Oleh
Kelompok 4
Deverlye Belalana
Dhanang Aprilianto
Kalamsyah Hidayat
M Iqbal Rachmatullah
Muhammad Rifaldi
Kelas : XI IIS 2
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1
PENDAHULUANiii
RUMUSAN MASALAH..iiii
TUJUANiiii
BAB 2
BAB 3
PENUTUP..iiiii
KESIMPULAN..iiiii
BAB 1
PENDAHULUAN
TUJUAN
Oleh karena itu, arus sentralisasi yang dibangun oleh Orde Baru di mana segala
sesuatunya selalu menuju ke pusat (Jakarta), sekarang arusnya terbalik menjadi
divergan, di mana daerah-daerah dapat menjadi pusat-pusat pertumbuhan dan
kebijakan itu sendiri. Sehingga orang-orang yang potensial atau sumber daya
alam yang dimiliki daerah dapat dikembangkan di daerah itu sendiri dan tidak
harus menuju pusat.
Pemilu merupakan salah satu momentum strategis yang akan menentukan masa
depan bangsa Indonesia, karena di dalamnya terletak keputusan politik rakyat
untuk memilih presiden, wakil presiden, dan wakil rakyat yang akan
menentukan jalannya pemerintahan. Hasil pemilu diharapkan benar-benar
menjadi jalan konstitusional bagi perubahan-perubahan politik dan kehidupan
nasional untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Untuk itulah rakyat dituntut memiliki kesadaran politik yang tinggi. Kesadaran
bahwa pemilihan umum adalah arena demokrasi yang menuntut sikap kritis,
rasional, terbuka, toleran, serta menghargai pluralitas dan pilihan politik orang
lain.
Oleh karena itu, kesadaran politik rakyat harus dibangkitkan agar tumbuh
masyarakat politik yang kritis. Seorang individu tersosialisasikan di bidang
politik tidak hanya melalui satu sarana saja. Seorang individu dapat
bersosialisasi politik melalui berbagai macam sarana atau agen, seperti berikut :
1. Keluarga
Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik yang paling efisien dan efektif
adalah keluarga. Dalam keluarga, orang tua dan anak sering melakukan obrolan
ringan tentang segala hal menyangkut politik, sehingga tanpa disadari terjadi
transfer pengetahuan dan nilai-nilai politik tertentu yang diserap oleh si anak.
2. Sekolah
3. Kelompok bermain
4. Pekerjaan
Organisasi yang dibentuk atas dasar pekerjaan dapat berfungsi sebagai saluran
informasi tentang hal yang menyangkut masalah politik dengan jelas, atau
paling tidak akan mempunyai pengaruh apabila yang bersangkutan terjun secara
aktif di dalam organisasi politik.
5. Media massa
Budaya politik partisipan dapat di artikan sebagai orang orang dengan budaya
politik yang selalu ikut serta dalam proses pengambilan keputusan public untuk
menentukan tujuan dan cara cara mencapai tujuan bersama. Focus perhatian
budaya politik partisipan adalah partisipan politik, yaitu usaha terorganisir oleh
para Negara untuk memilih pimpinan pimpinan mereka dan mempengaruhi
bentuk dan jalannya kebijaksanaan umum. Usaha ini di dasarkan atas kesadaran
dan tanggung jawab partisipan terhadap kehidupan bersama sebagai suatu
bangsa dan Negara.
b. Non Konvensional
~ Demokrasi
~ Konfrontasi
~ Mogok
~ Tindak kekerasan politik terhadap harta
~ Tindak kekerasan politik terhadap Manusia
~ Perang gerilya/revolusi
BAB 3
PENUTUP
Semoga materi yang kami buat ini bermanfaat, dan dapat memberikan inspirasi
agar kita lebih maju dan dapat menciptakan teknologi yang baru. Semoga
budaya politik di Indonesia semakin berkembang dan dapat mensejahterakan
rakyatnya.
Terima kasih atas segala bantuan yang diberikan sehingga makalah ini dapat
diselesaikan pada waktunya. Mohon maaf apabila ada kekurangan
dalampembuatan makalah ini. Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini.Sekian makalah dari kami, terima kasih atas
segala perhatian, kritik, dan sarannya.Akhir kataWassalamualaikum
warahmattullahiwabarakatuh.
KESIMPULAN
Kehidupan politik yang merupakan bagian dari keseharian dalam interaksi antar
warga negara dengan pemerintah, dan institusi-institusi di luar pemerintah (non-
formal), telah menghasilkan dan membentuk variasi pendapat, pandangan dan
pengetahuan tentang praktik-praktik perilaku politik dalam semua sistem
politik. Oleh karena itu, seringkali kita bisa melihat dan mengukur pengetahuan-
pengetahuan, perasaan dan sikap warga negara terhadap negaranya,
pemerintahnya, pemimpin politik dan lai-lain.
Kegiatan politik juga memasuki dunia keagamaan, kegiatan ekonomi dan sosial,
kehidupan pribadi dan sosial secara luas. Dengan demikian, budaya politik
langsung mempengaruhi kehidupan politik dan menentukan keputusan nasional
yang menyangkut pola pengalokasian sumber-sumber masyarakat.