PENDAHULUAN
1
kami mencoba untuk mengkajinya dalam ruang lingkup yang dianggap lebih mendekati
lipstick semi-permanent.
Adapun istilah lipstick semi-permanent yang akan kami gunakan dalam makalah ini
adalah lipstick transfer-resistant. Komposisi kosmetik berpigmen seperti makeup, blush
on, lipstik, dan eyeshadow, digunakan untuk mewarnai kulit dan bibir. Karena warna
adalah salah satu alasan yang paling penting untuk memakai kosmetik, warna yang
mengandung kosmetik harus dirumuskan dengan hati-hati untuk memberikan penggunaan
dan efek maksimum: Salah satu masalah lama dengan makeup seperti riasan wajah,
lipstik, maskara, dan sejenisnya, adalah kecenderungan kosmetik untuk menghapuskan
atau adanya perpindahan (transfer) dari kulit atau bulu mata ke permukaan lain seperti
gelas, perak, atau pakaian. Hal ini tidak hanya menciptakan kekotoran, tapi memaksa
pengguna kosmetik untuk menggunakan kembali kosmetik pada interval cukup dekat.
komposisi kosmetik dengan peningkatan karakter transfer-resistant diungkapkan dalam
US. Patent. No 5.505.937. Namun, komposisi kosmetik dengan karakter transfer resistant
ini memiliki tekstur yang sangat matte pada kulit dan bibir. Studi marketing menunjukkan
bahwa sekitar tiga dari lima Wanita lebih memilih lipstik yang mengkilap karena dapat
memberikan tampilan yang basah yang terkait dengan penampilan lebih muda dan
kesehatan yang baik. Namun, formula lipstik tradisional memberikan tekstur yang sangat
matte pada hasil akhir yang juga populer seperti lipstik transfer-resistant. Jika bahan-bahan
yang dapat memberikan peningkatan efek kilau/mengkilap ditambahkan untuk kosmetik
transfer-resistant dengan tujuan meningkatkan efek kilau/mengkilap, maka efek transfer-
resistant juga mengikuti. Dengan demikian, ada keinginan besar untuk menperoleh
komposisi kosmetik dengan efek adhesi yang sangat baik pada kulit, atau transfer-resistant
yang besar, juga pada saat yang sama dapat memberikan efek kilau/mengkilap yang tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan komposisi kosmetik, khususnya
lipstik, dengan tingkat ketahanan pada kulit yang lama dan yang juga memiliki efek
kilau/mengkilap dan bersinar. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk merumuskan
kosmetik dengan tingkat kilau/glossy yang tinggi dan bersinar tinggi dan menghasilkan
sebuah lapisan yang tidak mudah berpindah ke pakaian atau peralatan. Tujuan lain dari
penelitian ini adalah untuk merumuskan kosmetik yang menghasilkan lapisan yang
menunjukkan penurunan permeabilitas minyak dan air. Kecuali dinyatakan lain, semua
persentase dan rasio yang dikemukakan dengan berat.
2
beberapa konsumen lebih memilih lipstik yang menunjukkan kilau pada bibir. Istilah
"kilau" berarti bahwa hasil akhir berada diantara mengkilap dan matte, yang menunjukkan
sedikit lebih bersinar dari hasil akhir semi-matte. Beberapa konsumen percaya bahwa lipstik
sangat mengkilap memberikan tampilan yang sangat muda. Di sisi lain, konsumen juga tidak
senang dengan hasil akhir yang sepenuhnya matte. Lipstik yang memberikan kilau pada hasil
akhirnya akan memberikan tampilan yang berkilau dimana bibir akan tampak basah, tapi
tidak begitu jelas terlihat mengkilap. Secara umum, bahan-bahan yang dapat ditambahkan
untuk memberikan kilau memiliki kecenderungan dengan karakter transfer-resistant. Tidak
diharapkan ditemukan di dalam komposisi kosmetik mengandung pelarut mudah menguap
(volatile solvent), Telah ditemukan komposisi kosmetik yang mengandung kombinasi pelarut
yang mudah menguap, ester Guerbet, dan polimer siloxy silikat memberikan kilau yang kuat
pada komposisi lipstik yang menunjukkan resistensi transfer yang sama tidak lebih baik
daripada formula matte tradisional. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
merumuskan komposisi kosmetik, khususnya lipstik, yang tahan lama di bibir dan yang
memberikan kilau pada hasil akhir ketika diterapkan pada kulit. Tujuan lain dari penulisan
makalah ini adalah untuk membuat formula lipstick dengan karakter transfer resistant yang
memberikan kilau pada hasil akhir dengan sekali diterapkan pada kulit, tidak berbekas di
gelas, pakaian, kulit, atau peralatan.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Untuk merumuskan lipstick dengan tingkat kilau/glossy yang tinggi dan bersinar tinggi
dan menghasilkan sebuah lapisan yang tidak mudah berpindah ke pakaian atau peralatan
dan juga tahan lama setelah dioles di bibir
2. Membandingkan 3 formulasi standar sediaan lipstik dengan formulasi buatan sendiri
1.4. Permasalahan
3
3. Bagaimana komponen, metode dan evaluasi untuk formulasi sediaan lipstik transfer-
resistant?
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Bibir
Bibir memiliki ciri yang berbeda dari kulit bagian lain, karena lapisan jangatnya
sangat tipis. Stratum germinativum tumbuh dengan kuat dan korium mendorong papila
dengan aliran darah yang banyak tepat dibawah permukaan kulit. Pada kulit bibir tidak
terdapat kelenjar keringat, tetapi pada permukaan kulit bibir sebelah dalam terdapat kelenjar
liur, sehingga bibir akan nampak selalu basah, sangat jarang terdapat kelenjar lemak pada
bibir, menyebabkan bibir hampir bebas dari lemak, sehingga dalam cuaca yang dingin dan
kering lapisan jangat akan cenderung mengering, pecah-pecah, yang memungkinkan zat
yang melekat padanya mudah penetrasi ke stratum germinativum (Ditjen POM, 1985).
Pada permukaan luar, bibir dilapisi oleh integument (jaringan penutup permukaan
kulit), dan permukaan dalam, membran selaput lendir oral menjadi satu dengan kulit bibir
pada batas merah terang. Pada komponen dari bibir di temukan otot oris orbikularis, arteri
dan vena labial, susunan saraf, jaringan lemak dan kelenjar lemak. Kelenjar labial (kelenjar
air liur) sejati terletak diantara membran selaput lendir dan otot oris orbikularis. Bibir
dibasahi oleh saliva atau air liur yang dihasilkan oleh kelenjar labial(Balsam, 1972).
Daerah vermillion adalah bingkai merah bibir, merupakan daerah transisi dimana
kulit bibir bergabung kedalam membran mukosa. Ini merupakan daerah dimana
wanitasering mengaplikasikan lipstik (Woelfel and Scheild, 2002).
Kosmetik rias bibirselain untuk merias bibir ternyata disertai juga dengan bahan
untuk meminyaki dan melindungi bibir dari lingkungan yang merusak, misalnya sinar
ultraviolet. Ada beberapa macam kosmetika rias bibir, yaitu lipstik, lip crayon, krim bibir
(lip cream), pengkilap bibir (lip gloss), penggaris bibir (lip liner) dan lip sealer1.
2. Lipstik
Lipstik menambah warna pada wajah agar terlihat lebih sehat dan juga membentuk
bibir. Lipstik dapat digunakan untuk harmonisasi wajah antara mata, rambut, dan pakaian.
Lipstik juga mampu menciptakan ilusi bibir agar terlihat lebih kecil atau lebih besar
tergantung dari warnanya(Barel, et al, 2001).
Hakekat fungsi dari lipstik adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah yang
dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat nan menarik. Akan tetapi kenyataan
kemudian warna lain pun mulai digemari orang, sehingga corak warna lipstik bervariasi
5
mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna dari merah jambu,
merah jingga, hingga merah biru bahkan ungu (Ditjen POM, 1985).
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yangterbuat dari
campuranlilin dan minyakdalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikendaki. Suhu lebur lipstik yang ideal
sesungguhnya diatur hingga suhu yang mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38 oC.
Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya,
terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai
diatur pada suhu lebih kurang 62oC, biasanya berkisar antara 55-75oC (Ditjen POM, 1985).
Adapun persyaratan untuk lipstikadalah sebagai berikut(Tranggono dan Latifah, 2007):
1. Melapisi bibir secara mencukupi
2. Dapat bertahan di bibir selama mungkin
3. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket
4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir
5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya
6. Memberikan warna yang merata pada bibir
7. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya
8. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau berbintik-bintik,
atau memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik.
6
4. Komponen utama dalam sediaan lipstik
Adapun komponen utama dalam sediaan lipstik terdiri dari minyak, lilin , lemak dan zat
warna
a. Minyak
Minyak yang digunakan dalam lipstik harus memberikan kelembutan, kilauan, dan
berfungsi sebagai medium pendispersi zat warna (Poucher, 2000). Minyak yang sering
digunakan antara lain minyak jarak, minyak mineral, dan minyak nabati lain. Minyak jarak
merupakan minyak nabati yang unik karena memiliki viskositas yang tinggi dan memiliki
kemampuan melarutkan staining-dye dengan baik. Minyak jarak merupakan salah satu
komponen penting dalam banyak lipstik modern. Viskositasnya yang tinggi adalah salah
satu keuntungan dalam menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat
pencetakan, sehingga dispersi pigmen benar benar merata (Balsam, 1972).
b. Lilin
Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan
menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat. Campuran lilin yang ideal akan
menjaga lipstik tetap padat setidaknya pada suhu 50dan mampu mengikat fase minyak
agar tidak keluar atau berkeringat, tetapi juga harus tetap lembut dan mudah dioleskan
pada bibir dengan tekanan serendah mungkin.Lilin yang digunakan antara lain carnauba
wax, candelilla wax, beeswax, ozokerites, spermaceti dan setil alkohol. Carnauba
waxmerupakan salah satu lilin alami yang yang sangat keras karena memiliki titik lebur
yang tinggi yaitu 85. Biasa digunakan dalam jumlah kecil untuk meningkatkan titik lebur
dan kekerasan lipstik (Balsam, 1972).
c. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk
membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan
lipstik, dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik. Fungsinya yang
lain dalam proses pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase
minyak dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat yang
biasa digunakan dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin, lesitin, minyak nabati
terhidrogenasi dan lain lain(Jellineck, 1976).
d. Zat warna
Zat warna dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dyedan
pigmen.Staining dyemerupakan zat warna yang larut atau terdispersi dalam basisnya,
7
sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam
basisnya. Kedua macam zat warna ini masing- masing memiliki arti tersendiri, tetapi
dalam lipstik keduanya dicampur dengan komposisi sedemikian rupa untuk memperoleh
warna yang diinginkan
(Balsam, 1972).
e. Zat tambahan dalam sediaan lipstik
Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang ditambahkan dalam formula lipstik untuk
menghasilkan lipstik yang baik, yaitu dengan cara menutupi kekurangan yang ada tetapi
dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil, dan
dapat bercampur dengan bahan-bahan lain dalam formula lipstik. Zat tambahanyang
digunakan yaitu antioksidan, pengawet dan parfum(Senzel, 1977).
e.1.Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain yang
rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah antioksidan yang
paling sering digunakan (Poucher, 2000).Antioksidan yang digunakan harus
memenuhi syarat (Wasitaatmadja S, 1997):
a. Tidak berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam kosmetika
b. Tidak berwarna
c. Tidak toksik
d. Tidak berubah meskipun disimpan lama.
e.2.Pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh didalam sediaan lipstik sebenarnya
sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air. Akan tetapi ketika lipstik
diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan lipstik
sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu perlu ditambahkan
pengawet di dalam formula lipstik. Pengawet yang sering digunakan yaitu metil
paraben dan propil paraben (Poucher, 2000).
e.3.Parfum
Parfum digunakan untuk memberikan bau yang menyenangkan, menutupi bau dari
lemak yang digunakan sebagai basis, dan dapat menutupi bau yang mungkin timbul
selama penyimpanan dan penggunaan lipstik (Balsam, 1972).
5. Lipstik Transfer-Resistant
Sudah dua dekade sejak Revlon merevolusi warna pasar kosmetik dengan memulai
debutnya lipstik transfer-resistant. Sebelum ini, lipstik tradisional adalah kombinasi dari
lilin, minyak viskositas tinggi dan pigmen yang ditransfer ke permukaan lain seperti jari,
barang pecah belah, perak atau pakaian. Sebuah survei 1996 oleh Shiseido
8
mengungkapkan bahwa 87% dari wanita Amerika mengaku seringkali meninggalkan
jejak lipstik di tempat-tempat yang tidak diinginkan. Beberapa kejadian perpindahan
(transfer) warna yang menjadi masalah yaitu meninggalkan kotoran di permukaan yang
tersentuh dan saat menghapus makeup dari bibir dapat meninggalkan noda yang tidak
diinginkan. Selain itu, warna lipstik dapat hilang karena tertelan dan bisa memudar saat
berbicara, tersenyum atau menguap.
Terobosan pasar datang ketika Revlon memperkenalkan Ultima II Lipsexxxy
Pewarna Bibir, kemudian konsolidasi dengan merek ColorStay. Hampir bersamaan,
L'Oral diperkenalkan Endure Color, dan pemakaian yang tahan lama / Transfer resistant
dengan cepat menjadi standar untuk merek prestise seperti Lancome, Guerlain dan
Shiseido. Setelah beberapa perdebatan dan litigasi dengan pesaing, Revlon menekankan
istilah transfer resistant pada marketing daripada transfer proof, karena saran yang
terakhir bahwa lipstik tidak mungkin dapat dihapus.
Inovasi dalam transfer-reisten dan makeup tahan lama terus berlanjut, dan itu akan
berlanjut sampai di masa mendatang. Bahkan, lipstik transfer-resistant mencapai status
ilmiah elit pada tahun 2001, ketika mereka disebutkan oleh peraih Nobel Pierre-Gilles
De Gennes dalam sebuah artikel Nature.
Pada awal 1990-an, penyalut yang mengandung polimer film-forming yang
diterapkan di atas lipstik untuk memberikan efek kilau/mengkilap, pelumasan dan
transfer-resistant. Misalnya, film-former akrilat dimasukkan ke dalam pembawa alkohol
menguap untuk menyalut lipstik seperti CSI Inc. Kemudian, transfer-resistant dari
aplikasi lipstik tunggal yang diinginkan. Dalam hal ini, Procter & Gamble
mengembangkan komposisi lipstik transfer-resistant yang mengandung silikon yang
mudah menguap dan hidrokarbon seperti isododecane. Komposisi ini juga mengatasi
masalah lipstik berbasis lilin yang terjadi selama proses pembuatan.
Ke dalam komposisi berbasis lilin dan dimyristate diisostearate, dimasukkan
triisocetyl sitrat atau diisopropil dimer dilinoleate sebagai minyak untuk meningkatkan
efek kilau/mengkilap. Minyak ini menggantikan minyak jarak lebih umum ditemukan di
lipstik tradisional. Setelah menerapkan komposisi yang mengandung polimer pembentuk
film dengan parameter kelarutan kurang dari 8,5 kalori / cm3, penyalut diaplikasikan
dengan minyak yang memiliki nilai C log P> 13. C log pvalue adalah indeks partisi
minyak antara air dan oktanol dan dengan demikian, itu adalah ukuran dari hidrofobisitas
senyawa. C log P yang ditentukan di paten Procter & Gamble paten merupakan
karakteristik dari zat hidrofobik, seperti yang dicontohkan oleh poliester asam lemak
poliol dan panjang rantai triglycerides.
9
Pada pertengahan sampai akhir 90-an, silikon kompleks termasuk dilauroyl
trimetilolpropan siloxy silikat atau diisostearoyl trimetilolpropan siloxy silikat
dimasukkan bahan transfer-resistant di lipstik Revlon. Bahan tersebut dicampurkan ke
formula sebagai campuran dengan minyak atsiri. Minyak atsiri membantu dalam
menyebarkan formula ke kulit. Setelah kontak, minyak akan menguap, maka akan
diperoleh efek transfer-resistant dan tahan lama. Perlu diperhatikan desain kemasan
untuk mencegah penguapan minyak atsiri pada produk selama penyimpanan dan selama
digunakan. Atas dasar hal tersebut, maka perlu memberikan edukasi ke konsumen untuk
segera menutup setelah digunakan untuk mencegah pengeringan pada produk.
Revlon menunjukkan efek transfer-resistant pada formula Ultima II dengan
menggunakan "Kiss Test". Panelis diminta untuk menggunakan lipstik, kemudian tunggu
lima menit untuk memastikan minyak atsiri sudah menguap, dan kemudian kecup
punggung tangan mereka. Dihasilkan 87% dari panelis melaporkan lipstik meninggalkan
"jejak" warna di tangan mereka. Sejak itu, Test Kiss telah menjadi standar untuk
mengevaluasi kecenderungan lipstik untuk perpindahan (transfer) warna.
Trimethylated silika dalam lipstik diketahui telah memberikan sifat transfer-resistant
denga membentuk lapisan film pada bibir. Silika trimethylasi awalnya dibuat dengan
mendispersikan silika serbuk halus dalam campuran pelarut minyak silikon dengan
viskositas rendah dalam hidrokarbon volatile. Ketika hidrokarbon yang mudah menguap
telah hilang, maka akan tertinggal pasta halus dan transparan atau minyak. Kandungan
silikon yang mudah menguap dalam produk akan mudah menyebar ke kulit atau bibir
dan mengering dengan segera.
Beberapa peneliti menggunakan resin silikon untuk memperoleh sifat transfer-
resistant. Resin dilarutkan dalam fase yang sama sebagai pigmen kosmetik dan minyak
pada fase tersebut akan mengembang dan menghilang dari lapisan film silikon seperti
resin pada kulit. Akibatnya, pigmen akan terpisah dan akan terbentuk warna.
Peneliti meningkatkan kemampuan tahan air dan diberikan oil-resistant ke dalam
kosmetik dengan mengganti minyak dengan silikon yang mudah menguap dan minyak
mudah menguap.
Pada hasil akhir matte, polimer yang terkandung di dalamnya memberikan efek
tahan lama dan transfer-resistant, seperti resin silikon, poliakrilat memilikisifat tidak
lentur atau lembut, terasa tidak nyaman selama pemakaian. Sulit untuk menyebar, norak
selama aplikasi, dan memberikan efek kencang seperti memakai topeng. Selain itu,
lapisan film yang terbentuk terasa rapuh selama pemakaian. Oleh karena itu, setelah efek
10
kilau/mengkilap diperoleh secara optimal, tujuan berikutnya adalah untuk membuat
makeup transfer-resistant terasa lebih nyaman bagi pengguna.
Silikon yang dimodifikasi seperti polieter / alkil silikon termodifikasi ditambahkan
untuk meningkatkan tekstur dan kenyamanan.Telah ditemukan bahwa campuran resin
padat dengan bahan polimer padat menghasilkan bahan lebih lembut dengan adhesi yang
baik dan kurang melekat pada kulit.
6. Pembuatan Lipstik
Pembuatan lipstik meliputi proses :
1) Color-grinding. Grinding dengan roller mill atau coloid mill membantu proses
pembasahan pigmen oleh minyak atau lanolin supaya pigmen dapat terdispersi merata
dan tidak menggumpal dalam basis.
2) Mixing. Proses pencampuran dilakukan pada saat massa lipstik berbentukcair setelah
pelelehan untuk mempermudah homogenisasinya.Pencampuran dilakukan pada
tempat yang inert, seperti aluminium ataustainless steel. Wadah dapat berupa steam-
jacketed untuk menjaga massalipstik tidak mengeras saat pencampuran. Dalam proses
mixing,pengadukan terlalu cepat harus dihindari untuk mencegah masuknya udara ke
dalam campuran. Setelah massa tercampur, parfum ditambahkan danterakhir disaring
dengan saringan kawat.
3) Molding atau pencetakan dilakukan selagi campuran masih panas karenacampuran
yang panas memliki tekstur yang lebih cair, sehingga mudah dituang dalam cetakan
dan dapat memenuhi ruang cetakan dengan baik.Jika hasil mixing sudah tidak terlalu
panas, dapat dilakukan pemanasankembali. Sebelum dicetak, pastikan udara yang ada
di dalam campuransudah naik ke permukaan dengan mengaduk massa secara
berlahan.Gelembung udara panas sangat dihindari dalam proses pencetakan
karenadapat menyebabkan permukaan lipstik berongga. Setelah massa dituangdalam
cetakan, dilakukan pendinginan sampai massa kira-kira dapatdiambil dari cetakan.
4) Flamming. Lipstik dilewatkan secara cepat pada nyala gas kecil gunamelelehkan
permukaan sehingga bisa menghilangkan goresan atau lubangdan menjadikan
permukaan halus dan berkilau.
7. Evaluasi Lipstik
a. Pemeriksaan titik lebur lipstik
Penetapan suhu lebur lipstik dapat dilakukan dengan berbagai metode. Ada dua metode
yang biasanya digunakan yaitu metode melting pointdan metode drop point. Metode
melting pointmenggunakan pipa kapiler sedangkan metode drop pointmenggunakan
pelat tipis. Syarat lipstik melebur pada metode melting pointadalah 60atau lebih,
sedangkan untuk metode drop pointadalah diatas 50(Balsam, 1972).Penetapan suhu
11
lebur lipstik dilakukan untuk mengetahui pada suhu berapa lipstik akan meleleh dalam
wadahnya sehingga minyak akan keluar. Suhu tersebut menunjukkan batas suhu
penyimpanan lipstik yang selanjutnya berguna dalam proses pembentukan,
pengemasan, dan pengangkutan lipstik (Balsam, 1972).
b. Pemeriksaan kekuatan lipstik
Evaluasi kekerasan lipstik menunjukkan kualitas patahan lipstik dan juga kekuatan
lipstik dalam proses pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan. Evaluasi ini dapat
dilakukan untuk mengetahui kekuatan lilin dalam lipstik (Balsam, 1972). Pengamatan
dilakukan terhadap kekuatan lipstik dengan cara lipstik diletakkan horizontal. Pada
jarak kira-kira inci dari tepi, digantungkan beban yang berfungsi sebagai pemberat.
Berat beban ditambah secara berangsur-angsur dengan nilai yang spesifik pada interval
waktu 30 detik, dan berat dimana lipstik patah merupakan nilaibreaking point
(Vishwakarma, et a., 2011).
c. Uji oles
Uji oles dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan lipstik pada kulit punggung
tangan kemudian mengamati banyaknya warna yang menempel dengan perlakuan 5 kali
pengolesan pada tekanan tertentu seperti biasanya kita menggunakan lipstik(Keithler,
1956).
d. Penentuan pH sediaan
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Sampel di buat
dalam konsentrasi 1% yaitu 1 gram sampel dalam 100 ml akuades (Rawlins, 2003).
e. Pemeriksaan stabilitas sediaan
Pengamatan terhadap adanya perubahan bentuk, warna, dan bau dari sediaan lipstik
dilakukan terhadap masing-masing sediaan selama penyimpanan pada suhu kamar pada
hari ke 1, 5, 10 dan selanjutnya setiap 5 hari hingga hari ke-30 (Vishwakarma, etal.,
2011).
f. Uji Tempel (Patch Test)
Uji tempel adalah uji iritasi dan kepekaan kulit yang dilakukan dengan cara
mengoleskan sediaan uji pada kulit normal panel manusia dengan maksud untuk
mengetahui apakah sediaan tersebut dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau
tidak(Ditjen POM, 1985).
Iritasi umumnya akan segera menimbulkan reaksi kulit sesaat setelah pelekatan
pada kulit, iritasi demikian disebut iritasi primer. Tetapi jika iritasi tersebut timbul
beberapa jam setelah pelekatannya pada kulit, iritasi ini disebut iritasi sekunder. Tanda-
tanda reaksi kulit yang ditimbulkan yaitu hiperemia, eritema, edema atau vesikula kulit.
Reaksi kulit yang demikian bersifat lokal pada daerah kulit yang rusak saja (Ditjen
POM, 1985).
12
Panel uji tempel meliputi manusia sehat dan penderita. Manusia sehat yang
dijadikan panel uji tempel sebaiknya wanita, usia diantara 20-30 tahun, berbadan sehat
jasmani dan rohani, dan menyatakan kesediaannya dijadikan panel uji tempel (Ditjen
POM, 1985).
Lokasi uji lekatan adalah bagian kulit panel yang dijadikan daerah lokasi untuk
uji tempel. Biasanya yang paling tepat dijadikan daerah lokasi uji tempel adalah bagian
punggung, lengan tangan, lipatan siku, dan bagian kulit di belakang telinga (Ditjen POM,
1985).
Teknik uji tempel terbuka dilakukan dengan mengoleskan sediaan uji pada luas
tertentu lokasi lekatan, biarkan terbuka selama lebih kurang 24 jam, amati reaksi kulit
yang terjadi. Reaksi kulit akibat iritan primer terjadi antara beberapa menit hingga satu
jam setelah pelekatan (Ditjen POM, 1985).
Prosedur uji tempel preventif adalah prosedur uji tempel yang dilakukan
sebelum penggunaan kosmetika untuk mengetahui apakah pengguna peka terhadap
sediaan ini atau tidak. Uji tempel preventif dilakukan dengan teknik uji tempel terbuka
atau tertutup, waktu pelekatannya ditetapkan 24 jam, daerah lokasi lekatan di belakang
telinga atau bahu. Pengamatannya reaksi kulit positif atau negatif (Ditjen POM, 1985)
g. Uji Kesukaan (Hedonic Test)
Uji Kesukaan (Hedonic Test)adalah metode uji yang digunakan untuk mengukur
tingkat kesukaan terhadap produk dengan menggunakan lembar penilaian. Jumlah
minimal panelis standar dalam satu kali pengujian adalah 6 orang, sedangkan untuk
panelis non standar adalah 30 orang. Menurut Badan Standar Nasional (2006) syarat-
syarat panelis adalah sebagai berikut:
1. Tertarik terhadap uji organoleptik sensori dan mau berpatisipasi
2. Konsisten dalam mengambil keputusan
3. Berbadan sehat
Penilaian sampel yang diuji berdasarkan tingkat kesukaan panelis. Jumlah
tingkat kesukaan bervariasi. Penilaian dapat diubah dalam bentuk angka dan
selanjutnya dapat dianalisis secara statistik untuk penarikan kesimpulan (Badan Standar
Nasional, 2006).
13
b) Bleeding
Terjadi pemisahan antara zat warna dengan basis lilin, sehingga menyebabkan zatwarna
tidak merata
c) Blooming
Disebut juga pemekaran pada ujung lipstick yaitu permukaan lipstick menjadi lebihtumpul
dari yang diharapkan. Hal ini terjadi karena tingginya konsentrasi cetyl alcohol (>5%).
d) Streaking
Terbentuknya sebuah garis tipis atau pita yang berbeda warna, atau substansi yangnampak di
permukaan pada produk jadi. Hal ini terjadi karena terjadi pemisahan partikelyang
tersuspensi.
e) Seams
Ditandai dengan keretakan lipstick pada saat digunakan. Hal ini terjadi karena massayang
rapuh atau terjadi kesalahan pada saat teknik pendinginan
f) Laddering
Produk nampak berjenjang, tidak lembut dan tiak homogenysetelah dibekukan, nampak
adanya lapisan ganda. Kerusakan ini terjadikarena pada saat proses pencetakan dilakukan
pada temperature rendah,atau sebagian formulasi tidak cukup panas, atau bisa juga terjadi
karenaproses pengisian pada cetakan terlalu lambat.
g) Deformation
Lipstick terlihat rusak dengan sangat jelas, kerusakan jugaterlihat jika dilihat dari salah
satu sisi maupun kedua sisi
h) Catering
Stick membentuk lubang dimana penyebab utamanya adalah jumlah minyak silicon atau
minyak lubrikasi yang terlalu sedikit.
i) Mushy failure
Inti pusat stick tidak memiliki struktur dan patah.
9. Data Preformulasi
a. Ozokerite
Nama lain : Cera mineralis alba; ceresine; ceresine wax; ceresin wax; cerin;
cerosin; Cirashine CS; earth wax; GS-Ceresin; Koster Keunen
Ceresine; mineral wax; purified ozokerite; Ross Ceresine Wax;
white ceresin wax; white ozokerite wax.
Pemerian : Lilin warna putih sampai agak kekuningan, tidak berbau, tidak
berasa, amorf (non Kristal), rapuh
Kelarutan : Larut dalam benzene, kloroform, nafta, minyak panas,
petroleum eter, 30 bagian etanol absolut, turpentine, karbon
14
disulfide, dan banyak pelarut organic. Tidak larut dalam air.
Titik leleh : 6178 C
Kegunaan : opacifier; stabilizing agent; stiffening agent.
Konsentrasi : 2-3%
b. Octyldodecanol
Nama lain : Eutanol G PH, Standamul G.
Rumus molekul : C20H42O
Pemerian : Cairan minyak jernih tidak berwarna atau agak
kekuningan.
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol (95%) dan praktis sukar larut dalam
air.
Melting point : < 20C
Specific gravity : 0.83 0.85 pada 20C
Kegunaan : Emolien, bahan pengemulsi, lubrikan, pelarut dan bahan
pengental.
c. Cetyl Alcohol
Nama lain : Alcohol cetylicus et stearylicus; cetearyl alcohol; cetyl stearyl
alcohol; Crodacol CS90; Lanette O; Speziol C16-18 Pharma;
Tego Alkanol 1618; Tego Alkanol 6855.
Pemerian : Lilin, putih serpihan, granul berwarna putih. Karakteristik
berbau dan berasa lemah.
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol (95%) dan eter,praktis tidak larut
dalam air.Larut jika dilelehkan dengan lemak, paraffin padat
dan cair dan isopropyl miristat.
Titik leleh : 45 52C.
Bobot jenis : 0.81 pada 50.
Kegunaan : bahan pengemulsi, bahan pengeras, emolien menyerap air.
Konsentrasi : 2-10%.
d. Isopropyl Palmitate
Nama lain : Emerest 2316; hexadecanoic acid isopropyl ester; hexadecanoic
acid 1-methylethyl ester; isopropyl hexadecanoate; isopropylis
palmitas; Isopropylpalmitat
Rumus molekul : C19H38O2
Pemerian : Cairan kental jernih, tidak berwarna sampai warna kuning
pucat, tidak berbau dan mengeras disuhu kurang dari 16C.
Kelarutan : Larut dalam aseton, kloroform, ethanol (95%), ethyl acetate,
mineral oil, propan-2-ol, silicone oils, vegetable oils, dan
hidrokarkon alifatik dan aromatik; praktis tidak larut dalam
glycerin, glycols, dan air.
Specific gravity : 0.852 pada 25C.
Kegunaan : Emolien, pembawa, bahan penetrasi kulit, pelarut.
e. Octinoxate
Nama lain : Parsol MCX; Octyl methoxycinnamate; Parsol; Parsol MOX
Rumus molekul : C18H26O3
Pemerian : Cairan kental tidak berwarna sampai kuning pucat, tidak
berbau.
Kelarutan : Mudah larutdalam alkohol, propylene glycol monomyristate,
dan banyak minyak.
Melting point : 68.3 C
15
Specific gravity : 1.01 1.02
Kegunaan : Ultraviolet /UVB/ screen
Konsentrasi : max. 7.5%
f. Benzophenone-3
Nama lain : Oxybenzone;2-HYDROXY-4-
METHOXYBENZOPHENONE
Rumus molekul : C14H12O3
Pemerian : Serbuk putih sampai putih gading atau kuning terang.
Kelarutan : Larut dalam banyak pelarut organic.
Melting point : 65.5C.
Kegunaan : sunscreen agent
Konsentrasi : max. 6%
g. Mineral Oil
Nama lain : Heavy mineral oil; heavy liquid petrolatum; liquid petrolatum;
paraffin oil; paraffinum liquidum; Sirius; whitemineral oil.
Pemerian : cairan berminyak kental transparan, tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol (95%), gliserin dan air; larut
dalam aseton, benzene, kloroform, karbon disulfide, eter dan
petroleum eter.Terdispersi dalam volatile oil and fixed oil,
kecuali of castor oil.
Viskositas : 110230 mPa s (110230 cP) pada 20C
Kegunaan : Emolien; lubrikan; pembawa, pelarut.
h. AerosilTM 200
Nama lain : Cab-O-Sil; Cab-O-Sil M-5P; colloidal silica; fumed silica;
fumed silicon dioxide; hochdisperses silicum dioxid; SAS; silica
colloidalis anhydrica; silica sol; silicic anhydride; silicon dioxide
colloidal; silicon dioxide fumed; synthetic amorphous silica.
Rumus molekul : SiO2
Pemerian : serbuk amorf dengan ukuran partikelsekitar 15 nm., halus,
tidak berasa, tidak berbau dan berwarna putih terang.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organic, air dan asam kecuali
hydrofluoric acid; larut dalam larutan panas alkali hidriksida.
Bentuk koloid terdipersi dalam air.
Specific gravity : 2.2
Melting point : 1600C
Kegunaan : Adsorbent; anticaking agent; emulsion stabilizer; glidant;
suspending agent; thermal stabilizer; viscosity-increasingagent.
Konsentrasi : 2.010.0%
16
Nama lain : Intelimer 13-1 Polymer
Pemerian : pellet warna putih sampai kuning terang.
Kelarutan : Larut dalam fase minyak pada suhu 5C di atas suhu lelehnya.
Melting point : 48 C
Kegunaan : mengurangi tingkat kelengketan dan berminyak pada formula
yang mengandung minyak, meningkatkan kenyamanan pada
saat dipakai.
Konsentrasi : 1.0 3.0%.
k. TitaniumDioxide
Nama lain : Anatase titanium dioxide; brookite titanium dioxide; color
index number 77891; E171; Hombitan FF-Pharma; Kemira
AFDC;Kronos 1171; pigment white 6; Pretiox AV-01-FG;
rutile titaniumdioxide; Tioxide; TiPure; titanic anhydride; titanii
dioxidum;Tronox.
Rumus molekul : TiO2
Pemerian : Serbuk amorf tidak higroskopis, warna putih, tidak berbau dan
tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalamH2SO4 encer, HCl, HNO3, pelarut
organic dan air. Larut dalam hydrofluoric acid dan H2SO4
panas.
Titik leleh : 1855C
Kegunaan : opacifier; pigment.
l. D&C Red #7
Nama lain : Lithol rubin B Ca, C.I. Pigment Red 57:1; CCRIS 4903
Rumus molekul : C18H12CaN2O6S
Pemerian : Serbuk kering
Titik leleh : 357.5 C
Kelarutan : dalam air 8.9 mg/l
Kegunaan : Dyes dan pigment
m. D&C Red #6
Nama lain : barium lake; UNII-K4XZD9W99K; K4XZD9W99K;
SCHEMBL9107772; EINECS 241-806-4
Rumus molekul : C18H12BaN2O6S
Pemerian : Serbuk kering
Kegunaan : Dyes
n. Butil hidroksi anisol
Nama lain : BHA
Rumus molekul : C11H16O
Pemerian : serbuk hablur putih atau putih kekuningan, berbau aromatik
khas.
Kelarutan : praktis sukar larut dalam air; mudah larut dalam
propilenglikol, eter, kloroform
Kegunaan : Antioksidan
Konsentrasi : 0.05-0.02%
o. LiquaPar Oil
Nama lain : Isopropylparaben (and) Isobutylparaben (and) Butylparaben
Pemerian : Cairan kental jernih
Kelarutan : Agak skar larut dalam air
Specific gravity : 1.1033 @25C
Kegunaan : Preservative
17
10. Formulasi Lipstik
A. Formulasi 1
No. FORMULA 1 12)
1 Sinthetic wax 6.00%
2 Ceresin 4.00%
3 Paraffin 3.00%
4 Isododecane 10.00%
5 Cetyl stearate/acetylated lanolin 90:10 5.00%
6 Methylparaben 0.30%
7 Propylparaben 0.10%
8 BHA 0.10%
9 Cyclomethicone 41.50%
10 Isosteariltrimethylolpropane siloxysilicate 5.00%
11 Red #7 Calcium Lake 4.00%
12 Yellow 5 Aluminum Lake 3.00%
13 Titanium dioxide/mica 5.00%
14 Titanium dioxide/mica/iron oxide 3.00%
15 Bismuth oxychloride 10.00%
Cara Pembuatan
Formula 1 :
1) Lelehkan bahan 1,2,3,4,5 pada suhu 80-85C, sambil diaduk (fase a).
2) Larutkan methylparaben, propylparaben dan BHA ke dalam fase a pada suhu
70C (fase b).
3) Dispersikan pewarna (11,12,13,14,15) ke dalam bahan 9 dan 10 (fase c).
4) Campurkan fase c ke dalam fase b.
5) Tuang ke dalam cetakan, dan dinginkan hingga mengeras.
Diperoleh karakteristik produk dengan kemampuan transfer-resistant yang kuat
B. Formulasi 2
No. 19)
FORMULA 2
1 Octyldodecanol 24.7
2 Isopropyl Palmitate 15.0
3 Octinoxate 7.5
4 Benzophenone-3 5.0
5 Mineral Oil 27.5
6 (Fumed) Silica 2.0
18
7 Hydrogenated Caster Oil 4.5
8 C10-30 Alkyl Acrylate 10.0
9 Titanium Dioxide 2.5
10 LiquaPar Oil 0.1
11 D&C Red #7 1.0
12 D&C Red #6 0.2
Cara Pembuatan Formulasi 2
1) Campurkan seluruh bahan dalam vessel kemudian panaskan.
2) Aduk dan jaga suhu 75-80C hingga seluruh bahan terdispersi secara merata.
3) Jika sudah terdispersi merata, dinginkan sampai suhu 70-72C.
4) Tuang ke dalam cetakan dan bekukan hingga lipstick mengeras.
5) Diperoleh sediaan lipstick yang stabil pada suhu 50C selama masa penyimpanan 4
bulan.
Formula 3 :
No. 20)
FORMULA 3
1 Fluoroalkylsilicone 20
2 Arachidyl propionate 9
3 Ethylene homopolymer / PolyWax 500 16
4 Cyclotetradimethicone / DoW Corning 244 Fluid 46
5 Pigments 9
Cara Pembuatan Formulasi 3
1) Panaskan bahan 1,2,3 pada suhu 95C (fase a).
2) Tambahkan bahan 5 ke dalam fase a sambil di aduk kemudian tambahkan bahan 5.
3) Aduk dengan turbo mixer pada kecepatan 3000 rpm hingga seluruh bahan terdispersi
merata.
4) Dinginkan sampai suhu 85C kemudian tuang ke dalam cetakan.
5) Keluarkan lipstick dari cetakan setelah dingin / mengeras.
6) Keluarkan lipstick dari cetakan setelah dingin / mengeras.
7) Diperoleh karakteristik produk yang lembut, mudah diaplikasikan, tahan lama dan
memiliki efek transfer-resistant yang baik.
19
Formula 4 :
No. FORMULA 4
1 Octyldodecanol 24.7
2 Ozokerite 4.0
1) 3 Cetyl Alcohol 2.0 Campur
4 Isopropyl Palmitate 11.5
kan
5 Octinoxate 5.0
6 Benzophenone-3 5.0 seluruh
7 Mineral Oil 27.5 bahan
8 (Fumed) Silica 2.0
dalam
9 Hydrogenated Caster Oil 4.5
vessel
10 C10-30 Alkyl Acrylate 10.0
11 Titanium Dioxide 2.5
12 LiquaPar Oil 0.1
13 D&C Red #7 1.0
14 D&C Red #6 0.2
kemudian panaskan.
2) Aduk dan jaga suhu 75-80C hingga seluruh bahan terdispersi secara merata.
3) Jika sudah terdispersi merata, dinginkan sampai suhu 70-72C.
4) Tuang ke dalam cetakan dan bekukan hingga lipstick mengeras dan keluarkan
dari cetakan.
BAB III
PEMBAHASAN
KARAKTERISTIK FORMULA
Komponen Zat aktif F1 F2 F3 F4 Karakteristik
20
Kosmetik
C10-c30 alkyl 10 10 Pelet warna putih
acrylate sampai kuning terang,
membentuk lapisan film
yang memberi efek
kilau, pelumasan dan
transper ressisten
Sifat transper Aerosil TM 2 2 Serbukamorf dengan
resistant/film 200/fumed silica/ ukuran partikel sekitar
former 15 mm, putih terang
Octyldodecacanol 24 24.7 Cairan minyak jernih
tidak berbau agak
kekuningan
Isododecane 10
cyclotetradimethicon 46
Fluoroalkylsilicone 20
Ozokerite/ceresin 4 4 Lilin warna putih
sampai kekuningan
tidak berbau, tidak
berasa, membentuk
konsistensi lipstik
Cetyl alkohol 2 Lilin putih serpihan,
Pengeras granul warna putih,
karakteristik berbau dan
berasa lemah
Hydrogenated castor 4.5 4.5 Serbuk halus atau
oil patahan warna putih
Sintetix wax 6
Poly wax 500 16
Isopropil miristat
Mineral oil/parafin 3 27.5 27.5 Cairan berminyak kental
transparan, tidak
Emolien berwarna, tidak berasa
Cetyl stearat 5
Isopropyl palmitat 15 11.5 Cairan kental jernih,
tidak berbau
Titanium dioksida 5 2.5 2.5 Serbuk amorf tidak
higroskopik, warna
putih
D&C Red #7 4 1 1 Serbuk kering, warna
Pewarna yang dihasilkan lebih
terang
D&C Red#6 0.2 0.2 Serbuk kering
Yelow 5 3 Serbuk kering
Pigmen 9
Sunscreen Benzophenon 3 5 5 Serbuk putih sampai
21
putih gading atau
kuning terang
Octinoxate 7.5 5 Cairan kental tidak
berwarna sampai kuning
pucat tidak berbau
Antioksidan BHA 0.1 Serbuk hablur putih atau
putih kekuningan
Liquapar oil 0.1 0.1 Cairan kental jernih
Preservative Methyl paraben 0.3
Propyl paraben 0.1
BAB IV
KESIMPULAN
Lipstik semi permanent harus dapat memberikan efek tahan lama dan transfer
resistan. Penggunaan silika dalam lipstik diketahui dapat memberikan sifat transper resistant
dengan membentuk lapisan film pada bibir.lapisan film tersebut dapat memberikan efek
kilau/mengkilap dan pelumasan.
Evaluasi yang dapat dilakukan pada lipstik adalah :
1. Pemeriksaan titik lebur
2. Pemeriksaan kekuatan lipstik
3. Uji oles
4. Uji PH
22
5. Stabilitas sediaan
6. Uji tempel
7. Uji kesukaan
Dari formulasi 1, 2, 3 dan 4, formulasi keempat merupakan formulasi terbaik
dibandingkan dengan formulasi lainnya. Hal ini dikarenakan sediaan yang diperoleh dengan
karakteristik stabil pada suhu 50oC, lembut, mudah diaplikasikan dan memiliki efek transper
resistant yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tranggono, R.I.S., dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 7-9, 90.
2. Wasitaatmadja, S.M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press. Hal. 28.
3. Mitsui, T. (1997). New Cosmetic Science. Amsterdam: Elsveir Science. Hal. 389.
4. Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI. Hal. 83-86, 191-192.
5. Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 57, 157, 551.
6. Raymond C Rowe et all, 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition.
Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association.
7. http://www.cosmeticsandtoiletries.com/research/chemistry/Two-Decades-of-Transfer-
resistant-Lipstick-290207561.html. Diakses pada 29 Maret 2016.
8. RY Lochhead, Trends in polymers for personal care, Polymer Preprints of the American
Chemical Society 49(2) 675 (2008)
23
9. www.referenceforbusiness.com/history2/10/Revlon-Inc.html#ixzz3HBYTVvXH.
Diakses pada 18 April 2016.
10. US Pat 5,984,394, Transfer-resistant lip compositions, DW Walling, SM Wujek, F
Levine and DJ Coleman-Nally, assigned to Procter & Gamble (Sep 7, 1999)
11. US Pat 6,555,097, Cosmetic product systems comprising a transfer resistant, flexible
film-forming cosmetic product and an oil-containing composition, TE Rabe, LE
Drechsler, ED Smith III, T Dohmae and CM Hines, assigned to Procter & Gamble
(Apr 23, 2003)
12. US Pat 5,505,937, Cosmetic compositions with improved transfer resistance, A
Castrogiovanni et al, assigned to Revlon Consumer Products Corp (Apr 1996)
13. US Pat 5,800,816, Cosmetic compositions, H Brieva, JG Russ and IM Sandewicz,
assigned to Revlon Consumer Products Corp (Sep 1, 1998)
14. US Pat 5,911,974, H Brieva, JG Russ and IM Sandewicz, assigned to Revlon Consumer
Products Corp (Jun 15, 1999)
15. US Pat 5,948,393, Make-up cosmetic composition, S Tomomasa, H Takada and Y
Soyama, assigned to Shiseido (Sep 7, 1999)
16. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Octinoxate#section=DrugLabels-for-
Ingredients. Diakses pada 18 April 2016.
17. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/4632#section=Therapeutic-Uses. Diakses
pada 19 April 2016.
18. Intelimer 13-1 Polymer Data Sheet
19. Lipstick with Intelimer 13-6 Polymer. Formulating Guide C002
20. US Pat 6,203,780, COSMETIC 0R DERMATOLOGICAL COMPOSITION
CONTAINING AT LEAST ONE FLUOROSILICONE WITH AN ALKYL CHAIN, Arnaud
et al., assigned to LOreal, Paris (Mar 20, 2001)
21. Balsam, M.S. (1972). Cosmetic Science and Technology. Edisi Kedua. London: Jhon
Willy and Son, Inc. Hal. 64, 371, 372, 374, 375, 388.
22. Barel, A.O., Paye, M., dan Howard I.M. (2001). Handbook of Cosmetic Science and
Technology. Edisi Kedua. New York: Informa Healthcare. Hal. 645, 670, 671.
23. Jellinek, J.S. (1976). Formulation and Function of Cosmetics. New York: Wiley
Interscience. Hal. 428, 429.
24. Poucher, J. (2000). Pouchers Perfumes, Cosmetics and Soaps. Edisi Kesepuluh. London:
Kluwer Academic Publisher. Hal. 206, 210
25. Senzel, A. (1977). Newburgers Manual of Cosmetic Analysis. Edisi Kedua. Washington
DC: Association of Official Analytical Chemists, Inc. Hal. 50.
26.Rawlins, E.A. (2003). Bentleys Textbook of Pharmaceutics. Edisi
Kedelapan belas. London: Bailierre Tindall. Hal. 355.
24
27. Vishwakarma, B., Sumeet, D., Kushagra, D., dan Hemant, J. (2011).
Formulation And Evaluation of Herbal Lipstick. International Journal of
Drug Discovery & Herbal Research. 1(1): 18-19.
25