PEDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu:
1) Apa pengertian tes esay?
2) Bagaimana betuk-bentuk dari tes esai?
3) Apa saja keunggulan dan kelemahan tiap tes esai?
4) Bagaimana kaidah penulisan tes bentuk esai?
1.3 Tujuan
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu:
1) Untuk mengetahui pengertian tes esay
2) Untuk mengetahui betuk-bentuk dari tes esai
3) Untuk memaparkan keunggulan dan kelemahan tiap tes esai
4) Untuk menjelaskan tentang kaidah penulisan tes bentuk esai
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian Tes Essay
Tes bentuk essay adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas
yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara
mengekspresikan pikiran peserta tes (Widoyoko, 2009).
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan
siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan
bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan
dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri. Tes
essay sendiri sering menuntut penggunaan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
seperti analisis, sintesis dan evaluasi. Tes uraian/esai adalah butiran soal yang
mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus
dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes secara naratif. Ciri khas
tes uraian ialah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh orang yang
menmbuat butir soal, tetapi dikonstruksi oleh peserta tes. Peserta tes bebas untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan. Setiap peserta tes dapat memilih,
menghubungkan, dan atau menyampaikan gagasan dengan menggunakan kata-
katanya sendiri.
Asesmen esai merupakan salah satu penilaian yang dapat digunakan untuk
menilai hasil belajar siswa dengan cara membangun sendiri jawaban dan tanggapan
atas masalah atau pertanyaan yang diberikan tanpa ada pilihan jawaban. Asesmen esai
dapat menilai penguasaan siswa dalam pengetahuan, baik menghafal, penggunaan
bahan referensi, ataupun dalam pemecahan masalah.
Prosedur asesmen bentuk esai dapat mendorong siswa dalam mempelajari
struktur organisasi materi. Siswa dalam hal ini akan terpacu mempersiapkan diri lebih
baik dengan cara mempelajari struktur materi secara keseluruhan. Maka, dalam
asesmen esai siswa harus menyusun responnya sendiri. Usaha siswa dalam
mempelajari struktur organisasi materi sangat cocok apabila diterapkan dalam proses
pengajaran IPA.
Dengan demikian, asesment esai cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran
IPA. Proses asesmen berbentuk esai dalam pembelajaran akan produktif bila asesmen
3
tersebut dapat memberikan umpan balik pada siswa. Umpan balik tersebut antara
lain:
a. Memberikan nilai pada tiap bagian jawaban mereka
b. Membuat tulisan rasionalisasi singkat tentang alasan mengapa jawaban
diberikan skor tertentu, serta memberikan saran terhadap hal-hal yang mungkin
terabaikan.
c. Memberikan total nilai terhadap jawaban
d. Menilai dengan membandingkan skor total terhadap skor yang harus dicapai
untuk mendapatkan nilai tertentu.
Dengan umpan balik tersebut, siswa dapat menilai sendiri pekerjaannya serta
memperbaikinya. Hasil kerja esai siswa sangat penting sebagai masukan kepada guru
tentang kemampuan siswa. Dalam hal ini, guru juga dapat mengetahui permasalahan
asesmen di kelas, antara lain guru dapat menemukan bentuk soal yang efektif serta
yang kurang efektif untuk diterapkan di kelasnya. Selain itu, guru dapat mengetahui
secara pasti kegiatan belajar seperti apa yang kurang berhasil dengan baik.
Tabel 1. Perbedaan Tes esai (Essay test) Vs asesmen Esai (Assessment essay)
Tes essai (Essay test) Asesmen Essai (Assessment essay)
Tes esai adalah Butir soal yang Assesment essay adalah salah satu
mengandung pertanyaan atau tugas bentuk asesesmen berbasis kompetensi
yang jawaban atau pengerjaan soal yang merupakan alternatif untuk
4
tersebut harus dilakukan dengan cara digunakan dalam penilaian pembelajaran.
mengekspresikan pikiran peserta tes. Assessment essay bertujuan untuk
menilai proses pembelajaran yang
dijalankan guru dan mengukur
pencapaian kompetensi siswa
Ciri khas tes essay adalah jawaban Ciri khas asesmen esai adalah merupakan
terhadap soal tersebut tidak metodologi pengumpulan informasi
disediakan oleh orang yang tentang proses dan hasil pembelajaran
mengkonstruksikan butir soal, tetapi siswa dengan menggunakan alat ukur
harus dipasok oleh peserta tes Setiap berbetuk tes essay (uraian) (Marhaeni,
peserta tes dapat memilih, 2007)
menghubungkan dan menyampaikan
gagasannya dengan menggunakan
kata-katanya sendiri
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penilaian esai (asesmen
essay) untuk menilai proses pembelajaran yang dijalankan guru dan mengukur
pencapaian kompetensi siswa dalam pengetahuan, baik menghafal, penggunaan
bahan referensi, ataupun dalam pemecahan masalah. Sedangkan untuk melakukan
asesmen esai digunakan alat ukurnya berupa tes esai, tes yang disusun dalam bentuk
pertanyaan terstruktur dengan cara membangun sendiri jawaban dan tanggapan atas
masalah atau pertanyaan yang diberikan tanpa ada pilihan jawaban.
5
Dapat memandu bagaimana siswa harus mengkonstruksi respon mereka, tetapi
bukan memberikan jawaban pertanyaan
Dapat memberikan informasi tentang bobot pertanyaan
Dapat menekankan kemampuan berpikir tingkat tinggi
Respon siswa dapat ditulis lebih dari satu kalimat
Bentuk-bentuk tes essay dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu:
1) Tes Uraian Terbatas (Restricted Response Essays)
Peserta tes dibatasi oleh rambu-rambu yang ditemukan dalam butir soal.
Keterbatasan mencakup format isi, dan ruang lingkup jawaban. Jadi soal tes uraian ini
harus menentukan batas jawaban yang dikehendaki.
Dengan adanya pembatasan tersebut jawaban siswa akan lebih terarah sesuai
dengan yang diharapkan. Cara memberikan penilaian juga lebih jelas indikatornya.
Kriteria kebenaran jawaban bisa lebih mudah ditentukan. Oleh sebab itu, bentuk soal
uraian terbatas terasa lebih terarah dan lebih tepat digunakan dari pada bentuk uraian
bebas. Di samping kedua bentuk uraian di atas ada pula bentuk tes uraian yang
disebut soal soal berstruktur. Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal
soal objektif dengan soal soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal
jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal yang
berstruktur berisi unsur-unsur pengantar soal, seperangkat data, dan serangkaian
subsoal.
6
Melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian bebas ini tepat digunakan apabila
bertujuan untuk :
a) Mengungkapkan pandangan para siswa terhadap suatu masalah sehingga dapat
diketahui luas dan intensitasnya.
b) Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam
sehingga tidak ada satupun jawaban yang pasti.
c) Mengembangkan daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai
segi atau dimensinya.
Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban siswa bisa
bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung
pada guru sebagai penilainya.
Prosedur asesmen bentuk esai dapat mendorong siswa dalam mempelajari
struktur organisasi materi. Siswa dalam hal ini akan terpacu mempersiapkan diri lebih
baik dengan cara mempelajari struktur materi secara keseluruhan. Maka, dalam
asesmen esai siswa harus menyusun responnya sendiri. Usaha siswa dalam
mempelajari struktur organisasi materi sangat cocok apabila diterapkan dalam proses
pengajaran IPA.
Dengan demikian, asesmen esai cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran
IPA. Proses asesmen berbentuk esai dalam pembelajaran akan produktif bila asesmen
tersebut dapat memberikan umpan balik pada siswa. Umpan balik tersebut antara
lain:
7
Dengan umpan balik tersebut, siswa dapat menilai sendiri pekerjaannya serta
memperbaikinya. Hasil kerja esai siswa sangat penting sebagai masukan kepada guru
tentang kemampuan siswa. Dalam hal ini, guru juga dapat mengetahui permasalahan
asesmen di kelas, antara lain guru dapat menemukan bentuk soal yang efektif serta
yang kurang efektif untuk diterapkan di kelasnya. Selain itu, guru dapat mengetahui
secara pasti kegiatan belajar seperti apa yang kurang berhasil dengan baik.
Depdikbud sering menyebutkan bentuk-bentuk tes essay dengan sebutan lain,
yaitu Bentuk Essay Objektif (BOU) dan Bentuk Essay Non Objektif (BUNO). BOU
dan BUNO merupakan bagian dari bentuk tes essay terbatas. Penggelompokkan yang
dilakukan oleh Depdikbud berdasarakan pada pendekatan atau cara pemberian skor.
a) Bentuk Essay Objektif (BOU)
Pada BOU rumusan jawabannya lebih pasti sehingga dapat dilakukan
penskoran secara objektif. Jawaban yang benar dapat diberi skor 1 dan yang salah
atau tidak dijawab mendapat skor 0. Pada satu rumusan jawaban terdapat beberapa
kata kunci sehingga nilai maksimar skor dapat lebih dari satu. Kata kunci dapat
berupa apa saja seperti kalimat, kata, gambar, dan angka. Berikut adalah langkah-
langkah pemberian skor soal Bentuk Essay Objektif (BOU):
Tuliskan kata kunci atau kemungkinan jawaban benar secara jelas untuk
setiap soal.
Beri skor 1 untuk jawaban yang benar sempurna dan tidak ada pemberian
skor setengah untuk jawaban yang kurang sempurna.
Apabila pertanyaan terdiri dari beberapa subpertanyaan, perincilah kata
kunci dari setiap jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci
subjawaban dan buatkan skornya.
Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal
tersebut. Hasil penjumlahan skor ini disebut skor maksimum.
Contoh:
Indikator : Menuliskan keuntungan adanya pembangunan kenampakan buatan
bagi masyarakat
8
Soal : Sebutkan tujuan dan 4 manfaat adanya pembangunan waduk!
Langkah penskoran:
Tujuan waduk = menampung air sungai = 1
Manfaat = pengendali banjir =4
= rigasi lahan pertanian
= pembangkit listrik
= pahan baku air minum
= perikanan
Skor maksimum =5
b) Bentuk Essay Non Objektif (BUNO)
Bentuk Essay Non Objektif (BUNO) mempunyai struktur perumusan jawaban
yang sama dengan essay bebas sehingga memungkinkan terdapat unsur subjektivitas.
Bentuk ini dapat menilai hasil belajar siswa yang berupa kemampuan menghasilkan,
menyusun dan menyatakan ide-ide, memadukan berbagai hasil belajar, mendesain
sebuah eksperimen, dan menilai arti makna sebuah ide. Pada model ini penskoran
dijabarkan dengan menggunakan rentang. Rentangnya skor ditetapkan berdasarkan
kompleksitas jawaban. Skor mininal untuk peserta yang tidak menjawab adalah 0,
sedangkan skor maksimum ditentukan oleh penyusunan soal dan jawaban yang runtut
dalam soal tersebut. Langkah-langkah penskoran sebagai berikut:
1) Menuliskan garis besar jawaban sebagai kriteria jawaban untuk dijadikan
pegangan dalam pemberian skor.
2) Menetapkan rentang skor untuk setiap kriteria jawaban.
3) Pemberian skor tergantung pada kualitas jawaban yang diberikan oleh peserta
4) Jumlahkan skor yang diperoleh dari setiap kriteria jawaban.
5) Periksalah soal setiap nomor sebelum beralih kenomor yang lain untuk
menghindari pemberian skor berbeda untuk jawaban yang sama.
6) Setelah semua butir soal mendapatkan skor hitunglah skor yang diperoleh peserta,
kemudian hitung nilai dengan rumus:
Nilai tiap soal = Skor perolehan peserta didik x bobot soal
Skor maksimum tiap butir soal
9
7) Jumlahkan nilai semua soal. Jumlah nilai ini disebut nilai akhir suatu perangkat
tes yang diberikan.
Contoh:
Indikator: Menjelaskan alasan yang membuat kita harus menghormati
keragaman di Indonesia
Soal: Jelaskan alasan yang membuat kita harus menghormati keragaman di
Indonesia!
Kriteria:
Kebanggaan yang berkaitan dengan keragaman suku bangsa = 0-5
Kebanggaan yang berkaitan dengan keragaman suku budaya = 0-5
Skor maksimum = 10
Bentuk soal seperti ini memiliki rumusan jawaban yang sama dengan rumusan
jawaban bebas, yaitu menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan
(menguraikan dan memadukan) gagasan-gagasan pribadi atau hal-hal yang telah
dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut
dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat memungkinkan
adanya unsure subjektivitas. Bentuk uraian bebas dapat digunakan untuk menilai hasil
belajar yang bersifat kompleks, seperti kemampuan menghasilkan, menyusun dan
menyatakan ide-ide, memadukan berbagai hasil belajar dari berbagai bidang studi,
merekayasa bentuk-bentuk orisinal ( seperti mendesain sebuah eksperimen ), dan
menilai arti atau makna suatu ide.
Dalam penskoran soal bentuk uraian nonobjektif, skor dijabarkan dalam
rentang. Besarnya rentang skor ditetapkan oleh kompleksitas jawaban, seperti 0 2, 0
4, 0 6, 0 8, 0 10 dan lain lain. Skor minimal harus 0, karena peserta didik
yang tidak menjawab pun akan memperoleh skor maksimum ditentukan oleh
penyusun soal dan keadaan jawaban yang dituntut dalam soal tersebut.
10
Tes essay sangat tepat dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil dari suatu
proses belajar yang kompleks, yang sukar diukur dengan menggunakan tes
obyektif
Tes essay memberi peluang yang besar kepada siswa untuk menyusun jawaban
sesuai dengan jalan pikirannya sendiri. Keadaan ii sangat penting untuk melatih
siswa agar terbiasa mengemukakan jalan pikirannya secara terarah dan sistematis.
Mudah disiapkan dan disusun
Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi / untung-untungan
Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam
bentuk kalimat yang bagus
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya
bahasa dan caranya sendiri
Dapat diketahui sejauh mana siswa, mendalami sesuatu masalah yang diteskan.
11
diberikan, sehingga dalam satu periode tes hanya dapat diberikan beberapa item
tes saja.
Materi yang diberikan di dalam tes tidak dapat mencakup secara luas materi
pelajaran yang telah disampaikan, sehingga sangat dimungkinkan hasil yang
dicapai bersifat kebetulan, karena pertanyaan yang diberikan secara kebetulan
sesuai dengan bagian materi yang dipelajarinya.
Mengoreksi tes essay memerlukan waktu yang lama serta menghabiskan energy
yang cukup banyak terlebih lagi bilamana peserta tes jumlahnya cukup besar,
karena setiap jawaban harus dibaca satu per satu secara teliti.
12
Kelebihan
Kelebihan dari tes ini yaitu jawaban yang diberikan oleh peserta tes hampir
tidak ada batasan. Peserta tes memiliki kebebasan yang luas sekali untuk
mengorganisaikan dan mengekspresikan gagasan pikirannya dan gagasan dalam
menjawab soal tersebut.
Kelemahan
Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban siswa bisa bervariasi,
sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru
sebagai penilainya.
13
6) Usahakan agar soal essay yang kita susun itu benar benar dapat
menimbulkan perilaku yang kita kehendaki untuk dilakukan oleh siswa.
7) Sesuaikan panjang pendeknya dan kompleksitas jawaban dengan tingkat
kematangan siswa.
Kaidah-kaidah Penulisan Soal Bentuk Uraian
Pada dasarnya setiap penulisan soal bentuk uaraian harus selalu berpedoman
pada langkah-langkah atau kaidah-kaidah penulisan soal secara umum, misalnya
mengacu pada kisi-kisi tes yang telah dibuat dan tujuan soalnya jelas.
Dalam menulis bentuk uraian, seorang penulis soal harus sudah mempunyai
gambaran tentang ruang lingkup materi yang ditanyakan dan lingkup jawaban yang
diharapkan, kedalaman, dan panjang jawaban, atau rincian jawaban yang mungkin
diberikan oleh siswa. Dengan kata lain, ruang lingkup ini merupakan kriteria luas
atau sempitnya masalah yang ditanyakan. Hal ini harus tegas dan jelas tergambar
dalam rumusan soalnya. Dengan adanya batasan ruang lingkup tersebut,
kemungkinan terjadinya ketidakjelasan soal dapat dihindari. Ruang lingkup tersebut
juga akan membantu mempermudah pembuatan kriteria atau pedoman
penyekoran.
Beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soaol bentuk uraian
adalah; a) materi, b) konstruksi, dan c) bahasa. Secara rinci kaidah tersebut diuraikan
di bawah ini.
a) Materi
Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal arus mananyakan perilaku
dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.
Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang ingkup) harus jelas.
Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran.
Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan
tingkat kelas.
b) Konstruksi
Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau
perintah yang menuntut jawaban terurai, seperti: mengapa uraikan, jelaskan,
bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah. Jangan menggunakan
14
kata tanya yang tidak menuntut uraian, misalnya: siapa, di mana, kapan.
Demikian juga kalimat tanya yang hanya menuntut jawaban ya atau tidak.
Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
Buatlah pedoman penyekoran segera setelah soalnya ditulis dengan cara
menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria penyekoranya,
besarnya skor bagi setiap komponen, serta rentangan skor yang dapat
diperoleh untuk soal yang bersangkutan.
Hal-hal lain yang menyertai soal seperti tabel, gambar, rafk, peta, atau yang
sejenisnya, harus disajikan dengan jelas dan terbaca sehingga tidak
menimbulkan penafsiran yang berbeda.
c) Bahasa
Rumusan kalimat soal harus komunikatif, yaitu menggunakan bahasa yang
sederhana dan menggunakan kata-kata yang sudah dikenal siswa.
Butir soal menngunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian.
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan
untuk tingkat daerah atau nasional.
Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang menyingung perasaan siswa.
15
bentuk uraian ketika akan memeriksapekerjaan siswa. Cara ini kurang baik an kurang
dapat dipertanggungjawabakankarena dapat mempengaruhi objektifitas penyekoran
dan penilaian. Bila cara ini digunakan guru, maka objektifitas yang diinginkan dalam
tes bentuk araian tidak akan dapat tercapai.
16
merencanakan penyelesaian ujian ini sesuai dengan kemampuan kita. Alokasi yang
ditetapkan biasa saja tidak sesuai dengan alokasi yang kita buat. Kecuali tentunya
pada test psikologi dimana kita tidak dibenarkan menggunakan waktu lebih dari yang
dialokasikan.
2. Mengikuti petunjuk
Ujian essay sangat ditentukan oleh petunjuk dan instruksi pada pertanyaan yang
diberikan. Perhatikanlah kata-kata penting yang digunakan dalam petunjuk umum
maupun petunjuk khusus. Misalnya petunjuk sebutkan berbeda dengan jelaskan. Juga
kata-kata bandingkan dengan ulaslah.
Jika anda diminta untuk menyebutkan anda tidak perlu memberikan penjelasan
terinci untuk masing-masing item yang anda sebutkan, kecuali memang diminta
(sebutkan dan jelaskan). Sebab, hal ini akan membuang waktu anda, sedangkan
pemerikasa tidak akan memberikan nilai tambahan untuk ini. Sebaliknya, jika anda
diminta menjelaskan, berikan penjelasan yang mudah dimengerti, jangan berbelit-
belit dan gunakan bahasa yang baik.
Beberapa perintah atau petunjuk ujian essay perlu di mengerti benar apa
maksudnya. Berikut ini disajikan beberapa kata kunci yang sering digunakan dalam
ujian beserta sedikit penjelasannya. Disini cukup menyebutkan istilah atau kalimat
tertentu saja. Sebaiknya anda memberikan nomor atau huruf untuk memudahkan
perhitungan.
3. Tulisan dan bahasa
Ingatlah bahwa dalam ujian essay, kita harus menjelaskan atau menunjukkan
kemampuan kita melalui tulisan tidak ada kesempatan untuk mengoreksi atau
membenarkan apa yang kurang jelas ( seperti pada ujian lisan ) oleh karenanya, syarat
utama untuk sukses dalam ujian ini adalah tulisan kita harus mudah dibaca. Selain
tulisan yang mudah dibaca, tentu saja anda harus menjawab pertanyaan dengan tata
bahasa yang baik.
4. Menyudahi ujian
17
Seperti juga dalam menyelasaikan ujian pada umumnya, sebelum kita serahkan,
periksalah sekali lagi ( jika anda masih punya waktu ). Dalam ujian essay ini, anda
juga mungkin akan memberikan koreksi terhadap jawaban anda, anda mungkin ingin
menambahkan satu kata kalimat untuk memperjelas jawaban anda.
Metode Pengoreksian Soal Bentuk Uraian
Untuk mengoreksi soal bentuk uraian dapat dilakukan dengan tiga metode,
yaitu metode per nomor (whole method), metode per lembar (separated method), dan
metode bersilang (cross metode).
Metode per nomor : Disini guru mengoreksi hasil jawaban peserta didik untuk
setiap nomor. Misalnya, guru mengoreksi nomor satu untuk seluruh peserta
didik, kemudian nomor dua untuk seluruh peserta didik, dan seterusnya.
Kebaikannya adalah pemberian skor yang berbeda atas dua jawaban yang
kualitasnya sama hampir tidak akan terjadi, karena jawaban peserta didik yang
satu selalu dibandingkan dengan jawaban peserta didik yang lain, sedangkan
kelemahannya adalah pelaksanaannya terlalu berat dan memakan waktu
banyak.
Metode per lembar. Disini guru mengoreksi setiap lembar jawaban peserta
didik mulai dari nomor satu sampai dengan nomor terakhir. Kebaikannya
adalah relatif lebih murah dan tidak memakan waktu banyak, sedangkan
kelemahannya adalah guru sering member skor yang berbeda atas dua
jawaban yang sama kualitasnya atau sebaliknya.
Metode bersilang. Guru mengoreksi jawaban peserta didik dengan jalan
menukarkan hasil koreksi dari seorang korektor kepada korektor yang lain.
Dengan kata lain, jika telah selesai dikoreksi oleh seorang korektor, lalu
dikoreksi kembali oleh korektor yang lain. Kelebihannya adalah faktor
subjektif dapat dikurangi, sedangkan kelemahannya adalah membutuhkan
waktu dan tenaga yang banyak.
Disamping metode-metode diatas, ada juga metode lain untuk mengoreksi
jawaban soal bentuk uraian, yaitu :
18
Analytical method, yaitu suatu cara untuk mengoreksi jawaban peserta didik
dan guru sudah menyiapkan sebuah model jawaban, kemudian di analisis
menjadi beberapa langkah atau unsur yang terpisah, dan pada setiap langkah
disediakan skor skor tertentu.
Sorting method, yaitu metode memilih yang dipergunakan untuk memberi skor
terhadap jawaban jawaban yang tidak dibagi-bagi menjadi unsure-unsur.
Jawaban-jawaban peserta didik harus dibaca secara keseluruhan.
Selanjutnya, guru juga dapat menggunakan metode lain untuk pemberian skor
soal bentuk uraian, yaitu :
Point method, yaitu setiap jawaban dibandingkan dengan jawaban ideal yang
telah ditetapkan dalam kunci jawaban dan skor yang diberikan untuk setiap
jawaban akan bergantung pada derajat kepadanannya dengan kunci jawaban.
Metode ini sangat cocok digunakan untuk bentuk uraian terbatas, karena setiap
jawaban sudah dibatasi dengan kriteria tertentu.
Rating method, yaitu setiap jawaban peserta didik ditetapkan dalam salah satu
kelompok yang sudah dipilah-pilah berdasarkan kualitasnya selagi jawaban
tersebut dibaca.
BAB III
19
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas, yaitu:
1) Tes bentuk essay adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang
jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara
mengekspresikan pikiran peserta tes
2) Bentuk tes essay terbagi 2 yaitu tes uraian terbatas dan tes uraian bebas. Dalam
tes uraian terbatas, tes dibatasi oleh rambu-rambu yang ditemukan dalam butir
soal. Sedagkan tes uraian bebas yaitu jawaban yang diberikan oleh peserta tes
hampir tidak ada batasan. Peserta tes memiliki kebebasan yang luas sekali untuk
mengorganisaikan dan mengekspresikan gagasan pikirannya dan gagasan dalam
menjawab soal tersebut. Tes uraian bebas terbagi menjadi 2 yaitu: bentuk essay
objektif (BOU) dan bentuk essay non objektif (BUNO)
3) Kelebihan dan kelemahan dari tes uraian terbatas yaitu: dengan adanya
pembatasan tersebut jawaban siswa akan lebih terarah sesuai dengan yang
diharapkan. Cara memberikan penilaian juga lebih jelas indikatornya.
Kelemahannya yaitu kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope
bahan pelajaran yang akan di tes karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas).
Kelebihan dan kelemahan tes uraian bebas yaitu: kelebihan dari tes ini yaitu
jawaban yang diberikan oleh peserta tes hampir tidak ada batasan. Peserta tes
memiliki kebebasan yang luas sekali untuk mengorganisaikan dan
mengekspresikan gagasan pikirannya dan gagasan dalam menjawab soal tersebut.
Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban siswa bisa bervariasi,
sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru
sebagai penilainya.
4) Kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal bentuk uraian meliputi
materi, konstruksi, dan bahasa.
3.2 Saran
20
Adapun saran yang disampaikan penulis yaitu diharapkan bagi para guru atau
pendidik senantiasa mempelajari bagaimana kaidah penulisan, penggunaan dan
pelaksanaan tes essay yang telah dipaparkan sehingga semua bentuk soal dapat lebih
terarah dan mudah dimengerti oleh siswa.
DAFTAR PUSTAKA
21
Gusmita. (2012). Tes Essay. Diakses Pada Tanggal 25 Februari 2017 melalui
http://gusmira-wita.blogspot.co.id/2012/03/tes-essay.html
Marhaeni, A.A.I.N. (2007). Asesmen Otentik Dalam Rangka KTSP (Suatu Upaya
Pemberdayaan Guru dan Siswa). Makalah pada Pelatihan KTSP bagi Guru
SMP/MTs di Kabupaten Tabanan. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja
Rifdha. (2017). Teori Prosedur dan Rancangan Tes Uraian. Diakses Pada Tanggal 25
Februari 2017 melalui
http://www.academia.edu/7482867/MAKALAH_TES_URAIAN
Santi. (2015). Tes Essay. Diakses Pada Tanggal 25 Februari 2017 melalui
http://santinurtugaskuliah.blogspot.co.id/2016/10/makalah-tes-essay.html
22