Anda di halaman 1dari 4

Fisika Dasar 2 Konsep Fisika Dalam Farmasi : Kelarutan dan Disolusi Obat BAB I P

ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu fisika telah digunakan dan diterapkan oleh ma
nusia berabad-abad sebelum Masehi. Catatan sejarah menyabutkan bahwa perkembanga
n ilmu fisika dimulai sekitar 2400 SM, ketika kebudayaan Harappan menggunakan su
atu benda untuk memperkirakan sudut bintang di angkasa. Sejak saat itu, ilmu fis
ika telah berkembang dengan sangat pesat dan penerapannya pun tidak hanya pada i
lmu fisika itu sendiri. Penerapan ilmu fisika telah berkembang seiring dengan be
rkembangnya ilmu tersebut. Berbagai disiplin ilmu kini juga berkaitan dengan fis
ika dan embutuhkan ilmu fisika , baik secara langsung maupun tidak langsung. Sal
ah satu contohnya yaitu keterkaitan antara ilmu fisika dengan dunia farmasi. Ket
erkaitan tersebut dapat ditunjukkan pada salah satu sifat fisika, yaitu kelaruta
n dengan ilmu farmasi. Pada penerapannya pun, kelarutan memegang peranan penting
karena berkaitan dengan berbagai bentuk sediaan dan formulasi obat. Oleh karena
itu, ilmu fisika sangat penting untuk dipahami. Hal ini sangat penting dalam pe
nerapannya untuk mendukung seorang farmasis menghasilkan produk farmasi dengan k
onsistensi yang baik dan dengan kualitas terjamin. 1.2 Rumusan Masalah Apakah te
rdapat hubungan antara ilmu fisika dengan farmasi? Bagaimanakah aplikasi imu fis
ika dalam dunia farmasi ? 1.3 Tujuan Penulisan
Fisika Dasar 3 Konsep Fisika Dalam Farmasi : Kelarutan dan Disolusi Obat Untuk m
engetahui hubungan antara ilmu fisika dengan farmasi. Untuk mengetahui penerapan
ilmu fisika dalam proses disolusi obat. BAB II PEMBAHASAN II.1 Kelarutan Berasa
l dari kata dasar larut yang memiliki beragam definisi baik secara kualitatif maup
un kuantitatif. Namun ringkasan dari berbagai sumber, definisi larut sangatlah s
ederhana, yaitu dispersi molekuler dari suatu zat dalam sutu medium. Dengan demi
kian, larutan musti terdiri dari dua komponen utama, yaitu zat yang terlarut (so
lut) dan medium (solven). Sedangkan ukuran suatu zat dapat melarut dalam suatu m
edium dinamakan kelarutan. Mengapa seorang farmasis harus mempelajari kelarutan?
Seberapa besarkah pengaruh kelarutan di bidang farmasi? Mengapa begitu banyak s
ediaan tablet parasetamol, bukankah akan lebih cepat parasetamol menurunkan dema
m jika dibuat dalam sediaan injeksi?! Di sisi lain, mengapa asetosal tidak dibua
t dalam sediaan sirup? Tidak bisakah omega-3 dibuat sediaan sirup karena emulsi
membuatnya tampak kurang menarik? Mempelajari kelarutan bukan sekedar mengamati
hilangnya gula pasir ketika ibu membuatkan secangkir teh manis untuk ayah. Perta
nyaan yg mestinya muncul adalah mengapa airnya harus panas (tanpa mempedulikan m
emang teh lebih sedap dihidangkan panas-panas) dan mengapa juga harus repot-repo
t mengaduknya? Apakah memang ada hubungan antara suhu dan pengadukan terhadap ke
larutan? Kelarutan juga sangat berpengaruh terhadap perjalanan obat di dalam tubuh
. Jika obat tidak dapat larut dalam air maka akan sangat sulit baginya untuk ter
disolusi dari sediaannya. Sedangkan jika tidak mampu melarut dalam lipid maka ak
an terhambat proses absorbsinya. Dengan demikian obat seharusnya memiliki kedua
sifat baik lipofil maupun hidrofil.
Fisika Dasar 4 Konsep Fisika Dalam Farmasi : Kelarutan dan Disolusi Obat Teori k
elarutan dlm Farmasi, berkaitan dengan: 1. Pembuatan sediaan farmasi; injeksi, t
etes mata, potio dan aerosol 2. Proses pemurnian 3. Memberikan informasi ttg sif
at fisika kimia obat, adanya interaksi antar komponen obat, lipofilisitas, ranca
ngan obat (Log P) 4. Proses disolusi dan absorbsi obat 5. Gambaran profil farmak
okinetika obat II.2 Disolusi Obat Disolusi didefinisikan sebagai proses dimana s
uatu zat padat masuk ke dalam pelarut menghasilkan suatu larutan. Secara sederha
na, disolusi adalah proses dimana zat padat melarut. Secara prinsip dikendalikan
oleh afinitas antara zat padat dengan pelarut. Dalam penentuan kecepatan disolu
si dari berbagai bentuk sediaan padat terlibat berbagai proses disolusi yang mel
ibatkan zat murni. Karakteristik fisik sediaan, proses pembasahan sediaan, kemam
puan penetrasi media disolusi ke dalam sediaan, proses pengembangan, proses ddis
integrasi, dan degradasi sediaan, merupakan sebagaian dari faktor yang mempengar
uhi karakteristik disolusi obat dari sediaan. Suatu bahan obat yang diberikan de
ngan cara apapun dia harus memiliki daya larut dalam air untuk kemanjuran terape
utiknya. Senyawa-senyawa yang relatif tidak dapat dilarutkan mungkin memperlihat
kan absorpsi yang tidak sempurna, atau tidak menentu sehingga menghasilkan respo
n terapeutik yang minimum. Daya larut yang ditingkatkan dari senyawa-senyawa ini
mungkin dicapai dengan menyiapkan lebih banyak turunan yang larut, seperti gara
m dan ester dengan teknik seperti mikronisasi obat atau kompleksasi. Sifat-sifat
kimia, fisika, bentuk obat dan juga fisiologis dari sistem biologis mempengaruh
i kecepatan absorbsi suatu obat dalm tubuh. Oleh karena itu konsentrasi obat, ba
gaimana kelarutannya dalam air, ukuran molekulnya, pKa dan ikatan proteinnya
Fisika Dasar 5 Konsep Fisika Dalam Farmasi : Kelarutan dan Disolusi Obat adalah
faktor-faktor kimia dan fisika yang harus dipahami untuk mendesain suatu sediaan
. Hal ini meliputi faktor difusi dan disolusi obat. Pada saat suatu sediaan obat
masuk ke dalam tubuh, selanjutnya terjadi proses absorbsi ke dalam sirkulasi da
rah dan akan didistribusikan ke seluruh cairan dan jaringan tubuh. Apabila zat a
ktif pada sediaan obat tersebut memiliki pelarut yang cepat, berarti efek yang d
itimbulkan juga akan semakin cepat, begitu juga sebaliknya. Pelepasan dari bentu
k-bentuk sediaan kemudian diabsorbsi dalam tubuh dan dikontrol oleh sifat fisika
, kimia obat dan bentuk obat yang diberikan dan juga fisiologis dari sistem biol
ogis. Konsentrasi obat, kelarutan dalam air, ukuran molekul, bentuk kristal, pKa
dan ikatan protein adalah faktor-faktor fisika dan kimia yang harus dipahami un
tuk mendesain pemberian yang menunjukkan suatu karakteristik terkontrol. Lepasny
a suatu obat dari sistem pemberian meliputi faktor disolusi dan difusi. Proses p
elarutan tablet melalui proses disolusi yaitu melarutnya senyawa aktif dari bent
uk sediaannya (padat) ke dalam media pelarut. Setelah obat dalam larutan, selanj
utnya terjadi proses absorbsi ke dalam darah dan di bawa ke seluruh cairan dan j
aringan tubuh. Apabila zat aktif memiliki kecepatan pelarut yang cepat, berarti
efek yang ditimbulkan juga semakin cepat, begitu pula sebaliknya. Lepasnya suatu
obat dari sistem pemberian meliputi faktor disolusi dan difusi. Laju disolusi a
dalah sebagai salah satu faktor yang meliputi dan mempengaruhi pelepasan obat. D
alam USP cara pengujian disolusi tablet dinyatakan dalam masing-masing monografi
obat. Pengujian merupakan alat yang objekif dalam menetapkan sifat disolusi sua
tu obat yang berada dalam tubuhsangat besar tergantung pada adanya obat dalam ke
adaan melarut. Karakteristik disolusi biasa merupakan sifat yang penting dari pr
oduk obat yang memuaskan Setiap tablet harus memenuhi persyaratan seperti yang t
erdapat di dalam monografi untuk kecepatan disolusi.
Fisika Dasar 6 Konsep Fisika Dalam Farmasi : Kelarutan dan Disolusi Obat Pada pe
ngujian disolusi dan penentuan bioavailabilitas dari obat dengan bentuk sediaan
padat menuju pada pendahuluan dari sistem yang sempurna bagi analisa dan penguji
an disolusi tablet. Uji disolusi memperhatikan fasilitas modern untuk mengontrol
kualitas, digunakan untuk menjaga terjaminnya standar dalam produksi tablet. Uj
i disolusi untuk mengetahui terlarutnya zat aktif dalam waktu tertentu menggunak
an alat disolution tester. Kriteria penerimaan menurut FI IV adalah: TINGKAT JUM
LAH KRITERIA PENERIMAAN PENGUJIAN YANG DIUJI S1 S2 S3 6 6 12 Tiap unit = Q +5% R
ata-rata dari ke 12 unit sediaan (S1+S2) = Q dan tidak satu unit pun < Q-15% Rat
a-rata dari 24 unit sediaan (S1+S2+S3)= Q tidak lebih dari 2 unit sediaan < Q-15
% dan tidak satu unit pun >>C b. proses pelarutan mengikuti orde I c. luas permu
kaan spesifik (S) turun secara eksponensial fungsi waktu d. kondisi proes pelaru
tannya non reaktif Alat Uji Disolusi Farmakope Uji disolusi hamper di semua nega
r telah mengikuti kriteria dan peralatan yang sama. Sedangkan metode dan peralat
an secara rinci dinyatakan dalam masingmasing farmakope, seperti jecepatan penga
dukan, komposisi volume media dan ukuran mesh dapat bervariasi untuk monografi i
ndividu obat dan masing-masing farmakope. Alat Uji Disolusi 1 dan Cara pertama y
ang diuraikan dalam Farmakope Indonesia adalah cara keranjang yang menggunakan p
engaduk jenis keranjang dan cara yang kedua adalah cara dayung yang menggunakan
pengadukan. Disolusi suatu kapsul atau tablet adalah jumlah atau persen zat berk
hasiat dari suatu sediaan padat yang terlarut pada suatu waktu tertentu dalam ko
ndisi baku yaitu pada suhu, kecepatan pengadukan dan komposisi media tertentu .
Uji disolusi merupakan suatu parameter penting dalam pengembangan produk dan pen
gendalian mutu obat. Kecepatan disolusi yang dinyatakan dalam prosen persatuan w
aktu , adalah
Fisika Dasar 9 Konsep Fisika Dalam Farmasi : Kelarutan dan Disolusi Obat suatu k
arakteristik mutu yang penting dalam menilai mutu obat yang digunakan peroral un
tuk mendapatkan efek sistemik. Laju disolusi obat secara in vitro dipengaruhi be
berapa faktor, antara lain: 1. Sifat fisika kimia obat Sifat fisika kimia obat b
erpengaruh besar terhadap kinetika disolusi. Luas permukaan efektif dapat diperb
esar dengan memperkecil ukuran partikel. Laju disolusi akan diperbesar karena ke
larutan terjadi pada permukaan solut. Kelarutan obat dalam air juga mempengaruhi
laju disolusi. Obat berbentuk garam, pada umumnya lebih mudah larut dari pada o
bat berbentuk asam maupun basa bebas. Obat dapat membentuk suatu polimorfi yaitu
terdapatnya beberapa kinetika pelarutan yang berbeda meskipun memiliki struktur
kimia yang identik. Obat bentuk kristal secara umum lebih keras, kaku dan secar
a termodinamik lebih stabil daripada bentuk amorf, kondisi ini menyebabkan obat
bentuk amorf lebih mudah terdisolusi daripada bentuk kristal (Shargel dan Yu, 19
99). 2. Faktor formulasi Berbagai macam bahan tambahan yang digunakan pada sedia
an obat dapat mempengaruhi kinetika pelarutan obat dengan mempengaruhi tegangan
muka antara medium tempat obat melarut dengan bahan obat, ataupun bereaksi secar
a langsung dengan bahan obat. Penggunaan bahan tambahan yang bersifat hidrofob s
eperti magnesium stearat, dapat menaikkan tegangan antar muka obat dengan medium
disolusi. Beberapa bahan tambahan lain dapat membentuk kompleks dengan bahan ob
at, misalnya kalsium karbonat dan kalsium sulfat yang membentuk kompleks tidak l
arut dengan tetrasiklin. Hal ini menyebabkan jumlah obat terdisolusi menjadi leb
ih sedikit dan berpengaruh pula terhadap jumlah obat yang diabsorpsi (Shargel da
n Yu, 1999) 3. Faktor alat dan kondisi lingkungan Adanya perbedaan alat yang dig
unakan dalam uji disolusi akan menyebabkan perbedaan kecepatan pelarutan obat. K
ecepatan pengadukan akan mempengaruhi
Fisika Dasar 10 Konsep Fisika Dalam Farmasi : Kelarutan dan Disolusi Obat kecepa
tan pelarutan obat, semakin cepat pengadukan maka gerakan medium akan semakin ce
pat sehingga dapat menaikkan kecepatan pelarutan. Selain itu temperatur, viskosi
tas dan komposisi dari medium, serta pengambilan sampel juga dapat mempengaruhi
kecepatan pelarutan obat (Swarbrick dan Boyland, 1994b; Parrott, 1971). Semua ta
blet dalam USP harus melalui pengujian disolusi yang dilakukan secara resmi yang
dilakukan in vitro dengan alat uji khusus. Secara singkat alat ini terdiri dari
rak keranjang yang dipasang berisi 6 gelas (Chamber), alat yang digunakan ada d
ua cara yaitu alat dayung yang diputar untuk melarutkan obat/tablet, dan metode
kedua dengan cara keranjang yang ujungnya terbuka, siikat secara vertical di ata
s latar belakang dari kawat steinless yang berupa ayakan dengan ukuran mesh, ker
anjang ini dinaik turunkan permenit. Uji disolusi dilakukan supaya komponen obat
sepenuhnyya tersedia untuk diabsorpsi dalam saluran pencernaan, maka tablet har
us hancur dan melepaskan obatnya ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Daya ha
ncur tablet juga penting untuk mengandung bahan obat seperti antasida dan anti d
iare.
Fisika Dasar 11 Konsep Fisika Dalam Farmasi : Kelarutan dan Disolusi Obat BAB II
I PENUTUP III.1 Kesimpulan Pada proses disolusi obat terdapat banyak kaitan terh
adap ilmu fisika, terutama kelarutan suatu zat. Kelarutan suatu zat dalam pelaru
t tertentu merupakan sifat fisika. Dimana pengertian kelarutan itu sendiri adala
h dispersi molekuler dari suatu zat dalam satu medium. Sedangkan pada disolusi o
bat, peranan dan pengaruh kelarutan sangat penting karena sangat berpengaruh ter
hadap perjalanan obat di dalam tubuh. Jika obat tidak dapat larut dalam air maka a
kan sangat sulit baginya untuk terdisolusi dari sediaannya. Sedangkan jika tidak
mampu melarut dalam lipid maka akan terhambat proses absorbsinya. Dengan demiki
an obat seharusnya memiliki kedua sifat baik lipofil maupun hidrofil. Hal ini me
nunjukkan bahwa ilmu fisika memiliki kaitan yang besar dengan dunia farmasi, bai
k dalam pembuatan sediaan ataupun alat yang digunakan serta tehnik pembuatan sed
iaan. Kaitan disolusi obat dengan kelarutan hanya satu dari sekian banyak contoh
kaitan ilmu fisika dalam dunia farmasi. III.2 Saran Kami sangat mengharapkan ag
ar ibu dosen akan membahas lebih jauh penerapan serta kaitan ilmu fisika dalam d
unia farmasi sehingga kami semakin mengerti konsep dasar farmasi. Dan dari pemba
ca yang memiliki informasi lain tentang fisika farmasi ini, juga diharapkan bisa
saling berbagi guna menambah pemahaman tentang penemuan fisika farmasi.
Situs : http://dokumen.tips/documents/konsep-fisika-dalam-dunia-farmasi-kelaruta
n-dan-disolusi-obat.html

Anda mungkin juga menyukai