mencapai rate terendah
yaitu sebesar 4,79%. Meski begitu, di tahun yang sama saat US dan Cina mengalami
penurunan growth rate (2015), growth rate Indonesia justru terus meningkat di tiap
kuartilnya. Di dalam kasus dijelaskan bahwa ada hubungan antara slowing economy growth
di Cina dengan penurunan angka GDP growth Indonesia. Hal ini saling berhubungan karena
Cina merupakan salah satu main trading partners bagi Indonesia, di mana penurunan growth
Cina menyebabkan penurunan angka ekspor dari Indonesia ke Cina. Meski begitu, seluruh
bisnis sektor di Indonesia tetap bisa berkembang secara positif, kecuali sektor mining. Ini
terjadi di Indonesia sebagai akibat dari penurunan harga recovery expectations on
commodities oleh investor terutama untuk coal dan crude palm oil (CPO).

Pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi


Pada kuartal pertama sampai kuartal ketiga tahun 2015 dampak pembangunan infrastruktur
belum terasa efeknya. Pertumbuhan lokal dari belanja infrastruktur memainkan peran penting
dalam meningkatkan perekonomian, karena memberikan dampak panjang dan manfaatnya
akan terus berkesinambungan. Tahun 2016 telah dicanangkan sebagai tahun percepatan
pembangunan. Pembangunan tidak hanya difokuskan di Pulau Jawa, tetapi menyebar ke
wilayah Sumatera, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara dan Maluku-Papua. Pembangunan
infrastruktur sampai ke pelosok daerah diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
sehingga mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial. .
2. Terlihat bahwa pertumbuhan GDP di Indonesia sejak lima tahun ke belakang mengalami
peningkatan dan nilai tersebut diperkirakan akan terus meningkat. Perekonomian Indonesia
didukung oleh tingkat unemployment yang rendah dan Indonesia memiliki demographic
bonus. Pada aspek ini, masa depan perekonomian Indonesia tidak akan masuk ke dalam
resesi selama tidak ada fenomena yang mempengaruhi perekonomian global. Tingkat
pengangguran Indonesia tidak tinggi (5,5% pada 2016 menurut data BPS, dibandingkan
Eropa yang mencapai hampir 10%) yang berarti ekonomi berjalan dengan cukup efisien.
Dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia akan mengalami periode demographic bonus di
mana populasi pekerja usia produktif lebih banyak dari populasi penduduk nonproduktif
(anak-anak dan lansia). Artinya, Indonesia tidak mengalami masalah-masalah terkait aging
demographics seperti Eropa atau Jepang.

Kondisi perekonomian trading partners Indonesia seperti China harus diperhatikan, dimana
penurunan growth sudah mulai terasa pada China. Seandainya China tiba-tiba terpuruk ke
dalam resesi maka Indonesia dapat cukup terpengaruh karena jumlah ekspor Indonesia ke
China sebesar 48,2 miliar USD pada 2014 (sekitar 5,4% GDP). Namun data menunjukkan
bahwa China masih bertumbuh di atas 7% dan Amerika sedang dalam masa recovery setelah
krisis 2008.

Selain China, Amerika Serikat yang merupakan trading partner Indonesia yang besar, pada
saat ini beralih kembali dalam sistem perekonomian proteksionis. Kondisi perekonomian
kedua negara ini tentunya akan memberikan pengaruh kepada perekonomian global,
termasuk kepada perekonomian Indonesia. Siklus perekonomian pada saat ini menandakan
bahwa growth rate bagi emerging economies sedang mengalami kenaikan (expansion), dan
Amerika Serikat sedang dalam masa recovery setelah krisis 2008. Apabila tidak ada krisis
yang berdampak pada Amerika Serikat dan China maka Indonesia sebagai suatu emerging
economy akan terus mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif.

Di lain sisi, kebijakan ekonomi saat ini yang membalikkan fokus APBN dari Jawa ke luar
Jawa dapat membawa gejolak pada ekonomi Indonesia. Jika sebelumnya Jawa memperoleh
porsi APBN hingga 90%, maka kini mulai lebih seimbang dibandingkan dengan porsi APBN
untuk luar Jawa. Perekonomian di Jawa akan merasakan dampaknya berupa berkurangnya
proyek, pemasukan, dll.

3. Meningkatnya GDP pasti diikuti dengan kenaikan pendapatan dan konsumsi masyarakat.
Hal ini dapat menyebabkan adanya kenaikan pada permintaan asuransi kesehatan, karena
masyarakat memiliki pendapatan yang lebih untuk membeli asuransi selain kebutuhan pokok
mereka. Pada industri asuransi kesehatan strategi yang dapat di ambil adalah melakukan
penurunan premi dan melakukan peningkatan promosi. Di sini sebaiknya perusahaan asuransi
kesehatan memfokuskan kepada peningkatan jumlah pelanggan, banyaknya jumlah
pelanggan yang diperoleh dapat meningkatkan profit perusahaan asuransi walaupun dengan
adanya penurunan premi asuransi. Mengingat kembali kebijakan ekonomi pemerintah saat
ini, tingkat pertumbuhan GDP yang lebih besar dicapai oleh beberapa pulau di luar Jawa.
Maka perusahaan asuransi dapat mencari pasar yang lebih bertumbuh di luar Jawa.
4. UKM dapat berekspansi keluar Jawa mengikuti tingkat pertumbuhan GDP yang lebih besar
di luar Jawa dan belanja APBN yang membesar di luar Jawa. Dengan catatan bahwa
infrastruktur-infrastruktur seperti jalan raya/transportasi, listrik, dan telekomunikasi (Internet)
telah dibangun untuk mendukung perkembangan bisnis.
SME di Indonesia masih belum dapat berkembang atau berekspansi karena distribusi GDP
per daerah di Indonesia masih memiliki kesenjangan yang sangat tinggi, walaupun pulau-
pulau selain pulau Jawa memiliki tingkat regional GDP growth yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pulau Jawa, tidak berarti bahwa mereka sudah siap untuk menerima
atau mengembangkan SME. Selain itu, GDP regional belum tentu menandakan bahwa
kesejahteraan masyarakat daerah tersebut meningkat, dimana growth GDP regional yang
tinggi dapat berasal dari product yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan asing, seperti
yang ditemukan di Papua dan Kalimantan yang menjadi pusat mining asing yang besar.

Akan lain perihal apabila yang dilihat merupakan GNP regional antar pulau, karena GNP
memperlihatkan product yang dihasilkan oleh warga negara Indonesia. Adanya peningkatan
GNP menandakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat juga meningkat. Adanya
kesejahteraan yang meningkat maka dapat diasumsikan bahwa daya beli juga meningkat, dan
hal ini akan mempengaruhi tingkat konsumsi dan juga inisiatif produksi masyarakat.

Apabila dilihat dari aspek pembangunan infrastruktur yang sedang dikembangkan oleh
pemerintah dengan cara mengalirkan APBD yang sangat tinggi ke daerah-daerah di luar
pulau Jawa, SME di Indonesia dapat saja mengalami kenaikan/perkembangan. Adanya
infrastruktur yang lebih baik di seluruh Indonesia akan memfasilitasi SME untuk mencapai
lingkup konsumen yang lebih besar. Pembangunan infrastruktur ini pun akan membantu
untuk memotong biaya-biaya logistik yang tinggi, maka dari itu SME-SME di Indonesia akan
dapat berekspansi.
MIND MAP

Government Expenditure Infrastructure

Industries Welfare

LE SME
Income

Investment Trade Consumption

GDP GNP

GDP Growth

Expansion/
Recession

Anda mungkin juga menyukai