Anda di halaman 1dari 5

PSAK 57

PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

A. Pendahuluan
1. Definisi

Aset kontijensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di
masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.

Liabilitas kontinjensi adalah:

a. Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi
pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa depan yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas
b. Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena
- Tidak terdapat kemungkinan entitas mengeluarkan sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomik
- Jumlah kewajiban tersebuttidak dapat diukur secara andal

Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti.

2. Provisi dan liabilitas lain

Provisi dapat dibedakan dari liabilitas lain, seperti utang usaha dan akrual, karena pada
provisi terdapat ketidakpastian mengenai waktu atau jumlah yang dikeluarkan di masa depan
untuk menyelesaikan provisi tersebut. Akrual sering dilaporkan sebagai bagian dari utang usaha
atau utang lain, sedangkan provisi dilaporkan secara terpisah.

3. Hubungan antara provisi dan liabilitas kontijensi

Secara umum, seluruh provisi bersifat kontijensi karena tidak pasti dalam waktu atau
jumlah. Akan tetapi, dalam pernyataan ini istilah kontijensi digunakan untuk liabilitas dan asset
yang tidak diakui karena keberadaannya baru dapat dipastikan dengan terjadi atau tidak
terjadinya peristiwa atau lebih yang tidak pasti di masa depan dan tidak sepenuhnya berada
dalam kendalii entitas. Sebagai tambahan, liabilitas kontijensi digunakan untuk liabilitas yang
tidak memenuhi kriteria pengakuan.

B. Pengakuan
1. Provisi

Provisi diakui jika :

a. Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hokum maupun bersifat konstruktif) sebagai
akibat peristiwa masa lalu
b. Kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik
c. Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Jika kondisi diatas tidak terpenuhi, maka provisi tidak diakui.

2. Liabilitas Kontinjensi

Entitas tidak diperkenankan mengakui liabilitas kontinjensi. Liabilitas kontinjensi


diungkapkan kecuali arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik
kemungkinannya kecil. Jika entitas bertanggungjawab secara masing-masing dan bersama
dengan pihak lainnya atas suatu kewajiban, maka bagian kewajiban yang diharapkan akan
dipenuhi oleh pihak-pihak lain diperlakukan sebagai liabilitas kontijensi.

3. Aset kontinjensi

Entitas tidak diperkenankan mengakui asset kontinjensi. Asset kontijensi biasanya timbul
dari peristiwa tidak terencana yang menimbulkan kemungkinan arus masuk manfaat ekonomik
untuk entitas. Asset kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan karena dapat
menimbulkan pengakuan penghasilan yang mungkin tidak pernah terealisasikan. Akan tetapi,
jika realisasi penghasilan sudah dapat dipastikan, maka asset tersebut bukan merupakan asset
kontinjensi, melainkan diakui sebagai asset.

C. Pengukuran
1. Estimasi terbaik

Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. Estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini adalah jumlah yang secara
rasional akan dibayar entitas untuk menyelesaikan kewajibannya pada akhir periode pelaporan
atau untuk mengalihkan kewajibannya kepada pihak ketiga pada saat itu. Estimasi hasil dan
dampak keuangan ditentukan berdasarkan pertimbangan manajemen entitas, ditunjang dengan
pengalaman dari transaksi serupa serta dalam beberapa kasus dilengkapi dengan laporan ahli
independen. Ketidak pastian dari jumlah yang akan diakui sebagai provisi dapat dinilai dengan
berbagai cara sesuai dengan kondisi yang ada.

2. Risiko dan ketidak pastian

Dalam menentukan estimasi terbaik suatu provisi, entitas mempertimbangkan berbagai


risiko dan ketidakpastian yang selalu mempengaruhi berbagai peristiwa dan keadaan. Risiko
menimbulkan hasil yang bervariasi. Penetapan risiko dapat menyebabkan kenaikan nilai
liabilitas yang diukur. Jika terdapat ketidakpastian, maka entitas perlu berhati-hati sehingga
pendapatan atau asset tidak menjadi terlalu besar dan beban atau liabilitas tidak terlalu kecil.

3. Nilai kini

Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah provisi adalah nilai kini dari
perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban. Karena nilai waktu dari
uang, provisi yang melibatkan pengeluaran uang yang akan timbul seketika setelah periode
pelaporan lebih memberatkan jika dibandingkan dengan provisi yang melibatkan pengeluaran
uang dalam jumlah sama yang timbul kemudian. Oleh karena itu, jika dampaknya bersifat
material, provisi didiskontokan.
4. Peristiwa masa depan

Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu kewajiban harus tercermin dalam jumlah provisi jika ada bukti obyektif
bahwa peristiwa itu akan terjadi. Dalam menentukan jumlah provisi, entitas perlu
mempertimbangkan peristiwa masa depan yang diperkirakan akan terjadi. Dalam mengukur
kewajiban yang ada, dipertimbangkan dampak peraturan perundang-undangan yang
kemungkinan akan diberlakukan.

5. Rencana pelepasan asset

Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset tidak boleh dipertimbangkan


dalam menghitung suatu provisi leuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan asset
tidak diperhitungkan dalam menghitung provisi walaupun rrencana pelepasan asset tersebut
tekait erat dengan peristiwa yang menyebabkan timbulnya provisi.

D. Penggantian

Jika sebagaian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi diganti oleh pihak
ketiga, maka penggantian tersebut diakui hanya pada saat timbulnya keyakinan bahwa
penggantian pasti akan diterima jika entitas menyelesaikan kewajiban. Penggantian tersebut
diakui sebagai asset yang terpisah. Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh
melebihi nilai provisi. Dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, beban yang
terkait dengan provisi dapat disajikan secara neto dikurangi jumlah yang diakui sebagai
penggantinya.

E. Perubahan Provisi

Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk
mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini, jika arus keluar sumber daya untuk
menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan. Jika provisi
didiskonto, maka nilai tercatatnya akan meningkat pada setiap periode untuk mencerminkan
berlalunya waktu, peningkatan ini diakui sebagai biaya pinjaman.

F. Penggunaan Provisi

Provisi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang berhubungan langsung dengan
tujuan pembentukan provisi. Hanya pengeluaran yang berhubungan langsung dengan tujuan
pembentukan provisi awal yang dapat mengurangi provisi. Membebankan pengeluaran untuk
mengurangi provisi yang semula diakui untuk tujuan lain akan menghilangkan pengaruh dari
dua periode yang berbeda.

G. Penerapan aturan pengakuan dan pengukuran


1. Kontrak memberatkan
Jika entitas terikat dalam suatu kontrak memberatkan, maka kewajiban kini menurut
kontrak tersebut diukur dan diakui sebagai provisi. Banyak kontrak dapat dibatalkan tanpa
membayar kompensasi atau denda kepada pihak lain sehingga tidak ada kewajiban. Jika terjadi
peritiwa yang mengakibatkan kontrak tersebut memberatkan, maka kontrak tersebut masuk
dalam lingkup dan terdapat liabilitas yang diakui.

Pernyataan ini mendefinisikan kontrak memberatkan sebagai kontrak yang


menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindarkan dalam memenuhi kewajiban menurut kontrak
dan biaya tersebut melebihi manfaat ekonomik yang diperkirakan akan diterima. Biaya yang
tidak dapat dihindarkan dalam kontrak mencerminkan biaya neto terendah untuk terbebas dari
ikatan kontrak. Sebelum membentuk suatu provisi untuk kontrak yang memberatkan, entitas
mengakui kerugian karena penurunan nilai asset yang diperuntukkan bagi kontrak tersebut
dalam PSAK 48 : Penurunan nilai asset.

2. Restrukturisasi

Restrukturisasi adalah program yang direncanakan dan dikendalikan oleh manajemen


dan secara material mengubah lingkup kegiatan usaha suatu entitas dan cara mengelola usaha
tersebut. Contoh peristiwa restrukturisasi adalah sebagai berikut :

a. penjualan atau penghentian suatu lini usaha;

b. penutupan lokasi usaha dalam suatu negara atau kawasan ke negara atau kawasan
lain;

c. perubahan dalam struktur manajemen, misalnya menghilangkan satu lapis manajemen;


dan

d. reorganisasi mendasar yang memiliki dampak signifi kan pada karakteristik dan fokus
operasi entitas.

Kewajiban konstruktif untuk melakukan restrukturisasi muncul hanya jika entitas memiliki
rencana formal yang rinci dan menciptakan ekpektasi yang valid pada pihak-pihak yang terkena
dampak restrukturisasi . Provisi restrukturisasi hanya mencakup pengeluaran langsung yang
timbul dari restrukturisasi, yaitu yang memenuhi kedua persyaratan berikut ini:

a. benar-benar harus dikeluarkan dalam rangka restrukturisasi


b. tidak terkait dengan aktivitas yang masih berlangsung pada entitas

H. Pengungkapan

Untuk setiap jenis provisi, entitas harus mengungkapkan :

a. nilai tercatat pada awal dan akhir periode;


b. provisi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk peningkatan
jumlah pada provisi yang ada;

c. jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada provisi selama
periode bersangkutan;

d. jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan; dan

e. peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul karena
berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.

Entitas juga harus mengungkapkan pula:

a. uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan perkiraan saat arus keluar sumber
daya terjadi;

b. indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus keluar tersebut jika diperlukan
dalam rangka menyediakan informasi yang memadai, entitas harus mengungkap kan
asumsi utama yang mendasari prakiraan peristiwa masa depan

c. jumlah estimasi penggantian yang akan diterima dengan menyebutkan jumlah aset yang
telah diakui untuk estimasi penggantian tersebut.

I. Ketentuan Transaksi

Dampak diterapkannya pernyataan ini pada tanggal efektifnya atau lebih awal)
dilaporkan sebagai penyesuaian saldo awal pada periode pernyataan ini pertama kali
diterapkan. Entitas dianjurkan tetapi tidak disyaratkan, untuk menyesuaikan saldo laba awal dari
periode sajian paling dini dan menyajikan kembali informasi komparatif. Jika informasi
komparatif tersebut tidak disajikan kembali, maka fakta tersebut harus diungkapkan.

J. Tanggal efektif

Entitas menerapkan pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2011.

Anda mungkin juga menyukai