Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp
merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus searah yang
memiliki bati (faktor penguatan) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran.
Penguat diferensial merupakan suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang
merupakan selisih dari kedua masukannya. Penguat operasional pada umumnya tersedia
dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah rangkaian seri.
Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang mendekati
karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat
didalamnya.
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna. Contoh
penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti
penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada
penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah serta
pengembangan alat komunikasi. Selain itu, aplikasi pemakaian op-amp juga meliputi bidang
elektronika audio, pengatur tegangan DC, tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog
digital dan pengubah digital ke analog, pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat
pengunci, kendali otomatik, computer analog, elektronika nuklir, dan lain-lain.
Percobaan penguat operasional ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 April 2012,
pukul 13.00- 16.30 di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Penguat Operasional (Op-amp)
Penguat operasional (op-amp) adalah sebuah penguat instan yang bisa langsung
dipakai untuk benyak aplikasi penguatan. Sebuah Op amp biasanya berupa IC (Integrated
Circuit). Pengemasan Op amp dalam IC bermacam-macam, ada yang berisi satu op amp
(contoh : 741), dua op amp (4558, LF356), empat op amp (contoh = LM324, TL084), dll.
Penguat Operasional atau disingkat Op-amp adalah merupakan sutu penguat
differensial berperolehan sangat tinggi yang terterkopel DC langsung yang dilengkapi dengan
umpan. Oleh karena itu, penguat operasional lebih banyak digunakan dengan loop tertutup
daripada dalam lingkar terbuka.
Gambar 2.1 menunjukkan sebuah blok op-amp yang mempunyai berbagai tipe dalam bentuk
IC. Dalam bentuk paket praktis IC seperti tipe 741 hanya berharga beberapa ribu rupiah.
Seperti terlihat pada gambar 2.1, opamp memiliki masukan tak membalik v+ (non-inverting),
masukan membalik v- (inverting) dan keluaran vo. Jika isyarat masukan dihubungkan dengan
masukan membalik (v-), maka pada daerah frekuensi tengah isyarat keluaran akan
berlawanan fase (berlawanan tanda dengan isyarat masukan). Sebaliknya, jika isyarat
masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik (v+), maka isyarat keluaran akan
sefase. Sebuah opamp biasanya memerlukan catu daya 15 V. Dalam menggambarkan
rangkaian hubungan catu daya ini biasanya dihilangkan.
Beberapa sifat ideal dari Op-amp adalah sebagai berikut:
a. Penguat lingkar terbuka tak berhingga atau Av, Ib=
b. Hambatan keluaran lingkar terbuka adalah nol atau R0, Ib= 0
c. Hambatan masukan lingkar terbuka tak berhingga atau Ri, Ib=
d. Lebar pita tak berhingga atau f= f2 f1 =
e. Nisbah penolakan modus bersama (CMRR) =
2. Karakteristik Op-amp
Keuntungan dari pemakaian penguat operasional ini adalah karakteristiknya yang
mendekati ideal sehingga dalam merancang rangkaian yang menggunakan penguat ini lebih
mudah dan juga kareana penguat ini bekerja pada tingkatan yang cukup dekat dengan
karakteristik kerjanya secara teoritis. Dari sudut sinyal sebuah penguat operasional
mempunyai tiga terminal, yaitu dua terminal masukan dan satu terminal keluaran.
Pada gambar 2.1 dapat dilihat bahwa terminal 1 dan 2 adalah terminal masukan dan
terminal 3 adalah terminal keluaran. Kebanyakan penguat operasional membutuhkan catu
daya DC dengan dua polaritas untuk dapat beroperasi. Terminal 4 disambungkan ke tegangan
positif (+V) dan terminal 5 disambungkan ke tegangan negatif (-V).
a. Impedansi masukan tak terhingga. Penguat yang ideal diharapkan tidak menarik arus masukan,
artinya tidak ada arus yang masuk kedalam terminal 1 maupun 2 (I1 = I2 = 0).
b. Impedansi keluaran sama dengan nol. Terminal 3 merupakan keluaran penguat operasional,
idealnya diharapkan bertindak sebagai terminal keluaran sebuah sumber sumber tegangan
ideal. Tegangan antara terminal 3 dengan ground akan selalu sama dengan A, dimana A
adalah faktor penguatan sebuah penguat operasional.
c. Penguatan loop terbuka tak terhingga. Apabila dioperasikan pada loop terbuka (tidak ada
umpan balik dari keluaran ke masukan), maka sebuah penguat opersaional ideal mempunyai
gain (penguatan) yang besarnya tak terhingga.
Penguat Integrator
Penguat Integrator berfungsi mengintegralkan tagangan input terhadap waktu.
Penggunanan integrator juga sebagai tapis lulus bawah (Low Pass Filter).
Penguat Diferensiator
Differensiator berfungsi mendiferensialkan tagangan input terhadap waktu. Penggunanan
diferensiator juga sebagai tapis lulus atas (High Pass Filter).
Komparator (Pembanding)
Comparator adalah penggunaan op amp sebagai pembanding antara tegangan yang masuk
pada input (+) dan input (-).
Jika input (+) lebih tinggi dari input (-) maka op amp akan mengeluarkan tegangan positif
dan jika input (-) lebih tinggi dari input (+) maka op amp akan mengeluarkan tegangan
negatif. Dengan demikian op amp dapat dipakai untuk membandingkan dua buah tegangan
yang berbeda.
Gambar 2.6 Rangkaian Komparator
Buffer (Penyangga)
Buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil outputnya. Besar nilainya
tergantung dari indikasi dari komponennya, biasanya tidak dipasang alias arus dimaksimalkan
sesuai dengan kemampuan op-ampnya.
Penguat Penjumlah (Adder)
Penguat penjumlah merupakan rangkaian penjumlah yang dasar rangkaiannya adalah
rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah dikalikan dengan penguatan seperti
pada rangkaian inverting. Pada dasarnya nilai outputnya adalah jumlah dari penguatan masing
masing dari inverting. Penguat penjumlah berfungsi menjumlahkan level masing masing
sinyal input yang masuk ke op amp. Penggunanan op amp sebagai penjumlah sering dijumpai
pada rangkaian mixer audio.
Gambar 2.7 Rangkaian Penguat penjumlah (Adder)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.I Alat dan Bahan
III.I Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Multimeter
Multimeter berfungsi untuk mengukur arus, hambatan dan tegangan.
2. Catu daya
Catu daya berfungsi sebagai sumber tegangan listrik.
3. Signal generator
Signal generator berfungsi untuk membangkitkan frekuensi.
4. Osiloskop
Osiloskop berfungsi untuk menampilkan gelombang keluaran.
5. Papan Rangkaian
Papan rangkaian berfungsi sebagai tempat merangkai.
6. Kabel penghubung (jumper)
Jumper berfungsi sebagai penghubung antara komponen yang satu dengan yang lain dalam
satu rangkaian.
III. 2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Op- amp (LM 741)
Op- Amp (LM 741) berfungsi sebagai komponen utama dalam penguatan operasional.
2. Resistor
Resistor berfungsi sebagai hambatan dalam suatu rangkaian.
3. Kapasitor
Kapasitor berfungsi sebagai penyimpan muatan.
III. 2 Prosedur percobaan
Adapun prosedur percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Menyusun rangkaian penguat membalik dan tak membalik dan mengukur tanggapan atau
respon amplitudo sebagai fungsi frekuensi.
2. Menghubungkan rangkaian tersebut pada signal generator, dan catu daya sebagai sumber
tegangan listrik.
3. Mengamati gelombang keluaran (output) dan masukannya (input) pada osiloskop.
4. Menyusun rangkaian integrator, kemudian memberinya isyarat masukan dan mengamati
bentuk keluarannya pada osiloskop.
5. Menghitung besar tegangan keluarannya.
6. Menyusun rangkaian diferensiator, kemudian memberinya isyarat masukan dan mengamati
bentuk keluarannya pada osiloskop
7. Menghubungkan rangkaian tersebut pada signal generator sebagai tanggapan frekuensi dan
catu daya sebagai sumber tegangan listrik.
8. Menghitung besar tegangan keluarannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. I Hasil
IV.I. I Tabel Data
1. Penguat Membalik (inverting)
IV. 2 Pembahasan
Penguat Operasional adalah suatu blok penguat dengan dua masukan dan satu
keluaran tunggal yang yang ditambah dua terminal untuk mensuplai daya. Op-amp biasa
terdapat dipasaran dalam bentuk rangkaian terpadu yaitu integrated Circuit (IC).
Pada penguat membalik sumber isyarat berupa arus dan tegangan yang kecil dan jika
dihubungkan dengan masukan yang besar maka akan menghasilkan tegangan yang lebih
besar pada keluarannya.
Pada penguat tak membalik, op-amp dapat dipasang untuk membentuk penguat tak membalik
dimana isyarat dihubungkan dengan masukan tak membalik (+) pada op-amp. Balikan
melalui R2 dan R1 tetap dipasang pada masukan membalik agar membentuk balikan negatif.
Selain itu, pada percobaan ini diamati pula penguat diferensiator dan integrator tetapi, hanya
rangkaian diferensiator yang diamati isyarat keluaran dan masukan pada osiloskop sebab
waktu yang tidak efektif untuk mengamati kedua rangkaian tersebut dan osiloskop yang
digunakan hanya satu untuk semua praktikan sehingga tidak memungkinkan untuk
mengamati kedua penguat tersebut.
Tegangan yang dihasilkan pada rangkaian penguat membalik didapatkan hasil Vuot sebesar
-2 volt. Sedangkan pada rangkaian tak membalik, menghasilkan Vout sebesar 52 volt. Dari
hasil pengukuran yang didapatkan bahwa tegangan yang dihasilkan oleh kedua rangkaian
tersebut tidak sesuai dengan tegangan yang dihasilkan secara teori (perhitungan). Hal ini
mungkin saja disebabkan karena catu daya yang digunakan kurang stabil ataupun komponen
yang digunakan sudah tidak stabil lagi.
BAB V
PENUTUP
V.I Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Penguat operasional dapat berfiungsi sebagai penguat membalik (inverting) dan tidak
membalik (non inverting) serta sebagai penguat diferensial
2. Penguat operasional atau Op-amp adalah suatu penguat diferensial dengan dua masukan dan
satu keluaran yang mempunyai penguat tegangan yang amat tinggi.
3. Kestabilan komponen dalam rangkaian sangat berpengaruh terhadap suatu hasil pengamatan.
V.2 Saran
V.2.I Laboratorium
1. Agar sekiranya dapat ditambah dengan alat-alat praktikum elektronika dasar yang baru
lebih khususnya pada alat Osiloskop, karena pada percobaan pertama yang dilakukan
praktikan saling menunggu untuk mengamati isyarat keluaran dan masukan suatu rangkaian
pada Osiloskop.sebab, hanya satu Osiloskop yang berfungsi dengan baik.
2. sekiranya laboratorium dapat dijaga kebersihannya baik praktikan maupun untuk Asisten.
V.2.2 Asiten
1. tetap profesional sebagai Asisten.
2. penjelasan yang diberikan sebelum praktikum mudaah dipahami, praktikan berharap agar
metode yang diberikan dapat digunakan pada praktikan-praktikan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Albert Paul Malvino. 2004. Prinsip-Prinsip Elektornika. Selemba Teknika:
Jakarta
Anonim. http//www.geogle.com ( Diakses pada hari Senin, 2 April 2012 pukul 13.00-
14.30)
Mike Tooley.2002. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Erlangga Ciracas:
Jakarta
Robert F. Coughlin Frederick F. Driscoll. 1994. Penguat Operasional dan Rangkaian
Terpadu Linear. Erlangga: Jakarta
Sutrisno. 1987. Elektronika: Teori Dasar dan Penerapannya Jilid 3. Penerbit ITB:
Bandung
TEORI
Op-amp secara umum menggambarkan tentang sebuah rangkaian penguat penting
yang membentuk dasar dari rangkaian-rangkaian penguat audio dan video, penyaring atau
tapis, buffer, penggerak-penggerak saluran, penguat instrumentasi, komparator atau
pembanding, osilator dan lain sebagainya. Op-amp merupakan sebuah penguat arus searah
dengan gain tinggi (besarnya gain pada umumnya lebih besar dari 100.000 atau lebih besar
dari 100 dB). Dengan menggunakan kopling kapasitif yang tepat, op-amp dapat diaplikasikan
pada berbagai macam rangkaian-rangkaian penguat arus bolak-balik Dengan demikian op-
amp merupakan sebuah penguat differensial. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa
penguat instrumentasi adalah terdiri dari penguat differensial yang dimaksimalkan
penggunaannya.
Jika masukan pembalik (-) memiliki potensial yang lebih tinggi maka tegangan
keluaran akan menjadi lebih negatif. Demikian pula jika masukan non pembalik (+) memiliki
potensila yang lebih tinggi maka tegangan keluaran op-amp akan menjadi lebih positif.
Karena gain yang dilmiliki op-amp pada umumnya sangatlah tinggi maka tegangan
differensial di antara terminal-terminal masukannya biasanya sangatlah kecil. Untuk dapat
menjalankan fungsinya secara baik, op-amp harus memiliki umpan balik. Hampir seluruh
rancangan rangkaian yang ada pada umumnya menggunakan umpan balik negatif untuk
mengendalikan besarnya gain serta memperoleh operasi kerja op-amp linear. Umpan balik
negatif dapat diperoleh melalui penggunaan komponen-kompenen rangkaian, misalnya
resistor, yang dihubungkan di antara terminal keluaran op-amp dan masukan pembalik op-
amp yaitu terminal masukan yang bertanda negatif (-). Rangkaian-rangkaian non linear,
misalnya komparatordan oasilator, menggunakan umpan balik positif yang dapat diperoleh
dengan menghubungkan komponen ,misalnya resistor, di antara terminal keluaran op-amp
dan masukan non pembaliknya, yaitu terminal masukan yang bertanda positif (+). Pada saat
menganalisis suatu rangkaian umpan balik, akan sangat membantu jika kita asumsikan bahwa
komponen penguat memiliki beberapa karakteristik ideal berikut ini :
Keluaran dari penguat dengan masukan differensial ideal hanya bergantung pada beda atau
selisih dari tegangan-tegangan yang diberikan pada dua terminal masukan.
Kinerja dari penguat seluruhnya bergantung pada rangkaian masukan dan umpan balik.
Tidak ada rus yang mengalir pada terminal-terminal masukan penguat.
Respons frekuensi penguat memiliki rentang dari nol sampai tak hingga untuk menjamin
diperolehnya respons yang mencakup semua sinyal arus searah (DC) maupun arus bolak-
balik (AC), dengan waktu respons nol serta tidak terjadi perubahan fasa terhadap frekuensi.
Penguat tidak dipengaruhi oleh beban atau perubahan dari besarnya beban yang terjadi.
Pada saat sinyal tegangan masukan bernilai nol, sinyal keluaran juga harus bernilai nol,
sinyal keluaran juga harus bernilai nol, tanpa memppertimbangkan besarnya resistansi
sumber masukan.
Dua aspek mendasar dari kinerja op-amp ideal ini disebut sebagai batas-batas titik
penjumlahan, yang mana keduanya sangatlah penting untuk dipahami sehingga dipandang
perlu untuk dirumuskan kembali ke dalam poin-poin berikut :
1. Apabila umpan balik negatif diberikan pada sebuah penguat ideal, tegangan masukan
differensial adalah sama dengan nol.
2. Tidak ada arus yang mengalir pada kedua terminal masukan dari sebuah pengut ideal.
Kedua pernyataan di atas merupakan prinsip-prinsip dasar yang digunakan dalam melakukan
analisis yang disederhanakan untuk rangkaian-rangkaian umpan balik operasional.
Op-amp ideal dapat digunakan sebagai titik mula atau titik awal dalam melakukan
analisis pendahuluan rangkaian-rangkaian dengan op-amp. Perlu ditekankan bahwa
pemahaman dan pengertian yang baik terhadap kinerja op-amp yang dikenal sebagai batas-
batas titik penjumlahan akan sangat memudahkan kita dalam analisis rangkaian ideal ini
sehingga akan terasa semudah atau bahkan lebih mudah dari analisis hukum Ohm untuk
rangkaian listrik. Ingatlah bahwa op-amp dengan masukan deferensial ideal sehingga yang
memiliki umpan balik negatif akan selalu berusaha untuk menjaga agar tegangan masukan
differensial selalu mendekati atau sama dengan nol. Tegangan keluaran op-amp akan
mengambil atau memiliki nilai sebesar tegangan yang dibutuhkan untuk membuat tegangan
masukan diferensial selalu mendekati atau sama dengan nol ini. Hal ini akan menyebabkan
semua arus yang menuju terminal masukan pembalik akan mengalir melalui resistor umpan
balik.
1. Op-Amp ideal sebagai converter arus ke tegangan
Sebuah op-amp ideal dapat berlaku sebagai konventer arus ke tegangan. Pada rangkaian
penguat ideal akan menjaga potensial dari terminal masukan pembaliknya agar selalu sama
dengan potensial pentanahan dan memaksa setiap arus masukan untuk mengalir melalui
resistansi umpan balik. Rangkaian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengukuran arus
ideal. Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang
memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang dinamakan input inverting dan
non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak
terhingga besarnya.
Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika,
memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini
membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite).
Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus input op-amp LM741 mestinya
sangat kecil. Rangkaian ini tiak akan mengakibatkan terjadinya jatuh tegangan pada
rangkaian pengukuran. Impedansi maukan eektif rangkaian, yang diukur langsung pad
terminal masukan pembalik,adalah sama dengan nol.
2. Op-amp ideal sebagi penjumlah tegangan atau arus
Op-amp ini akan memaksa jumlah dari semua arus-arus yang mengalir menuju terminal
masukan pembalik akan mengalir pada lintasan pembalik. Selain itu terminal masukan
pembalik akan dipaksa untuk memiliki potensial yang sama dengan potensial
pentanahan(diperoleh titik pentanahan virtual).
Dimana Op-amp ideal akan berusaha agar terminal masukan pembalik memiliki potensial
yang sama dengan potensial pentanahan sehingga arus masukan akan ditentukan sepenuhnya
oleh tegangan masukan yang diberikan serta besarnya nilai esistansi resistor yang terhubung
seri dengan masing-masing masukan ini.Jumlah dari arus-arus masukan ini akan dipaksakan
untuk mengalir melalui R2 dan tegangan keluaran akan bernilai sama dengan R2 dikalikan
jumlah arus masukan ini.
3. Op-amp ideal sebagi konverter tegangan ke arus
Dalam menjaga agar tegangan masukan diferensialnya selalu sama dengan nol,penguat akan
memaksa sebuah arus I = ein/R untuk mengalir melalui beban yang terpasang pada lintasan
umpan balik. Besarnya arus ini tidak bergantung pada sifat-sifat alami atau besarnya beban
yang terpasang.
4. Op-amp ideal sebagai buffer yang sempurna
Rangkaian op-amp yang berlaku sebagai sebuah buffer dimana tegangan keluaran harus
mengambil nilai yang sama besar dengan nilai tegangan masukan untuk memaksa agar sinyal
tegangan masukan diferensial bernilai nol. Rangkaian ideal ini memiliki impedansi masukan
yang tak terhingga, impedansi keluaran nol dan gain sama dengan satu.
5. Op-amp ideal sebagai pengurang
Tegangan pada terminal masukan pembalik menggunakan prinsip superposisi
6. Op-amp sebagai sebuah integrator
Dimana umpan balik negative diperoleh denga cara memasangkan sebuah kapasitor C di
antara terminal keluaran dan terminal masukan pembalik op-amp. Tegangan keluaran penguat
yang bekerja melalui kapasitor ini akan berusaha menjaga agar potensial dari setiap arus
yang mengalir menuju terminal masukan pembalik untuk mengalir sebagai arus pengisian
kapasitor.
Op-amp yang nyata atau op-amp riil memiliki karakteristik yang mendekati
karakteristik dari op-amp idel tetapi tidak persis sama. Op-amp riil memiliki Gain loop
terbuka yang sangat besar (berada pada kisaran 10 6) tetapi tidak terhingga. Op-amp ini juga
memiliki impedansi masukan yang besar tetapi berhingga besarnya. Op-amp riil menarik
sejumlah kecil arus pada terminal-terminal masukannya (dikenal sebagai arus bias). Op-amp
riil ini memerlukan sebuah tegangan maukan diferensial yang kecil untuk dapat
menghasilkan tegangan keluaran sama dengan nol. Tegangan ini dikenal sebagai tegangan
offset masukan. Op-amp yang nyata tidak sepenuhnya atau tidak benar-benar menolak sinyal-
sinyal mode kommon mode, dengan kata lain memiliki ratio penolakan mode kommon
(Common Mode Rejection Ratio, CMRR) yang berhingga. Dalam pembahasan kita mengenai
rangkaian-rangkaian op-amp ideal tidak ada disebutkan adanya karakteristik respon
frekuensi. Penguat-penguat yang nyata memiliki gain yang nilainya tergantung pada
frekuensi yang dapat menimbulkan efek-efek tertentu terhadap kinerja dari rangkaian-
rangkaian op-amp ynag dirancang. Sifat-sifat dari op-amp riil yang disebutkan diatas akan
menyebabkan kinerja yang diperkirakan akan tapak berdasarkan analisis yang menggunakan
dasar-dasar asumsi kinerja dari penguat ideal.
Rangkaian masukan op-amp seringkali merupakan rangkaian yang terdiri dari sepasang
transistor yang dikopel pada kaki emiternya (dalam hal ini digunakan op-amp dengan
masukan bipolar). Hubungan di antara kaki-kaki emiter dan rel-rel catu daya dilakukan
melalui sebuah rangkaian arus konstan. Jika kaki basis dari sebuah transistor di bias atau
diberi prategangan dengan nilai potensial yang relatif sedikit lebih tinggi daripada kaki basis
transistor yang lainnya melalui sebuah resistor, atau yang lebih sering dilakukan ialah melalui
sebuah generator arus konstan.
(George Clayton, 2004)
Rangkaian terpadu biasanya merujuk pada IC (Integrated Circuit), adalah rangakaian
elektronis lengkap yang dimasukkan dalam satu chip silikon. Sering tidak lebih besar dari
transistor, IC dapat berisi sedikitnya ratusan atau ribuan transistor, dioda, tahanan dan
kapasitor, bersama-sama penghantar listrik yang diproses dan diisikan seluruhnya di dalam
satu chip silikon. Rangkaian terpadu sering disebut chip yang sebenarnya adalah bagian
komponen dari IC. Rangkaian terpadu dibuat dengan bahan dasar dan teknik yang sama yang
digunakan untuk membuat transistor. Rangkaian terpadu diklasifikasikan menurut aplikasinya
sebagai IC digital atau IC analog (linear). IC digital berisi rangkaian jenis saklar ON/OFF. IC
analogi (linear) berisi rangkaian jenis penguatan. Proses analogi dan digital dapat dilihat pada
perbandingan sederhana antara peredup lampu dan saklar lampu. Peredup lampu melibatkan
proses analogi yang mengubah intensitas cahaya dari OFF ke ON penuh. Operasi dari saklar
lampu standar sebaliknya melibatkan proses digital; saklar dapat dioperasikan hanya untuk
memutar lampu OFF atau ON.
Amplifier operasional (operational amplifier = Op-Amp) adalah sebagian besar di
antara IC analogi yang digunakan. IC mengambil tempat amplifier yang sebelumnya
diperlukan oleh banyak komponen. Amplifier operasional pada dasarnya adalah amplifier
gain tinggi yang dapat digunakan untuk memperkuat sinyal ac atau dc yang lemah. Simbol
skematis untuk amplifier operasional adalah segitiga. Segitiga mensimbolkan arah dan titik
dari input ke output. Amplifier operasional mempunyai lima terminal pokok; dua untuk
tegangan suplai; dua untuk sinyal input; dan satu untuk sinyal output. Terminal suplai daya
diberi label V+ dan V-. Amplifier operasional dapat dioperasikan dari sepasang suplai (positif
ke negative terhadap ground) atau dari suplai tunggal. Dua terminal input pada amplifier
operasional diberi label input (-) inverting dan (+) noninverting. Polaritas teganganyang
diberikan pada input inverting adalah mundur atau terbalik pada output. Polaritas yang
diberikan pada input noninverting adalah sama pada output. Terminal-terminal itu disebut
terminal input diferensial karena tegangan input efektif pada Op-Amp tergantung pada
perbedaan tegangan di antara terminal. Hanya ada satu terminal output pada Op-Amp. Output
itu diperoleh antara terminal output dan ground biasa. Ada keterbatasan daya yang ada dari
output.
(Frank D Petruzella, 1996)
Kesimpulan
Dari hasil percobaan Penguat Operasional Pembalik (Inverting Op-Amp) dapat
disimpulkan bahwa:
a. Rangkain Op-amp pembalik dapat disusun dengan menghubungkan sinyal masukkan DC
untuk sumber tegangan 3 Volt, 6 Volt, dan 9 Volt adalah -20 kali, -15 kali, dan -13,3 kali.
Sedangkan pada rangkaian tak membalik sebesar 21 kali, 16 kali dan14,3 kali.
Penguat membalik adalah suatu penguat dimana isyarat keluaran yang merupakan hasil
penguatan, berbeda fasa 1800 dengan isyarat masukan atau berlawanan fasa. Pada penguat
membalik, isyarat masukan diberikan ke masukan yang negatif dan masukan yang tidak
membalik ditanahkan.
Sementara itu, impedansi masukan penguat didefinisikan sebagai perbandingan antara isyarat
masukan dengan arus masukan:
Sedangkan impedansi output penguat adalah:
Sebuah Op-Amp dihubungkan sebagai penguat inverting dengan jumlah gain tegangan yang
terkontrol. Sinyal input diterapkan melalui resistor inpu (Ri) yang disusun seri ke input
inverting (-). Selain itu, output diumpankan kembali melalui Rf ke input yang sama. Dalam
hal ini parameter Op-Amp ideal yang telah disebutkan sebelumnya berguna untuk
menyederhanakan analisis sirkuit. Secara khusus, konsep impedansi masukan yang tak
terhingga adalah adalah dari nilainya yang besar. Sebuah impedansi masukan yang tak
terhingga menyebabkan arus nol pada input pembalik. Jika arusnya nol, maka tidak boleh ada
tegangan yang jatuh antara pembalik dan input non-inverting. Hal ini berarti bahwa tegangan
pada inverting (-) adalah nol karena input non-inverting digroundkan. Tegangan nol pada
masukan inverting (-) pada terminal masukan inverting sebagai tanah maya (Floyd, 2012:
617).