Anda di halaman 1dari 3

REFLEKSI KASUS

Hara Kurnia Bintari


20110310035
I. KASUS
Keluhan Utama : anak tampak sangat kurus.
Riwayat Penyakit Sekarang: Bayi dating dengan rujukan dari puskesmas dengan gizi buruk.
Berat badan lahir 2800 gram dan sampai dengan umur 2 bulan 15 hari hanya naik 100 gram menjadi
2900 gram. Bayi sering rewel dan keluar secret dari mata. Pasien pernah muntah sehari sebelum
masuk rumah sakit sebanyak 2 kali, namun pada hari-hari sebelumnya tidak. Bayi tidak pernah
BAB cair dan BAK dalam batas normal. Pasien minum ASI eksklusif tanpat ambahan makanan dan
memiliki keinginan untuk minum ASI, namun ASI ibu yang keluar hanya sedikit. Ibu pasien
mengeluhkan adanya cairan kental seperti dahak yang banyak keluar di tenggorokan sehingga
mengganggu pernapasan pasien terutama pagi hari.Pada umur 1,5 bulan bayi pernah kuning.

II. PERMASALAHAN
Bagaimana penatalaksaan bayi dengan gizi buruk?

III. PEMBAHASAN
Pertumbuhan anak merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh orangtua
pada saat lahir perkiraan panjang badan 50 cm dengan penambahan pada usia 0-3 bulan adalah 3,5
cm per bulan. Pada pasien 48 cm pada saat lahir menjadi 55 cm terjadi penambahan panjang 7 cm
dalam dua bulan lima belas hari. Hal tersebut masih dalam batas tolerir pertumbuhan panjang
badan. Berat badan juga merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan karena merupakan
suatu indikator penting yang menunjukkan status gizi. Pada trisemester I penambahan perkiraan
berat badan 700-1000 gram per bulan.
Pada pasien berat badan 2800 gram menjadi 2900 gram terjadi penambahan berat hanya 100
gram. Hal tersebut menunjukkan pertumbuhan berat badan yang sangat kurang. Pada pemeriksaan
lingkar kepala 38 cm untuk bayi usia 2 bulan masih menunjukkan normocephal. Pada 6 bulan
pertama kehidupan penambahan lingkar kepala adalah 1 cm/bulan. Pada pasien dari 34 cm menjadi
38 cm dalam dua bulan 15 hari yaitu sekitar 2 cm/bulan. Berdasarkan pemeriksaan status gizi anak
menurut berat badan dibandingkan umur, pasien memiliki nilai <-3 SD menunjukkan gizi buruk.
Status gizi menurut tinggi badan dibandingkan dengan umur, pasien masih dalam batas normal
yaitu memiliki nilai -2 sd +2 SD. Status gizi menurut tinggi badsan dibandingkan dengan berat
badan, pasien memiliki nilai <-3 SD yang menunjukkan sangat kurus. Pasien merupakan rujukan
dari puskesmas ke rumah sakit umum. Pasien dengan gizi buruk yang mendapat rujukan dan harus
dirawat di rumah sakit adalah pasien gizi buruk dengan komplikasi seperti dehidrasi berat, anemia
berat,pneumonia berat, anoreksia, penurunan kesadaran atau demam sangat tinggi.
Berdasarkan pemeriksaan belum terdapat komplikasi yang signifikan tampak, pertimbangan
orangtua dengan depresi berat dan kecurigaan dehidrasi sedang. Pasien diterapkan 10 langkah
penatalaksanaan gizi buruk dan dalam fase stabilisasi. Pada pasien tidak ditemukan renjatan
ataupun letargi. Pasien terlihat lemas tapi masih bergerak aktif dan composmentis. Pasien muntah
tapi tidak ada BAB cair dan sebelumnya juga tidak pernah mengalami BAB cair. Pemeriksaan
taanda dehidrasi pada gizi buruk terkadang over diagnosis ataupun under diagnosis, sehingga perlu
ketilitian. Pada pasien tampak tenang tidak rewel ataupun gelisah. Ditemukan mata cekung, minum
dengan lahap (haus) dan cubitan kulit kembali lambat, kemungkinan pasien mengalami dehidrasi
sedang. Pasien berada dalam kondisi III dan ditatalaksana dengan rencana III yaitu segera diberikan
50 ml glukosa atau larutan gula pasir 10% (Oral/NGT). Pada 2 jam pertama diebrikan ReSoMal
secara Oral/NGT setiap 30 menit, dosis: 5 ml/kgBB setiap pemberian.
Pemantauan nadi, frekuensi napas dan pemberian ReSoMal setiap 30 menit. Pada 10 jam
berikutnya pemberian ReSoMal berselang-seling dengan F75 setiap 1 jam. ReSoMal: 5-10
ml/kgBB/setiap pemberian. F-75 setiap 2 jam dosis menurut BB tanpa edema. Bila sudah rehidrasi
tidak ada diare hentikan ReSoMal teruskan F-75 setiap 2 jam. Bila anak masih menetek, berikan
ASI antara pemberian F-75. Kita harus selalu monitoring terutama bila ada tanda bahaya seperti
denyut nadi dan frekuensi nafas meningkat, vena jugularis terbendung, edema meningkat maka
perlu dihentikan pemberian semua cairan Oral/NGT. Berdasarkan tabel kebutuhan anak dengan
berat 3000 gram dan tanpa edema tiap 3 jam sehari atau 8 kali makan per pemberian 50 ml.

IV. KESIMPULAN
Gizi buruk adalah keadaan dimana asupan gizi sangat kurang dari kebutuhan tubuh. Pada
balita terjadi peningkatan energi yang tajam dan kerentanan terhdap adanya infeksi baik oleh virus
ataupun bakteri. Tipe dari gizi buruk yaitu kurang kalori (marasmus), kurang protein (kwashiorkor)
dan kurang kalori dan protein ( marasmus kwashiorkor). Penyebab langsung dari gizi buruk
adalah penyakit infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung adalah kemiskinan keluarga, tingkat
pendidikan dan pengetahuan orang tua yang rendah, sanitasi lingkungan yang buruk dan pelayanan
kesehatan yang kurang memadai. Penting untuk mengetahui faktor resiko dan penyebab dari gizi
buruk pada anak sehingga dapat dilakukan upaya promotif dan preventif yang tepat guna. Kunci
tatalaksana gizi buruk tidak hanya dari tenaga kesehatan sebagai tim medis, tapi juga pemahaman
dan perhatian dari keluarga pasien.

V. DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. 2000. Pedoman Tatalaksana Kekurangan Energi Protein pada Anak di Rumah
Sakit Kabupaten/Kodya. Jakarta.
2. Depkes RI. 2011. Bagian Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
3. Nelson, WE. 2007. Malnutrition. In Nelson WE. (ed) Mitchel Nelson Text Book of
Pediatrics 5thed. WB Saunders Co. Philadelphia & London.
4. Supariasa, 2001. Pengkajian Status Gizi Studi Epidemiologi RSCM. Jakarta
5. Supariasa, dkk, 2006. Penilaian Status Gizi. Penerbit EGC. Jakarta

Dokter Pembimbing

dr.Sri Wijayanti, Sp.A

Anda mungkin juga menyukai