Anda di halaman 1dari 11
ANALISIS NUMERIK UNTUK MENGUKUR KERATAAN PERMUKAAN SUATU PELAT BAJA DUA DIMENSI DENGAN METODA GALERKIN & ALGORITMA HOUSEHOLDER Rudy Setiawan, S.Si, MT Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya Ji Raya Kedung Baruk 98 Surabaya — 60298 E-mail: rudy@stikom edu Abstrak Penentuan error (kesalahan) dari suatu permukaan pelat baja yang rata, adalah penyimpangan dang benar, yang memerlukan sejumlah algoritma perhitungan dan jika sejumlah permukaan dilibatkan atau suatu permukaan akan dicek secara berkala, penggunaan algoritma komputer untuk ‘menangani perhitungar-perkitungan menjadi suatu solusi yang dapat membantu untuk ‘menyelesaikannya, Metoda Galerkin adalah metoda elemen hingga yang dapat diterapkan pada berbagai jenis masalah seperti teori lendutan kecil dan besar, getaran linear dan taklinear, seria masalah stabilitas ppelat baja dan struktur selaput (shell), asalkan model persamaan diferensial masalah yang dikadapi {telah diketahui. Walaupun perumusan matematis dibalik metode Galerkin cukup rumit, interpretasi ‘isisnya relatif sederhana, Sepertt metode elemen hingga lainnya, metoda Galerkin umumrya juga menghasilkan matrik kekakuan (Stiffness Matrices). Karena matrik kekakuan umumnya mempianyci sifat singular dan kondisi buruk (ill-enditioned), maka solusinya sulit diperoleh. Penelitian int juga ‘akan mengkajt solusi matrik kekakuan. Untuk mengatasi masalah matrik kekakuan singular dan penyelesaian solusinya, algoritma HouseHlolder diajukan untuk menyelesaikan matrik kekakuan singular. Solusi matrik kekakuan non singular dikajt metoda Invers Matrik, Eliminasi Gauss, dan Gauss-Seidel. ‘Setelah diuji coba dan dianalisa pada implementasi perangkat lunak, Matrik kekakuan dapat diuj sifat singularitasnya, sehingga untuk mengukur kerataan permukaan pelat baja, perangkat lunak ink dapat menentukan alternatif metoda penyelesaian matrik. Perangkat lunak ini juga dapat ‘menentukan hasil metoda Gauss-Seidel! sebagai acuan error untuk matrik kekakuan berkondisi buruk Untuk berkondisi baik, hasil metoda Invers Matrik sebagai acuan Error. Kata Kunci : permukaan pelat, metoda galerkin, matrik kekakuan, singularitas, ill conditioned, algoritma householder 1. Pendahuluan Dalam Industri baja saat ini, praktek desain produksi pelat baja telah berkembang dengan pesat sekali, mulai dari pendekatan sedethana atas beberapa sifat dasar baja dan matematika elementer ‘sampai ke perhitungan canggih yang menuntut pengetahuan mendalam tentang perilaku struktur dan material. Perkembangan praktek desain dewasa ini telah memanfaatkan pengetahuan tentang ‘mekanika material, analisis struktur, prinsip dan rumus matematilaa tingkat tinggi, dan secara khusus, stabilitas strultur, yang bersama-sama dengan aturan-aturan desain untuk menjamin keamanan, Menurut Charles G. Salmon dan John E. Johnson [5], salah satu unsur yang penting yang Penting dan menonjol peranannya dalam mendukung desain produksi pelat baja tersebut adalah ‘analisis pechitungan distribusi gaya pada pelat baja. Dari analisis distribusi gaya tersebut, para insinyur pada saat ke lapangan dapat melihat perilaku dan sifat dari struktur dan material pelat baja, Disamping ‘nu para insinyur dapat mengambil keputusan tentang stabilitas dan kondisi struktur untuk keamanan, Di dalam teknologi industri baja tersebut, praktek desain produksi pelat baja selain ‘memperhatikan perhitungan distribusi gaya juga sangat memperhatikan faktor perhitungan kerataan ermukean pelat baja [5]. Pemukaan pelat yang rata biasanya sangat penting dalam teknik mesin resisi, terutama dalam hal pengukuran dan pemeriksaan alat ulcur (gauge), komponen-komponea, jig, Ds ‘Analisis Numerik Untuk Mengukur Kerataan Permukaan Suatu Pelat Baja D9 Dua Dimensi Dengan Metoda Galerkin & Algoritma Houscholder fixture dan sebagainya. Dalam pengukuran dan pemeriksaan tersebut secara numerik sering diperoleh masalah error. Penentuan error (Kesalahan) dari suatu permukean pelat yang rata, adalah penyimpangan dari ‘yang benar, memerlukan sejumlah perhitungan dan jika sejumlah permukaan dilibatkan atau suatu ermukaan akan dicek secara berkala, penggunaan algoritma komputer untuk menangani perhitungan- ‘Perhitungan menjadi suatu solusi yang dapat membantu untuk menyelesaikannya, Keistimewaan dari penggunaan algoritma komputer adalah penggunaan matrik-matrik bersama dengan proses yang sering disebut sebagai metoda Eliminasi Gauss atau metoda Gauss-Seidel untuk ‘memecahkan persamaan-persamaan yang banyak yang diperlukan untuk menyatakan topografi dari Permukaan dalam hubungan kuantitatip. Penyiapan matrik khusasnya, tidak sulit tetapi memakan waktu, namun hal ini hanya perlu dilakukan sekali, untuk suatu pola pengukuran. Pola ini selanjutnya dinyatakan sebagai kisi generator (Generator Grid). Hasil keluaran yang diharapkan dari algoritma komputer dapat dalam bentuk sebuah kisi (grid) yang diberi label sepanjang dua sumbu dengan sebuah sistem yang distandarkan dari hurufthuruf dan bilangan-bilangan jika proses _pengukuran ‘menggunakan metoda tertentu (20). Hrennikoff [13] dalam Konsep analisis pelat baja memperkenalkan metoda kerangka (framework method) yang elemen-elemennya hanya saling berhubungan di titik simpul tertentu. ‘Dengan cara ini, analisis rentangan (stretching) dan lenturan pelat direduksi menjadi penyelesaian rangka batang (truss) atau jaringan balok silang ekivalen. Ide konsep inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengukur kerataan permuksan pelat baja dengan mengembangkan metoda kerangka, yyitu metoda yang mengganti struktur bidang yang kontinu dengan sistem diskrit ideal, yaitu metoda Elemen Hingga dalam hal ini metoda Galerkin 2. Metoda Elemen Hingga Metoda Elemen Hingya adalah Metoda Numerik tingkat tinggi dikalangan para Sarjana dan Insinyur, yang berfungsi untuk menyelesaikan masalah sains dan teknik dengan ‘model Persamaan Diferesial orde tinggi tanpa perlu menggunakan rumus persamaan diferensial tersebut. Prinsip Perhitungan dengan Metoda Elemen Hingga adalah dengan menggunakan cara diskrtisasi untuk ‘meminimalkan Error atau kesalahan perhitungan, Disamping itu, Metoda Elemen Hingga merupakan dasar dari Pemrograman Elemen Hingga, kkarena dalam penerapannya Metoda Elemen Hingga sering dikenal dengan Metoda Computer- Oriented yang harus menggunakan Program Komputer yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan, Tyjuan Utama dari Pemrograman Elemen Hingga adalah untuk memperoleh nilai peadekatan atau numerik (bukan eksak) yang terjadi pada suatu struktur. [18] Para Peneliti dan Insinyt: sangat tertarik dengan Metoda Elemen Hingga, karena penerapannya ‘memberikan analisis struktur mengenai akibat-akibat seperti perubahan bentuk (deformasi), tegangan, ‘tekanan, pelenturan balok, pumtiran serta aliran Sluida dan termal. Sifwt distribusi dari akibat-akibat yang ditimbulkan (deformasi) dalam suatu benda tergantung pada karakteristik sistem gaya dan benda itu sendiri. Konsep dasar yang melandasi Metoda Elemen Hingge (Finite Element Method) adalah Prinsip diskritisasi. Prinsip Diskritisasi adalah prinsip membagi suatu benda menjadi bends-benda atau clemen-elemen yang berukuran lebih kecil, supaya lebih mudah pengelolaannya. roses membagi benda menjadi sejumlah elemen kecil dinamakan elemen-elemen hingga ‘Akibat pembagian semacam ini adalah distribusi perpindahan ikut didiskritisasi menjadi sub-sub daerah yang bersesuaian, Sekarang elemen-elemen hasil pembagian tersebut menjadi lebih mudah untuk ditinjau, dibandingkan dengan peninjauan seluruh benda dan distribusi U (deformasi) pada bbenda tersebut. Secara umum Perumusan dan penerapan Metoda Elemen Hiingga terdiri dari delapan langkah, vyaitu : [4] 1. Diskritisasi dan Memilih Konfigurasi Elemen. Langkah ini menyangkut pembagian benda menjadi sejumlah benda kecil yang sesuai, yang dinamakan elemen-elemen hingga. Perpotongan antara sisi-sisi elemen dinamakan simpul atau titik simpul, dan permukaan antara elemen-elemen disebut garis simpul dan bidang simpul. Walaupun peneliti dapat membagi-bagi benda itu kedalam beberapa bagian elemen dengan D-100 2 3 4. Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2000) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 23-24 Agustus 2000 bentuk yang teratur pada bagian dalam, peneliti bisa membentuk provisi khusus, batas yang ada temyata tak teratur. Dalam banyak hal, batas tak teratur dapat didekati dengan sejumlah garis lurus. Memailih Model atau Fungsi Peadekatan. Dalam langkah ini, peneliti memilih suatu pola atau bentuk untuk distribusi besaran yang tak diketahui yang dapat berupa suatu perpindahan/tegangan untuk persoalan tegangan-deformasi, atau temmperatur dalam persoalan aliran kalor atau aliran panas, dan sebagainya, Titik-titik simpul elemen memberikan titik-titik strategis untuk penulisan fungsi-fungsi ‘matematis yang menggambarkan bentuk distribusi dari besaran yang tak diketahui pada wilayah clemen, Sejumlsh fungsi matematis seperti polinomial dan deret trigonometri dapat dipakai untuk maksud ini, terutama polinomial karena mereka memberikan perumusan elemen hingga ‘yang mudah dan sederhana. Jika peneliti menyatakan U sebagai besaran yang tak diketahui, maka fungsi interpolasi Polinomial dapat dinyatakan sebagai U=NiUy +NaUs +NsUs +... +NaUe, Q Disini Us , Uz, Us , ... , Um adalah nilai dari besaran-besaran yang tak diketahui pada titik-titk simpul dan N,N; .Ns, ..., Nmadalah fimgsi-fungsi interpolasi. ‘Misalaya dalam bal elemen garis dengan dua simpul ujung, peneliti bisa mempunyai U dan U;_ sebagai besaran yang tak diketahui atau sebagai derajat kebebasan. Meneatukan Hubungan Regangan (Gradien)-Perpindahan dan Tegangan-Regangan. Untuk maju ke langkah berikutaya, yang mempergunakan suatu prinsip untuk penurunan Persamaan-persamaan elemen, peneliti harus menentukan besaran-besaran yang tepat yang ‘muncul dalam prinsip tersebut. Misalnya, dalam hal deformasi yang hanya terjadi dalam satu arah y, diasumsikan bahwa regangan ¢, yang bemilai kecil dinyatakan oleh y= dvidy, @ dimana v adalah deformasi dalam arah y. Selain regangan atau gradien, peneliti juga harus menentukan suatu besaran tambahan, tegangan atau kecepatan, umunya hal ini dilakukan dengan menyatakan hubungannya dengan regangan, Hubungan semacam ini dinamakan hukum tegangan-regangan. Menurunkan Persamaan-Persamaan Elemen. ‘Ada dua cara berbeda yang paling umum dipakai untuk menurunkan persamaan-persamaan Elemen, yaitu Me: da Fnergi dan Metoda Residu (Galerkin). A. Metoda knergi : Penggunaan Metoua Energi memerlukan pengetahuan kalkulus variasi. Cara tersebut didasarkan pada ide pencarian status-status yang konsisten dari benda atau struktur yang dibubungkan dengan nila-nilai stasioner dari suatu besaran skalar yang diasumsikan oleh benda yang dibebani. Dalam bidang teknik, biasanya besaran ini adalah suatu penggunaan mata kuliah matematik yang dinamakan kalkulus variast yang meliputi penggunaan prinsip variasi. Dalam Metoda Energi, ada sejumlah Metoda dan prinsip variasi, misalnya prinsip potensial stasioner dan energi komplementer, prinsip campuran Reisner dan perumusan hibrid yang umumnya dipakai dalam penerapan-penerapan elemen hingga. B. Metoda Galerkin (Residu Berbobot) : Salah satu dari dua altematif utama perumusan Metoda elemen hingga adalah Metoda residu berbobot. Untuk banyak persoalan dengan karakteristik matematis tertentu, Metoda Galerkin memberikan hasil yang identik dengan yang dihasilkan oleh cara-cara variasi dan ‘mempunyai kaitan sangat erat dengannya. Mctoda Galerkin adalah Metoda residu yang paling ‘umum dipakai untuk penerapan-penerapan elemen-hingga. Metoda Residu disini adalah Metoda ‘yang didasarkan pada minimisasi residu (sisa) yang tertinggal setelah suatu jawaban pendekatan atau percobaan disubstitusi kedalam persamaan-persamaan diferensial yang mengatur suatu ersoalan, ‘Analisis Numerik Untuk Mengukur Kerataan Permukaan Suatu Pelat Baja D-or ‘Dua Dimensi Dengan Metoda Galerkin & Algoritma Householder Persamaan-Persamaan Elemen Penggunaan salah satu dari kedua Metoda diatas akan menghasilkan persamaan-persamaan yang menggambarkan perilaku suatu elemen, yang umumnya dinyatakan sebagai berikut : (K)}{q) = {P}, @) dimana [K] = Matriks sifat elemen, {q} = vektor besaran yang tak diketahui di simpul-simpul elemen, dan {P} = vektor parameter pemaksa simpul elemen. 5. Perakitan Persamaan Elemen untuk mendapatkan Persamasn Global atau Persamaan Rakitan, dan mengenal Syarat Batas. Langkah ini bertujuan untuk memperoleh persamaan-persamaaf untuk benda secara keseluruban yang akan menentukan kira-kira perilaku keseluruhan benda atau struktur. Sekali ersamaan-persamaan elemen, persamaan (K]{q) = {P} ditetapkan untuk suatu elemen umum, maka akan diperoleh suatu persamaan secara berulang-ulang untuk elemen lainnya dengan berkali-kali memakai persamaan [K]}{q} = {P}. Kemudian dijumlahkan akan mendapatkan ersamaan-persamaan global. Proses perakitan ini didasarkan pada hukum kecocokan atau kekontinuan. Hal ini memerlukan bahwa beada harus tetap kontinu, artinya titikettik yang bersebelahan harus tetap bersebelahan satu sama lain setelah diberilan beban. Dengan kata lain, perpindaban dua ttik yang berbatasan atau yang berurutan harus mempunyai nilai-nilai identik. ‘Akhimya akan diperolch suatu Persamaan Rakitan yang dinyatakan dalam notasi matriks, yaitu (K]{q} = {P}, Dimana [K] = Matriks sifat rakitan, (q} = vektor rakitan dari simpul yang tak diketahui, dan {P} = vektor rakitan dari parameter pemaksa simpul. ‘Syarat Batas adalah Batasan atau penyangga fisis yang harus ada, sehingga suatu struktur atau bbenda dapat berdiri sendiri didalam ruang. Syarat-syarat ini umumnya diperinci dan dinyatakan sebagai nilai-nilai yang diketahui dari besaran-besaran yang tak diketahui pada suatu bagian permukaan atau gradien atau turunan dari besaran yang tak diketahui 6. Memecahkan Besaran-Besaran Primer yang tak diketahui. Persamaan (K]{q) = {P} adalah sekumpulan persamaan aljabar simultan linier (atau tak linier), ‘yang dapat dituliskan dalam bentuk baku dan umum sebagai @ Kergi + Kanga +... + Kea Persamaan-persamaan ini dapat dipecahkan dengan memakai beberapa metoda yaitu, Metoda Eliminasi Gauss, Metoda Gauss-Seidel, dan Algoritma HouseHolder. Diakhir langkah ini, akan diperoleh besaran-besaran yang tak diketahui qu, q2y.» Ge- Besaran-besaran ini dinamakan besaran-besaran primer yang tak diketahui, karena mereka muncul sebagai besaran-besaran pertama yang dicari dalam Persamaan dasar (K]{q} = {P}. Pemberian nama primer akan berubah tergantung pada besaran yang tak diketahui yang muncul dalam persamaan (K]{q} = {P}. 7, Memecahkan Besaran-Besaran Penurunan atau Sekunder. Seringkali besaran-besaran tambahan atau sekunder harus dihitung dari besaran-besaran primer. Relatif langsung untuk mencari besaran-besaran sekunder, jika besaran-besaran primer diketahui, Karena dapat memakai hubungan antara regangan dengan gradien, dap hubungan antara tegangan dengan regangan yang sudah ditentukan dalam langkah 3, D-102 Proceedings, Komputer dan Sisiem Intlijen (KOMMIT2000) Anditorium Universitas Gonadarma, Jakarta, 23 —24 Agustus 2000 3. Metoda Galerkin Metoda Galerkin adalah metoda elemen hingga yang dapat diterapkan pada berbagai jenis ‘masalah seperti teori lendutan kecil dan besar, getaran jinear dan taklinear, serta masalah stabilitas plat baja dan struktur selaput (shell), asalkan model Persamaan Diferensial masalah yang dihadapi telah diketahui (13]. Walaupun perumusan matematis dibalik metode Galerkin cukup rumit, interpretasifisisnya relaif sedethana, Sistem struktur yang ditinjau pertama-pertama dianggap berada dalam keseimbangan. Dengan lam aran Z, kerja total yang dilakcukan oleh semua ‘gaya ini selama perpindahan maya yang kecil 6w dapat ditu'iskan sebagai [ftov°vew — p(x y)KGw)axdy = 0 o ® Persamaan ini merupakan persamaan variasional dasar untuk lenturan pela Substitusi persamaan deret perpindahan lateral (persamaan (6)) ke persamaan (7) menghasilkan Die [fvev4 w(x, y) p,m yddedy = 0 © ae Oleh karena persamaan (8) harus dipeauhi untuk sembarang nilai 8c , schingga diperolch Persamaan (9). ‘Analisis Numerik Untuk Mengukur Kerataan Permukaan Suatu Pelat Baja D-103 ‘Dua Dimensi Dengan Metoda Galerkin & Algoritma Householder [J@v?v?w—p. 6, yidxdy = 0) J[OV?V?—~p, fy % y)dxdy = 0 ) ae JJ @v'v?w—p, dF, ydaxdy = 0 io Setelah persamaan (6) dimasukkan ke pesamaan (9), dapat dihitung integral untuk seluruh permukaan pelat baja. Dengan cara ini, kembali penyelesaian persamaan diferensial pelat direduksi ke enilaian integral batas dari fungsi-fungsi sedechana yang dipilih terlebih dabulu. Dari persamaan linear yang diperoleh, koefisien yang tidak diketahui (cl , c2 , c3 , ..., en ) dapat dihitung dengan menggunakan metoda eliminasi gauss, gauss-seidell dan invers matrik. Oleh karena kerja maya, gaya dalam diperoleh langsung dari persamaan diferensial pelat (tanpa ‘menentukan energi regangan terlebih dahulu), metode Galerkin nampaknya bersifat lebih umum daripada metoda elemen hingga lainnya. Pemakaian metoda Galerkin terutama disarankan untuk Penyelesaian persamaan diferensial dengan koefisien variabel. Ketepatan metoda Galerkin tergantung pada fingsi bentuk yang dipilih, yang merupakan ciri-ciri dari semua cara energi. Persamaan deret lendutan pelat yang hanya memenuhi kondisi tepi geometris juga bisa digunakan dalam metode Galerkin. Pada penelitian ini, gaya tepi bisa menimbulkan kerja maya tambahan yang harus dipechitungkan. Namun, penyelesaiannya akan konvergen jauh lebih cepat bila semua kondisi tepi dipenuhi. 4. Algoritma Householder Algoritma HouseHolder dapat mencari invers dari matrik kekakuan elemen yang bersifat singular atau yang mendekati singular. Sifat singular suatu matrik dilakukan dengan memeriksa nilai elemen pada baris ke i atau kolom ke j, jika seluruh elemen baris ke i atau kolom ke j bemilai nol maka matrik tersebut bersifat singular. Jika tidak, matrik dibentuk dibentuk menjadi matrik upper dan lower, Jalu nilai determinan dihitung dari matrik upper dengan mengalikan elemen-elemen - diagonalnya. Jika nilai determinannya sama dengan nol, maka matrik tersebut bersifat singular. Pada pPenelitian ini untuk menunjang langkah tersebut, digunakan algoritma dekomposisi LU untuk mencari segitiga atas dan segitiga bawah Algoritma Householder membentuk matrik kekakvan elemen K berc!uren nxn menjadi Perkalian antara matrik U yang memiliki nxn Kolom ortogonal dengan matik diagonal W dengan elemen yang positif atau nol, dan transpose dari matrik V ( V" ) yang ortogonal. Dengan algoritma Householder, matrik kekakuan elemen K dapat ditulis dengan persamaan berikut : (19, hal 60-71] B=UW.V™ U, W dan V adalah matrik berukuran nxn. W= diagonal (07.295 Wa) w 20,1 =1,2,3,....n. ‘wi disebut singular value dari matrik kekakuan elemen K. Singular value dari matrik K adalah akar dari eigen value B™.B Gjika jumlah baris sama atau lebih besar dari kolom) atau B.B" (jika jumlah baris lebih kecil dari kolom). Karena matrik K adalah matrik simetris, maka nilai singular value merupakan nilai eigen valuenya, Jika matrik K singular maka paling sedikit ada satu singular value yang bemilsi nol Karena matrik U dan V ortogonal dengan perkataan lain kolom-kolom matrik tersebut ‘ortonormal, maka invers dari matrik U dan V adalah transposenya. Invers dari matrik diagonal W ‘mempunyai elemen-elemen yang berbanding terbalik dengan elemen-elemen matrik diagonal W. Shingga invers dari matrik kekakuan elemen K adalah sebagai berikut D-104 Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2000) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 23 - 24 Agustus 2000 V.W"'.UT, dimana diagonal (wr yw" Ws"... a") Tw, jika wi #0 wi =O, jika w, =0 Seleksi Kisi Pengukuran (Measuring Grid) Keistimewaan dari metoda Galerkin ini adalah penggunaan matrik-matrik bersama dan besar dengan proses yang dikenal dengan metoda Eliminasi Gauss, lavers Matrik, dan Gauss-Seidel untuk matrik yang non-singular serta algoritma HouseHolder untuk matrik singular. Metoda-metoda tersebut.

Anda mungkin juga menyukai