4411414002-Dyken Dwi Arlinda-Tugas Resume FGD
4411414002-Dyken Dwi Arlinda-Tugas Resume FGD
NIM : 4411414002
1. Buat resume minimal 2 halaman folio dan disertai sub tema sesuai
informasi pada FGD
Sekalipun unggul sebagai bahan baku tempe, kedelai lokal sangat sulit
untuk didapatkan, sehingga para pengusaha tempe juga menggunakan kedelai
impor dalam produksinya. Para pengusaha tempe hanya menggunakan kedelai
lokal saat musim panen yang bertepatan dengan musim kemarau menurut Dinas
Pertanian Jawa tengah.
Dalam hal budidaya kedelai baik lokal maupun impor punya kelebihan
masing-masing. Kedelai lokal memeliki umur tanaman lebih singkat daripada
impor. Benihnya pun lebih alami dan non-transgenik. Akan tapi dalam hal
produktivitas dan luas lahan, kedelai impor lebih tinggi. Biji kedelai impor pun
umumnya lebih besar.
Lemahnya produktivitas kedelai lokal tersebut tidak didukung oleh
industri perbenihan yang kuat, mekanisasi usaha tani berskala besar serta efisien,
dan juga lahan khusus kedelai yang luas.
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai
atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus,
seperti Rhizopus oligosporus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai
"ragi tempe".
Tempe banyak diproduksi oleh industri kecil dan rumah tangga dengan.
Hingga saat ini terdapat lebih dari 100.000 produsen tempe yang tersebar di
berbagai provinsi di Indonesia.
Di Indonesia, tempe telah diterima sebagai salah satu pangan sehat dan
bergizi tinggi. Meskipun demikian, tempe masih dianggap sebagai pangan kelas
sosial ekonomi rendah. Hal ini menjadi salah satu alasan tempe masih kurang
mendapat perhatian mendalam dari pemerintah, para pengambil kebijakan dan
swasta sehingga perkembangan tempe di Indonesia relatif lamban.
Berdasarkan hal tersebut, perlu diciptakan persepsi yang lebih baik tentang
tempe untuk menggantikan persepsi negatif tentang tempe sebagai pangan kelas
sosial ekonomi rendah sehingga akan muncul persepsi tempe sebagai makanan
tradisional yang membanggakan. Terinspirasi dari pengakuan UNESCO terhadap
Batik dalam daftar Intangible Cultural Heritage of Humanity, tempe memiliki
potensi yang besar untuk tercantum dalam daftar tersebut. Bagi masyarakat
Indonesia, tempe bukan sekedar makanan, tetapi memiliki nilai budaya, sejarah
dan ekonomi bangsa. Karena keunikannya, tempe layak untuk menjadi simbol
budaya Indonesia.