Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Pendahuluan
Mata pelajaran Fikih merupakan bagian dari ilmu pendidikan agama islam
(PAI) yang diajarkan di seluruh lembaga pendidikan Islam (pendis), mulai dari tingkat
satuan pendidikan dasar (Madrasah Ibtidaiyah) hingga perguruan tinggi Islam (PTAI).
Sebagai mata pelajaran di madrasah, fikih merupakan salah satu dari empat materi
Pendidikan Agama Islam (Al-Quran-Hadis, AkidahAkhlak, Fikih dan Sejarah
Kebudayaan Islam), yang keberadaannya saling terkait satu dengan yang lain.
Fikih/Syariah (ibadah dan muamalah) mengacu pada Al-Quran dan Hadis sebagai
sumber syariah. Akhlak bertolak dari akidah, yakni sebagai manifestasi dan
konsekuensi dari akidah. Ia menjadi landasan etik dari syariah sebagai sistem norma
(aturan) hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (fikih ibadah) dan
hubungan manusia dengan sesama manusia (fikih muamalah). Sedangkan Sejarah
Kebudayaan Islam merupakan reportase historis yang mengungkap peristiwa masa lalu
yang dialami oleh umat Islam. Dengan mempelajari SKI dapat diperoleh informasi
tentang pertumbuhan dan perkembangan pemikiran fikih dengan karya-karya ulama
tentang fikih melalui kitab-kitab fikih.
Oleh sebab itu, dalam pembelajaran mata pelajaran fikih di madrasah (MTs)
harus diajarkan dalam konteks kesatuan pendidikan agama Islam (PAI), yakni
mendialogkan fikih dengan bidang Al-Quran-Hadis (sebagai sumbernya), Aqidah-
Akhlak sebagai landasan etiknya, dan SKI dengan perspektif historis-sosiologisnya.
Untuk itu, perlu disadari oleh para guru pemegang (pengampu) mata pelajaran
fikih, bahwa penguasaan ilmu fikih (aspek kompetensi akademis) diperlukan juga
pemahaman tentang keilmuan al-Quran-Hadis, Akidah-Akhlak, dan SKI dalam kaitan
integralisme ilmu-ilmu pendidikan agama Islam. Pembelajaran ilmu fikih di madrasah
perlu disampaikan dalam suasana yang tidak monolitik (ilmu fikih hanya dilihat
dengan kaca mata fikih saja), akan tetapi perlu diajarkan dengan mendialogkan aspek
normativitas (doktrin-doktrin hukum syari) dengan konteks historisitas (sejarah dan
sosial) umat Islam yang selalu berada dalam lingkup sejarah, dan peradaban manusia.
Fikih sebagai mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan ilmu agama yang lain (al-Quran-Hadis, Akidah Akhlak, dan SKI). Ilmu Fikih
lebih menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang
benar dan baik sesuai dengan sumber utama Islam, yakni Al-Quran dan Hadis, dan
155
didasari oleh akhlak islamiyah. Dengan demikian pembelajaran fikih di madrasah,
khususnya di MTS perlu dipersiapkan secara matang dan menghindari pada situasi
pembelajaran yang formalis, hanya menjadikan ilmu fikih sebagai hafalan-hafalan
tentang ketentuan hukum, akan tetapi fikih harus menghadirkan sebuah nilai yang
menjadi dasar berperilaku peserta didik dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
156
berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan
akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur.
b. Aspek fikih muamalah meliputi: ketentuan hukum jual beli, qirad, riba, pinjam-
meminjam, hutang-piutang, gadai, dan borg (jaminan) serta upah.
D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Fikih di MTs
Kelas VII Semester I
157
7. Memperaktekkan tayammum dalam 5.4 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
keadaan darurat bersuci dengan tayammum
5.5 Menghapal niat tayammum
5.6 Mendemonstrasikan tata cara
tayammum
158
qashar, jama dan qashar jama
4. Memahami tata cara shalat dalam 4.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
keadaan darurat shalat dalam keadaan darurat
4.2 Membedakan shalat dalam keadaan
darurat ketika sedang sakit dan di
kendaraan
4.3 Mendemonstrasikan shalat darurat
dalam keadaan sakit dan sedang di
kendaraan
5. Memahami tata cara shalat Jenazah 5.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
shalat Jenazah
5.2 Menghapal bacaan-bacaan shalat
Jenazah
5.3 Mendemonstrasikan tata cara shalat
jenazah
6. Membiasakan shalat sunah malam 6.1 Menjelaskan macam-macam shalat
(lail) malam
6.2 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
macam-macam shalat malam
6.3 Mempraktekkan macam-macam
shalat malam
7. Memahami tata cara shalat Ied 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
shalat Ied
7.2 Menghapal bacaan niat dan bacaan
tasbih ketika shalat Ied
7.3 Mendemonstrasikan shalat Ied
8. Membiasakan shalat Dhuha 8.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
shalat Dhuha
8.2 Menghapal doa setelah shalat Dhuha
8.3 Memperaktekkan shalat Dhuha
9. Membiasakan shalat sunah Tahiyatul 9.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
masjid shalat Tahiyatul masjid
9.2 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
. Itikaf
9.3 Memperaktekkan shalat Tahiyatul
masjid dan Itikaf
159
qashar jama. shalat qashar, jama dan qashar jama
3.5 Menghapal niat shalat qashar, jama
dan qashar jama
3.6 Mendemonstrasikan tata cara shalat
qashar, jama dan qashar jama
13. Memahami tata cara shalat dalam 4.4 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
keadaan darurat shalat dalam keadaan darurat
4.5 Membedakan shalat dalam keadaan
darurat ketika sedang sakit dan di
kendaraan
4.6 Mendemonstrasikan shalat darurat
dalam keadaan sakit dan sedang di
kendaraan
Kelas VIII Semester I
160
ibadah haji
1.2 Membedakan macam-macam haji
1.3 Membacakan bacaan-bacaan manasik
haji
1.4 Mempraktekkan manasik haji
2. Memahami tata cara Umrah 2.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
Umrah
2.2 Mendemonstrasikan Umrah
3. Mengetahui jenis-jenis binatang yang 3.1 Menjelaskan ciri-ciri binatang yang
halal dan haram dimakan halal dan haram dimakan
3.2 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
menyembelih binatang
3.3 Mempraktekkan tata cara menyembelih
binatang
4. Memahami tata cara berqurban dan 4.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
aqiqah berqurban
4.2 Menjelaskan ketentuan-ketentuan
beraqiqah
4.3 Mempraktekkan berqurban dan
mendemonstrasikan aqiqah
Kelas IX Semester I
161
terhadap orang sakit harus dilaksanakan terhadap orang
sakit
5.2 Mempraktekkan menjenguk orang sakit
6. Memahami hukum Islam tentang 6.1 Menjelaskan tata cara mengurus
jenazah jenazah
6.2 Menjelaskan tata cara taziyah dan
ziarah kubur
6.3 Mempraktekkan, tata cara mengurus
jenazah, berta'ziyah dan ziarah kubur
7. Memahami tata cara bergaul di 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan yang
kalangan remaja sesuai ajaran Islam berhubungan dengan akhlak pergaulan
di kalangan remaja
7.2 Membiasakan bergaul di kalangan
remaja sesuai dengan ajaran Islam
Kelas IX Semester II
162
kewajiban-kewajiban warga negara dan sebagai hamba Allah baik yang
kewajiban dalam memilih pemimpin berhubungan dengan hak Allah atau
dengan hak adami
6.2 Menjelaskan hukum mematuhi syariat
Islami
6.3 Menjelaskan pola kepemimpinan
dalam Islam
6.4 Mempraktekkan syariat Islam dalam
kehidupan sehari-hari
7. Membiasakan 7.1 Menjelaskan tata cara memelihara
memelihara lingkungan dan berperilaku lingkungan
yang mencerminkan kepedulian social 7.2 Menjelaskan tata cara meningkatkan
kesejahteraan sosial dan berperilaku
yang mencerminkan kepedulian sosial.
7.3 Mempraktekkan tata cara memelihara
lingkungan dan berperilaku yang
mencerminkan kepedulian sosial.
-QURBAN
1. Pengertian qurban
Qurban secara bahasa adalah dekat. Sedangkan secara terminologi qurban
adalah ibadah dengan cara memotong binatang untuk mendekatkan diri kepada Allah
163
SWT pada hari raya idul Adha dan tiga hari di hari tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13
Dzulhijjah).
Ajaran berqurban yang berlaku saat sekarang adalah mengikuti syariat yang
diajarkan Nabi Ibrahim a.s. ketika beliau diperintah Allah SWT dalam mimpinya untuk
menyembelih putranya, Ismail. Hal ini diceritakan dalam S. As Saffat ayat 102-107:
( ) ( ) ( )
() ( ) ( )
Artinya:
102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu
akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".
103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
104. Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
105. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya Demikianlah
Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
2. Hukum qurban
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum qurban, yaitu ada yang
brpendapat bahwa hukum qurban adalah wajib dan ada yang berpendapat bahwa
hukum qurban adalah sunah muakad. Alasan Ulama yang mengatakan bahwa hukum
qurban adalah wajb adalah:
a. Firman Allah SWT dalam S. Al Kautsar ayat 1-2:
( )
Artinya:
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah
b. Sabda Rasulullah SAW
( )
Artinya: Barangsiapa yang menyembelih qurban sebelum shalat, hendaknya
berqurban lagi.(Muttafaqun Alaih)
164
Artinya: Dari Abu Huraira bahwa Nabi SAW bersabda: Barangsiapa yang
berkecukupan berqurban dan dia tidak berqurban maka janganlah
mendekati tempat shalatku.
Adapun ulama yang mengatakan bahwa hukum qurban itu sunah, seperti
dalam madzhab Syafii demikian Sufyan ats-Tsauri dan Ibnu Mubarok.
Sabda Nabi:
( )
Artinya: Dari Muhammad bin Sirrin berkata: Aku bertanya kepada Ibnu Umar, apakah
dia wajib. Dia menjawab: Rasulullah saw telah berqurban dan kaum muslim
setelah beliau berlaku hukum sunnah.
Para ulama sepakat bahwa qurban nadzhar hukumnya wajib dan Imam Syafii
mengatakan bahwa apabila qurban itu wajib, maka yang berqorban tidak boleh
memakan dagingnya, namun apabila ia sunnah ia boleh memakan dagingnya.
3. Syarat dan jenis hewan qurban
Tidak semua binatang binatang dapat dijadikan hewan qurban. Ulama
bersepakat bahwa qurban itu dari hewan ternak seperti unta, sapi, kerbau, kambing, dan
biri-biri (domba). Binatang yang akan dijadikan qurban harus memenuhi syarat
tertentu:
a. Binatang itu sehat dan tidak cacat
b. Binatang itu telah cukup umur
1) Biri-biri yang telah berumur satu tahun lebih atau telah tanggal giginya
2) Kambing yang telah berumur dua tahun lebih
3) Kerbau dan sapi yang telah berumur dua tahun lebih
4) Unta yang telah berumur lima tahun lebih
165
( )
c. Membaca doa
( )
d. Hewan qurban dihadapkan ke arah qiblat
e. Menggunakan alat potong yang tajam
Orang yang berqurban dengan seorang kambing atau domba hanya berlaku
untuk satu orang sedang bila berqorban dengan unta, sapi atau kerbau dapat berlaku
untuk tujuh orang. Sabda Rasulullah:
( ) :
Artinya: Dari Jabir bin Abdillah bahwasanya dia berkata kami bersama Rasulullah saw
waktu perjanjian Hudaibiyah berqurban seekor unta untuk tujuh orang dan
seekor sapi untuk tujuh orang.
Untuk qurban dengan unta sebagian ulama menyatakan dapat digunakan untuk
10 orang. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Ibnu Abbas
( )
Artinya: Dari Ibnu Abbas berkata kami bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan dan
mendapati hari Nahr (qurban), maka kami bersama-sama menyembelih seekor
unta untuk 10 orang dan seekor sapi untuk 7 orang.
5. Hikmah qurban
Di antara hikmah qurban adalah sebagai berikut:
a. Mendekatkan diri kepada Allah
b. Sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang dilimpahkan oleh Allah
c. Memupuk rasa solidaritas terhadap sesama manusia sehingga meningkatkan
ukhuwah Islamiyyah
d. Salah satu solusi dalam menanggulangi kemiskinan
-AQIQAH
1. Pengertian Aqiqah
Aqiqah adalah memotong hewan ternak pada hari ketujuh dari kelahiran anak
dengan ketentuan syara.
2. Hukum Aqiqah
166
Aqiqah hukumnya sunnah muakkad yaitu sunnah yang sangat dianjurkan karena
anak yang belum dilakukan aqiqah seolah-olah masih berada dalam gadaian dan
penebusnya adalah berupa aqiqah. Sabda Nabi:
( )
Artinya: Setiap anak yang lahir itu tergadaikan sampai disembelihkan baginya
binatang aqiqah yang disembelih untuknya pada hari ketujuh, (juga ketika
itu) hendaknya diberi nama dan dicukur rambutnya (HR Abu Daud dan
Nasai)
Apabila sampai belum dewasa, belum dilaksanakan aqiqah karena belum mampu
maka dapat dilaksanakan setelah dewasa pada saat dia mampu melaksanakan
aqiqah.
3. Hikmah Aqiqah
Adapun hikmah aqiqah adalah sebagai berikut:
a. Sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan ibu dan anak
b. Sebagai bentuk rasa kasih sayang orang tua terhadap anak yang dilahirkan
c. Sebagai media memberitahukan kepada masyarakat bahwa orang tua sudah
memikul amanat Allah berupa anak
d. Sebagai pelajaran bagi orang tua bahwa nanti harus bertanggung jawab dalam
membesarkan anak
4. Perbedaan Qurban dan Aqiqah
EVALUASI
Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Apa yang dimaksud dengan qurban dan aqiqah?
2. Jelaskan persamaan dan perbedaan qurban dan aqiqah!
167
3. Bagaimana hukumnya orang yang melakukan aqiqah setelah
dia dewasa?
4. Mengapa Rasulullah membenci orang yang telah mampu
berqurban namun enggan melaksanakannya?
5. Salah satu hikmah qurban adalah mempererat ukhuwah
Islamiyah. Mengapa demikian?
STANDAR KOMPETENSI
Memahami ketentuan pengeluaran harta di luar zakat
KOMPETENSI DASAR
1. Menjelaskan ketentuan sedekah, hibah, dan hadiah.
2. Menjelaskan persamaan dan perbedaan antara sedekah, hibah dan hadiah.
3. Menjelaskan manfaat dan keutamaan orang yang sedekah, hibah dan hadiah.
4. Mempraktekkan sedekah, hibah dan hadiah dalam kehidupan nyata.
A. Sedekah
Sedekah yang berasal dari kata shadaqah adalah memberikan sesuatu yang baik
dan halal kepada orang yang membutuhkan dengan ikhlas karena Allah semata, tanpa
mengharapkan imbalan apa pun dari orang lain. Sedekah tidak terikat oleh ruang dan
waktu, artinya, di mana saja dan tidak harus menunggu kadar tertentu (nishab) dari apa
yang disedekahkan.
168
Hukum sedekah adalah sunnah, artinya, orang yang memberi sedekah akan
mendapat pahala dari Allah, dan tidak berdosa apabila tidak melakukannya. Islam
sangat menganjurkan sedekah, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah, Q.S. Al-
Baqarah (2): 161.
2. Hibah
Hibah adalah memberikan (melimpahkan) dengan suka rela sesuatu yang kita
miliki kepada orang lain, baik dalam bentuk benda maupun jasa, dengan tidak ada
sebab apa pun yang mengharuskan adanya pemberian tersebut. Hibah dilakukan atas
dasar keinginan sendiri tanpa karena pengaruh orang lain. Oleh sebab itu, hibah harus
dilakukan dengan ikhlas, tanpa paksaan dari siapa pun.
Hibah dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Ibra, yaitu hibah berupa pembebasan seseorang dari hutang.
b. Sedekah, yaitu memberikan sesuatu yang kita miliki kepada orang lain dengan
suka rela dengan tidak ada sebab apa pun yang mengharuskan adanya
pemberian tersebut.
c. Hadiah, yaitu memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan
kepada yang diberi hadiah atau sebagai bentuk penghormatan kepadanya.
169
Hukun hibah adalah sunnah, apabila hibah itu berupa sedekah, dan mubah
hukumnya apabila hibahnya berupa ibra atau hadiah.
Syarat hibah
1) Benda dan jasa yang dihibahkan nyata
2) Dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebiasaan yang berlaku.
3) Dapat dimiliki oleh penerimanya.
4) Si penerima hibah tidak terikat lagi dengan pemberi hibah, walaupun sebagian.
5) Barang atau jasa yang dihibahkan harus berada dalam kekuasaannya (milk
sempurna), tidak tergadaikan (tidak menjadi jaminan) dengan orang lain.
Rukun Hibah
1) Pemberi
2) Penerima
3) Ijab dan qabul (serah terima)
4) Tidak ada syarat mengikat yang ditentukan oleh pemberi hibah mengenai waktu
maupun pemanfaatannya.
3. Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan
kepada orang yang diberi hadiah atau sebagai bentuk penghormatan kepadanya.
Sabda Rasulullah s.a.w., yang artinya: :
Dari Khalid bin Adiy, sesungguhnya Nabi s.a.w. bersabda, siapa yang
diberi kebaikan oleh saudaranya dengan tidak berlebihan dan tidak diminta,
maka hendaklah diterima jangan ditolak, karena yang demikian itu
merupakan rezeki yang diberikan oleh Allah kepadanya (Hadis Riwayat
Ahmad).
170
Rukun hadiah:
1) Pemberi
2) Penerima
3) Ijab dan qabul atau serah terima
4) Benda atau jasa yang dihadiahkan
EVALUASI
Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Apa yang dimaksud dengan sedekah, hibah dan hadiah?
2. Jelaskan persamaan dan perbedaan sedekah, hibah dan
hadiah!
171
3. Salah satu manfaat sedekah adalah mempererat ukhuwah
Islamiyah. Mengapa demikian?
172