DISUSUN OLEH :
1. RAMADHAN
2. SARIFAH
3. YOLANDA AGUSTIN
4. REKA RATULIA
5. MIRA MAYA SARI
6. PATMA ALFIA
Segala puji bagi Allah Swt tuhan semesta alam, sholawat serta salam semoga
dilimpahkan kepada Rosulullah Saw. Dengan memanjatkan kehadirat illahi rabbi yang
telah memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada kita semua, sehingga makalah ini
dapat di selesaikan dengan baik.
Makalah yang berjudul tindakan sistem penyangga ini di susun guna memenuhi
tugas kelompok Mata Kuliah Patofisiologi yang diampu oleh Mam. Widia Lestari.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada Mam. Widia Lestari yang
telah membimbing kami dalam proses pembelajaran. Semoga kami dapat mendapatkan
ilmu yang bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan kepribadian kami.
Tak lupa, kami juga menyadari dalam penyusunan makalah ini pasti tidak lepas
dari kekurangan dan kesalahan. Baik dari segi isi, tata bahasa, sistematika makalah, dan
sebagainya. Karena itu, kami mohon maaf dengan keterbatasan kami. Kritik dan saran
akan kami terima bila ada yang memberi kritik dan saran.
Akhir kata,
Wassalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh
Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.
Daftar Isi..
BAB I PENDAHULUAN..
BAB II PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 tujuan
1. mengetahui pengertian larutan penyangga
2. mengetahui jenis-jenis dan fungsi larutan penyangga
3. mengetahui cara kerja dan perhitungan pH pada larutan penyangga
4. Mengetahui pengaruh larutan penyangga didalam darah,
5. Mengetahui air ludah dapat menjaga kerusakan gigi,
6. Mengetahui manfaat larutan penyangga pada bidang industri farmasi,
7. Mengetahui manfaat larutan penyangga pada bidang industri pembuatan shampo
bayi.
BAB II
PEMBAHASAN
PETA KONSEP
Larutan Penyangga
mempertahankan
berupa
pH
mengandung mengandung
Ditambahkan
Air Air
laut laut
pH=8, pH=7
Ingat!!!
Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (donor
ion H+), sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat menerima proton (akseptor ion
H+). Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa jika terdapat zat yang bersifat
asam, harus terdapat zat yang bersifat basa. Demikian pula sebaliknya. Hal inilah yang
dinamakan asam-basa konjugasi.
Larutan buffer adalah larutan yang dapat menyangga (mempertahankan) pH. Larutan
buffer memiliki pH yang konstan, terhadap pengaruh pengenceran atau ditambah sedikit
asam atau basa. Secara teoritis berapa pun diencerkannya pH tidak akan berubah, tetapi
dalam praktiknya jika pengenceran besar sekali, jelas pH-nyaakan berubah.
Larutan penyangga disebut juga larutan buffer atau larutan dapar. Jika dilihat dari
komponen penyusunnya, larutan penyangga merupakan campuran asam lemah dengan
basa konjugasinya atau campuran basa lemah dengan asam konjugasinya.
lemah dan basa konjugasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan buffer
mempunyai sifat menyangga usaha untuk mengubah pH seperti penambahan asam, basa,
atau pengenceran. Artinya, pH larutan buffer praktis tidak berubah walaupun kepadanya
ditambahkan sedikit asam kuat atau basa kuat atau bila larutan diencerkan.
Pada reaksi di atas, CH3COOH merupakan suatu asam lemah, dengan basa
konjugasi CH3COO-.
Contoh:
Contoh:
- HCN + NaCN
- CH3COOH + CH3COONa
Asam lemah dengan basa kuat, dimana jumlah asam lemah dibuat berlebih.
Sehingga pada keadaan setimbang dalam larutan tersebut terdapat sisa asam
lemah dengan garamnya yang berasal dari basa kuat.
HA + LOH LA + H2O
Contoh:
Contoh:
H2PO4- merupakan spesi asam dan HPO42- merupakan spesi basa konjugasi dari
H2PO4-.
Salah satu komponen pembentuk larutan penyangga bersifat basa adalah basa
lemah. Suatu basa lemah, misalnya NH3. Bila NH3 dilarutkan dalam air maka akan
sedikit terionisasi. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Pada reaksi di atas, NH3 merupakan suatu basa lemah, dengan asam
konjugasinya yaitu NH4+.
Contoh:
Contoh:
- NH3 + NH4Cl
- NH3 + NH4Br
Basa lemah dengan asam kuat, dimana jumlah basa lemah dibuat berlebih. Sehingga
pada keadaan setimbang dalam larutan tersebut terdapat sisa basa lemah dengan
garamnya yang berasal dari asam kuat.
LOH + HA LA + H2O
Contoh:
Ingat!!
Menurut Arrheniuss, asam dapat didefinisikan sebagai senyawa yang dapat
menghasilkan ion hidrogen jika dilarutkan dalam air.
Contoh:
CH3COOH (aq) CH3COO- (aq) + H+(aq)
HCl (aq) Cl- (aq) + H+(aq)
Basa dapat didefinisikan sebagai zat yang terdisosiasi dalam air menghasilkan ion
OH- sebagai ion negatifnya.
Contoh:
NH3 (aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)
NaOH (aq) Na (aq) + OH-(aq)
+
Asam asetat merupakan asam lemah, bila dilarutkan dalam air maka akan
terionisasi sebagian membentuk suatu kesetimbangan seperti ditunjukkan oleh
persamaan reaksi berikut:
Jumlah ion hidrogen, H+ yang lebih banyak daripada ion OH- membuat larutan
ini bersifat asam
Sejumlah ion Na+ yang berasal dari CH3COONa dan air, namun keberadaannya
tidaklah penting.
Penambahan Asam
Penambahan Asam ke dalam air murni akan menyebabkan pH turun secara
drastis. Untuk menghindari hal tersebut, suatu larutan penyangga harus menghilangkan
ion Hidrogen baru yang berasal dari penambahan Asam.
Ion Hidrogen, H+, yang ditambahkan akan menggeser kesetimbangan ke arah
pereaksi. Oleh karena itu, agar pH larutan penyangga tidak turun secara drastis maka ion
Hidrogen ini akan berikatan dengan komponen basa dalam larutan, yaitu CH 3COO-
membentuk CH3COOH.
Sebagian besar ion H+ akan dihilangkan melalui reaksi ini sehingga pH larutan
tidak akan berubah secara drastis. Meskipun demikian, karena reaksinya merupakan
reaksi kesetimbangan, pH larutan akan sedikit berubah.
Oleh karena CH3COOH merupakan asam lemah, basa konjugasinya, yaitu ion
CH3COO- dapat mengambil H+ dari molekul air untuk kembali membentuk molekul
CH3COOH .
Sebagian besar ion OH- telah dihilangkan sehingga perubahan pH larutan tidak akan
terlalu besar.
a OH- H X H+ H (b) X
HX
Keterangan:
OH- + HX
X -
H2O+X- H+ + X- HX
Larutan penyangga yang terdiri atas campuran Asam Lemah dan Basa Konjugasinya.
a Ketika ditambahkan basa, konsentrasi HX menurun dan konsentrasi X- meningkat
b Ketika ditambahkan asam, konsentrasi X- menurun dan konsentrasi HX meningkat
Untuk membentuk larutan penyangga, maka larutan NH3 ini ditambahkan dengan
basa konjugasinya yaitu ion amonia, NH4+, yang berasal dari garamnya seperti amonium
klorida, NH4Cl. Hal ini mengakibatkan kesetimbangan bergeser kearah pereaksi.
Akibatnya, larutan tersebut akan mengandung:
Penambahan
Basa
Penambahan
basa ke dalam air
murni akan
menyebabkan pH
larutan naik
secara drastis. Untuk
menghindari hal tersebut, suatu larutan penyangga harus menghilangkan ion hidroksida
baru yang berasal dari penambahan basa.
Ion hidroksida, OH-, yang ditambahkan akan menggeser kesetimbangan ke arah
pereaksi. Oleh karena itu, agar pH larutan penyangga tidak naik secara drastis maka ion
hidroksida ini akan berikatan dengan komponen asam dalam larutan, yaitu NH4+
membentuk NH3.
Sebagian besar ion OH- akan dihilangkan melalui reaksi ini sehingga pH larutan
tidak akan berubah secara drastis. Meskipun demikian, karena reaksinya merupakan reaksi
kesetimbangan, pH larutan akan sedikit berubah.
Penambahan Asam
Jika larutan penyangga ditambahkan suatu asam, maka ion H + yang berasal dari
asam harus dihilangkan dengan cara bereaksi dengan komponen basa dalam larutan
penyangga yaitu NH3 maupun ion OH-. Proses penghilangan ion H + ini sedikit rumit
karena dapat bereaksi dengan kedua komponen basa dalam larutan penyangga.
Penghilangan ion H+ melalui reaksi dengan amonia
Saat asam ditambahkan, ion H+ dari asam akan dinetralkan oleh OH- dari amonia
dalam larutan.
Sebagian besar, tetapi tidak seluruhnya ion H+ dapat dihilangkan. Ion amonium
merupakan asam lemah dan sebagian dari ion H+ akan dilepaskan kembali.
Ion H+ dari asam dapat bergabung dengan OH- membentuk H2O. Ketika ini terjadi,
kesetimbangan akan bergeser ke arah hasil pereaksi untuk mengganti ion hidroksida yang
diikat oleh ion hidrogen. Namun demikian, tidak seluruh ion hidrogen dapat dihilangkan,
hanya sebagian besar saja.
Misalkan jumlah mol CH3COONa yang dilarutkan adalah b mol. Dalam larutan,
garam ini mengion sempurna membentuk b mol ion Na+ dan b mol ion CH3COO-.
+
CH 3 COO
H
.(4.3)
K a=
+
CH 3 COO
.(4.4)
[CH 3 COOH ]
H =K a x
+
H
.(4.5)
Jumlah ion CH 3 COO dalam larutan = (b + x) mol, sedangkan jumlah
CH3COOH = (a x) mol. Oleh karena dalam larutan terdapat banyak ion CH3COO-
yang berasal dari CH3COONa, maka kesetimbangan (4.1) akan terdesak ke arah
pereaksi, sehingga jumlah mol CH3COOH dalam larutan dapat dinggap tetap a mol (a-
x a; jumlah mol CH3COOH yang mengion diabaikan). Dengan alasan yang sama,
jumlah mol ion CH3COO- dalam larutan dianggap = b mol (b+x b; CH3COO- yang
berasal dari persamaan 4.1 diabaikan). Dengan asumsi-asumsi tersebut, persamaan 4.5
dapat ditulis sebagai berikut.
+
H
+
Jadi, untuk menentukan konsentrasi H untuk larutan penyangga yang bersifat
asam adalah:
+
[asamlemah]
H =K a x
[basa konjugasi]
Asam lemah dengan basa kuat, dimana jumlah asam lemah dibuat berlebih
Contoh:
100 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M
Jumlah mol CH3COOH = 100 mL x 0,1 mmol mL-1
= 10 mmol
Jumlah mol NaOH = 50 mL x 0,1 mmol mL-1
= 5 mmol
Campuran akan bereaksi menghasilkan 5 mmol CH3COONa, sedangkan CH3COOH
bersisa 5 mmol dengan rincian sebagai berikut.
Langkah selanjutnya sama dengan penentuan pH larutan penyangga yang berasal dari
Asam lemah dengan garamnya yang berasal dari basa kuat.
b Larutan Penyangga Bersifat Basa
Basa lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat
Marilah kita perhatikan larutan penyangga yang terdiri dari NH3 dan NH4Br.
Dalam larutan, NH3 mengion sebagian menurut reaksi kesetimbangan, sedangkan
NH4Br mengion sempurna.
NH3 (aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)
NH4Br (aq) NH4+ (aq) + Br-(aq)
Sama halnya dengan penurunan persamaan 4.6, maka untuk larutan penyangga dari
basa lemah dan asam konjugasinya berlaku rumus berikut.
[basa lemah]
OH =K b x .(4.8)
[asam konjugasi ]
dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah
dan
+ OH
H =
Kw .(4.9)
+
Maka H
pH=log
Basa lemah dengan asam kuat, dimana jumlah basa lemah dibuat berlebih
4 Fungsi Larutan Penyangga
Larutan penyangga dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, antara lain
sebagai berikut :
Buffer dalam darah termasuk buffer asam. Buktinya, jika darah tidak
memiliki buffer, maka ketika minum jus jeruk yang kecut, tubuh kita dapat
mengalami asidosis (pH darah asam). pH pada plasma darah berada pada pH
berkisar 7,3 7,4, yaitu dari ion HCO 3- dengan ion Na+. Apabila pH darah lebih
dari 7,4 akan mengalami alkalosis, akibatnya terjdi hiperventilasi/ bernapas
berlebihan. Apabila pH darah kurang dari 7,3 akan mengalami acidosis akibatnya
jantung, ginjal, hati dan pencernaan akan terganggu. Kesetimbangan asam basa
darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecilpun
dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN