Anda di halaman 1dari 9

BAB II.

PEMBAHASAN

A. PROFESI TENAGA KEPENDIDIKAN

Untuk memahami istilah profesi tenaga kependidikan, terlebih dahulu


perlu dijelaskan istilah profesi dan tenaga kependidikan. Hal ini karena dua istilah
tersebut merupakan konsep yang saling berhubungan dan merupakan sistem yang
utama dalam profesi kependidikan.

1. PROFESI DAN KARAKTERISTIKNYA

Istilah profesi dalam bahasa sehari-hari hanya dikenal dikalangan masyarakat


yang berkependidikan. Itulah sebabanya, sebagian menganggap profesi sebagai
istilah keahlian biasa yang dapat dimiliki oleh siapa pun, seperti pekerjaan
mencuci, mencuri, dan memasak. Apakah pekerjaan seperti itu disebut profesi?
Tentu tidak karena kata profesi memerlukan kajian mendalam.

Kata profesi dalam Bahasa Inggris disebut dengan istilah profession, sama
artinya dengan vocation,occupation, dan job yang berarti pekerjaan atau
jabatan.1 Sementara dalam bahasa Latin adalah profecus yang berarti mengakui,
pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan pekerjaan tertentu.
Adapun dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata profesi diartikan pekerjaan
yang dan menjadi nafkah untuk hidup; pekerjaan yang dikuasai karena pendidikan
keahlian, seperti guru, dan dokter.2 Pengertian bahasa ini mengisyaratkan bahwa
profesi adalah istilah pekerjaan dalam bentuk apa pun sepanjang dilakukan dalam
kemampuan. Tentu, pengertian ini masih harus diperjelas dengan mengikuti
penjelasan para ahli.

Menurut Grate G. Mornie Dershimer sebagaimana dikutip oleh Wina Sanjaya,


A professional is a person who posseses some specialized knowledge and skill,
can weigh alternatives and select from among a number of potentially productive
actions one that is particularly appropriate in a given situation.3 Pendapat ini
menjelaskan bahwa suatu pekerjaan disebut professional atau sebuah profesi
apabila pekerjaan itu bersifat spesialis dn diperoleh dengan pengetahuan dan
keterampilan dan produktif. Pendapat lain dijelaskan oleh Mahmud dalam
sosiologi pendidikan bahwa profesi adalah pekerjaan yang didasarkan atas studi
atau pendidikan khusus, yang ditujuannya memberikan kepada orang lain dengan
imbalan atau gaji yang telah ditentukan.4 Pengertian ini memperkuat bahwa
sebuah profesi merupakan layanan yang diperlukan masyarakat dan memerlukan
pengabdian mendalam bagi pelakunya serta menutup kemungkinan konflik dalam
pengertian ini, profesi bukan sekedar pekerjaan, melainkan pekerjaan atau
keahlian yang memerlukan pendidikan dan latihan (expertise), tanggung jawab
(responsibility), artinya pekerjaan dan keahlian memerlukan konsekuensi yang
dilakukan dan dikerjakannya. Selain kedua hal itu, dalam profesi juga diperlukan
rasa kesejawatan (corporatnes), artinya etika dan norma profesi diperlukan. Dalam
konteks inilah, Mohamad Surya menegaskan bahwa profesi adalah pekerjaan atau
jabatan yang tidak dapat dipegang oleh sembarang orang karena memerlukan
persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk
itu.5

Sementara itu, Greenwood menjelaskan lima tanda profesi sebagai berikut:

1. Adanya perangkat teori yang sistematis;


2. Seorang profesional mengetahui hal yang paling baik untuk kliennya;
3. Memiliki otoritas dalam bidang kompetensinya;
4. Adanya pengawasan terhadap otoritas dalam bidang kompetensinya;
5. Terdapat kode etik profesi yang disetujui.6

Adapun Millerson sebagaimana dikutip Mahmud mengidentifikasi tiga ciri


utama profesi, yaitu terorganisasi, keterampilan yang didasarkan pengetahuan
teoritis, dan memerlukan latihan dan pendidikan.7 Khusus dalam bidang
kependidikan, National Education Association (NEA) mensyaratkan profesi
sebagai berikut:
1. Melibatkan kegiatan intelektual;
2. Menggeluti batang tubuh ilmu khusus;
3. Memerlukan persiapan profesional lama;
4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan;
5. Menjanjikan karier hidup;
6. Memerlukan baku (standar) sendiri.8
Sementara itu, Hoyle (1980) menjelaskan ciri-ciri pokok profesi sebagai
berikut:
1. Memiliki fungsi dan signifikansi social;
2. Keterampilan, memiliki keterampilan tertentu;
3. Memerlukan pemecahan masalah dalam menyelesaikan situasi yang kritis,
tidak rutinitas;
4. Batang tubuh ilmu;
5. Masa pendidikan;
6. Sosialisasi nilai-nilai profesional;
7. Kode etik;
8. Kebebasan untuk memberikan judgement;
9. Tanggung jawab profesional dan otonomi;
10. Prestise dan imbalan yang layak.9

Merujuk dari berbagai pendapat di atas, dapat dirumuskan bahwa ciri utama
profesi adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat;
2. Memiliki kekhusuan bidang ilmu dan keterampilan;
3. Menerapkan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktik;
4. Memiliki persyaratan khusus;
5. Memiliki kewenangan atau otonomi khusus;
6. Bertanggung jawab atas keputusan yang diambil;
7. Memiliki komitmen;
8. Memiliki administrasi untuk memudahkan profesinya;
9. Mempunyai organisasi dan asosiasi profesi.

Dalam keseharian, istilah lain yang terkait dengan profesi adalah istilah
profesional, profesionalisme, profesionalitas, dan profesinalisasi. Keempat istilah
tersebut memiliki kesamaan, yaitu menunjuk suatu pekerjaan, sedangkan
perbedaannya terletak pada penekanan. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan kemahiran, keahlian, atau kecakapan memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.10

Profesionalisme menekankan sikap mental dalam bentuk komitmen dari suatu


pekerjaan yang menjadi profesinya. Dalam konteks ini, seorang yang memegang
profesionalisme tentu selalu berusaha meningkatkan dan mewujudkan kualitas
pekerjaannya. Adapun istilah profesionalitas lebih menekankan pada sebutan
kualitas sikap para anggota profesi dalam melakukan pekerjaanya. Pada bagian
lain, proses menuju implementasi dan peningkatan profesi menuju standar dan
kriteria yang ditetapkan disebut dengan istilah profesionalisasi. Untuk menjadi
guru profesional, misalnya, dilakukan program kualifikasi, duel mode system, dan
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

Pada bagian lain, Wilensky (1976) sebagaimana dikutip Oding Supriadi


mengumukakan bahwa langkah-langkah untuk mendapatkan pengakuan
profesional suatu profesi adalah sebagai berikut:

1. Memunculkan pekerjaan yang penuh waktu (full-time) bukan pekerjaan


sambilan. Dengan kata lain, penyandang pekerjaan tertentu sebagai pekerjaan
utamanya;
2. Menetapkan lembaga pendidikan sebagai tempat menjalani proses pendidikan
atau latihan;
3. Mendirikan asosiasi profesi;
4. Melakukan agitasi secara politis untuk memperjuangkan adanya perlindungan
hokum terhadap asosiasi atau perhimpunan profesi;
5. Mengadopsi secara formal kode etik yang ditetapkan, sebagai norma acuan
penyandang pekerjaan profesional.11

A. TENAGA KEPENDIDIKAN
Dilihat dari pendekatan bahasa Indonesia, kata kependidikan berkenaan
dengan bidang pekerjaan berkaitan dengan pekerjaan mendidik. Kata ini berasal
dari kata pendidik mendapat awalan ke dan berakhiran an, berarti proses
atau kegiatan mendidik. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, kata
kependidikan berarti sama dengan menunjuk kata keguruan dan Ilmu
Pendidikan sehingga jika dikaitkan dengan tenaga kependidikan berarti orang-
orang yang terlibat dalam proses kegiatan pendidikan.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
Bab 1 Pasal 1 disebutkan bahwa tenaga kerja kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Pengertian ini tentu masih bersifat umum,
mencakup pengertian penyelenggaraan pendidkan yang berlangsung dilingkungan
keluarga, masyarakat, dan sekolah. Seperti orangtua disebut tenaga kependidikan
bagi anak-anaknya dilingkungan rumah, kiai, ustad, dan sukarelawan yang
membantu pendidikan di pesantren, majelis taklim dan mendidik anak jalanan
adalah tenaga kependidikan dilingkungan masyarakat. Dalam konteks Sistem
Pendidikan Nasional tenaga kependidikan yang dimaksud adalah anggota
masyarakat dengan kriteria dan standar tertentu diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan proses pendidikan pada satuan pendidikan, seperti pendidik,
kepala sekolah, pengawas , laboran, pustakwan , peneliti, dan tenaga teknis
adminitrasi penyelenggaraan pendidikan.
Sementara itu, tugas pokok tenaga kependidikan tertulang dalam udang-
undang sistem pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB XI Pasal 39 ayat 1
yang menyebutkan bahwa tenaga kependidikan tetugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayan teknis untuk
menunjang proses pendidikan dalam satuan pendidikan. Tugas pokok ini masih
perlu diperjelas sesuai dengan tenaga kependidikannya masing masing ,
misalnya tenanga kependidikan yang betugas melaksanakan administrasi, adalah
pendidik, kepala sekolah , dan pengawai administrasi . tenaga kependidikan yang
betugas melakukan pengelolaan adalah kepala satuan pendididkan atau institusi,
sedangkan tugas tenaga kependidikan untuk pengembangan adalah peneliti dan
tugas tenaga kependidikan dalam melakukan pengawasan bisa dilakukan oleh
pengawasan atau supervisor. Sekalipun demikian , tidak berate bahwa dalam
pelaksanaannya terpisah, tetapi setiap tenaga kependidikan betugas secara umum
sebagai berikut :
1. Menjalankan tugas administrasi;
2. Melakukan pengolalaan sebagai pengembangan satuan pendidikan atau
institusi;
3. Melakukan pengembangan sebagai bagian dari pendidikan merespons
perubahan;
4. Melakukan pengawasan. Sebagai bagian dari proses pertanggung jawaban
profesi dan pendidikan.
Secara singkat, profesi tenaga kependididkan adalah kerjaan yang dilakukan
seseorang berkaitan dengan proses penyelenggaraan pendidikan yang dapat
menghasilkan dan dilakukan dengan kemahiran keterampilan, dan kecakapan
tertentu serta idasarkan dan norma yang belaku.
B. HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Untuk memberikan kelelusaan, ,motivasi dan penghasilan, pendidikan dan
tenaga kependidikan diberi hak dan kewajiban yang melekat pada diri sendiri.
merujuk pada peraturan yang berlaku secara umum dapat dijelaskan bahwa
pendidikan dan tenaga kependidikan herhak memeroleh:
1. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan social pantas dan memadai;
2. Penghasilan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
3. Pembinaan karier sesusai dengan tutunan pengembangan kualitas;
4. Pelindungan hokum dalam pelaksakan tugas dan hak atas asil kekayaan
intelektual;
5. Kesempatan untuk menggunakakn sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan
untuk menunjang kelancaran pelaksaan tugas.

Semestara itu, tenaga kependidikan berkewajiban sebagai berikut:

1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenagkan, kreatif,


dinamis, dan diaologis.
2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan;
3. Berikan teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Untuk lebih jelaskanya, masing masing tugas tenaga kependidikan akan


dijelaskan pada bab berikutnya.

C. JENIS- JENIS TENAGA KEPENDIDIKAN


Berdasarkan sistem pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003, jenis tenaga
kependidikan dapat petakan atau diklasifikasikan sebagai beriku.
1. Kepala satuan pendidikan, yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung
jawab untuk memin instituasi atau satuan pendidikan. Termasuk tenaga
kependidikan ini adalah:
a. Tektor;
b. Kepala sekolah;
c. Direktur atau istilah lainya
2. Pendidik, yaitu tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik.
Termasuk dalam tenaga kependidikan ini adalah:
a. Guru;
b. Dosen;
c. Konselor;
d. Pengawas;
e. Pamong belahar;
f. Widiasuara;
g. Tutor;
h. Fasilitatir;
i. Ustad dan sebuah dalam istilah lain yang berlaku di masyarakakt
3. Tenaga kependidikan lainya, yaitu orang yang berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan proses pendidikan.
Termasuk tenaga kependidikan ini adalah:
a. Wakil wakil kepada sekolah;
b. Pustakawan;
c. Laboran;Tata usaha;
d. Pelatih ektrakurikuler;
e. Petugas keamanan

Untuk memperjelas, perhatikan skema berikut.

1. Kepada satuan pendidikan atau instituasi sebagai tenaga kependidikan

NO JENIS TENAGA NAMA TENAGA KETERANGA


KEPENDIDIKA KEPENDIDIKA
N
N N
1. KEPALASATUA 1. Kepala
N sekolah;
PENDIDIKAN 2. Rector
3. Direktur,
(Orang yang
serta istilah
diberikan
lanya
wewenang dan
tangung jawab
untuk memimpin
satuan pendidikan
tersebut). Kepala
satuan pendidikan
harus mam[u
melaksanakan
peran dan tugasnya
sebagai educator,
menajer,
administrator,
supervisor, leader,
innovator,
motivator.

2. Pendidikan sebagai tenaga kependidikan

NO JENIS TENAGA NAMA TENAGA KETERANGAN


KEPENDIDIKAN KEPENDIDIKAN
2. PENDIDIK (adalah 1. Guru;
2. Dosen;
tenaga kependidikan yag
3. Konselor;
berpartisipasi dalam Pamong
menyelanggarakan belajar (SMP
pendidikan dengan tugas terbuka)
4. Widyaiswara;
khusus sebagai profesi
5. Tukor;
pendidik). 6. Instruktur;
7. Fasilitator;
8. Utad, dan
sebutan
lainya.

3. Tenaga penunjang sebagai tenaga kependidikan

NO JENIS TENAGA NAMA TENAGA KETERANGA


KEPENDIDIKAN KEPENDIDIKAN
N
3. TENAGA 1. Wakil wakil
KEPENDIDIKAN atau kapala
LAINYA (orang yang urusan, seperti
perpartisipasi dalam kepala urusan
penyelenggaraan kurikulum;
2. Tata usaha,
pendidikan di dalam
adalah tenaga
satuan pendidikan,
kependidikan
walaupun secara tidak
yang betugas
langsung terlibat
dalam bidang
dalam proses
administrasi;
pendidikan)
3. Laboran,
petugas khusus
yang
bertanggung
jawab terhadap
alat dan bahan
di
laboratorium;
4. Pustakawan;
5. Pelatih ektra
kurikuler;
6. Petugas
keamanan

Anda mungkin juga menyukai