Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

DISUSUN OLEH

ARIF RAHMAN HAKIM AMRULLAH


NPM. 14.42.0065

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
BANJARMASIN
2017

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur selalu terpanjatkan ke hadirat Allah S.W.T. yang


telah memberi petunjuk kepada penyusun untuk menyelesaikan penyusunan makalah
ini. Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah bahasa Indonesia. Di samping itu juga untuk menambah wawasan
dalam bahasa Indonesia dan pengetahuan di bidang bahasa Indonesia khususnya
mengenai paragraf tersebut, sehingga dapat membawa manfaat bagi kita semua.
Makalah ini dibuat berdasarkan acuan dari berbagai sumber, baik itu buku
bahasa Indonesia maupun hasil penjelajahan dari dunia maya (internet). Tak lupa pula
penyusun mengucapkan terima kasih kepada bapak DRS. Andrea Candra,M.PD
sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan kesempatan untuk menyusun
makalah ini. Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini.
Oleh karena itu, dengan rendah hati penyusun memohon saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 21 April 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....i

DAFTAR ISI......ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.....1

B. Identifikasi Masalah...1

C. Perumusan Masalah........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................3

A. Pengertian Manajemen dan Ciri-ciri Manajemen...........................3

B. Fungsi Manajemen..........................................................................3

C. Bagaimana Peranan Manajemen (POC) itu dilakukan dalam


perkebunan kelapa sawit?.............................................................. 4

D. Apa saja yang akan dilakukan dalam penerapan manajemen


perkebunan kelapa sawit agar tercapai tujuan maksimal...............5

BAB III PENUTUP..........................................10

A. Kesimpulan...............10

B. Saran.............................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Seiring dengan berkembangnya kemajuan dan berkembangnya persaingan
terhadap usaha yang kita lakukan, sehingga memacu kita untuk berusaha keras supaya
tidak kalah saing dalam berusaha. Tidak terbatasi dalam usaha apapun ,terutama
dalam hal ini dalam usaha perkebunan kelapa sawit.

4
Oleh karena itu untuk mencapai tujuan kita dalam bidang perkebunan sawit ini
kita perlu suatu metode yaitu penerapan manajemen agribisnis.
Kemajuan tehnologi juga dalam perkebunan kelapa sawit ini sangat
membutuhkan adanya manajemen terutama dalam pemakaian mesin-mesin dalam
perkebunan sehinggga kita dapat menyeimbangkan daya manusia dengan alat mesin.
Manajemen agribisnis perkebunan sawit juga mampu dalam:
1. meningkatkan pendapatan produsen;
2. meningkatkan penyerapan tenaga kerja;
3. meningkatkan perolehan devisa; dan
4. menambah jumlah agroindustri baru.
Untuk itu pengalaman juga menunjukkan bahwa hal tersebut disebabkan
didukung oleh strategi pertanian tangguh. Petaninya, pembinanya dan lembaganya
harus tangguh. Ini artinya SDM dan lembaga pendukungnya (agrisupport activities)
harus tangguh.

B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini Manajemen dalam perkebunan kelapa sawit
terkait dengan penerapan program manajemen (POAC) terhadap usaha perkebunan
sawit maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut ;
1. Bagaimana program manajemen (POAC) itu dilakukan dalam perkebunan
kelapa sawit?
2. Apa saja yang akan dilakukan dalam penerapan manajemen perkebunan kelapa
sawit agar tercapai tujuan maksimal.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka masalah masalah yang dibahas
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi program manajemen itu dilakukan dalam perkebunan
kelapa sawit?
2. Bagaimana deskripsi system yang akan dilakukan dalam manjemen perkebunan
kelapa sawit ini?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen dan Ciri-Ciri Manajemen


Istilah manajemen berasal dari bahasa Italia meneggio dan bahasa Latin
maneggiare yang berarti mengendalikan kuda. Selanjutnya, dalam perkembangannya
istilah manajemen digunakan untuk mengendalikan dan mengatur suatu organisasi.
Manajemen mempunyai ciri ciri dalam kegiatannya, antara lain:

6
1. Manajemen digunakan terhadap usaha usaha kelompok, bukan usaha individu
(perseorangan) tertentu.
2. Tujuan merupakan sasaran menajemen dan manajemen berusaha untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Dalam mencapai tujuan terdapat penyatuan pikiran, perasaan, kemauan, tenaga,
bahan, alat, dan ruangan.
4. Manajemen ialah suatu hal yang dapat dipelajari
5. Pencapaian tujuan dilakukan secara sistematis, terpadu, terkontrol, dan
konsisten.
6. Dalam manajemen, ada pembagian kerja secara jelas dan tegas.

B. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah tugas seorang manajer untuk menentukan pilihan dari
alternative alternative, kebijakan kebijakan, prosedur prosedur, program
program.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi berasal dari kata to organize yang artinya menyusun bagian yang
terpisah pisah menjadi satu kesatuan, sehingga dapat dipergunakan untuk
melakukan pekerjaan dalam mencapai tujuan.
c. Penggerakan (Actuating)
Pergerakan (actuating) adalah pengaktifan orang orang sesuai dengan rencana
dan bentuk organisasi yang telah ditetapkan.

d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah proses pengamatan, penentuan standar yang akan dicapai,
menilai pelaksanaan, dan jika perlu mengambil tindakan korektif sehingga
pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sbelumnya.
Suatu kegiatan dalam bidang perkebunan sawit yang menerapkan manajemen
dengan melaksanakan fungsi fungsi perencanaan,fungsi pengorganisasian,fungsi
pengarahan dan pengendalian dan fungsi pengawasan dan pengendalain dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan produk pertanian dan
keuntungan yang maksimal.

C. Bagaimana program manajemen (POAC) itu dilakukan dalam perkebunan


kelapa sawit?

7
Dalam manajemen agribisnis untuk menerapkan suatu program
manajemen diperlukan suatu system yaitu:

1. Input system
Adalah System yang menghasilkan barang-barang sebagai modal bagi kegiatan
pertanian, seperti :
Contohnya :
pembibitan tumbuhan, (pupuk,pestisida,obatobatan).

2. Processing system
Adalah kegiatan yang menggunakan barang-barang modal dan sumberdaya alam
untuk menghasilkan komoditas pertanian primer.

3. Production system
Adalah system yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk
olahan berupa produk antara dan produk akhir.

4. Marketing system
Pemasaran adalah aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen
melalui pedagang perantara ke konsumen. Kegiatan-kegiatan dalam usaha pemasaran
tidak hanya kegiatan memindahkan barang /jasa dari tangan produsen ke tangan
konsumen saja dengan sistem penjualan, tetapi banyak kegiatan lain yang juga
dijalankan dalam kegiatan pemasaran

D. Apa saja yang akan dilakukan dalam penerapan manajemen perkebunan


kelapa sawit agar tercapai tujuan maksimal.
Penerapan manajemen perkebunan kelapa sawit dapat kita lihat dengan contoh
perkebunan kelapa sawit dari penelitian kami :

I. Input system
1. Tanah
Tanah yang dibutuhkan dalam observasi sekitar 2 hektar
2. Bibit

8
Bibit Unggul yaitu Biji yang belum berkecambah pada umur 10-14 hari,
Kecambah yang tumbuh normal dan sehat, warnanya kekuning-kuningan,
tumbuhnya lurus.
Sehingga, Biaya yang dibutuhkan dalam Processing System
Lahan : Rp.650.000.000,-
Bibit Sawit : Rp. 5.000,- x 400 batang =Rp. 2.000.000,-

Total : Rp.652.000.000,-

II. Processing system


1. Pengolahan Lahan
Lahan diolah sebaik mungkin, dibersihkan dari semak-semak dan rumput-
rumputliar.
Buatlah lobang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm atau 60 x 60 x 60 cm, 2
minggu sebelum tanam dengan jarak 9 x 9 x 9 m membentuk segitiga sama sisi.
Tanah galian bagian atas dicampur dengan pupuk fosfat sebanyak 1
kg/lobang.
Lobang tanam ditutup kembali dan jangan dipadatkan.

2. Penanaman
Masukkan bibit ke dalam lobang dengan hati-hati dan kantong plastik dibuka.
Lobang ditimbun dengan tanah, tidak boleh diinjak-injak agar tidak terjadi
kerusakan.
Bibit yang tingginya lebih dari 150 cm, daunnya dipotong untuk mengurangi
penguapan.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan.

3. Pemeliharaan tanaman
Lakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang mati dengan tanaman
baru yang seumur dengan tanaman yang mati.
Cadangan bibit untuk penyulaman terus dipelihara sampai dengan umur 3
tahun dan selalu dipindahkan ke kantong plastik yang lebih besar.
Penyiangan gulma dilakukan 1bulan sekali.
Lakukan perawatan dan perbaikan parit drainage.
9
Anjuran pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Sedangkan pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM), kebutuhan pupuk
berkisar antara 400 1000 kg N, P, K, Mg, Bo per Ha/tahun.
Lakukan pemupukan 2 kali dalam satu tahun; pada awal dan akhir musim
penghujan dengan cara menyebar merata di sekitar piringan tanaman.
Hama-hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit adalah Ulat
Kantong; Metisaplama, Mahasena Coubessi dan Ulat Api; Thosea asigna, Setora
nitens, Dasna trina. Sedangkan penyakitnya busuk tandan Marasmius sp. Hama
ulat kantong dikendalikan dengan insektisida yang mengandung bahan aktif
metamidofos 200/liter atau 600 g/liter, hama ulat api dengan insektisida yang
mengandung bahan aktif permetrin 20 g/liter dan monokrotofos 600 g/lite.
Potonglah daun yang sudah tua, agar penyebaran cahaya matahari lebih
merata, mempermudah penyerbukan alami, memudahkan panen dan mengurangi
penguapan.

a. Banyak Orang Yang di butuhkan Dalam Processing System : 3 orang


b. Biaya yang dibutuhkan dalam Processing system
Pupuk : Rp. 11.700.000,-
Pestisida : Rp. 8.500.000,-
Gaji Buruh : Rp. 3.000.000,-
Total Biaya : 24.000.000,-(sudah di tambah biaya lain-lain)

III. Production System


1. Panen
Telah dapat menghasilkan pada umur 30 bulan setelah tanam.
Jumlah pohon yang dapat dipanen per hektar sebanyak 60%.
Dipilih tandan yang buahnya sudah masak dengan tanda adanya sejumlah
buah merah yang jatuh (brondol ).
Cara panen dengan memotong tandan buah.
Pemanenan dilakukan 1 kali seminggu.
Pada usia tujuh sampai sepuluh tahun disebut sebagai periode matang (the
mature periode), dimana pada periode tersebut mulai menghasilkan buah tandan segar
( Fresh Fruit Bunch). Tanaman kelapa sawit pada usia sebelas sampai dua puluh tahun
mulai mengalami penurunan produksi buah tandan segar. Dan terkadang pada
10
usia 20-25 tahun tanaman kelapa sawit mati buah sawit memiliki daging dan biji sawit
(kernel), dimana daging sawit dapat diolah menjadi CPO (crude palm oil) sedangkan
buah sawit diolah menjadi PK (kernel palm). Ekstraksi CPO rata-rata 20 % sedangkan
PK 2.5%. Sementara itu serta dan cangkang biji sawit dapat dipergunakan sebagai
bahan bakar ketel uap.
Minyak sawit dapat dipergunakan untuk bahan makanan dan industri melalui
proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO (Refined,
Bleached and Deodorized Palm Oil). Disamping itu CPO dapat diuraikan untuk
produksi minyak sawit padat (RBD Stearin) dan untuk produksi minyak sawit cair
(RBD Olein).
RBD Olein terutama dipergunakan untuk pembuatan minyak goreng.
Sedangkan RBD Stearin terutama dipergunakan untuk margarin dan shortening,
disamping untuk bahan baku industri sabun dan deterjen. Pemisahan CPO dan PK
dapat menghasilkan oleokimia dasar yang terdiri dari asam lemak dan gliserol.
a. Jumlah Tenaga Kerja Pada Productin System
4 orang 1 x panen
b. Biaya yang di butuhkan dalam Production System
adalah :
Gaji Pekerja :Rp. 50.000,- x 4 orang (1x panen)
=Rp.200.000,-
Alat Panen : Rp.400.000,-
Pupuk Setelah panen (1x 3 bulan) =
Rp. 8.500.00,-
Total = Rp.9.100.000

IV. Marketing System


Bauran pemasaran pada komoditas kelapa sawit :
1. Product
(produk)Kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati yang memiliki
berbagaikeunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman
lain.keunggulan tersebut di antaranya memiliki kadar kolesterol rendah bahkan
tanpakolesterol, dapat menghasilkan berbagai produk turunan baik di bidang pangan.
Maupun non pangan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia,
danmerupakan salah satu sumber bahan bakar alternatif.Minyak nabati yang
11
dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupaminyak sawit mentah (CPO
atauCrude Palm Oil ) yang berwarna kuning danminyak inti sawit (PKO atau Palm
Kernel Oil ) yang tidak berwarna/jernih. CPOatau PKO banyak digunakan sebagai
bahan industri sabun (bahan penghasil busa),industri baja (bahan pelumas),industri
tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif.
Keuntungan yang diinginkan produsen. Dimana hargadari petani kepada
pedagang di desa / KUD adalah Rp 1150/kg. Kemudianpedagang pengumpul ini
menjual kembali kepada Sub-District Seller sebesar Rp1.300/kg. Akhir dari rantai
tataniaga ini adalah penjualan Kelapa Sawit dalambentuk CPO seharga Rp 6.650
kepada pedagang di dalam maupun di luar negeri.

2. Price
(harga)Penentuan harga dari suatu produk akan sangat mempengaruhi dari
keberhasilansuatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang akan didapatkan
oleh suatuperusahaan. Penentapan harga dari suatu produk, akan sangat dipengaruhi
dariseberapa besar pengorbanan yang telah dilakukan dalam memproduksi produk
itusendiri.Penetapan harga kelapa sawit berdasarkan pada besarnya biaya produksi
yangdikeluarkan dengan mark up.

3. Place
(sistem distribusi)Distribusi merupakan bagian yang vital dari bagian strategi
pemasaran itusendiri. Pemilihan strategi dengan tepat akan dapat membantu produk
sampai kekonsumen dengan harga yang sesuai dengan harga yang telah ditentukan
olehperusahaan.Hasil budidaya kelapa sawit di Riau pada umunya didistribusikan ke
industripengolahan kelapa sawit yang terdapat di Riau dan sekitarnya. Saluran
distribusiyang umum terdapat di Riau adalah dari petani ke tengkulak dan
didistribusikan keindustri pengolahan oleh pedagang pengumpul.

4. Promotion
(kegiatan promosi)Kegiatan promosi merupakan komponen prioritas dari
kegiatan pemasarandengan menganalisis keungulan produk, modal lain yang dimiliki
oleh perusahaan,dan segmen pasar yang dibidik. Kegiatan promosi sangat erat
12
kaitannya denganpenyebaran informasi untuk disampaikan ke konsumen mengenai
keunggulanproduk, harga, cara memperoleh serta informasi lain yang dibutuhkan
konsumen.Pada perkebunan kelapa sawit biasanya petani kurang memperhatikan
aspek promosi karena para tengkulak atau pedagang akan datang dengan sendirinya
kekebun sawit untuk melihat kualitas dan melakukan kerja sama.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dari makalah ini yang didasarkan pada rumusan masalah
yaitu sebagai berikut :
Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkat
unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Disinidapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem
yangtergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler,
sertaterorganisir sebagai suatu totalitas.

13
Dalam Penerapan Program Agribisnis (POAC) membutuhkan system yaitu Input
System, Processing System, Production System, dan Marketing system.
Dalam perkebunan sawit juga harus membutuhkan suatu manajemen karena
usaha dalam perkebunan ini sudah termasuk/tergolong usaha besar yang perlu adanya
penataan kerja.

B. Saran
Adapun saran yang saya sampaikan bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kesalahan dan kekurangannya, maka dari itu penulis sangat
mengharapkankritikan dan saran dari teman-teman sebagai bahan ajaran penulis
dalam penyusunanmakalah kedepannya.Bahan tambahan dalam suatu proses
pengelolahan merupakan bahan campuran bagi bahan baku untuk memproduksi suatu
produk

14

Anda mungkin juga menyukai