Anda di halaman 1dari 12

PENINGKATAN ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ)

MELALUI PERAN SERTA AKTIF ANAK SEKOLAH DENGAN GERAKAN SIGASIK


UPT PUSKESMAS WATUBELAH

I. PENDAHALUAN

A. Latar Belakang

Visi pembangunan Nasional tahun 2005 2025 sebagaimana ditetapkan dalam


Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 adalah Indonesia yang mandiri, Maju, Adil dan
Makmur untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan 8 (Delapan) arah pembangunan
jangka panjang, yang salah satunya adalah mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
Berkaitan dengan hal tersebut, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk
meningkatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis, setiap orang berhak atas kesehatan dan setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan. Namun di samping itu, setiap orang juga tidak luput dari kewajiban-
kewajiban di bidang Kesehatan.
Pemanasan global menimbulakan efek perubahan iklim yang sulit diprediksi.
Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena akibat dari perubahan iklim,
perubahan iklim indonesia berimbas kepada berbagai masalah diantaranya adalah
meningkatnya bencana alam, meningkatnya frekuensi penyakit tropis salah satunya
yaitu Demam Berdarah Dengue ( Budiono 2008 )
Indonesia merupakan kawasan endemik bagi penyakit Demam Berdarah Dengue
( DBD ), hampir seluruh pelosok Indonesia merupakan daerah yang sangat baik untuk
perkembangan atau penularan penyakit DBD
( Hales dkk. 2002).
Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagisc Fever ( DHF) adalah
penyakiy febris akut yang di temukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis
mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotype
virus dari genus Flavirus, Famili Flavivirdae. Setiap serotype cukup berbeda sehingga
tidak ada proteksi silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotype dapat
terjadi ( Wikipedia. 2011 ).
Di Kabupaten Cirebon jumlah kasus DBD tahun 2013 sebanyak 621 kasus, tahun
2014 sebanyak 551 kasus, tahun 2015 sebanyak 608 kasus, kemudian pada tahun
2016 sampai dengan bulan mei sebanyak 43 kasus, angka penurunan ini disebabkan
karenan adanya peran serta masyarakat yang aktif dalam penanganan kasus DBD
dengan cara membentuk kader Juru Pantau Jentik.
Puskesmas Watubelah merupakan salah satu UPT Dinas Kesehatan Kabupaten
Cirebon dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 sebanyak 63.550 jiwa , Jumlah
rumah pada tahun 2013 sebanyak 16.784 rumah, dengan luas wilayah 3.132.000
Ha.data kasus DBD di wilayah Puskesmas Watubelah pada tahun 2013 sebanyak 35
kasus, tahun 2014 sebanyak 39 kasus , dan tahun 2015 sebanyak 101 kasus . Angka
bebas jentik pada tahun 2013 sebesar 96 %, tahun 2014 sebesar 94%, tahun 2015
sebesar 92%, sedangkan tahun 2016 sampai bulan mei sebesar 96%. Angka Bebas
Jentik bisa mencapai diatas 95% disebabkan karena Puskesmas Watubelah memiliki
kader juru pantau jentik yang aktif sebanyak 276 kader . Kader tersebut selain berasal
dari masing-masing Posyandu juga anggota PKK Dusun yang berada di 5 Kelurahan
yaitu Kelurahan Watubelah, Pasalakan. Kaliwadas, Tukmudal dan Kenanga masing
masing diambil 3 orang kader, sedangkan pada Kelurahan tersebut memiliki 64
Posyandu.
Dengan latar belakang masalah diatas, maka Puskesmas Watubelah membuat
kegiatan inovatif untuk memperhatikan kesehatan masyarakat dengan dibentuknya
Juru Pantau Jentik (JUMANTIK) dengan melibatkan anak sekolah yang menjadi juru
pantau jentik dengan menggunakan gerakan SIGASIK ( Sekolah Keluarga Basmi Jentik
) dengan tujuan untuk membantu menekan angka bebas jentik bersama dengan
pemerintah dan kelompok masyarakat lain, sehingga kasus DBD di wilayah Puskesmas
Watubelah menurun.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dan anak sekolah dalam
penangulangan DBD diwilayah kecamatan Sumber secara efektif dan efisien melalui
pemberdayaan masyarakat.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan masyarakat dan anak sekolah SMPIT Al-Farabi
Kelurahan Tukmudal dalam bidang pengendalian vektor DBD.
b. Menekan jumlah kasus DBD di masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat
dalam meningkatkan Angka Bebas Jentik melalui kegiatan Sibatik Gasik
c. Terwujudnya kemitraan upaya kesehatan masyarakat di lapangan
II. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

1. Senter
2. Form jumantik atau daftar survey jentik
3.Alat Tulis
4. Larva (jentik nyamuk)

III. CARA KERJA

1. Pertama, semua mahasiswa dibagi menjadi 8 kelompok. Setiap kelompok terdiri


dari 7-8 mahasiswa serta pembagian wilayah (RT/RW). Tiap kelompok
mensurvey jentik nyamuk di tiap-tiap tempat penampungan air warga minimal 30
KK (rumah).
2. Setiap kelompok dibagi lagi atas 2 tim, yaitu tim yang bertugas mencari dan
mengamati jentik nyamuk di dalam rumah, dan tim yang satunya bertugas
mengamati jentik nyamuk di luar rumah.
3. Kemudian masing-masing tim mencari variabel-variabel yang diperlukan, seperti :
a. Nama KK (Kepala Keluarga)
b. Jenis penampungan yang ada
c. Jumlah penampungan yang positif dan negatif terdapat jentik nyamuk, serta
letak tempat penampungan tersebut (di dalam atau di luar rumah) dan kemudian
memasukkannya ke dalam form jumantik.
d. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif, yaitu mengukur Angka
Bebas Jentik, jumlah container yang diperiksa, jumlah rumah yang diperiksa,
jumlah rumah bebas jentik dan Container Indeks.

IV. PERMASALAHAN

1. Pengetahuan masyarakat dan anak sekolah tentang pengendalian vektor DBD


belum merata.
2. Meningkatnya kasus DBD di wilayah Puskesmas Watubelah yang ada sejak
tahun 2013 2016
3. Masih ada persepsi yang salah di masyarakat dan sekolah bahwa pengendalian
vector DBD merupakan tanggung jawab pemerintah setempat
4. Angka Bebas Jentik di wilayah Tukmudal Sumber < 95 %

V. PERAN TENAGA KESEHATAN DAN PROGRAM INOVATIF


1. PERAN TENAGA KESEHATAN
a. Peran Tenaga Sanitarian
b. Peran tenaga promosi kesehatan
c. Peran tenaga surveilans dan DBD
d. Peran tenaga UKS
Adapun Peran Tenaga Kesehatan sebagai Pengelola Lingkungan adalah :
1 ) Membuat Perencanaan Kegiatan :
- Membuat Usulan Kegiatan (RUK)
- Membuat RKA SKPD
- Membuat DPA SKP
2) Mengorganisir dan Melakukan Kegiatan
a. Melakukan kegiatan kesehatan lingkungan sebagai berikut :
- Pengelolaan sarana dan kualitas Air Bersih
- Pengelolaan lingkungan dan perumahan
- Pelayanan Klinik sanitasi
- Penyuluhan kesehatan masyarakat
- Pengendalian Vektor dan Binatang penggangu
- Pengamatan kasus penyakit berbasis lingkungan.
- Pengelolaan TPM, TTU, TP2 dan Institusi

b. Melakukan Koordinasi lintas program dan lintas sektotal :


- Koordinasi lintas Program
Upaya yang dilakukan memadukan penyelenggaraan berbagai kegiatan di
program kesehatan lingkungan dengan program lain terutama masalah
pengendalian vektor seperti dukungan pembentukan kader jumantik dan
pelaksanaannya, serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang
pengendalian vector kepada masyarakat.
- Koordinasi lintas sektoral
Upaya memadukan penyelenggaraan kegiatan pengendalian vektor di bidang
kesehatan lingkungan dengan Camat , Polsek , koramil, Pendidikan , KB, PKK
Kecamatan,dan Perusahaan yang ada diwilayah setempat.
- lintas sektoral tingkat Desa
Upaya memadukan penyelenggaraan program kesehatan lingkungan di dalam
pengendalian vektor dengan lurah / Kepala Desa, Pamong, TOMA, Kader, PKK,
Karangtaruna

3) Melaksanakan Monitoring dan Pembinaan


a. Monitoring :
- Monitoring Sarana Air Bersih
- Monitoring Pemukiman dan perumahan
- Monitoring Tempat Tempat umum
- Monitoring Tempat Pengelolaan makanan dan minuman
- Monitoring Institusi, Kesehatan, Pendidikan dan Perkantoran
b. Pembinaan :
- Pembinaan Kader Kesehatan
- Pembinaan Desa Siaga
- Pembinaan Pos UKK
- Pembinaan Posyandu
- Pembinaan UKS
- Pembinaan Lansia

4) Melaksanakan Evaluasi
- Membuat penilaian kinerja
- Membuat laporan bulan
- Membuat laporan tahun

5) Hasil kegiatan program P2 Surveilans DBD

( DALAM PROSES )

2. PROGRAM INOVATIF

Dengan dasar pemikiran tersebut di atas Puskesmas Watubelah mencoba


untuk mengupayakan Peningkatan Angka Bebas Jentik melalui peran aktif anak
sekolah dan pemberdayaan masyarakat, dengan kegiatan Sekolah Keluarga
basmi jentik ( Sigasik ) secara mandiri di masyarakat khususnya di blok karang
moncol dan tuk gumer, Kelurahan Tukmudal, Kecamatan Sumber sebagai
binaan program unggulan P2 DBD.
Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat telah menghantarkan kita pada
paradigma baru, sehingga paradigma sehat menjadi orientasi baru
pembangunan kesehatan.
Meningkatkan cakupan, keterjangkauaan dan mutu pelayanan kesehatan
masyarakat tentang penyehatan lingkungan yang dilakukan di dalam gedung
maupun yang dilakukan di luar gedung.

A. Kegiatan yang dilakukan :

1) Melakukan pembinaan
Pembinaan yang dilakukan berupa penyuluhan kepada anak sekolah dengan
materi penyuluhan tentang pengendalian kasus DBD, pemberantasan sarang
nyamuk PSN), pemantauan jentik, pencatatan dan pelaporan hasil
pemantauan jentik.
2) Membentuk Juru Pantau Jentik ( JUMANTIK ) dengan nama SIGASIK mulai
dari kelas 7 samapai dengan kelas 8 dalam melaksanakan Pemantauaan
Jentik secara Mandiri
3) Membina, membimbing dan mendampingi SIGASIK
4) Menindaklanjuti laporan dari anak sekolah dalam pengendalian vektor
5) Mencatat dan melaporkan hasil ke Dinas Kesehatan
6) Melakukan, membimbing anak sekolah melakukan gerakan PSN melaluhi 3 M
Plus yaitu Menutup, Menguras, Mengolah dan Memantau
7) Melaksanakan pertemuan koordinasi setiap bulan sekali di sekolah SMPIT Al-
Farabi
8) Mengikuti rapat koordinasi di Kelurahan Tukmudal setiap sebulan sekali yang
salah satu materinya mendesiminasikan hasil pemantauan jentik.

B. Penerapan kegiatan masyarakat :

1. Terbentuk kepengurusan SIGASIK secara Mandiri.


2. Pemantauaan dilakukan seminggu sekali oleh SIGASIK
3. Adanya sangsi yang di buat masyarakat yaitu denda seribu rupiah
( Rp 1000,- ) bila rumah ada jentik
4. Pemasangan Format Pemantauan Jentik dipasang di depan rumah
5. Melakukan penyuluhan warga tiap RT oleh Anak sekolah
6. Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ) secara rutin, tiap hari
Jumat pagi
7. Merekap hasil satu bulan satu kali
8. Membuat laporan setiap bulan oleh SIGASIK
9. Pelaporan dilakukan setiap bulan saat Rapat koordinasi
10. Memberikan Reward kepada masyarakat yang bebas angka jentik selama
tiga bulan berturut-turut dengan menempel stiker BEBAS JENTIK.

C.Hasil Kegiatan:

1. Adanya kepengurusan SIGASIK


Pengurusan juru pantau jentik di bentuk oleh pihak Puskesmas dengan
Sekolah
2. Adanya dukungan peran aktif tokoh masyarakat
Dukungan yang diberikan oleh masyarakat dalam program SIBATIK GASIK
adalah melaksanakan kegiatan dengan cara membersihkan dan
meminimalkan jentik nyamuk pada rumah masing-masing, melakukan jumat
bersih, kerja bakti setiap satu minggu sekali untuk membersihkan lingkungan
sekitar dan memeriksa jentik di bak-bak penduduk.
3. Adanya pengembangan Kader JUMANTIK
Kader Jumantik yang dibentuk berasal dari anak sekolah
4. Adanya Pengembangan kegiatan

D. Hasil Pemantauan Jentik


DALAM PROSES
E. Peta kasus DBD di blok karang moncol dan Tukgumer Kelurahan
Tukmudal

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1) Peran serta sekolah dan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan SIGASIK
dapat meningkatkan angka bebas jentik ( ABJ ) di Blok karang moncol dan tuk gumer
Kelurahan Tukmudal .
2) Untuk mendorong kinerja SIGASIK diperlukan koordinasi dan evaluasi dari lintas
sektor maupun lintas program secara rutin.
3) Adanya pengembangan kegiatan SIGASIK mandiri kepada anak-anak sekolah
dasar

B. Saran dan tindak lanjut


1) Perlu dilakukan peran serta masyarakat dan instansi terkait dalam pengendalian
vektor berkelanjutan dan terpadu di seluruh wilayah kerja UPT Puskesmas
Watubelah, sehingga kejadian DBD dapat ditekan seminimal mungkin.
2) Melaksanakan desiminasi informasi secara berkala tentang hasil pemantauan
jentik.
3) Menegakkan sanksi dan memberikan reward secara konsisten kepada setiap
keluarga.
BIODATA
1 Nama :
2 NIP :
3. Tempat/Tanggal Lahir :
4. No hp/Telepon Rumah :
5. Pangkat/Golongan :
6. Jenis Kelamin :
7 Jenis Teladan :
8. Alamat Unit Kerja Asal/Puskesmas :
9. Kabupaten :
10. Propinsi :
11. No Telepon Instansi :
12. Agama :
13. Alamat Rumah :
14 Penanggung Jawab di Dinkes Kab. Yang :
dapat dihubungi ;
Nama :
Jabatan :
No HP :
No Telepon Kantor :
15. Ukuran Kemeja/Blus :
16. Ukuran 1 stel pakaian dinas lengkap :

Yang Bersangkutan
BIODATA
PELAKSANA PROGRAM PUSKESMAS

NAMA :
NIP :
TEMPAT /TGL. LAHIR :
PANGKAT / GOL :
JABATAN :
TUPOKSI :
1.

TUGAS SAMPIRAN :

RIWAYAT PENDIDIKAN :

PELATIHAN YANG DIIKUTI :


(Yang berhubungan dengan profesi) 1
.
2
.

3
.

4
.
5
.

6
7

(Yang menunjang profesi) :


1
.

5
.
6

7
.
8
9

Anda mungkin juga menyukai