Anda di halaman 1dari 10

A.

BUMN (BADAN USAHA MILIK NEGARA)


Ciri-ciri:
Bertujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat dan mencari
keuntungan.
Pemiliknya adalah negara, kecuali bila berbentuk persero yang
sebagian sahamnya bisa dijual ke pihak lain.
Tanggung jawab atas utang dan kerugian seluruhnya merupakan
tanggung jawab negara, kecuali bila berbentuk persero, tanggung
jawab negara sebatas saham yang dimiliki.
Merupakan alat negara untuk menyukseskan pembangunan di tanah
air.
Keuntungan yang diperoleh BUMN digunakan kembali sebagai dana
pembangunan.
Penambahan modal bisa dilakukan dengan cara meminjam kepada
bank atau nonbank di dalam negeri tau di luar negeri.

Kebaikan :
Mendapat jaminan dan dukungan lebih dari negara
Permodalannya mudah karena mendapat modal dari negara
Sebagai salah satu sumber pendapatan negara

Keburukan :
Manajemen perusahaan kurang profesional
Sulit untuk mendapat keuntungna bahkan sering mendapat kerugian
Peraturan - peraturan yang terlalu mengikat menghampat pengelolaan
perusahaan
Pengelolaan kurang efisien

BUMN meliputi :

1. PERJAN (PERUSAHAAN JAWATAN)


Ciri-ciri :
Karyawannya berstatus pegawai negeri
Keuntungan dan kerugian menjadi tanggung jawab pemerintah
Tujuan utamanya adalah melayani kepentingan masyarakat umum
Berada dibawah Departemen, Dirjen atau pemerintah daerah terkait.
Permodalan dan pembiayaan perusahaan termasuk dalam APBN dan
menjadi hak dari departemen terkait.
Bagi Perjan berlaku hukum publik yang berarti bila perusahaan ini
dituntut, maka yang bertanggung jawab adalah pemerintah.
Dipimpin oleh seorang kepala yang merupakan bagian dari suatu
departemen
Perjan memiliki dan memperoleh fasilitas dari negara

Kebaikan :
Menangani bidang-bidang usaha penting yang menguasai hajat hidup
orang banyak
Tujuan utamanya adalah memberikan layanan kepada masyarakat
Seluruh modalnya adalah milik negara
Keburukan :
Sering terjadi pemborosan (inefisiensi), karena tidak adanya
perusahaan saingan
Tingkat produktivitas kurang, karena status pegawainya adalah
pegawai negeri sipil. Pada umumnya, pegawai negeri sipil kurang
produktif karena dalam menghargai karyawan lebih mementingkan
unsur senioritas dan masa kerja dibanding unsur profesionalisme
karyawan
Sering menjadi alat politik kelompok tertentu, sehingga perjan menjadi
sapi perahan (diperas) untuk kepentingan kelompok tersebut
Jika perjan rugi, berarti negara yang dirugikan. Sebagai catatan,
sekarang ini sudah tidak ada lagi BUMN yang berbentuk perjan. Semua
sudah berubah menjadi perum atau persero

2. PERUM (PERUSAHAAN UMUM)


Ciri-ciri :
Bertujuan untuk melayani kepentingan masyarakat umum namun juga
mengejar untung.
Dipimpin oleh seorang direksi/direktur.
Mempunyai kekayaan sendiri dan bergerak di perusahaan swasta.
Artinya, perum bebas membuat kontrak kerja dengan semua pihak.
Modal berasal dari pemerintah yang berasal dari kekayaan negara
yang terpisahkan.
Pekerjanya adalah PNS yang diatur tersendiri (setengah swasta).
Jika memupuk keuntungan maka tujuannya untuk mengisi kas negara.
Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go
public
Dapat menghimpun dana dari pihak

Kebaikan :
Menangani bidang-bidang usaha yang penting.
Bertujuan memberikan layanan kepada masyarakat sekaligus mencari
keuntungan. Keuntungan yang didapat digunakan lagi sebagai dana
pembangunan.
Seluruh modalnya milik pemerintah, baik pusat atau daerah.
Dibanding perjan, perum bekerja lebih efisien karena selain member
layanan kepada masyarakat, juga dituntut untuk meraih laba
(keuntungan).
Dengan status pegawai perusahaan negara atau daerah, budaya kerja
di perum umumnya lebih baik dibanding perjan

Keburukan :
Masih terjadi pemborosan (inefisiensi) karena tidak adanya
perusahaan saingan.
Tingkat produktivitas pegawai umumnya masih di bawah pegawai
perseroan (PT).
Sering menjadi alat politik kelompok tertentu sehingga perum menjadi
sapi perahan (diperas) untuk kepentingan kelompok tersebut.
Jika perum rugi, berarti negara yang dirugikan.
3. PERSERO (PERUSAHAAN TERBATAS NEGARA)
Ciri-ciri:
Tujuan utamanya mencari laba (Komersial)
Modal sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan yang berupa saham-saham
Dipimpin oleh direksi
Pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta
Badan usahanya ditulis PT (nama perusahaan) (Persero)
Tidak memperoleh fasilitas negara

Kebaikan :
Mencari keuntungan dan yang kedua memberi pelayanan kepada
umum. Modal pendiriannya berasal sebagian atau seluruhnya dari
kekayaan negara yang dipisahkan berupa sahamsaham.
Keburukan :
Tidak memperoleh fasilitas Negara dan Pegawainya berstatus sebagai
pegawai swasta..

B. BUMS (BADAN USAHA MILIK SWASTA)


Ciri-ciri :
Bertujuan mencari keuntungan (profit oriented)
Pemilik bisa perorangan bisa persekutuan (kelompok orang)
Tanggung jawan atas utang dan kerugian bisa terbatas bisa juga tak
terbatas, berganung pada bentuk badan usaha.
Model pengelolaan (manajemen) bergantung pada bentuk badan
usaha. Biasanya manajemen PT lebih profesional dibanding bentuk
badan usaha yang lain.
Merupakan lembaga yang ikut serta mendorong lapangan kerja dan
memberikan pemasukan pajak bagi negara.
Cara pembagian keuntungan bergantung pada bentuk badan usaha.
Penambahan modal bisa dilakukan dengan cara meminjam kepada
bank atau nonbank di dalam negeri ataupun di luar negeri.

Kebaikan :
Cepat dalam pengambilan keputusan karena pemilik modal juga
kadang kala menjadi pengelola
Sebagai penyumbang pajak pada kas pemerintah
Memberi kontribusi dalam menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB)
Sebagai penyedia barang dan jasa
Cepat dalam mendapatkan modal karena dalam pengelola umumnya
juga pemilik
Banyak menampung tenaga kerja

Keburukan :
Terlalu mementingkan laba sehingga sering kali tidak memperhatikan
lingkungan
Sering mengalami kesulitan dalam mendapat pinjaman
Sering terjadinya silang pendapat antara manajemen perusahaan
dengan para serikat buruh
Menimbulkan persaingan tidak sehat
Mengalirnya devisa ke luar negeri
BUMS meliputi :

1. Perusahaan Perseorangan
Ciri-ciri :
Kepemilikannya dimiliki oleh 1 orang saja
Badan usaha perseorangan bisa didirikan tanpa izin
Modal usaha relatif kecil
Seluruh keuntungan dinikmati sendiri
Relatif mudah didirikan dan juga gampang untuk dibubarkan
Keuntungannya relatif kecil dan terkadang harus mengorbankan
penghasilan yang lebih besar
Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi
Sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri
Jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau bisa seumur hidup
Tidak ada pajak, yang ada hanyalah pungutan dan retribusi

Kebaikan :
Pajak yang rendah
Penerimaan seluruh keuntungan perusahaan
Jumlah pengeluaran untuk biaya organisasi tidak terlalu besar
Terjaminnya rahasia perusahaan dan peraturan tentang perusahaan
perseorangan tidak terlalu banyak
Kemudahan dalam pengoperasian, karena aktivitas-aktivitas yang
dilakukan masih sangat terbatas
Pemilik mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk menentukan apa
yang akan dilakukan yang dapat memberikan keuntungan yang paling
besar baginya

Keburukan :
Besarnya perusahaan bersifat terbatas dikarenakan untuk dapat
menangani masalah-masalah yang lebih besar diperlukan adanya
persekutuan dengan orang lain
Tanggung jawab bersifat tidak terbatas. Utang perusahaan tidak hanya
ditanggung atau dijamin oleh harta perusahaan tetapi juga oleh
pribadi pemilik
Kelanjutan atau kontinuitas perusahaan sangat terbatas

2. Firma (Fa)
Ciri-ciri :
Firma didirikan oleh lebih dari satu orang dalam suatu perjanjian.
Dalam firma, memasukkan sesuatu (barang atau uang) dalam
perusahaan di bawah satu nama.
Membagi keuntungan yang didapat dalam menjalankan firma.
Firma memiliki anggota-anggota yang masing-masing langsung
mempunyai tanggung jawab bersama dan sepenuhnya terhadap pihak
ketiga.
Setiap persero, tidak dikecualikan, berkuasa untuk bertindak atas
nama firma, mengeluarkan uang, mengadakan perjanjian terhadap
pihak ketiga.
Mengikat persero lain kepada pihak ketiga.
Dalam firma, pendirian harus dilakukan dengan akta notaris meskipun
itu bukan merupakan persyaratan yang mutlak.

Kebaikan :
Untuk mendirikan firma relatif lebih mudah, tidak memerlukan syarat
yang berat, namun jika dibandingkan dengan perusahaan
perseorangan lebih sedikit berat karena firma memerlukan
kesepakatan dari para pihak yang akan mendirikan firma.
Kelebihan firma yang kedua adalah dalam hal pendirian firma tidak
terlalu memerlukan akta formal, karena dapat menggunakan akta di
bawah tangan (tidak formal), hanya saja perbedaan kedua hal ini juga
berbeda jika terjadi masalah hukum.
Lebih mudah dalam memperoleh modal kerja karena pihak perbankan
lebih mempercayainya, apalagi jika firma tersebut didirikan dengan
akta resmi dan juga tidka terlalu banyak aturan pemerintah yang
mengatur.
Lebih mudah berkembang karena manajemen dipegang lebih dari satu
orang sehingga terbuka terhadap berbagai pendapat atau kritikan
untuk kemajuan usaha.

Keburukan :
Dalam hal tanggung jawab, pemilik firma bertanggung jawab yang
tidak terbatas atas utang yang dimilikinya.
Apabila salah satu pemilik firma meninggal dunia atau mengundurkan
diri, maka akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
Kesulitan dalam peralihan kepemimpinan karena berbagai kepentingan
para pihak yang terlibat dan juga sering terjadi konflik kepentingan
sehingga dapat menghambat kemajuan usahanya.
Kesulitan untuk menghimpun dana dalam jumlah besar, serta
mengikuti tender dalam jumlah tertentu.

3. CV (Commanditaire Vennontschap) atau Persekutuan Komanditer


Ciri-ciri :
Sulit untuk menarik modal yang telah disetor.
Modal besar karena didirikan banyak pihak.
Mudah mendapatkan kridit pinjaman.
Ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan
ada yang pasif yang memiliki tanggung jawab terbatas.
Relatif mudah untuk didirikan.
Kelangsungan hidup perusahaan cv tidak menentu.

Kebaikan :
Modal yang dikumpulkan lebih besar.
Pendiriannya mudah.
Mudah memperoleh kredit usaha.
Kesempatan ekspansi lebih banyak.
Kemampuan manajemennya lebih besar.

Keburukan :
Sebagian anggota/sekutu memiliki tanggung jawab tidak terbatas
karena ada sekutu yang aktif dan sekutu yang pasif.
Kelangsungan hidup CV tidak menentu.
Sulit untuk menarik kembali investasinya (terutama untuk sekutu
pimpinan).
Kekuasaan dan pengawasan kompleks.

4. PT (Perseroan Terbatas)
Ciri-ciri :
Modalnya terdiri atas saham-saham atau andil
Kekuasaan tertinggi ada pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Pemilik PT adalah pemegang saham
Tanggung jawab pemegang saham terbatas pada modal yang
ditanamkan (pengelola PT adalah dewan direksi yang diawasi oleh
dewan komisaris)
Pemegang saham akan memperoleh keuntungan yang berupa dividen
Dewan komisaris terdiri atas golongan atau beberapa orang pemilik
saham

Kebaikan :
Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham terhadap
utang-utang perusahaan. Maksudnya adalah jika anda termasuk
pemegang saham dan kebetulan perusahaan punya utang, anda
hanya bertanggung jawab sebesar modal yang anda setorkan. Tidak
lebih;
Kelangsungan perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin, sebab
tidak tergantung pada beberapa pemilik. Pemilik dapat berganti-ganti;
Mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual saham kepada
orang lain;
Mudah memperoleh tambahan modal untuk memperluas volume
usahanya, misalnya dengan mengeluarkan saham baru;
Manajemen dan spesialisasinya memungkinkan pengelolaan sumber-
sumber modal untuk itu secara efisien. Jadi jika anda mempunyai
manajer tidak cakap, anda bisa ganti dengan yang lebih cakap;
Hukum yang terjamin yang menimbulkan dampak positif yakni
kelangsungan perusahaan;
Memudahkan kita dalam mengganti pekerja dalam perusahaan
dengan memecatnya, karna dibutuhkan manajemer dan pekerja dalam
mengelola perusahaan;
Memiliki status sebagai badan hukum, sehingga PT merupakan subjek
hukum dan mandiri, status sebagai badan hukum juga membuka
kemungkinan usaha lebih luas (seluruh bidang usaha terbuka,
termasuk bidang keuangan);
Jangka waktu dapat tidak terbatas;
Manajemen yang lebih kuat;
Lebih fleksibel, karena hampir semua bentuk kegiatan ekonomi
terbuka bagi PT;
Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin; dan
Biasanya untuk Penanaman Modal Asing (PMA) ada fasilitas bebas
pajak (tax holiday).

Keburukan :
PT merupakan subyek pajak tersendiri. Jadi tidak hanya perusahaan
yang terkena pajak. Dividen atau laba bersih yang dibagikan kepada
para pemegang saham dikenakan pajak lagi sebagai pajak
pendapatan. Tentunya dari pemegang saham yang bersangkutan;
Jika anda akan mendirikan perseroan terbatas, pendiriannya jauh lebih
sulit dari bentuk kepemilikan usaha lainnya. Dalam pendiriannya, PT
memerlukan akte notaris dan ijin khusus untuk usaha tertentu;
Biaya pembentukannya relatif tinggi;
Bagi sebagian besar orang, PT dianggap kurang secret dalam hal
dapur perusahaan. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas
perusahaan harus dilaporkan kepada pemegang saham. Apalagi yang
menyangkut laba perusahaan;
Pembentukan PT sangat sulit dikarenakan banyak yang harus kita
lakukan seperti halnya kelengkapan administrasi perusahaan, aktre
notaris, dan ijin dalam usaha yang digeluti;
Banyaknya pajak yang harus dibayar mulai dari pajak perusahaan
sampai kepada pajak untuk pemegang saham yang dikenal dengan
pajak pendapatan. Misalnya Pengenaan pajak ganda, yaitu :
pengenaan PPh atas laba perusahaan, yang kemudian PPh dikenakan
lagi atas bagian laba yang dibagikan pada pemegang ssaham dalam
bentuk deviden;
Ketentuan perundangan lebih ketat;
Rahasia perusahaan relatif kurang terjamin;
Biasanya untuk PMA, sedikit lebih rentan terhadap situasi dan kondisi
sosial, politik, dan keamanan suatu negara.

Macam-macam PT :

1. PT Tertutup
PT Tertutup adalah Perseroan Terbatas yang saham-sahamnya hanya dimiliki
oleh orang-orang tertentu tetapi setiap orang dapat ikut serta dalam
modalnya. Biasanya pemegang saham berasal dari famili sendiri atau
sahabat karib. Surat sahamnya dituliskan atas nama.

Ini dimaksudkan agar saham-saham tersebut tidak mudah dipindah-


tangankan atau dijual kepada orang lain. Tujuan mendirikan PT semacam ini
mempunyai maksud-maksud tertentu. Apabila pemegang saham berasal
dari satu keluarga, pendirian PT dimaksudkan untuk memelihara harta
benda yang digunakan untuk usaha-usaha tersebut.

2. PT Terbuka
PT Terbuka adalah Perseroan Terbatas yang saham-sahamnya boleh dimiliki
oleh setiap orang. Jadi setiap orang dapat ikut ambil bagian dalam modal
perusahaan. Biasanya saham-saham dari PT Terbuka bukan atas
nama melainkan saham atas tunjuk, sehingga mudah untuk dipindah-
tangankan dengan menjualnya kepada orang lain.

3. PT Kosong
PT Kosong adalah Perseroan Terbatas yang sudah tidak menjalankan
usahanya lagi, tinggal namanya saja. Karena masih terdaftar, PT ini dapat
dijual untuk diusahakan lagi. Biasanya PT Kosong menanggung utang yang
sulit untuk dibayar tanpa menjual seluruh saham-sahamnya.
Adapun dokumen-dokumen L/C yang dibutuhkan meliputi :

1. Bill of Lading (B/L)


B/L atau sering disebut konosemen yang mempunyai fungsi sebagai berikut.
Sebagai bukti tanda pengiriman;
Sebagai bukti kontrak pengangkutan dan penyerahan barang;
Sebagai bukti pemilikan atau dokumen pemilikan barang.

2. Draft (wesel)
Merupakan perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis yang
ditujukan oleh seseorang yang menariknya dan mengharuskan orang yang
dialamatkan atau si tertarik untuk membayar pada saat diminta atau pada
waktu yang telah ditentukan untuk membayar sejunlah uang kepada orang
yang ditunjuk atau kepada si pemegang wesel. Wesel dapat dipindah tangan
atau diperjualbelikan kepada pihak lain.

3. Faktur (invoice)
Merupakan daftar perincian harga dari barang-barang yang dikeluarka oleh
penjual atas suatu transaksi dan dapat juga dijadikan sebagai alat tagihan.

4. Asuransi
Merupakan perusahaan yang menanggung dan mengganti terhadap yang
akan dialami para eksportir apabila terjadi kehilangan atau kerusakan
barang. Perusahaan asuransi biasanya menanggung pengangkutan baik
melalui darat, laut maupun udara.

5. Daftar Pengepakan (packing List)


Merupakan daftar uraian barang-barang yang dimasukkan dalam
peti (container).

6. Certificate of Origin
Merupakan surat keterangan asal barang yang diekspor.

7. Certificate of Inspection
Merupakan surat keterangan pemeriksaan tentang keadaan barang
Dan dokumen pendukung lainnya.

Berikut ini proses dan prosedur pembukaan letter of credit atau L/C

1. Terjadi kesepakatan antara pembeli dan penjual, yang biasanya


dituangkan dalam Sales Contract atau media kesepakatan lainnya.

2. Pembeli mengajukan permohonan pembukaan Letter of Credit kepada


Bank yang akan menerbitkan (Issuing bank) atas permintaan Penjual.
Sebutan untuk Pembeli dalam terminology LC menjadi Applicant dan Penjual
menjadi Beneficiary (hal ini penting untuk dibedakan, karena dalam kasus-
kasus pengembangannya nanti applicant bisa jadi tidak sama dengan
Pembeli dan Beneficiary bisa jadi tidak sama dengan Penjual).

3. Issuing Bank,sebagai bank penjamin, memberikan jaminan tersebut


kepada Beneficiary, sehingga pada proses ini peran issuing bank berubah
menjadi Advising Bank (dalam prakteknya nanti, mengingat jauhnya jarak
antara Issuing Bank dengan Beneficiary yang biasanya di Negara yang
berbeda, maka issuing bank bisa meminta pihak/bank lain sebagai advising
bank) tetapi secara konsep, issuing bank dapat secara langsung meng-
Advise LC tersebut ke Beneficiary jika memungkinkan.
1.
4. Beneficiary/Penjual yang telah menerima Lc tersebut melakukan
pengiriman barang dan membuat dokumen-dokumen yang dipersyaratkan
oleh LC. (Barang dikirim via kapal laut (sea freight) atau kapal udara (air
freight). Penjual mendapatkan Bill of Lading sebagai bukti tanda terima
pengapalan (kapal laut) atau Airway Bill untuk kapal udara.)

5. Beneficiary menyerahkan dokumen-dokumen tersebut kepada Issuing


Bank (pada prakteknya melalui Negotiating Bank/Remitting Bank di Negara
eksportir) untuk mendapatkan pembayaran dan Issuing Bank pun melakukan
pembayaran kepada Beneficiary berdasarkan penyerahan dokumen yang
sesuai dengan persyaratan dan kesepakatan semua pihak.

6. Issuing Bank menagihkan pembayaran tersebut kepada Applicant dengan


menyerahan dokumen dan Applicant melakukan pembayaran kepada Issuing
Bank untuk mendapatkan dokumen untuk pengeluaran barang.

Prosedur Transaksi Ekspor Impor Menggunakan L/C

1. Importir mengajukan permohonan kepada bank pembuka L/C


(issuing/opening bank), untuk membuka L/C yang ditujukan kepada eksportir
(catatan: sebelumnya telah ada "Sales Contract" antara importir dan
eksportir).
2. Bank Pembuka L/C yang bersangkutan membuka L/C tersebut kepada
bank koresponden di tempat eksportir (advising bank).
3. Advising bank meneruskan L/C tersebut kepada eksportir.
4. Eksportir menyiapkan dan mengapalkan barang-barang yang akan
dikirimkan kepada importir (account party/buyer).
5. Atas pemuatan barang-barang di kapal, eksportir menerima dokumen
pengapalan B/L dari maskapai pelayaran. Khusus di Indonesia B/L lazim
disyaratkan dikirim Maskapai Pelayaran melalui advising bank.
6. Dokumen-dokumen pengapalan serta wesel kemudian diserahkan oleh
eksportir kepada advising bank yang meminta bertindak sebagai
"negotiating bank" (bank yang menegosiasi wesel). Yang menjadi
negotiating bank ini boleh juga bank lain, tergantung keinginan eksportir.
7. Advising bank atau negotiating bank menegosiasi (membeli) wesel
yang diajukan eksportir tersebut.
8. Selanjutnya dokumen-dokumen pengapalan dikirimkan oleh
negotiating bank kepada issuing bank untuk mendapat ganti pembayaran
(reimbursement).
9. Issuing bank memeriksa dokumen-dokumen tersebut apakah sesuai
dengan syarat-syarat L/C dan bila "ya", kemudian meminta importir
menebusnya dengan cara pembayaran yang disyaratkan dalam L/C,
pembayaran pada saat pengajuan dokumen (at sight) atau berjangka
(usance).
10. Importir membayar atau meminta "issuing bank" untuk mendebit
rekeningnya pada bank tersebut.
11. Issuing bank kemudian me-reimburse negotiating bank dengan
mengkredit rekening negotiating bank pada issuing bank, kalau ada, atau
bila tidak, pada bank ketiga yang ditunjuk.

Anda mungkin juga menyukai