DISUSUN OLEH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
BANJARMASIN
2017
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....i
DAFTAR ISI......ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah...1
C. Perumusan Masalah........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................3
B. Fungsi Manajemen..........................................................................3
A. Kesimpulan...............10
B. Saran.............................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Oleh karena itu untuk mencapai tujuan kita dalam bidang perkebunan sawit ini
kita perlu suatu metode yaitu penerapan manajemen agribisnis.
Kemajuan tehnologi juga dalam perkebunan kelapa sawit ini sangat
membutuhkan adanya manajemen terutama dalam pemakaian mesin-mesin dalam
perkebunan sehinggga kita dapat menyeimbangkan daya manusia dengan alat mesin.
Manajemen agribisnis perkebunan sawit juga mampu dalam:
1. meningkatkan pendapatan produsen;
2. meningkatkan penyerapan tenaga kerja;
3. meningkatkan perolehan devisa; dan
4. menambah jumlah agroindustri baru.
Untuk itu pengalaman juga menunjukkan bahwa hal tersebut disebabkan
didukung oleh strategi pertanian tangguh. Petaninya, pembinanya dan lembaganya
harus tangguh. Ini artinya SDM dan lembaga pendukungnya (agrisupport activities)
harus tangguh.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini Manajemen dalam perkebunan kelapa sawit
terkait dengan penerapan program manajemen (POAC) terhadap usaha perkebunan
sawit maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut ;
1. Bagaimana program manajemen (POAC) itu dilakukan dalam perkebunan
kelapa sawit?
2. Apa saja yang akan dilakukan dalam penerapan manajemen perkebunan kelapa
sawit agar tercapai tujuan maksimal.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka masalah masalah yang dibahas
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi program manajemen itu dilakukan dalam perkebunan
kelapa sawit?
2. Bagaimana deskripsi system yang akan dilakukan dalam manjemen perkebunan
kelapa sawit ini?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
1. Manajemen digunakan terhadap usaha usaha kelompok, bukan usaha individu
(perseorangan) tertentu.
2. Tujuan merupakan sasaran menajemen dan manajemen berusaha untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Dalam mencapai tujuan terdapat penyatuan pikiran, perasaan, kemauan, tenaga,
bahan, alat, dan ruangan.
4. Manajemen ialah suatu hal yang dapat dipelajari
5. Pencapaian tujuan dilakukan secara sistematis, terpadu, terkontrol, dan
konsisten.
6. Dalam manajemen, ada pembagian kerja secara jelas dan tegas.
B. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah tugas seorang manajer untuk menentukan pilihan dari
alternative alternative, kebijakan kebijakan, prosedur prosedur, program
program.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi berasal dari kata to organize yang artinya menyusun bagian yang
terpisah pisah menjadi satu kesatuan, sehingga dapat dipergunakan untuk
melakukan pekerjaan dalam mencapai tujuan.
c. Penggerakan (Actuating)
Pergerakan (actuating) adalah pengaktifan orang orang sesuai dengan rencana
dan bentuk organisasi yang telah ditetapkan.
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah proses pengamatan, penentuan standar yang akan dicapai,
menilai pelaksanaan, dan jika perlu mengambil tindakan korektif sehingga
pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sbelumnya.
Suatu kegiatan dalam bidang perkebunan sawit yang menerapkan manajemen
dengan melaksanakan fungsi fungsi perencanaan,fungsi pengorganisasian,fungsi
pengarahan dan pengendalian dan fungsi pengawasan dan pengendalain dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan produk pertanian dan
keuntungan yang maksimal.
7
Dalam manajemen agribisnis untuk menerapkan suatu program
manajemen diperlukan suatu system yaitu:
1. Input system
Adalah System yang menghasilkan barang-barang sebagai modal bagi kegiatan
pertanian, seperti :
Contohnya :
pembibitan tumbuhan, (pupuk,pestisida,obatobatan).
2. Processing system
Adalah kegiatan yang menggunakan barang-barang modal dan sumberdaya alam
untuk menghasilkan komoditas pertanian primer.
3. Production system
Adalah system yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk
olahan berupa produk antara dan produk akhir.
4. Marketing system
Pemasaran adalah aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen
melalui pedagang perantara ke konsumen. Kegiatan-kegiatan dalam usaha pemasaran
tidak hanya kegiatan memindahkan barang /jasa dari tangan produsen ke tangan
konsumen saja dengan sistem penjualan, tetapi banyak kegiatan lain yang juga
dijalankan dalam kegiatan pemasaran
I. Input system
1. Tanah
Tanah yang dibutuhkan dalam observasi sekitar 2 hektar
2. Bibit
8
Bibit Unggul yaitu Biji yang belum berkecambah pada umur 10-14 hari,
Kecambah yang tumbuh normal dan sehat, warnanya kekuning-kuningan,
tumbuhnya lurus.
Sehingga, Biaya yang dibutuhkan dalam Processing System
Lahan : Rp.650.000.000,-
Bibit Sawit : Rp. 5.000,- x 400 batang =Rp. 2.000.000,-
Total : Rp.652.000.000,-
2. Penanaman
Masukkan bibit ke dalam lobang dengan hati-hati dan kantong plastik dibuka.
Lobang ditimbun dengan tanah, tidak boleh diinjak-injak agar tidak terjadi
kerusakan.
Bibit yang tingginya lebih dari 150 cm, daunnya dipotong untuk mengurangi
penguapan.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan.
3. Pemeliharaan tanaman
Lakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang mati dengan tanaman
baru yang seumur dengan tanaman yang mati.
Cadangan bibit untuk penyulaman terus dipelihara sampai dengan umur 3
tahun dan selalu dipindahkan ke kantong plastik yang lebih besar.
Penyiangan gulma dilakukan 1bulan sekali.
Lakukan perawatan dan perbaikan parit drainage.
9
Anjuran pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Sedangkan pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM), kebutuhan pupuk
berkisar antara 400 1000 kg N, P, K, Mg, Bo per Ha/tahun.
Lakukan pemupukan 2 kali dalam satu tahun; pada awal dan akhir musim
penghujan dengan cara menyebar merata di sekitar piringan tanaman.
Hama-hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit adalah Ulat
Kantong; Metisaplama, Mahasena Coubessi dan Ulat Api; Thosea asigna, Setora
nitens, Dasna trina. Sedangkan penyakitnya busuk tandan Marasmius sp. Hama
ulat kantong dikendalikan dengan insektisida yang mengandung bahan aktif
metamidofos 200/liter atau 600 g/liter, hama ulat api dengan insektisida yang
mengandung bahan aktif permetrin 20 g/liter dan monokrotofos 600 g/lite.
Potonglah daun yang sudah tua, agar penyebaran cahaya matahari lebih
merata, mempermudah penyerbukan alami, memudahkan panen dan mengurangi
penguapan.
2. Price
(harga)Penentuan harga dari suatu produk akan sangat mempengaruhi dari
keberhasilansuatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang akan didapatkan
oleh suatuperusahaan. Penentapan harga dari suatu produk, akan sangat dipengaruhi
dariseberapa besar pengorbanan yang telah dilakukan dalam memproduksi produk
itusendiri.Penetapan harga kelapa sawit berdasarkan pada besarnya biaya produksi
yangdikeluarkan dengan mark up.
3. Place
(sistem distribusi)Distribusi merupakan bagian yang vital dari bagian strategi
pemasaran itusendiri. Pemilihan strategi dengan tepat akan dapat membantu produk
sampai kekonsumen dengan harga yang sesuai dengan harga yang telah ditentukan
olehperusahaan.Hasil budidaya kelapa sawit di Riau pada umunya didistribusikan ke
industripengolahan kelapa sawit yang terdapat di Riau dan sekitarnya. Saluran
distribusiyang umum terdapat di Riau adalah dari petani ke tengkulak dan
didistribusikan keindustri pengolahan oleh pedagang pengumpul.
4. Promotion
(kegiatan promosi)Kegiatan promosi merupakan komponen prioritas dari
kegiatan pemasarandengan menganalisis keungulan produk, modal lain yang dimiliki
oleh perusahaan,dan segmen pasar yang dibidik. Kegiatan promosi sangat erat
12
kaitannya denganpenyebaran informasi untuk disampaikan ke konsumen mengenai
keunggulanproduk, harga, cara memperoleh serta informasi lain yang dibutuhkan
konsumen.Pada perkebunan kelapa sawit biasanya petani kurang memperhatikan
aspek promosi karena para tengkulak atau pedagang akan datang dengan sendirinya
kekebun sawit untuk melihat kualitas dan melakukan kerja sama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dari makalah ini yang didasarkan pada rumusan masalah
yaitu sebagai berikut :
Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkat
unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Disinidapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem
yangtergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler,
sertaterorganisir sebagai suatu totalitas.
13
Dalam Penerapan Program Agribisnis (POAC) membutuhkan system yaitu Input
System, Processing System, Production System, dan Marketing system.
Dalam perkebunan sawit juga harus membutuhkan suatu manajemen karena
usaha dalam perkebunan ini sudah termasuk/tergolong usaha besar yang perlu adanya
penataan kerja.
B. Saran
Adapun saran yang saya sampaikan bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kesalahan dan kekurangannya, maka dari itu penulis sangat
mengharapkankritikan dan saran dari teman-teman sebagai bahan ajaran penulis
dalam penyusunanmakalah kedepannya.Bahan tambahan dalam suatu proses
pengelolahan merupakan bahan campuran bagi bahan baku untuk memproduksi suatu
produk
14