Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Mesin

Thermal
Pengujian Motor Bakar Bensin

Disusun Oleh
Nama :
NIM : 1317240..
Kelas :2C

Dosen Pembimbing:
Ika Yuliani, MT

D4 Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik


Jurusan Teknik Konversi Energi
Politeknik Negri Bandung
I. Tujuan
a. Menghitung Heat Balance pada MBB
b. Mengetahui Proses Motor Bakar Bensin
c. Mengetahui Perfomance MBB dalam beberapa kondisi
d. Mengetahui karakteristik MBB

II. Dasar Teori

Energi termal diubah menjadi kerja mesin, lihat gbr. 2.2.1, tampak
kedua katup masuk dan keluar masih tertutup rapat. Bagaimana
selanjutnya? Ikuti uraian singkat berikut ini :

Gbr.3.2.1: Bagian posisi torak pada 60o engkol (de) setelah


TMA
X=R cos 60 ; cos 60o =0,5 ;jadi X=0,5R
o

Vx = phi/4 D2 X=phi/ 4 D2 0,5 R =0,25 VL

1. Menghitung besarnya energi termal yang diberikan oleh hasil


pembakaran bahan bakar, yaitu menggunakan persamaan:
Ebb = mf . Nkb = f . Vf . Nkb
(1)
Dimana:
Ebb = Energi temal yang diberikan oleh pembakaran bahan bakar
[kJ/s = kW]
mf = laju aliran massa bahan bakar [kg/s] = f . Vf
Vf = laju aliran volume bahan bakar = V/t [ 50 ml/t s atau
100ml/t s];
f = massa jenis bahan bakar [kg/m3];
Nkb = nilai kalor bawah bahan bakar [kJ/kg bb];
2. Sebagian saja dari energi termal yang diubah menjadi daya
poros efektif (Ne)
Ne = Ps = Pe rata-rata. /4 D2 . L . n/60 . Z . a [KJ/s = kW]
atau kerja yang T1 diteruskan = 2 n/60.T.
(2)
Di mana:
Ps = Ne = Daya poros efektif [kJ/s = kW];
Pe = tekanan indikator efektif rata rata [Pa];
D = Diameter silinder [m];
L = Panjang langkah torak (jarak TMA-TMB) [m]
n = jumlah putaran engkol tiap menit [rpm]
Z = Banyaknya silinder mesin
a = banyaknya (jumlah) pembakaran bahan bakar tiap putaran
engkol
T = Momen putar (torsi) [Nm]

Gbr: 3.2.2. Bagan konversi energi termal dan pemanfaatan energi


termal
3. Sebagian besar energi termal diantaranya : keluar dari silinder
bersama sama gas buang saat katup keluar (buang) membuka
(posisi 480 derajat engkol), gambar 5.3.2.2 diserap air
pendingin (fluida pendingin) termasuk minyak pelumas dan
sisanya terradiasi (memancar) melalui dinding-dinding
silinder/blok silinder. Untuk mengetahui besarnya energi
tersebut, perlu dilakukan pendataan/pengukuran.

Dari data ukur ini dapat dihitung laju aliran massa air pendingin
mesin (coolant) menggunakan persamaan sebagai berikut:
mpd = pd . Vpd = pd . /4 . d2 . C (3)

= pd . /4 . d2 . C . Z . E . . (2 . g p/fk . g)
Dimana :
mpd = Laju aliran massa air pendingin [kg/s]
d = Diameter orifice [m] = 19,9 . 10-3 [m]
C = Koefisien dasar orifice = 0,61
Z = Faktor koreksi saluran dan bilangan reynold = 1
E = Faktor pendekatan kecepatan = 1/(1-m2) . m = d/D
D = Diameter pipa/saluran = 38,8 [mm]
d = Diameter orifice = 19,9 [mm]
m = 19,9/38,8 = 0,5129; m2 = 0,2631; E = 1,537
= Kekentalan eddy (eddy viscocity) =0,95
g = Percepatan grafitasi [m/s2]
h = Selisih tinggi tekanan [m]
fk = Massa jenis fluida kerja pada manometer = sg X massa
jenis air
hg = 13,6 x 1000 = 13600 [kg/m3]

p = Selisih tekanan [mm Hg]
mpd = 1000 . 0,785 . (19,9 . 10 -3)2 . 0,61 .1 .1,357 . 0,95 . 2 .

(105/760) . 1/13600. p
= 785 . 396,01 .10 -6 . 0,7864 . 1,4142 . 11,47 . 8,575 .

10-3 . p

= 0,034 . p [kg/s]

Energi termal yang diserap air pendingin dihitung menggunakan


persamaan:

Epd = mpd . Cp . t
(4)

Energi termal yang diserap minyak pelumas :


Energi termal yang diserap minyak pelumas sama dengan
energi termal yang diteruskan ke air pendingin minyak
pelumas, yaitu :

Ep= mp . Cpp . t = Epp Epd
(5)
Dimana :
Ep = Energi termal yang diserap minyak pelumas [kJ/s = kW]
mp = Laju aliran massa minyak pelumas [kJ/s]
Cpp = Panas jenis minyak pelumas [kJ/kg oC]

t = Selisih temperatur minyak pelumas masuk dan keluar
mesin [oC]
4. Untuk membakar bahan bakar diperlukan sejumlah oksigen
yang diambil dari udara atmosfer sekitar. Keperluan udara
tersebut dapat diukur dengan menggunakan Orificemeter atau
Anemometer.
Dari hasil pengukuran, data diolah dengan menggunakan
persamaan-persamaan sebagai berikut :
a. Perbandingan udara dan bahan bakar (AFR)
Perbandingan udara dengan bahan bakar adalah sejumlah
udara yang dibutuhkan untuk pembakaran bahan bakar
dengan jumlah bahan bakar yang akan dibakar.
Perbandingan tersebut bertujuan agar pembakaran bahan
bakar dapat berlangsung sempurna, adapun persamaannya
dapat ditulis sebagai berikut :
AFR = mu/mf
(6)
Dimana :
AFR = Air Fuel Ratio = perbandingan udara dengan bahan
bakar
mu = laju aliran massa udara [kg/s]
mf = laju aliran massa bahan bakar [kg/s]


b. Lambda ( )
Untuk membandingkan antara penggunaan udara kondisi
nyata dengan penggunaan udara kondisi teori Stoichiometric,
dirumuskan dalam perhitungan yang disebut dengan istilah
lambda, yaitu sebagai berikut :
Jumlah udara sebenarnya

Jumlah udara teri stoichiome tric

(7
)

Laju aliran massa udara bila diukur menggunakan


orificemeter dan manometer tabung selisih tekanan, hasil
pengukurannya dihitung menggunakan persamaan :
m u u . Vu u . /4 . d 2 . C
u . / 4 . d 2 . C . Z . E . . 2.g p / fk .g

(8)
Dimana :
mu= Laju aliran massa udara [kg/s]
d = Diameter orifice [m] = 49 . 10-3 [m]
C = Koefisien dasar orifice = 0,61
Z = Faktor koreksi saluran dan bilangan reynold = 1
E = Faktor pendekatan kecepatan = 1/(1-m2), m = d/D = 0 ;
E=1

= Kekentalan Eddy (Eddy Viscocity) = 0,955
g = Percepatan gravitasi [m/s2]
h = Selisih tinggi tekan [m]
fk
= Massa jenis fluida kerja pada manometer = sg X massa
jenis air
p
= Selisih tekanan [mm fluida kerja manometer]
mu =1,15.0,785 .(49 . 10-3)2 .0,61 .1.0,955.1.2 . (fk / Hg
p
(105/760).
p
mu = 5,534 . 10-3 . (untuk dluida kerja manometer H2O)
5. Pemakaian bahan bakar spesifik.
Pemakaian bahan bakar spesifik yaitu penggunaan sejumlah
bahan bakar setiap jam dibandingkan dengan daya yang
dihasilkan (daya poros yang dibangkitkan). Adapun
persamaannya sebagai berikut :
Be = mf /Ps (9)
Dimana :
Be = pemakaian bahan bakar spesifik [kg/kW.jam]
mf = laju penggunaan bahan bakar [kg/jam]
Ps = Daya poros yang dibangkitkan [kW]
6. Efisiensi termal
Efisiensi termal yaitu perbandingan antara besarnya energi
termal yang diubah menjadi daya poros dengan besarnya energi
termal yang diberikan oleh bahan bakar. Adapun persamaannya
sebagai berikut :
t = Ps / Nkb
(10)
Dimana :
t = Efisiensi termal
Ps = Daya poros [kW]
Nkb = Nilai kalor bawah yang diberikan oleh pembakaran bahan
bakar [kJ/kg]

7. Pemanfaatan energi gas buang


Energi gas buang dapat dimanfaatkan diantaranya untuk
memanaskan air pada tabung kalorimeter, menggerakkan turbin
gas Turbocarjer.

Gbr: 3.2.3. Kalorimeter gas buang

Persamaan Energi :
energi termal yang dilepas gas buang = energi termal yang
diterima oleh air kalorimeter.
(Egbdl = Eakdtm)

mgb.Cpgb.(T1 - T3) = mkm.Cpa(T4 - T3)


(11)

III. Alat Dan Bahan


1. Satu unit Motor bakar (bensin)
2. Accu
3. Sumber Tegangan DC
4. Kalorimeter
5. Pompa sentrifugal
6. Cooling Tower
7. Bahan Bakar (bensin)

IV. Langkah Percobaan


A. Persiapan
Langkah-langkah persiapan operasi yan gperlu disiapkan adalah
sebagai berikut :
1. Mempersiapkan alat dan perlengkapan pengujian yang perlu
dilakukan.
2. Mempersiapkan mesin, meliputi :
Bahan bakar minimum dari isi penuh
Ketinggian minyak pelumas mesin: warna minyak
pelumas: bila berwarna hitam pekat harus diganti dan
bila ketinggian permukaan minyak pelumas rendah
perlu ditambah
Ketinggian permukaan air pexndingin mesin (coolant)
kira-kira isi penuh pada tangki penambah (tangki
atas), jika kurang maka perlu ditambah.
3. Sistem ventilasi ruangan
4. Keadaan air di kolam menara pendingin
5. Catu daya listrik pada panel utama (MSB)

B. Pengoperasian dan Pengamatan(ambil data)


Operasikan catu daya listrik
Operasikan pompa air, fan menara pendingin
Atur beban pada dinamometer yaitu pada panjang lengannya
sampai besar torsi pada torquemeter di panel sama dengan
nol
Pindahkan posisi katup bahan bakar pada posisi Run
Semua lampu indikator menyala dan siap operasi
Putar kunci kontak ke arah start, atur gas putaran mesin
sekitar 1000 rpm: tunggu sampai mesin cukup panas (
selama 5 menit).
Periksa temperatur minyak pelumas dan air pendingin yang
keluar mesin: kedua-duanya jangan melebihi 80oC.
Melakukan pencatatan data operasi mesin (diatur menurut
keperluan) periksa kembali data yang diperoleh, lakukan
perhitungan seperlunya, sebelum operasi mesin dihentikan.

C. Menghentikan operasi mesin


Untuk menghentikan operasi mesin langkah-langkahnya yaitu
sebagai berikut :
Kurangi beban secara bertahap dan kurangi gas sehingga
putaran menurun sampai batas minimum.
Setelah putaran minimum stabil, putar kunci kontak ke
posisi off
Biarkan sistem sirkulasi air menara pendingin masih
beroperasi sampai kondisi temperatur mendekati minimum
Hentikan sirkulasi air menara pendingin dengan
menghentikan operasi pompa dan fan menara pendingin
Hentikan catu daya listrik saklar pada posisi off

D. Memeriksa kembali perlengkapan


Periksa perlengkapan yang digunakan dan bersihkan
seperti kondisi semula
Simpan kembali ke tempat semula
Periksa kembali catatan data pengamatan, lengkapi bila
ada kekurangan

Anda mungkin juga menyukai