PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan SK Menkes No. 123 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar
1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA. Namun
tampaknya upaya ini belum membuahkan hasil yang optimal melihat angka
morbiditas di atas.
Puskesmas Beruntung Raya pada tahun 2013 menunjukkan bahwa penyakit ISPA
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) baik infeksi saluran pernafasan atas
kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup
tinggi. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi
1
datang untuk berobat dalam keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit
Banjarmasin.
1.2 Tujuan
Menggambarkan tentang situasi dan program kegiatan pemberantasan
penyakit menular terutama pada penyakit infeksi saluran napas akut (ISPA) yang
BAB II
GAMBARAN UMUM
2
Gambar 2.1. Peta Puskesmas Beruntung Raya
Tabel 2.1 Distribusi Penduduk Per Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Beruntung
Jumlah
No Keluraha Jumlah Kepala
Luas Wilayah
(km) Penduduk
. n Keluarga (jiwa)
(jiwa)
Tanjung
1. 3.186,23 2535 8707
Pagar
Sumber: Proyeksi Badan Pusat Statistik Tahun 2013
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk dalam luas wilayah (Km2)
dikali 100, disebut padat jika >250 jiwa/Km2dan sangat padat jika > 400 jiwa/Km2.
3
Kepadatan penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin
No Keluraha
Jumlah
Laki- laki (jiwa) Perempuan (jiwa)
(jiwa)
. n
Tanjung
1. 4362 4345 8707
Pagar
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Beruntung RayaTahun 2013
4370
4360
4350 Jenis Kelamin
4340
4330
Laki-Laki Perempuan
Gambar 2.3. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin
Jenis Kelamin
No Kelompok Umur (tahun) Jumlah
L P
1 04 504 467 971
2 59 479 432 911
3 10 14 425 429 854
4 15 19 387 378 765
5 20 24 308 352 660
6 25 - 29 380 416 796
7 30 - 34 414 433 847
8 35 - 39 392 365 757
9 40 - 44 312 296 608
10 45 - 49 245 220 465
11 50 - 54 207 190 397
12 55 - 59 126 113 239
4
13 60 - 64 83 91 174
14 65 - 69 41 61 102
15 70 - 74 34 54 88
16 75+ 25 48 73
JUMLAH 4362 4345 8707
Sumber :ProyeksiBadan Pusat Statistik Tahun 2013
Berdasarkan data demografi, peta wilayah, kepadatan penduduk, distribusi
penduduk tidak merata pada semua wilayah kerja sehingga untuk melingkupi
posyandu balita serta satu posyandu lansia. Jumlah tersebut cukup untuk bisa
Jumlah penduduk Usia produktif yang cukup banyak dapat diberdayakan sebagai
kader yang aktif hingga saat ini adalah 23 orang yang tersebar diseluruh posyandu
yang ada.
Sedangkan program yang dilaksanakan di Puskesmas Beruntung Raya
yaitu:
Upaya Kesehatan Wajib
a. Upaya Promosi Kesehatan
Kegiatan ini dilaksanakan untuk melalukan sosialisasi kesehatan di wilayah
5
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperluas jangkauan pelayanan dan juga
ibu hamil yang baru dan pengawasan ibu hamil yang di data dengan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya menurunkan angka penyakit gizi yang
dan hepatitis.
Pencegahan penyakit (surveilans) kegiatan ini dilaksanakan untuk
6
pengamatan dan evaluasi program dengan efektif dimana berdasarkan
f. Upaya Pengobatan
SD, MI, SMP, SMU, SMA, SMK setra melakukan pelatihan dokter kecil
7
Kegiatan ini dilaksanakan untuk pencarian, penemuan dan pengobatan
gangguan jiwa lainnya.Kegiatan ini juga dilakukan rujukan kasus yang tidak
ada 3 buah.
h. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan ini dilaksanakan untuk melakukan penyuluhan didalam dan diluar
BAB III
8
3.1. Pengertian ISPA dan Program P2 ISPA
Istilah ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut
dan mulai diperkenalkan pada tahun 1984 setelah dibahas dalam lokakarya
Nasional ISPA di Cipanas, istilah ini merupakan padanan istilah bahasa Inggris
yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat
beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit
batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas
ISPA meliputi
dibakar di tempat terbuka atau menggunakan tungku yang tidak layak. Setiap
9
hari wanita dan anak-anak terpapar dengan asap dapur mereka melebihi ambang
Pneumonia, infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi telinga tengah. Program
10
yang belum memahami penggunaannya karena pelatihan yang belum
intensif.
e. Komunikasi, Informasi dan Edukasi masih sangat terbatas pada bahan
terbatas.
f. Ketepatan dan kelengkapan pelaporan yang masih rendah dari
mengatasi masalah ini perlu dilakukan kajian program secara periodik dan
berkelanjutan.
1) Pengertian P2 ISPA
11
Salah satu program pokok puskesmas yang lebih menitikberatkan kegiatannya
puskesmas.
- Angka kesakitan pada bayi dan balita masih tinggi.
- Ibu sebagian besar belum mengerti benar mengenai penyakit ISPA.
3) Tujuan
a. Menurunkan angka kesakitan ISPA di wilayah kerja puskesmas.
b. Menurunkan angka kesakitan, kematian bayi dan balita akibat ISPA di
lingkungan.
d. Mengadakan pemantauan wilayah setempat di wilayah kerja puskesmas.
4) Sasaran kegiatan
Pelaksanaan pemberantasan penyakit ISPA ditujukan pada kelompok usia
balita, yaitu bayi ( 0 - <1 tahun ) dan anak balita ( 1 - <5 tahun ) dengan fokus
12
secara terpadu dengan mitra kerja terkait yang didukung oleh surveilans yang baik
(P2KT).
Secara rinci kegiatan pokok ISPA dijabarkan sebgai berikut:
advokasi, bina suasana dan gerakan masyarakat. Tujuan yang diharapkan dari
Sasaran promosi dalam P2 ISPA mencakup sasaran primer (ibu balita dan
serta lintas sektor), dan sasaran tersier (pengambil keputusan). Pesan pokok,
b. Kemitraan
peran serta masyarakat, peran serta lintas program dan lintas sektor terkait serta
penderita saja, tetapi juga terhadap faktor resiko (lingkungan dan kependudukan)
dan faktor lain yang berpengaruh melalui dukungan peran aktif sektor lain yang
13
berkompeten.
Kegiatan kemitraan meliputi pertemuan berkala dengan:
lintas program dan sektor terkait;
organisasi kemasyarakatan,
lembaga swadaya masyarakat,
tokoh masyarakat,
tokoh agama,
perguruan tinggi,
organisasi profesi kesehatan,
sektor swasta
yaitu secara pasif yang mana dalam hal ini penderita yang datang ke fasilitas
kesehatan seperti Puskesmasn Pustu, Rumah Sakit; secara aktif dimana petugas
kesehatan bersama kader secara aktif menemukan penderita baru dan penderita
pneumonia yang seharusnya datang untuk kunjungan ulang 2 hari setelah berobat.
Penemuan penderita pasif dan aktif melalui proses sebagai berikut:
14
Melakukan klasifikasi Balita batuk dan atau kesukaran bernapas;
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) disarana kesehatan dasar. Disamping itu
perlu dilakukan audit kasus dalam upaya peningkatan kualitas tatalaksana kasus
tatalaksana penderita ISPA yang diterbitkan WHO tahun 1988 yang telah
15
Bagan Tatalaksana Anak BAtuk dan atau Kesukaran bernapas Umur 2
Bulan - < 5 Tahun
16
Setelah penderita pneumonia Balita ditemukan dilakukan tatalaksana sebagai
berikut:
17
pusat. Upaya peningkatan kualitas SDM P2 ISPA dilakukan di berbagai
b) Logistik
antara pusat dan daerah maka pusat akan menyediakan prototipe atau
18
sebelumnya x perkiraanpneumonia Balita x 6 tablet + 10% bufferstock
Kebutuhan sirup Kotrimoksasol 240mg/5ml setahun = Cakupan tahun
secara terpadu dengan program lain dan proporsi sesuai kebutuhan. Jika
Gentamisin.
2. Alat
frekuensi napas dalam 1 menit. Alat ini memiliki masa pakai maksimal
ii. Kabupaten
iii. Provinsi
19
khususnya bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
rawat inap dan unit gawat darurat yang mempunyai sumber daya
Pemberdayaan Masyarakat.
5. Media pencatatan dan pelaporan
Stempel ISPAMerupakan alat bantu untuk pencatatan penderita
20
logistik dilaksanakan sampai di fasilitas pelayanan kesehatan
diperlukan data dasar (baseline) dan data program yang lengkap dan
bakal muncul. Data dan informasi dimaksud meliputi data dan informasi
21
disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan setempat, baik mekanisme kerja
22
Kabupaten/Kota. Untuk laporan kasus pnemonia dari rumah
a. Pemantauan
Pemantauan Pemberantasan Penyakit ISPA (monitoring) dimaksudkan
23
untuk memantau secara teratur kegiatan dan pelaksanaan program agar
P2M&PL di Kabupaten/kota.
b. Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah pencapaian hasil kegiatan telah
24
kinerja surveilans yang mampu memberikan informasi yang lengkap dan
Alokasi Umum (DAU) provinsi disamping sumber dana lain. Begitu pula
masyarakat atau swasta belum teralokasi dengan baik. Untuk itu dalam
25
kependudukan, peningkatan kemitraan, peningkatan manajemen dan
wilayah kerjanya.
Dokter puskesmas mempunyai tugas sebagai berikut :
rumah sakit.
Bersama dengan staff puskesmas memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu
pencapaian target.
26
Tugas paramedis puskesmas-puskesmas pembantu, meliputi:
yang ada.
Melakukan konsultasi kepada dokter Puskesmas untuk kasus-kasus ISPA
masyarakat.
Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap 6 bulan sekali dan terakhir dilakukan
pada bulan April 2014. Sasaran kegiatan ini terutama ditujukan kepada sasaran
primer yaitu ibu yang memiliki anak usia balita yang masih awam
dengan lintas program sektor terkait seperti bagian pengelola gizi yang
27
3. Melatih kader kesehatan dan posyandu dalam mengenal tanda-tanda
surveilans ISPA
Hal ini sudah dilakukan di kegiatan pelayanan puskesmas. Penemuan
Grafik Jumlah Kasus Pneumonia Berat yang dirujuk pada tahun 2013
28
Jumlah Kasus Pneumonia Berat yang dirujuk pada tahun 2013
Jumlah Kasus Pneumonia Berat yang dirujuk
2 2
1 1 1 1
0 0 0
29
Kunjungan rumah penderita Pneumonia
Kunjungan rumah penderita Pneumonia
1 1 1 1 1
0 0 0 0 0
bulannya, pendataan lengkap dan teratur. Data dibuat dalam bentuk Register
lain.
Hasil laporan bulanan ditempel dan di sajikan dalam bentuk grafik untuk
dihadapi.
Bahan untuk evaluasi sudah tersedia melalui data yang dikumpulkan oleh
petugas.
11. Menggunakan data tersebut untuk perencanaan program P2 ISPA di
Puskesmas
Dari data tersebut, maka pihak puskesmas bisa menetapkan POA (Plan Of
30
Berikut merupakan data dan grafik penemuan penderita ISPA di
15
12 12
10 10
5 5 5
3 3
2 2
184
155
147
120 125
112 114 117
109
71 78
31
Tabel kasus ISPA berdasarkan kelompok umur di Puskesmas Beruntung
Raya Tahun 2012
Pneumonia
Pneumonia Berat Non Pneumonia
Bulan < 1 th 1-4 th > 5 th < 1 th 1-4 th < 1 th 1-4 th > 5 th
Januari 2 2 0 0 0 24 17 101
Februari 1 6 0 1 1 21 24 94
Maret 1 2 2 0 0 16 14 116
April 2 5 0 0 0 22 18 98
Mei 2 0 0 0 0 18 19 100
Juni 1 2 0 0 0 17 13 98
Juli 1 3 1 0 0 35 21 111
Agustus 1 0 0 0 2 36 34 82
September 2 1 1 0 0 75 71 112
Oktober 2 3 0 0 0 36 38 106
November 0 6 0 0 0 24 17 101
Desember 4 1 3 0 0 24 27 140
Total 19 31 7 1 3 348 313 1259
Total
semua 57 4 1920
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Beruntung Raya Tahun 2012
Tabel kasus ISPA berdasarkan kelompok umur di Puskesmas Beruntung
Raya Tahun 2013
Pneumonia
32
semua
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Beruntung Raya Tahun 2013
Grafik Kasus Pneumonia berdasarkan kelompok umur di Puskesmas
Beruntung Raya Tahun 2013
Kasus Pneumonia berdasarkan kelompok umur di Puskesmas Beruntung Raya Tahun 2013
33
kasus Pneumonia Berat berdasarkan kelompok umur di Puskesmas Beruntung Raya Tahun 2013
< 1 th 1-4 th
< 1 th
1-4 th
> 5 th
34
sesuai dengan kebijakan yang berlaku setiap tahun secara nasional. Pada
sekitar 10% dari jumlah penduduk yang ada di lingkungan Puskesmas. Jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya pada tahun 2013 adalah
8707 yang artinya jumlah penderita Pneumonia balita diperkirakan sekitar 10% x
8707 jiwa = 87 balita. Maka, target penemuan penderita pneumonia pada tahun
2013 adalah 90% x 87 balita = 78,3. Pada tahun 2013, jumlah penemuan penderita
Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan diatas bahwa program P2 ISPA telah
memenuhi target yang telah ditentukan. Berjalan cukup baiknya program P2 ISPA
teknisnya.
2) Pedoman Tatalaksana Penderita ISPA pada Balita (termasuk modul
MTBS).
3) Modul Pelatihan Manajemen Program P2 ISPA
4) Bagan Tatalaksana Penderita ISPA
5) Buku Pedoman Tatalaksana Kasus ISPA Balita di Sarana Kesehatan
35
Rujukan
6) Simulasi (Exercise) untuk meningkatkan kerjasama lintas
sektor/penguatan kemitraan.
7) Penyediaan, pemanfaatan, pemeliharaan logistik, serta
BAB IV
baru lahir.
36
f. Adanya 1 set pedoman pengendalian ISPA yang lengkap sehingga
akan lebih sulit dalam menetapkan POA (Plan Of Action) untuk rencana
berikutnya.
c. Angka kesakitan ISPA bukan Pneumonia pada usia 0-4 tahun dan 5
d. ARI sound timer masih terbatas yaitu hanya 1 buah alat yang berfungsi
37
1.3 Kesempatan (Oppurtunity)
dibandingkan di Puskesmas.
38
4.2 Masalah
1. Mengapa Kasus ISPA masih tinggi?
2. Mengapa Angka kesakitan ISPA bukan Pneumonia pada usia 0-4 tahun dan
Strategi SO
penyuluhan (edukasi) pada para ibu dan mengurangi tingkat polusi udara.
3. Mengintensifkan program posyandu dan mengoptimalkan kinerja petugas
Strategi WO
39
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM tenaga gizi di Puskesmas
Strategi ST
tentang ISPA.
2. Meningkatkan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan, terutama tentang
Strategi WT
40
BAB V
P ENUTUP
A. Kesimpulan
41
masing-masing unit yang telah melaksanakan program tersebut. Hasil kegiatan
42