Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL TUGAS AKHIR

OPTIMASI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT MENGGUNAKAN TEORI


ANTRIAN UNTUK MENINGKATKAN TARGET PRODUKSI BULANAN PADA
TAMBANG BATUBARA PT. MIFA BERSAUDARA, KABUPATEN ACEH BARAT

Untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk melakukan tugas akhir pada
Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Oleh :

Rian Intan Febriani 1304108010023

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan karya ilmiah (proposal tugas
akhir). Proposal ini dibuat sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana strata satu (S1) pada
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Penelitian yang akan dilakukan pada semester delapan ini berjudul Optimasi Alat Muat dan
Alat Angkut Menggunakan Teori Antrian Untuk Meningkatkan Target Produksi pada
Tambang Batubara PT. Mifa Bersaudara, Kabupaten Aceh Barat.

Akhir kata penulis berharap Proposal Tugas Akhir dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Banda Aceh, April 2017

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan ......................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 2


2.1 Peralatan Mekanis ........................................................................... 2
2.1.1 Alat gali Muat (Excavator) ..................................................... 2
2.2.1 Alat Angkut ........................................................................... 4
2.2. Fuel Ratio ....................................................................................... 6
2.2.1 Fuel Burn ................................................................................ 5
2.2.2 Produktivitas Alat Mekanis .................................................... 7
2.3 Jalan Tambang ................................................................................ 15
2.3.1 Lebar Jalan Tambang ............................................................ 15
2.3.2 Tahanan Gulir (RR) ............................................................... 17
2.3.3 Tahanan Kemiringan (GR) ..................................................... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 20


3.1 Judul Penelitian ................................................................................ 20
3.2 Peserta Kegiatan Penelitian ............................................................... 20
3.3 Rencana Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................ 21

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengkajian kebutuhan peralatan merupakan suatu bagian yang penting dalam perencanaan
suatu pekerjaan tambangkarena menyangkut aspek teknis dan ekonomis. Aspek teknis meliputi
jenis dan jumlah alat serta metode yang digunakan sedangkan aspek ekonomis meliputi biaya
produksi dan biaya operasi, kedua aspek ini secara bersamaan dapat digunakan untuk
mengevaluasi kebutuhan peralatan dalam kegiatan penambangan.

Peralatan tambang dalam kegiatan penambangan mutlak dibutuhkan. Baik itu sebagai alat
utama dalam proses penambangan, maupun sebagai alat penunjang kegiatan penambangan.
Sebagai alat utama, alat angkut dan alat muat yaitu untuk melakukan kegiatan penambangan
dimana untuk menggali serta mengangkut batubara dan memegang peranan penting dalam
rangkaian kegiatan penambangan.

Oleh karena itu perlu dilakukan optimasi mengenai penggunaan alat angkut dan alat
muat, baik peralatan utama maupun peralatan penunjang. Dengan adanya proses optimasi
yang dilakukan pada alat angkut dan alat muat, diharapkan dapat mendukung kegiatan
penambangan agar lebih optimal dan dapat mengurangi biaya produksi penambangan serta
dapat memenuhi target produksi yang telah direncanakan. Sehingga dengan demikian penulis
tertarik untuk memilih judul Optimasi Alat angkut Menggunakan Teori Antrian dan Metode
Waktu Tunggu Untuk Meningkatkan Target Produksi

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan Tugas Akhir ini adalah untuk melakukan kajian alat angkut dan
alat muat pada tambang batubara PT. Mifa Bersaudara
Sedangkan tujuan dari kegiatan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Mengevaluasi ketersediaan (availability) alat tambang utama baik itu jumlah, ketersediaan
mekanis (mechanical availability) dan penggunaan ketersediaan (Use of Availability).
2. Menghitung kebutuhan alat tambang utama
3. Menghitung waktu tunggu alat angkut minimum untuk meningkatkan
produktivitas alat.
1
4. Mengetahui kemungkinan adanya penambahan alat tambang utama.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Peralatan pemindahan tanah mekanis mempunyai peranan penting dalam kegiatan


penambangan. Peralatan tersebut terbagi menjadi dua yaitu alat utama dan alat penunjang,
masing-masing alat memiliki kemampuan dan kapasitas alat yang cukup besar terutama untuk
kegiatan penambangan berskala besar. Dari perhitungan peralatan diharapkan dapat diketahui
jumlah alat optimal yang dibutuhkan perusahaan untuk proses kegiatan penambangannya.
Disamping itu, diharapkan perhitungan ini dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam
penambangan dimana keseluruhannya itu tidak lepas untuk memenuhi target produksi yang
ditetapkan.

2.1. Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas


Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh dalam kegiatan produksi peralatan tamabang pada
lokasi daerah penambangan, yaitu:
- Faktor Material
- Faktor peralatan

2.1.1. Faktor Material


Jenis dan kondisi material yang akan digali berpengaruh pada hasil produksi.
Beberapa sifat material yang berpengaruh terhadap produktivitas adalah sebagai berikut:
a. Berat Jenis (density)
Density insitu = (berat bahan) / ( volume insitu) (Pers. 2.1)
Density loose = (berat bahan) / (volume loose) ... (Pers. 2.2)
b. Faktor pengembangan material (Swell factor)
Swell Factor adalah faktor pengembangan volume suatu material setelah digali
dari tempatnya. Di alam, material didapati dalam keadaan padat dan terkonsolidasi
dengan baik, sehingga hanya sedikit bagian-bagian kosong (void) yang terisi udara di
antara butir-butirnya. Apabila material digali dari tempat aslinya, maka akan terjadi
pengembangan volume (swell).
Pengembangan volume suatu material perlu diketahui, karena yang diperhitungkan
pada penggalian selalu didasarkan pada kondisi material sebelum digali, yang
dinyatakan dalam pay yard atau bank yard atau bank volume atau in place
volume atau volume insitu. Sedangkan material yang ditangani (dimuat untuk
diangkut) selalu material yang telah mengembang (loose volume).
c. Sifat Fisik Material
Setiap material pada dasarnya memiliki sifat fisik berbeda-beda. Oleh karena itu jenis
material yang terdapat di suatu daerah tertentu dengan sifat fisik tertentu harus
diperhatikan agar tidak terjadi ketidaksesuaian dalam penggunaan alat mekanis.
Pengembangan dan Penyusutan Material
- Keadaan Asli (bank condition)
Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan
teknologi, butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi dengan
baik. satuan volume material dalam keadaan asli disebut Bank Cubic Meter
(BCM).
- Keadaan Terberai (loose condition)
Material yang telah tergali dari tempat aslinya akan mengalami
perubahan volume yaitu mengembang. Hal ini disebabkan adanya
penambahan rongga udara diantara butiran-butiran material, dengan
demikian volumenya menjadi lebih besar. Satuan volume material dalam
keadaan terberai disebut loose cubic meter (LCM).
- Keadaan padat (compacted condition)
Keadaan padat akan dialami oleh material yang mengalami proses
pemadatan. Perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga
udara di antara butiran-butiran material tersebut, dengan demikian
volumenya akan berkurang tetapi beratnya akan tetap sama. Satuan volume
material dalam keadaan padat disebut Compacted Cubic Meter (CCM).
Berat jenis material
Berat jenis (density) material adalah suatu sifat yang dimiliki oleh setiap
material. Dimana kemampuan suatu alat untuk mendorong, mengangkat, dan
melakukan pekerjaan lainnya, akan sangat dipengaruhi oleh berat jenis material
tersebut.
Bentuk Material
Bentuk material akan mempengaruhi produksi alat mekanis. Bentuk material
yang cenderung bulat akan memiliki gaya gesek lebih kecil dibandingkan material
dengan bentuk segi banyak (poligon). Hal ini akan berpengaruh pada
kecepatan material dalam menempati ruangan pada alat muat maupun alat angkut.

Kekerasan material
Merupakan suatu sifat material yang menentukan sukar atau mudahnya
material tersebut untuk dikoyak (ripped), digali (dig) atau dikupas (stripped). Nilai
kekerasan material biasanya diukur dengan mempergunakan ripper meter atau
seismic test meter dengan satuan m per detik, yaitu sesuai dengan satuan untuk
kecepatan gelombang seismik pada batuan.

2.1.2 Faktor Peralatan

2.2.1. Produktivitas alat gali muat


Alat gali muat memilki fungsi untuk menggali material kemudian memuatnya ke alat
angkut yang akan diangkut ke lokasi penimbunan (stockpile) atau sejenisnya. Untuk
mengetahui berapa kapasitas yang dapat dihasilkan oleh alat gali muat dapat ditentukan
dengan menghitung produktivitas alat gali muat tersebut. Produktivitas alat gali muat dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Pm = b x BFf x Sf x Eff (2.2)


xK

Keterangan :
Pm = Produktivitas alat gali muat (bcm/Jam)
Ctm = Waktu edar alat gali muat (detik)
3
Kb = Kapasitas bucket alat gali muat (m )
BFf = Bucket fill faktor (%)
Sf = Swell factor
Eff = Efisiensi kerja (%)

2. Produktivitas Alat Angkut


Alat angkut berfungsi untuk membawa material hasil penggalian dari front
kerja ke lokasi penimbunan. Salah satu jenis alat angkut yang sering digunakan
dalam tahapan pengangkutan (hauling) adalah dump truck. Untuk menghitung
produktivitas per jam alat angkut dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Pa = x BFf x Sf x Eff .. (Pers 2.3)


66
Keterangan :
Pa = Produktivitas alat angkut (bcm/jam)
Cta = Waktu edar alat angkut (detik)
n = Jumlah pengisian
3
Kb = Kapasitas bucket alat gali muat (M )
BFf = Bucket fill factor (%)
Sf = Sweel factor
Eff = Efisiensi kerja (%)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas peralatan mekanis, antara lain :
1. Wakru edar
Waktu edar (cycle time )adalah waktu yang diperlukan alat mulai dari aktifitas
pengisian (loading), pengangkutan (hauling) untuk truk dan sejenisnya atau swing untuk
backhoe dan power shovel, pengosongan (dumping), kembali kosong, dan
mempersiapkan posisi (manuver) untuk diisi atau dimuat. Disamping aktifitas-aktifitas
tersebut terdapat pula waktu menunggu (delay) bila terjadi antrian untuk mengisi atau
muat ( Prodjosumarto, 1995 : 37). Waktu edar merupakan salah satu parameter produksi.
Dengan asumsi faktor produksi lain tetap, semakin kecil waktu edar maka produksi alat
tersebut akan semakin tinggi sedangkan sebaliknya, semakin besar waktu edar maka
produksi alat tersebut akan semakin rendah.
a. Waktu edar alat gali muat
Untuk menggali dan memuat material ke alat angkut, alat gali muat
membutuhkan waktu dalam pengerjaannya yang disebut dengan waktu edar alat gali
muat. Durasi penggalian dan pemuatan tergantung dari kondisi kerja, kemampuan
alat gali muat, dan ketersedian alat angkut dan sebagainya. Waktu edar alat gali muat
dinyatakan dengan persamaan berikut :
CTgm =Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4.. (Pers. 2.4)
Keterangan :
CTgm = Waktu edar alat gali muat ( detik )
Tm1 = Waktu Penggalian ( detik )
Tm2 = Waktu ayun berisi ( detik )
Tm3 = Waktu tumpah ( detik )
Tm4 = Waktu ayun kosong ( detik )

b. Waktu edar alat angkut


Untuk menganngkut material dari front penambangan ke lokasi penimbunan
baik ke disposal maupun stockpile, alat angkut membutuhkan durasi waktu dalam
pengerjaannya yang disebut dengan waktu edar alat angkut. Durasi pengangkutan
umumnya di pengaruhi kemampuan alat muat, kondisi jalan, jarak ke lokasi
penimbunan dan sebagainya. Waktu edar alat angkut dinyatakan dengan persamaan
berikut:
Cta = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 + Ta6 (Pers. 2.5)
Keterangan :
CTa = Waktu edar alat angkut ( detik )
Ta1 = Waktu muat ( detik )
Ta2 = Waktu angkut ( detik )
Ta3 = Waktu manuver tumpah ( detik )
Ta4 = Waktu tumpah ( detik )
Ta5 = Waktu kembali ( detik )
Ta6 = Waktu manuver muat ( detik )

2. Faktor isian bucket (Bucket fill factor)


Faktor isi (fill factor) adalah persentase volume yang sesuai atau sesungguhnya
dapat diisikan ke dalam bak (vessel) alat angkut dibandingkan dengan kapasitas
teoritisnya. Suatu bak (vessel) alat angkut mempunyai faktor isi 88%, artinya 12%
volume bak alat angkut tersebut tidak dapat diisi. Faktor isian dapat dinyatakan
dalam persamaan berikut:
Ff = (Vn) / (Vs) .. (Pers. 2.6)
Keterangan :
Ff = Faktor isian
Vn = Kapasitas asli bucket alat gali muat ( m3 )
Vs = Kapasitas baku bucket alat gali muat (m3 )
Faktor faktor yang mempengaruhi pengisian bucket adalah :
a. Kandungan air, semakin besar kandungan air maka faktor pengisian semakin kecil,
karena terjadi pengurangan volume material.
b. Ukuran material, semakin besar ukuran material maka faktor isian akan semakin
kecil.
c. Keterampilan dan kemampuan operator, semakin terampil dan berpengalamannya
seorang operator dalam mengoperasikan alat gali muat maka faktor isian akan
semakin tinggi.

4. Kondisi tempat kerja


Tempat kerja yang luas kan memimalkan waktu edar alat. Dengan area yang
luas alat akan bekerja secara lebih leluasa, berbagai pengambilan posisi dapat dilakukan
dengan mudah, seperti untuk berputar, mengambil posisi pengisian muatan atau dumping
serta untuk kegiatan pemuatan. Dengan demikian alat tidak perlu maju mundur untuk
mengambil posisi karena ruang kerja yang cukup luas, sehingga akan meningkatkan
produktivitas kerja.

5. Effesiensi Operator
Produktivitas tentu saja di pengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan
operator dalam mengoperasikan alat mekanis. Faktor efesiensi operator merupakan
faktor manusia yang sangat sukar untuk ditentukan efesiensinya secara tepat, karena
selau berubah berubah dari hari ke hari bahkan dari jam ke jam tergantung dari keadaan
cuaca, kondisi tempat kerja, peralatan yang di operasikan dan lain lain.
Efesiensi operator tidak hanya disebabkan karena kemalasan pekerjaan itu,
tetapi juga karena hambatan hambatan yang tidak dapat dihindari, seperti perbaikan
alat, waktu tunggu ketika pemuatan atau pun dumping di lokasi penimbunan, dan
sebagainya. Karena hal tersebut diatas, sangat jarang satu jam operator tesebut dalam
bekerja penuh selama 60 (enam puluh) menit. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan,
bila operator dapat bekerja selama 50 menit dalam satu jam operasi,
berarti efesiensi operator tersebut mencapai 83% ( lihat tabel 2.3 )
Tabel 2.3 Tingkat Efesiensi Operator
Tingkat Efesiensi Operator (min /jam)
Macam Alat
Baik sekali Sedang Kurang Baik
Crawler Tractor 55 (92%) 50 (83%) 45 (75%)
Ber-ban Karet 50 (83%) 45 (75%) 40 (67%)
Sumber : Prodjosumarto, 1995 : Hal 3
6. Effesiensi kerja alat
Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat terdapat faktor
yang mempengaruhi produktivitas alat yaitu efisiensi kerja. Efektifitas alat tersebut
bekerja tergantung dari beberapa hai yaitu:
kemampuan operator pemakai alat,
pemilihan dan pemeliharaan alat,
perencanaan dan pengaturan letak alat,
topografi dan volume pekerjaan,
kondisi cuaca,
metode pelaksanaan alat.
Dalam pelaksanaanya agar alat yang digunakan bekerja efisien, alat yang akan
digunakan harus disesuaikan dengan letak serta kondisi material yang akan dikerjakan.
Dalam kenyataanya, penentuan besarnya effisiensi kerja sulit diukur tetapi dengan dasar
pengalaman dapat ditentukan effisiensi kerja yang mendekati kenyataan.
Untuk penentuan effisiensi dapat ditentukan berdasarkan tabel effisiensi kerja
seperti pada tabel 2.4
Tabel 2.4
Effisiensi Kerja
Pemeliharaan Mesin
Kondisi
Baik Buruk
Operasi Alat Baik Sedang Buruk
sekali Sekali
Baik Sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber : Nurhakim, 2004 : Hal 5

Cara yang sangat umum dipakai untuk menentukan effisiensi alat adalah dengan
menghitun g rapa
be menit alat tersebut bekerja secara efektif dalam satu
jam,rmulasi
difo kan s ebaga i (Nurhakim, 2004 : Hal 6) :
= 100
% ... (Pers 2.10)Keterangan:

E = Effisiensi Kerja (%)


CT = Cycle Time (detik)
WT = Waktu Tunda (detik)
7. Ketersediaan Alat
Ketersediaan alat merupakan salah satu hal yang mempengaruhi produkivitas alat
muat maupun alat angkut. Ketersediaan alat merupakan faktor yang menunjukkan
kondisi alat-alat mekanis yang digunakan dalam melakukan kegiatan penambangan.
terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui ketersediaan alat
dan penggunaannya di lapangan yang secara umum dapat dibedakan menjadi :
Kesediaan mekanis (mechanical availabiliyt )
Merupakan suatu cara untuk mengetahu konidisi mekanis yang sesungguhnya
dari alat yang sedang dipergunakan. Persamaan untuk mechanical availability ( MA )
adalah sebagai berikut :

= 100% .(Pers.2.11)

Kesediaan fisik
Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan,
persamaannya adalah :

= 100% . (Pers. 2.12)

Use of availability
Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk
beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan (available), dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :

= 100%......................................................................... (Pers.2.13)
Effective utilization
Menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat
dimanfaatkan untuk kerja yang produktif. Perhitungan effective utilization sama dengan
efesiensi kerja de ngan pe
rsama annya adalah :

= 10 %........................................................ (Pers.2.14)

Keterangan :
W = Working hours atau jumlah jam kerja, yaitu waktu yang dibebankan
kepada seorang operator suatu alat dalam Kondisi dapat dioperasikan
R = Repairs hours atau jumlah jam untuk perbaikan, yaitu waktu untuk
perbaikan dan waktu yang hilang karena menunggu saat perbaikan termasuk
juga waktu penyediaan suku cadang serta untuk perawatan preventif
S = Standby hours atau jumlah kerja alat yang tidak dioperasikan, yaitu padahal
alat tersebut tidak rusak dan siap beroperasi

2.3. Penerapan Optimasi Alat Angkut dengan Metode Teori Antrian

Dalam kehidupan sehari-hari, antrian (queueing/waiting line) sangat sering dijumpai. Disiplin
antrian terlihat pada pelanggan yang akan dilayani berdasarkan yang lebih dahulu datang.
Pelanggan dapat datang dalam jangka waktu yang sama atau dapat pula secara random, dengan
jarak waktu kedatangan yang tidak sama. Keadaan kedua ini yang lazim terjadi dan juga
banyak ditemui.
Rata-rata waktu menunggu sangat bergantung pada rata-rata kecepatan pelayanan. Rata-rata
kedatangan merupakan jumlah jumlah kedatangan pelanggan ketempat pelayanan persatuan
waktu, misalnya dalam detik, menit, jam, hari dan seterusnya.

2.3.1. Metode Teori Antrian


Situasi antrian merupakan karakteristik yang didasarkan pada aliran pengguna jasa yang tiba
pada satu atau lebih titik pelayanan (service point). Pada saat pengguna jasa tiba dipusat
pelayanan, pengguna jasa kemudianakanlangsung dilayani atau menunggu giliran terlebih
dahulu. Waktu pelayanan tidak dapat ditetapkan karena bersifat random, tergantung jenis
pelayanan yang diberikan

20
20
Gambaran situasi diatas menjelaskan bagaimana teori antrian didasarkan pada pola
kedatangan/keberangkatan dengan distribusi probabilitas yang tepat. Karakteristik model
antrian ditentukan berdasarkan sifat-sifat berikut :
1. DistribusiInput
Distribusi kedatangan akan menentukan jumlah pengguna layanan yang datang atau
pergi dari sistem. Distribusi input dapat juga ditentukan dengan waktu antar kedatangan
yang diartikan sebagai waktu interval kedatangan berurutan.
2. Distribusi Output
Distribusi output dapat dijelaskan sebagai waktu interval pelayanan yang berurutan.
Distribusi ini berkaitan dengan berapa banyakfasilitas pelayanan yang disediakan.
3. Jalur Pelayanan
Fasilitas pelayanan berkaitan erat denganbaris antrian yang akan dibentuk. Bisa
berbentuk seri, paralel atau gabungan seri dan paralel, dimana hal itu dipengaruhi oleh
mekanisme sistem pelayanan.
4. Disiplin Pelayanan
Merupakan aturan yang diterapkan dalam memilih pengguna layanan dala sistem antrian
sebelum dilayani. Disiplin pelayanan bisa dalam bentuk firstcome first served/ first in
first out, service in random order, priority.
5. Jumlah maksimum pengguna jasa dalam sistem
Bisa dalam jumlah yang terbatas atau tidak terbatas, jumlah ini dipengaruhi oleh pola
pelayanan.
6. Sumber Panggilan.
Merupakanjumlah potensial yang bisa menjadi masukan dalam sistemantrian. Jumlah ini
bisa juga dalam jumlah terbatas.

Dalam simulasi ini, teori antrian digunakan untuk menentukan jumlah truk dan biaya operasi
yang paling ekonomi. Dalam sebuah proyek aplikasi pemindahan tanah mekanis, penentuan
jumlah truk merupakan sejumlah truk yang menghasilkan biaya yang paling rendah untuk setiap
ton material yang akan dipindahkan

BAB III RENCANA


PENELITIAN

3.1 Judul Penelitian

21
21
Adapun judul penelitian adalah Optimasi Alat Muat dan Alat Angkut Menggunakan
Teori Antrian Untuk Meningkatkan Target Produksi pada Tambang Batubara PT. Mifa
Bersaudara, Kabupaten Aceh Barat.
Adapun judul yang penulis ajukan diatas pada saat tugas akhir yang akan dilaksanakan
dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di PT.Mifa Bersaudara

3.2 Peserta Kegiatan Penelitian


Adapun data peserta kegiatan Tugas Akhir di PT.Mifa Bersaudara adalah sebagai
berikut:
Nama : Rian Intan Febriani
NIM : 1304108010023
Prog. Studi : Teknik Pertambangan
Universitas : Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH)
No. Hp : +62 821 6770 5448
Email : rianintan71@gmail.com

3.3 Rencana Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Rencana penelitian akan dilakukan selama kurang lebih 1 (satu) bulan yaitu pada bulan
Juli 2017 sampai dengan selesainya (disesuaikan dengan kebijakan yang ada di perusahaan).
Berikut rencana jadwal pelaksanaan tugas akhir dapat dilihat pada Tabel 3.1

22
22
Tabel 3.1 . RencanaJadwal Pelaksanaan Penelitian.

Juli
Kegiatan
1 2 3 4
Orientasi Lapangan
Pengumpulan Data
Analisis Data
Pembuatan TGA

21
BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal penelitian Tugas Akhir ini saya buat dengan sebenar-benarnya
sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan, besar harapan kami agar kiranya dapat
melaksanakan penelitian di PT. Mifa Bersaudara. Kesempatan yang diberikan akan kami
manfaatkan dengan sebaik mungkin dan untuk itu kami ucapkan terimakasih.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2015. Caterpillar Performance Handbook Edition 45, Caterpillar Inc., Peoria,
Illinois, U.S.A.
Anonim, 2003. Specifications & Application Handbook Edition 24, Komatsu. Japan

Indonesianto, Yanto. 2005. Pemindahan Tanah Mekanis. Jurusan Teknik Pertambangan.


Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Yogyakarta.

Nurhakim. 2004. Buku Panduan Kuliah Lapangan II edisi Ke 2. Jurusan Teknik Pertambangan.
Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Projosumarto, Partanto. 1995. Pemindahan Tanah Mekanis. Institut Teknologi Bandung.

Suwandhi, Awang. 2004, Diktat Perencanaan Tambang Terbuka seri Perencanaan Jalan
Tambang, Universitas Islam Bandung. Bandung.

Wedhanto, Sonny. 2009. Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis. Jurusan Teknik Sipil
Universitas Negeri Malang. Malang.

Anda mungkin juga menyukai